PENDAHULUAN
Apa yang terjadi dalam urian diatas adalah bagian dari proses yang harus
1
berhadapan dengan dinamika perubahan di dalam masyarakat. Atas dasar asumsi
teoritik inilah, penulis ingin menjelaskan sedikit tentang metode/filosofi dakwah
Mauizhatul Hasanah guna mengantisipasi kurangnya pemahaman nilai-nilai
agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Filosofi dakwah Mauidzatul Hasanah?
2. Apa karakteristik Filosofi dakwah Mauidzatul Hasanah?
3. Apa tujuan dan manfaat metode dakwah Mauidzatul Hasanah?
4. Apa saja penerapan dari metode dakwah Mauidzatul Hasanah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian metode dakwah Mauidzatul hasanah.
2. Untuk menjelaskan tentang karakteristik metode dakwah Mauidzatul
hasanah.
3. Untuk menjelaskan tentang tujuan dan manfaat metode dakwah Mauidzatul l
hasanah
4. Untuk menjelaskan tentang penerapan metode dakwah Mauidzatul hasanah.
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Quthb, bahwa metode Mauidzatul Hasanah adalah dakwah yang
mampu meresap kedalam hati dengan halus dan merasuk kedalam
perasaan dengan lemah lembut. Tidak bersikap menghardik, memarahi
dan mengancam dalam hal-hal yang tidak perlu, tidak membuka aib
atas kesalahan-kesalahan audiens, karena mereka melakukan hal itu
disebabkan tidak tahu. Sifat lemah lembut dalam penyampaian islam,
pada umumnya mendatangkan petunjuk bagi hati yang sesat dan
menjinakan hati yang benci serta mendatangkan kebaikan.
Menurut A. Hasymi, menjelaskan bahwa Mauidzatul Hasanah adalah
pelajaran yang indah yang senang orang lain mendengarkanya,
memasuki sel-sel otak dan relung-relung hati.
Seorang daí sebagai subjek dakwah harus mampu menyesuaikan dan
mengarahkan pesan dakwahnya sesuai dengan tingkat berpikir dan lingkup
pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar
untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam kehidupan
pribadi atau masyarakat dapat terwujud.
Hadis Nabi :
اس َعلَى قَ ْد ِر ُعقُولِ ِه ْم
َ َّخاَ ِطبُوا الن
Berbicaralah kamu dengan manusia sesuai dengan kadar kemampuannya.[4]
B. Karakteristik Metode Dakwah Maidzatul Hasanah
Yang membedakan antara metode dakwah bi al-Mau’idzatil hasanah
dengan metode-metode yang lainnya adalah terletak pada penerapannya.
Metode ini lebih menekankan pada penyampaian pesan dakwah secara
langsung seperti ceramah maupun nasihat, sehingga mad’u akan lebih
mudah menerima pesan dakwah tersebut.
4
Tujuan Informatif
Tujuan Persuasif
Tujuan Rekreatif
2. Manfaat metode dakwah Mauidzatul Hasanah diantaranya adalah
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda: “Siapa saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia
memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa
dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan,
maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa
dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)
D. Penerapan Metode Dakwah Mauidzatul Hasanah
Penerapan metode dakwah bi al-Mau’idzatil hasanah
diantaranya adalah:
1. Tabligh
Kata tabligh diangkat dari salah satu definisi dar konsep dakwah.[8]
Secara harfiyah kata-kata tabligh berasal dari kata balagha yang artinya sampai.
Kemudian dalam bentuk fiil muta’addi menjadi ballagha yang artinya
menyampaikan. Bentuk dasar (mashdar) dari fiil madhi ini adalah tabligh.
Dalam konteks dakwah, tabligh diartikan menyampaikan atau
menginformasikan ajaran Ilahi kepada manusia agar diimani dan dapat
dipahami serta dijadikan pedoman hidupnya. QS. Al-Maidah : 67 yang artinya:
Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan
jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang kafir.
[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh Nabi Muhammad s.a.w.
2. Ta’lim (Tarbiyah)
Ta’lim dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pengajaran dan
pendidikan yang berupaya mendidik dan menambah wawasan dan internalisasi
nilai menuju insan yang bertakwa. Dalil tentang ta’lim QS. Al-Baqarah: 151
5
yang berbunyi: Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui.
3. Taujih wal Irsyad (BK)
Merupakan salah satu penerapan dari metode Mau’idzatil hasanah yang
memiliki makna bimbingan dan konseling. Dalam hal ini bimbingan yaitu
“proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia akhirat.”
