ANTE NATAL CARE LP P2
ANTE NATAL CARE LP P2
A. Pengertian
Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil, yang bukan
saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan wanita
hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga ibu dan anak sehat (Mochtar, 1998).
Pelayanan antenatal adalah untuk mencegah adanya komplikasi obstretri dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin (Saifuddin, dkk.,
2002)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar
melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan
mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan oftimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
( Departemen Kesehatan, 2007)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalianan yang aman dan memuaskan (Handaya,
2008).
B. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui
masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan
bayi yang sehat (Depkes RI, 1994). Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang
dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersipkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian
neonatal.
C. Standar pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui sesuai
tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung
ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5
sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg
setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar
0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan
darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun
berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkn pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk melindungi ibu
dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan
pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3
diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan setelah setahun TT4
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan
dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,
serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan
maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan
manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan
memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada
tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang
sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit
menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya.
D. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif:
Amenorrhea.
Dapat disebabkan oleh: gangguan endokrin, abnormalitas sistem saraf,
penyakit infeksi, anemia, obstruksi servikal, atau ketegangan emosi
Kelemahan/dan keletihan, dapat diakibatkan karena anemia atau infeksi.
Mual dan muntah (morning sickness)
Merupakan respon awal tubuh terhadap tingginya kadar progesteron,
dapat disebabkan karena gangguan pada saluran cerna atau alergi.
Terjadi antara minggu ke-2-6 dan menghilang pada minggu ke-12.
Perubahan payudara
Terasa penuh dan nyeri, hiperpigmentasi areola mammae, perubahan
nipple, sekresi kolostrum, pelebaran vena.
Peningkatan sekresi berkemih.
Kongesti darah pada organ-organ pelvik meningkatkan sensitivitas
jaringan, tekanan karena pembesaran uterus menstimulasi saraf dan
mentrigger keinginan untuk berkemih selama hamil. Dapat pula
disebabkan oleh penyakit infeksi saluran kencing, trauma dan
pertumbuhan tumor vesika urinaria.
Perubahan mood: letih, pusing, sakit kepala.
Leukorea Quickening
Sensasi adanya gerakan dapat dirasakan pada minggu ke- 22 pada
primipara dan minggu ke-20 pada multipara.
b. Obyektif (probabilitas)
Perubahan fisiologi dan anatomi
Peningkatan temperatur basal tubuh (basal body temperature)
Perubahan kulit: Striae gravidarum dan pigmentasi (kloasma, linea
nigra)
Perubahan payudara
Pembesaran abdomen
Perubahan rahim dan vagina
2. Tanda kemungkinan hamil
Merupakan tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung
dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan
kuat adanya kehamilan. Tandanya meliputi:
a. Pembesaran rahim
b. Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus
ibu hamil.
c. Kontraksi Braxton Hicks
d. Ballotement → pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan
kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
e. Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
f. Goodell sign : melunaknya serviks.
g. Test kehamilan positif.
3. Tanda positif kehamilan (absolut)
a. Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
b. Terdengar detak jantung janin
c. Teraba bagian-bagian janin
d. Teraba gerakan janin.
E. Perubahan Fisiologi Kehamilan
1. Sistem kerja hormon
a. Sistem endokrin
Kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Selama kehamilan, banyak perubahan yang
terjadi pada kelenjar ini.
Kelenjar tyroid
Selama masa kehamilan, basal metabolik rate (BMR) meningkat hampir
20% dan kelenjar tyroid membesar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan
tetap sama. Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan
meningkatnya metabolic rate disebabkan karena oksigen yang digunakan
lebih banyak.
Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama kehamilan, terutama
selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium dan vitamin
D janin lebih besar. Hormon paratiroid penting untuk mempertahankan
kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut metabolisme
tulang dan otot terganggu.
Pankreas
Insulin dihasilkan oleh kelompok sel-sel kecil yang disebut pulau
langerhans, yang terjadi di seluruh jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena
keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang
mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari
mereka mengeluarkannya ke dalam urine. Bagi ibu yang diabetes,
kehamilan merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan
medis yang berkelanjutan.
Kelenjar pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi
juga dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle stimulating hormone
(FSH) ditekan oleh chorionic gonadotropin (hCG) yang dihasilkan dalam
plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropok
meningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan
abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui.
Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan prolaktin oleh lobus posterior
meningkat dan menyiapkan perannya menstimulasi kontraksi otot uterus
dalam proses persalinan.
Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian
kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam
darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi
epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah
ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan:
1) hCG (human chorionic gonadotropin)
dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
puncaknya pada minggu ke-9 – 13
mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil alih
2) hPL (human placental lactogen)
Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
Kerjanya berlawanan dengan insulin
Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3) Estrogen
Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
4) Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan ovarium
Berperan dalam mempertahankan kehamilan, memlihara
endometrium, dan merelaksasikan otot-otot uterus
Menurunkan tonus dan motilitas lambung dan saluran cerna
Merelaksasikan otot-otot kaki dan pembuluh darah ekstremitas
5) Relaksin
Dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta, dan desidua
Berfungsi untuik menurunkan kontraksi uterus, melunakkan
serviks, dan pengubahan kolagen
6) Prostaglandin
Substansi lipid yang disimpan dalam desidua selama hamil dan juga
terdapat dalam cairan semen. Berperan kompleks untuk memulai
persalinan.
b. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak
hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum
tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron.
Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama
kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis
hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hCG), human placental
lactogen (hPL) juga disebut chorionic somatomotropin (hCS), dan human
chorionic thyrotropin (hCT).
2. Perubahan berat badan
Kenaikan BB selama trimester rata-rata kenaikan hanya 1–2,5 kg
kemudian meningkat 0,3–0,5 kgperminggu, dibawah rata-rata pada wanita.
Peningkatan berat progresif bertahap pada dua trimester terakhir umumnya
merupakan peningkatan jaringan lemak dan tidak berlemak. Selama trimester
kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan trimester ketiga
kebanyakan merupakan pertumbuhan janin(Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2005).
Kenaikan BB selama kehamilan sangat penting, BB yang kurang
selama kehamilan memudahkan resiko lahir kecil untuk masa
kehamilan.Tidak adekuat kenaikan BB selama lebih dari ½ masa kehamilan
akan melahirkan bayi preterm. Resiko ini terjadi jika total kenaikan tidak
sesuai dengan yang dianjurkan.
3. Perubahan uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ
yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang
mengandung janin, plasenta dan sekitar 1000 ml air ketuban. Beratnya
meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran
ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut-serabut otot dan jaringan yang
berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf.
Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada
minggu ke- 40
(Bobak, 2005).
4. Perubahan vagina dan vulva
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada vagina
menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda chadwick’s, corak
yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh pemeriksa.
5. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama serviks menjadi
lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplay darah (tanda Goodell’s).
Kanalis servikalis dipengaruhi oleh mukus yang kental disebut operkulum.
6. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah
rasa kesemutan, nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami
pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplay
darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras, dan pada awal
kehamilan keluar cairan jernih, (kolostrum). Area berpigmen disekitar puting,
areola, tumbuh lebih gelap, dan kelenjar-kelenjar montgomery menonjol
keluar.
7. Sistem perkemihan
Di bawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah
bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter bekerja
ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik ureter menurun. Sebagai
akibat, gerakan urine ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urine ini
meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
8. Sistem pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke atas, bentuk
dan ukuran rongga dada, berubah tetapi tidak membuatnya lebih kecil.
Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum hamil atau
mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital
tidak berubah. Volume tidal, volume ventilasi permenit, dan ambilan oksigen
meningkat. Karena bentuk dari rongga thoraks berubah dan karena bernapas
lebih cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas.
9. Sistem integumen
o Pigmentasi: disebabkan oleh hormon pituitari anterior melanotropin yang
meningkat selama kehamilan.
o Fasial melasma : chloasma atau topeng kehamilan adalah bentuk seperti
jerawat, merupakan hiperpigmentasi, berwarna kecoklatan diatas pipi,
hidung dan kening.
o Linea nigra : merupakan garis pigmentasi yang terentang dari simfisis
pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah tubuh.
o Striae gravidarum tanda regagangan disebabkan kerja adenokortikosteroid
yang terlihat pada abdomen, paha dan payudara.
o Angioma atau telangiektasis (vascular spiders): ujung arteriola yang
berdenyut dan menonjol berwarna kebiruan dan tidak hilang bila ditekan.
Biasanya ditemukan pada leher, dada, wajah dan lengan.
10. Muskuloskeletal
Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga kalsium dan
fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Caries gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah
terbentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu
aktivitas penghancuran email yang menyebabkan caries.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur
tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar
dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertari ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa
wanita.
