Anda di halaman 1dari 12

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT JANTUNG KORONER”

Oleh
Nopi Indarsih

Program Studi Profesi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada
Mojokerto
2020

1
2

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit jantung koroner


Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Selasa, 28 November 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat/Ruangan : Rumah

A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di
Negara maju.Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK.sehingga upaya
pencegahan harus  bersifat multifaktorial juga. Penyakit arteri koronaria
merupakan masalah kesehatan yang  paling lazim dan merupakan penyebab
utama kematian di USA.Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan
resiko dan angka kematian penyakit ini tetap merupakan tantangan  bagi tenaga
kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan. Mengenal
Faktor resiko PJK sangat penting dalan usaha pencegahan PJK merupakan salah
satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PJK untuk
menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu dengan caramengendalikan
faktor resiko PJK.

Faktor-faktor resikonya besar, tetapi dapat diubah (modifiable risk


factors) dalam  perkembangan CAHD. Faktor resiko utama PJK adalah:
hipertensi, hiperlipoproteinemia,makanan, dan merokok, dimana merupakan
faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversible. Faktor resiko lainnya adalah :
umur, ras, jenis kelamin, keturunan (bersifat Irreversibel), geografis, diet,
obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress,
perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat reversibel). Dengan mengatur,
berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat menurunkan
resiko dan kematian akibat PJK.

2
3

B. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit diharapkan
peserta penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang penyuluhan
penyakit jantung koroner.

C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan lansia dapat:
a) Mengetahui pengertian penyakit jantung koroner.
b) Mengetahui penyebab jantung koroner.
c) Mengetahui patofisilogi penyakit jangtung koroner.
d) Mengetahui Manifestasi Klinis penyakit jantung koroner.
e) Mengetahui komplikasi penyakit jantung koroner.
f) Mengetahui penatalaksaan penyakit jantung koroner.
g) Mengetahui Pengobatan penyakit jantung koroner.

D. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

E. MEDIA
a. Leaflet

F. MATERI
a) Pengertian penyakit jantung koroner.
b) Penyebab jantung koroner.
c) Patofisilogi penyakit jangtung koroner.
d) Manifestasi Klinis penyakit jantung koroner.

3
4

e) Komplikasi penyakit jantung koroner.


f) Penatalaksaan penyakit jantung koroner.
g) Pengobatan penyakit jantung koroner

G. PROSES PELAKSANAAN
KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA/AUDIENS
1. Pembukaan :
a. Salam pembukaan a. Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Apersepsi b. Memperhatik
d. Mengkomunikasikan tujuan an 5 menit
c. Menjawab
pertanyaan
d. Memperhatik
an
2. Kegiatan inti penyuluhan 20 menit
a. Menyampaikan materi tentang: a. Menyimak dan
a) Pengertian penyakit jantung memperhatikan
koroner. penyuluhan
b) Penyebab jantung koroner.
c) Patofisilogi penyakit jangtung
koroner.
d) Manifestasi Klinis penyakit
jantung koroner.
e) Komplikasi penyakit jantung
koroner.
f) Penatalaksaan penyakit jantung
koroner.
g) Pengobatan penyakit jantung
koroner

4
5

b. Memberi kesempatan sasaran untuk


bertanya.
b. Aktif bertanya.

3. Penutup
a. Menyimpulkan materi yang telah a. Bersama penyuluh
didiskusikan. menyimpulkan materi
b. Melakukan evaluasi penyuluhan b. Peserta mampu
5 menit
menjawab pertanyaan
penyuluh
c. Mengakhiri kontrak dan c. Menjawab salam
kegiatan penyuluhan dengan salam.

MATERI PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Pengertian penyakit jantung koroner


Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi
penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan
atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang
sering ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung
memompa darah akan hilang, sehingga sistem kontrol irama jantung akan
terganggu dan selanjutnya bisa menyebabkan kematian (Soeharto, 2001).

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat


otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada.
Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan
terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan serangan jantung. Adanya
ketidakseimbangan antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung memicu

5
6

timbulnya PJK (Huon, 2002). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
secara klinis PJK ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada
atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki, kerja berat ataupun
berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.
Pemeriksaan Angiografi dan Elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk
memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan
terjadinya iskemik merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis
(Soeharto dalam Haslindah, 2015).