Sedangkan konseling yaitu “proses pemberian bantuan terhadap individu agar
dirinya menyadari kembali terhadap eksistensinya sebagai makhluk Allah yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Ilahi, sehingga ia
dapat mencapai kebahagiaan dunia akhirat.”
Dengan demikian konseling lebih memfokuskan kajian pada
penyelesaian kasus dan pemecahannya agar setiap individu mampu
menyelesaikan masalahnya melalui suatu proses atau tahapan-tahapan dan
mengikuti aturan tertentu.
4. Tanshih (Nasihat)
Tanshih atau nasihat dipahami para da’i sebagai tutur kata yang berisi
tentang ajaran Islam agar dilakukan oleh orang yang diberi nasihat. Nasihat
sifatnya anjuran yang bernilai motivasi untuk mengingatkan akan adanya
konsekuensi logis dan sanksi atas segala bentuk perbuatan.
Pelaksanaan nasihat lebih santun dan manusiawi karena menekankan pada
aspek bahasa kalbu yang menyentuh sehingga jauh dari ungkapan pemaksaan
kehendak. Dalam al-Quran juga telah dijelaskan tentang nasihat dalam surat al-
‘Ashr : 3. Yang aertinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
5. Tamsil (Analogi)
Tamsil atau perumpamaan atau analogi merupakan salah satu teknik
6
dakwah mau’idzatil hasanah yang bertujuan untuk meyakinkan para mad’u.
Dalil dari perumpamaan sebagai teknik dakwah terdapat pada QS. Al-Baqarah:
261 yang artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166 ] adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
[166] Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad,
pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
6. Taqish (Kisah)
Secara etimologi lafaz Qishah memiliki beragam makna seperti
menceritakan, menelusuri dan mengikuti jejak. Sedangkan secara terminology
kisah dalam al-Quran berarti berita-berita tentang umat terdahulu, nabi-nabi
mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, masa kini dan
masa yang akan datang.
Dengan demikian kisah merupakan salah satu teknik menyampaikan
materi dakwah dengan bercerita tentang berbagai peristiwa yang mengandung
nilai edukasi atau ibrah yang dapat diambil hikmahnya sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan.
QS. Ali Imran:62 yang artinya: ..........Sesungguhnya ini adalah kisah yang
benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan
Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
“Ayat sebelumnya menjelaskan tentang kisah Nabi Isa as.”
7. Tabsyir Wa Tandzir (kabar gembira dan peringatan)
Tabsyir dalam istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-
kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah.
Sedangkan Tandzir menurut istilah dakwah adalah penyampaian pesan dakwah
dimana isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan
akhirat dengan segala konsekuensinya. Di dalam al-Quran, istilah tandzir
biasanya dilawankan dengan kata tabsyir (QS. al-Baqarah: 119). Yang artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran;
7
sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan
diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metode Mauidzatul hasanah merupakan salah satu metode dakwah yang cara
8
penyampaiannya dengan bentuk ceramah, nasihat dll, Menggunakan bahasa sesuai
dengan bahasa umat yang dihadapi, Memeberi nasihat dan wasiat secara bertahap
dan berencana jera melakukanya, Memberi kabar gembira serta memberi informasi
yang membuat mereka, Memberikan teladan yang baik. Tujuannya adalah untuk
menyeru dan mengajak umat Islam kembali ke jalannya, serta menyebarkan
kebaikan supaya umat Islam dapat mengamalkannya. Manfaat yang diperoleh
adalah kita akan mendapatkan pahala dua kali lipat jika kita menyampaikannya
kepada orang lain sehingga orang tersebut mengamalkannya.
Penerapan dari metode dakwah ini diantaranya adalah Tabligh (ceramah),
Ta’lim (tarbiyah), Taujih wal Irsyad (bimbingan dan konseling), Tanshih (nasihat),
Tamsil (perumpamaan), Tabsyir wa Tandzir (kabar gembira dan peringatan), Taqish
(kisah).
DAFTAR PUSTAKA
9
kebaikan.html
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-tujuan-
dan-manfaat-teks.html
https://itdafriyenny.wordpress.com/2012/11/09/metode-dakwah-mauizhan-al-
hasanah-dan-turunannya-dalam-perspektif-al-quran-dan-hadis/
http://anacarlya.blogspot.com/2013/04/mengenal-metode-metode-
mawizhah.html?m=1
Munir, M. 2006. Metode Dakwah. Prenada Media: Bandung.
10