corak kebudayaan masing-masing. Kebudayaan tersebut memberikan kontribusi besar terhadap tindakan keperawatan yang akan diaplikasika kepada klien.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diharapkan menggunakan keperawatan
transkultural untuk mengatasi adanya perbedaan budaya antara klien serta untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang optimal. Madeleine Leinninger pada mulanya menguraikan keperawatan transkultural pada tahun 1970-an. Pada tahun 1978, beliau menyajikan suatu model pembangkit teori dan praktik keperawatan transkultural. Madeleine Leininger (1978):8 dalam Paula J. Christensen & Janet W. Kenney (1996):61 mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai sub bidang keperawatan yang difokuskan pada studi komparatif dan analisis dari berbagai kultur dan subkultur dengan mempertimbangkan perilaku kasih sayang mereka, asuhan keperawatan dan nilai- nilai sehat-sakit, keyakinan-keyakinan dan pola-pola perilaku denga tujuan mengembangkan landasan pengetahuan ilmiah dan humanistik guna menyiapkan praktik asuhan keperawatan spesifik-kultur dan universal-kultur.