BAB I
PENDAHULUAN
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan suatu benda bergerak. Mekanika
adalah ilmu yan mempelajari gaya suatu benda serta efek dalam gaya itu.
Maka dari pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manusia dapat bergerak
dengan adanya gaya, gaya yang ditimbulkan atau yang dikerjakan oleh manusia
menimbulkan suatu gerakan-gerakan, dan dengan adanya gaya pada manusia itulah yang
menyebabkan manusia dapat berpindah dari satu tempat ketempat yang lain, jadi antara
mekanika gerak dan gaya saling berhubungan bagi manusia.
Dalam berbagai cara, banyak gerakan tubuh yang menerapkan prinsip-prinsip mesin yang
sederhana. Dengan memahami prinsip tersebut, bukan saja dapat mefasilitasi perawatan dan
penanganan pasien tetapi juga dapat mencegah terjadinya cedera pada perawat dan pasien
mereka.Salah satu contoh cedera yang berkaitan dengan pekerjaan adalah banyaknya perawat
yang mengalami cedera punggung serius, yang seringkali disebabkan oleh caranya dalam
pengangkatan pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
1. GAYA
Salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan
perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya.
Gaya adalah besaran vektor yang memiliki besar & arah, Benda dapat bergerak karena
adanya gaya. Gaya dapat bekerja pada tubuh dengan salah satu dari berbagai cara berikut:
- Jika tubuh berjalan dalam suatu gerakan yang seragam pada sebuah garis lurus, gaya yang
dikenakan padanya dapat menyebabkan objek melambat; semakin melaju; berubah arah
(misal untuk mempercepat)
Gaya Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta
Pusat Gravitasi
Pada gravitasi suatu benda (atau tubuh) merupakan cara yang baik untuk menggambarkan
efek gravitasi. Keseluruhan berat tubuh terlihat bekerja melalui pusat gravitasi. Merupakan
titik yang digunakan gaya gravitasi pada tubuh. Hal ini penting agar:
Pada manusia, pusat gravitasi biasanya terletak di regio pelvis dekat bagian dasar medula
spinalis, sekitar vertebra sakral kedua. Pusat gravitasi sejajar dengan tulang belakang dan
berada dalam bagian pelvis jika tengah duduk atau berdiri dengan tegak. Lokasi tersebut
merupakan beban yang paling rendah untuk otot tubuh dan jumlah energi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan tubuh dalam posisi tegak sangat sedikit.Pada manusia, otot paha dan
tulang belakang berlawanan dg kerja gravitasi.Gaya berat yg bekerja menuju arah pusat
gravitasi pd tubuh diseimbangkan dg gaya berlawanan yg seimbang ke arah atas yg
dikeluarkan oleh bumi atau oleh objek lain yg didudukinya.Gaya ke atas tersebut sangat
penting bagi tubuh agar dapat mempertahankan posisinya terhadap gaya gravitasi; jika tidak,
tubuh pasti akan tenggelam, seperti yg terjadi pada pasir hidup .Gaya tersebut dikatakan
berada dalam kondisi ekuilibrium (seimbang) satu sama lain
2. GERAK
Hukum ini sering juga disebut sebagai hukum inersia (kelembaman). Hukum I Newton
berbunyi “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula
diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula bergerak, akan terus bergerak
dengan kecepatan tetap”.Pernyataan Hukum I Newton ini secara matematis dapat dituliskan
sebagai: F = 0 (Jumlah dari semua gaya yang bekerja sama dengan nol.) “Tubuh yg diam
akan tetap diam, dan tubuh yg bergerak akan tetap bergerak dalam kecepatan yg serupa
kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang”
Contoh:
Ketika tubuh dalam keadaan istirahat semua otot dan organ lain juga dalam keadaan relaks.
Maka ketika kita akan menggerakkannya harus dimulai dari perlahan lahan (perlu pemenasan
). Jika secara tiba-tiba digerakkan maka kemungkinan akan mengakibatkan cedera pada organ
tersebut.
Penumpang akan serasa terdorong kedepan saat mobil yang bergerak cepat direm
mendadak.Koin yang berada di atas kertas di meja akan tetap disana ketika kertas ditarik
secara cepat.
