PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum
subyek hukum yakni orang atau badan hukum ke dalam bentuk perangkat baik
yang bersifat prefentif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun
hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut
yang diberikan oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah
berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk
memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan
rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari ganguan dan berbagai
kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal
arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum
adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia
B. Dasar-dasar Hukum
pendapat ahli hukum serta ahli kedokteran (termasuk doktrin). Hukum kesehatan
dilihat dari objeknya mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan
cukup luas dan kompleks. Bentuk hukum tertulis atau undang-undang mengenai
dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai
hukum lainnya”
Association for Medical Law yang diadakan secara periodik hingga saat ini. Di
pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan
D. Hukum Kesehatan
manusia menuju ke arah tujuan deklarasi “health for all” dan perlindungan secara
Dengan sendirinya hukum kesehatan ini mengatur hak dan kewajiban masing-
penerapannya serta hak dan kewajiban baik perorangan dan segenap lapisan
kaidah hukum perdata, hukum administrasi negara, dan hukum pidana dalam
kaitannya dengan hal tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hukum
kesehatan adalah seluruh kumpulan peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang
traktat, konsensus, dan pendapat ahli hukum serta ahli kedokteran (termasuk
doktrin).
E. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan
terjalin antara rumah sakit dengan pasien. Dilihat dari aspek perdata, hubungan
antara pasien dan dokter atau rumah sakit dalam pelayanan kesehatan disebut
dengan transaksi terapeutik. Apabila atas penjelasan dokter, pasien telah dapat
mengerti dan akhirnya menyetujui untuk dilakukan suatu tindakan guna upaya
kewajiban bagi dokter atau rumah sakit dan pasien. Dari aspek perdata seorang
dokter yang merawat pasien oleh peraturan dimungkinkan adanya tuntutan ganti
rugi.
menyatakan bahwa :
yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
rehabilitatif.”
kemampuannya.
moral adalah kaidah yang tertinggi dan tidak dapat ditaklukkan oleh kaidah yang
lainnya3. Kaidah moral dapat diwujudkan secara positip maupun secara negatif.
Bentuk positip dari kaidah moral adalah perintah yang mengharuskan atau
masyarakat yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang memenuhi standar dan
Sedangkan dalam bentuk yang negatif kaidah moral merupakan suatu larangan
moral sebagai landasan atau pijakan dalam melahirkan sikap tertentu. Apoteker
sebagai individu maupun sebagai kelompok dalam melakukan tindakan juga harus
berpegang pada moral yang baik, yang diwujudkan dalam bentuk Kode Etik
harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk hidup
kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh
Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh
menjadi aturan bersama yang digunakan oleh apoteker sebagai pedoman dan
yang harus dilakukan terhadap dirinya sendiri, pasien, tenaga kesehatan lainnya
dan terhadap masyarakat. Tidak semua apoteker berperilaku baik atau selalu taat
Murni dalam arti tidak ada unsur lain dalam pelanggaran yang dilakukan oleh
apoteker selain masalah moral contoh pelanggaran etik murni yang dilakukan
apoteker memuji diri sendiri dan menganggap pelayanan yang dilakukan oleh
kesehatan diri, pelecehan sosial dan seksual. Kedua pelanggaran etik yang disertai
selalu disertai pelanggaran disiplin profesi dan mungkin juga pelanggaran hukum.
sebagainya.
kewenangan juga mempunyai hak dan kewajiban yaitu kewajiban yang bersumber
Kewajiban yang timbul sebagai seorang profesi apoteker yang ditetapkan oleh
yang tercantum dalam kode etik yaitu, kewajiban umum, kewajiban apoteker
kepada pasien, kewajiban apoteker kepada teman sejawat dan kewajiban apoteker
6. Seorang apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain
profesinya
ingin diperlakukan.
11. Sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati
untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik
14. Seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
terlebih dahulu
i. Meningkatkan Kompetensi
kelompok
Operasional
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama
undangan
undangan.