B. Penyebab penyakit jantung koroner


Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot
jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah,
kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir dengan kematian
(Hermawatirisa, 2014). Faktor risiko dapat berupa semua faktor penyebab
(etiologi) ditambah dengan faktor epidemiologis yang berhubungan secara
independen dengan penyakit. Faktor – faktor utama penyebab serangan jantung
yaitu perokok berat, hipertensi dan kolesterol. Faktor pendukung lainnya meliputi
obesitas, diabetes, kurang olahraga, genetik, stres, pil kontrasepsi oral dan gout
(Huon, 2002). Faktor risiko seperti umur, keturunan, jenis kelamin, anatomi
pembuluh koroner dan faktor metabolisme adalah faktor-faktor alamiah yang
sudah tidak dapat diubah. Namun ada berbagai faktor risiko yang justru dapat
diubah atau diperbaiki. Sangat jarang orang menyadari bahwa faktor risiko PJK
bisa lahir dari kebiasaaan hidup sehari-hari yang buruk misalnya pola komsumsi
lemak yang berlebih, perilaku merokok, kurang olaraga atau pengelolaan stress
yang buruk (Anies,2005). Dari faktor risiko tersebut ada yang dikenal dengan
faktor risiko mayor dan minor. Faktor risiko mayor meliputi hipertensi,
hiperlipidemia, merokok, dan obesitas sedangkan faktor risiko minor meliputi

6
7

DM, stress, kurang olaraga, riwayat keluarga, usia dan seks.Menurut D.Wang
(2005) faktor risiko PJK pada wanita meliputi :
a) Obesitas
b) Riwayat Keluarga
c) Penggunaan kontrasepsi oral yang disertai dengan riwayat merokok
d) Diabetes Melitus
e) Kolesterol
f) Merokok
Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:
a. Aterosklerosis Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab
penyakit arteri koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis
menyebabkan penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri
koronaria, sehingga secara progresif mempersempit lumen pembuluh
darah. Bila lumen menyempit makaresistensi terhadap aliran darah akan
meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium (Brown, 2006).
b. Trombosis Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan
lama kelamaan berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada mulanya,
gumpalan darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk
mencegahan perdarahan berlanjut pada saat terjadinya luka.
Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek tersebut, yang kemudian
bersatu dengan keping-keping darah menjadi trombus. Trombosis ini
menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah jantung, dapat
menyebabkan serangan jantung mendadak, dan bila sumbatan terjadi di
pembuluh darah otak menyebabkan stroke (Kusrahayu, 2004).

C. Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner


Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu Silent Ischaemia (Asimtotik), Angina Pectoris,

7
8

dan Infark Miocard Akut (Serangan Jantung). Berikut adalah penjelasan masing-
masing klasifikasi PJK:
a. Silent Ischaemia (Asimtotik)Banyak dari penderita silent ischaemiayang
mengalami PJK tetapi tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau
tanda-tanda suatu penyakit (Iman, 2004:22).
b. Angina PectorisAngina pectoristerdiri dari dua tipe, yaitu Angina Pectoris
Stabil yangditandai dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu rasa
tertekan atau berat di dada yang menjalar ke lengan kiri dan Angina
Pectoris tidak Stabil yaitu serangan rasa sakit dapat timbul, baik pada saat
istirahat, waktu tidur, maupun aktivitas ringan. Lama sakit dada jauh lebih
lama dari sakit biasa. Frekuensi serangan juga lebih sering.
c. Infark Miocard Akut (Serangan Jantung)Infark miocard akut yaitu
jaringan otot jantung yang mati karena kekurangan oksigen dalam darah
dalam beberapa waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada, seperti
tertekan, tampak pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak,
pusing, serta pingsan (Notoatmodjo, 2007:304)

D. Patofisiologi penyakit jantung koroner


Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak
pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan
peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) darah berlebihan dan
menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat
merusak pembuluh darah (Al fajar, 2015). Penyumbatan pada pembuluh darah juga
dapat disebabkan oleh penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan
kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa
pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan ulserasi dan pendaeahan di
bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak
akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan jantung (Naga, 2012). Pada umumnya
PJK juga merupakan ketidakseimbangan antara penyedian dan kebutuhan oksigen
miokardium. Penyedian oksigen miokardium bisa menurun atau kebutuhan oksigen

8
9

miokardium bisa meningkat melebihi batas cadangan perfusi koroner peningkatan


kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan peningkatan aliran darah.
gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila terjadi penyumbatan
sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama arteri koroner. Penyempitan
<50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini
tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung
(Saparina,2010). Menurut Saparina (2010) gambaran klinik adanya penyakit jantung
koroner dapat berupa :

a) Angina pectoris
Angina Pectoris merupakan gejala yang disertai kelainan morfologik yang
permanen pada miokardium. Gejala yang khas pada angina pectoris adalah
nyeri dada seperti tertekan bendaberat atau terasa panas ataupun seperti diremas.
Rasa nyeri sering menjalar kelengan kiri atas atau bawah bagian medial, keleher,
daerah maksila hingga kedagu atau ke punggung, tetapi jarang menjalar ketangan
kanan. Nyeri biasanya berlangsung 1-5 menit dan rasa nyeri hilang bila penderita
istirahat. Angina pectoris juga dapat muncul akibat stres dan udara dingin.
Angina pectoristerjadi berulang-ulang. Setiap kali keseimbangan antara
ketersedia oksigen dengan kebutuhan oksigen terganggu.
b) Infark Miokardium Akut
Merupakan PJK yang sudah masuk dalam kondisi gawat. Pada kasus ini
disertai dengan nekrosis miokardium (kematian otot jantung) akibat gangguan
suplai darah yang kurang. Penderita infark miokardium akut sering didahului
oleh keluhan dada terasa tidak enak (chest discomfort) selain itu penderita
sering mengeluh rasa lemah dan kelelahan.
c) Payah jantung
Payah jantung disebakan oleh adanya beban volume atau tekanan darah yang
berlebihan atau adanya abnormalitas dari sebagian struktur jantung. Payah
jantung kebanyakan didahului oleh kondisi penyakit lain dan akibat yang
ditimbulkan termasuk PJK. Pada kondisi payah jantung fungsi ventrikel kiri
mundur secara drastis sehingga mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi darah.