11. Sistem kardiovaskuler
o Hipertropfi kardia atau dilatasi bersifat sekunder dengan meningkatnya
volume darah dan curah jantung.
o Perubahan auskultasi berhubungan dengan perubahan dalam ukuran dan
posisi jantung. Peningkatan volume darah dan CO juga memberikan
perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi pada kehamilan, bunyi
splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar, S3 terdengar setelah usia
kehamilan 20 minggu.
o TD arteri bervariasi sesuai usia, tingkat aktifitas dan adanya masalah
kesehatan. Faktor lain perlu dipertimbangkan; posisi maternal, kecemasan
yang dialami dan ukuran manset.
o Selama trimester II terjadi penurunan pada sistolik dan diastolik sekitar 5-
10 mmHg sebagai akibat vasodilatasi perifer karena perubahan hormonal
selama kehamilan.
12. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.
Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung
menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung, dan
intestin.
E. Perubahan-Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas
dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
A. Pengkajian Prenatal
1. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
Varises
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi perkemihan
Urinalisis: Peningkatan berat jenis
Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
5. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan
torakal.
7. Keamanan
Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.Sensasi gerakan janin
pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
- Penghentian menstruasi
- Perubahan respon /aktivitas seksual
- Leukosa mungkin ada.
- Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)
- Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
- Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
- Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
11. Pemeriksaan Diagnostik
- JDL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)
- golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
- Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
- Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
- Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
- Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
- Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
- Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
- Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
- Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
- Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.
B. DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN
Trisemester I
1. Nutrisi; Perubahan , kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap b/d
mual muntah
Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan
Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.
Tindakan:
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit
Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan
sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
2. Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun atau
lebih dari 35 tahun)
Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/DM
3. Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet
Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
4. Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya
Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi –pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan
berat badan lahir rendah
5. Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht
Rasional: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu
Tindakan:
1. Auskultrasi denyut jantung janin
Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola
hidatidosa
2. Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah
Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan
kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan
matabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastric
memperberat mual dan muntah pada trisemester pertama.
3. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus,
peptikum, gastritis, kolesistisis)
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran
dan berat jenis urine.
Rasional: Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi
5. Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
Tindakan:
1. Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien
Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling
percaya
2. Klarifikasi kesalah pahaman
Rasioal: Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
3. Tentukan derajat motivasi untuk belajar
Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
Tindakan:
1. Kaji sikap terhadap kehamilan
Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-
efek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi
2. Berikan informasi tentang kenormalan perubahan
Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang
terjadi
3. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil
Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan
meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan
aktivitas yang menyenangkan
2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
Tindakan:
1. Kaji status pernapasan
Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60
% klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada
inspirasi.Berkurang oleh pembesaran ulkus.
2. Anjurkan sering istirahat
Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan kelebihan
3. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk
Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.
4. Kaji Ht / Hb
Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32
mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia
dan menurunkan kapasitas pembawa O2.
3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang
mengakibatkan kesejahteraan.
Tindakan:
1. Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II
Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
2. Lakukan / lanjutkan program penyuluhan
Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum
melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
3. Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang
potensial situasi resiko tinggi.
4. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol
atau mengatasi masalah medis
Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus
ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
Trisemester III
1. Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan
Tindakan:
1. Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk
mengatasinya
Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
2. Kaji status pernapasan klien
Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak
mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam
kandungan
3. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara
jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah
Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon
pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.
4. Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih
Rasional: Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung
kemih, mengakibatkan sering berkemih
2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang 30ennin-faktor resiko
individu yang potensial
Tindakan:
1. Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi
natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus,
dan fungsi ssp
2. Dapatkan kultur vagina
Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan
ketidaknyamanan berat pada klien
3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran
Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran
4. Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28
Rasional: Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada
klien dan janin
5. Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik
Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester
III yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati,
penuaan plasenta dan ketoasidosis
3. Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi
Tindakan:
1. Berikan info tentang perubahan berkemih
Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi
berkemih.
2. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur
Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami oedema.
GRAVIDA TRIWULAN I
Perubahan hormone
endokrin Perubahan psikologis dan
pengaruh hormonal
Estrogen meningkat Peningkatan HCG
Kurang terpajan informasi
Proliferasi duktus payudara Estrogen, progesterone, tentang proses kehamilan
relaksin ↑
Payudara membesar Kurang pengetahuan
Merilekskan otot polos GI tentang proses kehamilan
Peregangan serabut saraf alami
nosiseptor Peristaltic ↓
Kelelahan
PENYIMPANGAN KDM
GRAVIDA TRIWULAN II
Proses kehamilan