Hukum ini berbunyi “Percepatan dari suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya
(resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya“
Rumus F= m . a
F= gaya Newton
m= massa benda
a= percepatan benda
Gaya dinyatakan dalam satuan Newton, massa dalam satuan kg dan percepatan dalam satuan
meter per detik. Semakin besar massa benda maka semakin besar gaya yang diperlukan dan
semakin besar percepatan suatu benda maka gaya yang diperlukan juga akan semakin besar
Hukum II Newton ini dapat pula dinyatakan dengan laju perubahan momentum sebuah benda
yang bergerak sebanding dan searah dengan gaya yang mempengaruhinya dan
diformulasikan sebagai:
F = d(mv) / dt
Gaya merupakan turunan dari fungsi momentum suatu benda terhadap waktu. Jika massa
benda adalah tetap maka:
F = m dv/dt
Gaya merupakan hasil kali antara massa benda dengan turunan fungsi kecepatan suatu benda
terhadap waktu.
Contoh:
Gaya otot yang diperlukan akan lebih besar ketika mengangkat beban yang berat
Ketika mendorong sebuah sebuah kereta pasien atau kursi dorong gaya yang diperlukan
lebih besar ketika mendorong pasien yang berbadan besar dibandingkan dengan ketika
mendorong pasien yang bertubuh kecil.
Mobil yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding dengan gaya
Hukum ini sering juga disebut dengan hukum aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi “Jika suatu
benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda yang di kenai gaya akan mengerjakan
gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya
berlawanan”.
Hukum ini menyatakan jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua ini akan mengerjakan gaya pada benda pertama yang besarnya sama dan arahnya
berlawanan. Secara matematis dituliskan sebagai:
Faksi = -Freaksi
Besarnya gaya reaksi sama dengan besarnya gaya aksi. Tanda negatif menyatakan bahwa
arah gaya reaksi berlawanan dengan arah gaya aksi.
Contoh:
Ketika telapak kaki menginjak tanah dan mendorong kearah belakang maka tanah akan
membalas dengan memberikan gaya yang besarnya dengan arah kedepan sehingga badan
akan terdorong maju.
A. Hukum Newton I
“Tubuh yg diam akan tetap diam, dan tubuh yg bergerak akan tetap bergerak dalam
kecepatan yg serupa kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang”
Aplikasi:
1. Cedera benturan disebabkan oleh kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum
tsb. Jika sebuah kendaraan menabrak dr belakang, badan pengendara akan tersentak dg keras
ke depan krn ia berkontak dg tempat duduknya. Namun, kepala cenderung tidak bergerak
(jika tidak ada bantalan untuk kepala) dan tersentak ke dalam posisi yg menjulur (ekstensi).
Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dg keras ke depan
menyebaban kerusakan pd vertebra serviks.
2. Cedera pd tinju dan football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dlm proses yg
serupa. Otak cenderung berada dlm kondisi istirahat walaupun tengkorak tersentak ke
belakang. Benturan yg terjadi kemudian dapat merusak jaringan otak yg rapuh
B. Hukum Newton II
“Percepatan tubuh sudah proporsional dg gaya yg diterapkan, asalkan massanya tetap sama”
Aplikasi :
Jika perawat kesulitan memindahkan sebuah troli yg berat/tempat tidur, ia mungkin akan
meminta bantuan perawat lain. Dari upaya tsb akan diperoleh gaya yg lebih besar shg
percepatan juga lebih besar.
Aplikasi:
Seorang pasien yg mencoba melangkah atau bergerak dari sandaran kursi roda ke lantai atau
ke tempat tidur, pasti ia akan mengalami kecelakaan jika rem tidak difungsikan. Saat ia
mendorong dg kakinya, kursi roda pasti akan mundur dan meninggalkannya sendirian tanpa
tumpuan
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf
untukMempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang
baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas / pekerjaan yang
di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa alat-alat berat,dll.
d.Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan kuat.
Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.
e. Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastisdan tidak
mempunyai pembuluh darah.
a. Gerakan (ambulating)
Contoh : Posisi orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan tentunyaberbeda
dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang
tepat.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul
untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
d. Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu
pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar
tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.
e. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan
benda.Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda,posisi kaki dan tubuh dalam
menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien. Lengan atas dan
siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan
kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.
Banyak dari pekerjaan perawat yang memerlukan usaha fisik. Memindahkan pasien,
membawa peralatan dan mendorong kursi roda membutuhkan kekuatana otot.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang tepeat
bearti terdapat keseimbangan antara kelompok-kelompok otot dan bagian-bagian tubuh
dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua
posisi-berdiri, duduk dan berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi
dengan baik dalam semua aktifitas. Postur yang benar embuat gerakan mengangkat, mearik
dan mendorong menjadi lebih mudah (Hegner & Esther. 2003. p. 194).