9
10

d) Kematian Mendadak penderita


Kematian mendadak terjadi pada 50% PJK yang sebelumnya tanpa diawali
dengan keluhan. Tetapi 20% diantaranya adalah berdasarkan iskemia miokardium
akut yang biasanya didahului dengan keluhan beberapa minggu atau beberapa
hari sebelumnya.

E. Manifestasi klinis penyakit jantung koroner


Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris ialah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan nyeri dada yang timbul pada waktu
melakukan aktifitas karena adanya iskemik miorkard. Hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadi >70% penyempitan pembuluh darah koronaria. Keadaan ini
bisa bertambah menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut
(SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (Anies, 2006).
Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda berat, rasa
tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa seperti terbakar pada dada.
Umumnya rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada (sternum) disebelah kiri
yang menyebar ke seluruh dada. Rasa nyeri dapat menjalar ke tengkuk, rahang,
bahu, punggung dan lengan kiri. Keluhan lain dapat berupa rasa nyeri atau tidak
nyaman di ulu hati yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan. Sebagian kasus
disertai mual dan muntah, disertai sesak nafas, banyak berkeringat, bahkan
kesadaran menurun (Huon, 2005).

F. Komplikasi penyakit jantung koroner


Menurut, (Karikaturijo, 2010: hal 11 ) Komplikasi PJK Adapun
komplikasi PJK adalah:

a) Disfungsi ventricular
b) Aritmia pasca STEMI
c) Gangguan hemodinamik
d) Ekstrasistol ventrikel Sindroma Koroner Akut Elevasi ST Tanpa Elevasi
ST Infark miokard Angina tak stabi

10
11

e) Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel


f) Syok kardiogenik
g) Gagal jantung kongestif
h) Perikarditis
i) Kematian mendadak (Karikaturijo, 2010: hal 11 )
G. Pecegahan penyakit jantung koroner
Gaya hidup yang sehat, yang bisa membantu menjaga kesehatan dan
elastisitas pembuluh darah serta memungkinkan aliran darah yang lancar,
merupakan faktor yang penting untuk menjaga kesehatan.

a. Gaya hidup yang sehat:


 Jangan merokok/berhenti merokok sekarang juga
 Lakukan olahraga sedang dalam tempo 30 menit setiap hari
 Tetap tenang dan hindari stres. Libatkan diri dalam kegiatan yang
sehat untuk mengurangi stres.
b. Kontrol kesehatan
 Berat: Berbagai penelitian medis telah membuktikan bahwa obesitas
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.Indeks massa tubuh
(IMT/BMI -Body Mass Index) merupakan standar yang diakui secara
internasional dan obyektif untuk mengukur obesitas. Secara umum,
kisaran normal IMT untuk orang Asia dewasa adalah 18,5 –22,9. Kita
harus menjaga berat badan yang sehat dengan cara menjaga pola
makan dan olahraga secara teratur.
 Kadar kolesterol: Tingkat kolesterol darah harus dikendalikan melalui
pola makan dan olahraga secara teratur. Orang dengan kadar
kolesterol yang tinggi harus berkonsultasi dengan dokter dan mungkin
harus mengonsumsi obat-obatan.
 Tekanan darah dan kadar gula darah: Tekanan darah dan kadar gula
darah harus dipantau dan dijaga pada tingkatan yang wajar. Penderita

11
12

hipertensi atau diabetes harus mengikuti saran pengobatan dari dokter


secara ketat.
c. Pola Makan yang seimbang:
 Rendah garam: Konsumsi garam secara berlebihan akan
meningkatkan tekanan darah. Makanan dengan kandungan garam
yang tinggi seperti makanan olahan dan makanan yang diawetkan
serta saus harus dihindari.
 Rendah gula: Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula yang
tinggi. Kurangi konsumsi “makanan nol kalori”, yaitu makanan yang
memiliki nutrisi sangat sedikit bila dibandingkan dengan kadar
kalorinya. Gula rafinasi merupakan contoh makanan nol kalori.
 Rendah lemak: Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak
yang tinggi.
 Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan kaya serat bisa
mencegah sembelit dan mengurangi penyerapan lemak. Sayuran dan
makanan kaya serat juga membantu mengendalikan kolesterol dan
kadar gula darah.
d. Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini masalah kesehatan.
 tekanan darah tinggi.
 lemak dan kolesterol darah.
 gula darah.

12

Anda mungkin juga menyukai