Ada 10 aturan dasar yang harus diingat yang dapat membantu otot-otot bekerja dengan baik,
yaitu:
6. Hindari memutar sebagian badan ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu lama.
Putar seluruh badan.
9. Selalu mintalah bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan
sendiri.
10.Serempakkan gerakan. Siapkan pasien dan aggota staf yang lain dengan memberitahikan
mereka bila sudah siap, atau dengan hitungan samapi tiga dan semua bergerak serentak pada
hitungan ketiga.
Catatan. Bersedialah untuk membantu orang lain. Jangan mengambil resiko. Berbagai macam
peralatan mekanis tersedia untuk membantu memindahkan pasien yang tidak berdaya atau
pasien berat. Jika menggunakan satu alat penggerak mekanis, pastika bahwa tali-tali
penyangga di tempatkan dengan baik di bawah pasien. Periksalah untuk memastikan bahwa
semua bagian dari alat tersebut aman da siap pakai.
Mekanika tubuh untuk pasien yang ambulasi sama dengan mekanika tubuh untuk tim
perawatan. Ketika pasien tidak mengangkat sesuatu yang berat ataupun ringan, kebiasaan
postur tubuh yang baik tidak boleh diabaikan.Postur tubuh yang baik untuk pasien bearti
berdiri, berjalan dan berubah posisi dengan cara yang mantap dan aman.
Pasien-pasien tirah baring terkadang sukar untuk menn posisi karena mereka cnderung turun
ke ujung bawah tempat tidur bila bagian kepala tempat tidur di naikkan. Paisen-pasien yang
tidak mampu tidak akan dapat mengubah posisi badan mereka. Mereka pun tidak mampu
membantu perawata memindahkan posisi badan mereka. Pasien tirah baring memerlukan
bantuan ekstra untuk memperoleh dan memepertahankan kejajaran tubuh yang tepat.
iv. Ubah posisi pasien sesering mungkin. Paling sedikit 2 jam sekali.
Kesejajaran tubuh. Kesejajaran (posisi) tubuh pasien yang tepat harus dilakukan denga hati-
hati. Kesejajaran tubuh yang tepat beearti menjaga seseorang berada pada posisi di mana
tubuh dapat berfungsi sebaik-baiknya. Lekukan tubuh ayang alami perlu ditunjang pada
posisi alaminya dengan bantal dan handuk yang digulung. Posisi yang tepat adalah :
iv. Mencengah deformitas dan komplikasi, seperti kontraktur dan dekubitus.
4. Body Alignment
Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama, dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligamen, dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang
benar mengurangi ketegangan pada struktur muskulosmkeletal, mempertahankan tonus otot
secara adekuat, dan menunjang keseimbangan. Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan
pada pasien yang berdiri, duduk, atau berbaring.
Berdiri. Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada pasien yang berdiri
sesuai hal-hal berikut :
b. Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
d. Ketika pasien dilihat dari arah lateral, kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam
pola S terbalik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, dan tulang
belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
f. Kaki ditempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang dan jari-jari
menghadap ke depan.
Duduk. Perawat mengkaji kesejajaran pada pasien yang duduk dengan menobservasi hal-hal
sebagai berikut :
a. Kepela tegak, leher dan tulang belakang berada pada kesejajaran yang lurus.
d. Kedua kaki ditopang di lantai. Pada pasien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan
pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
e. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada
permukaan lutut bagian posterior.
f. Lengan bawah pasien ditopang pada pegangan tangan, di pangkuan atau di atas meja depan
kursi.
Berbaring. Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap
tekanan. Sehingga mereka biasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Pemgkajian
kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada pasien dengan
menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya di angkat dari tempat tidur. Tubuh harus
ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus
tanpa ada lekungan yang terlihat.
5. Keseimbangan tubuh
Pasien pasif atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk
bergerak, kemudian, bila memungkinkan, perawat menggunakan kekuatan dan gerakan paien
saat mengangkat, memindahkan, atau menggerakkan pasien di atas tempat tidur. Hal ini
dilakukan dengan penjelasan tentang prosedur dan memberitahu pasien ketika pasien akan
bergerak. Hasilnya harus menjadi gerakan sinkron yang mana pasien dapat berpatisipasi dan
friksi dapat dikurangi.