Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN DAN METABOLISME TUBUH

Disusun Oleh (Kelompok 4,Kelas 1B S1 Keperawatan) :

TAHUN AJARAN 2017-2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita, sehingga tugas makalah IDK tentang “Sistem Pencernaan dan Metabolisme
Tubuh” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini juga sebagai tugas yang harus
dikerjakan untuk sarana pembelajaran bagi kita. 
 Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami kutib
dari berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik.Semoga isi dari makalah
ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
apa saja yang ada dalam sistem pencernaan dan metabolisme tubuh.
Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini.Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini,penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Madiun, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan

mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang

dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh

tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat

sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh. Berbagai

perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang terkandung dalam

berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus dan bekerja atas satu

jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis makanan lainnya. Agar makan

itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di distribusi oleh darah sampai pada sel-sel

di seluruh tubuh Sistem pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna

yang dimulai dari mulut sampai anus, dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan yang letaknya

di luar saluran.

Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di
habitatnya masing – masing. Setiap mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing –
masing. Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses
tersebut ialah proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup.
            Setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain
itu  makanan juga menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk
hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke
dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan.Zat – zat yang
terkandung dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi.
            Hasil dari penguraian zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk
melakukan aktivitas kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan
tidak diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak
akan mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat
melihat seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh
harimau diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh harimau
untuk berlari dan mencari mangsa yang lain.
            Mungkin akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak
mengalami proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan
untuk berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi yang
diperoleh dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan
proses Metabolisme.  
           
B.  Rumusan Masalah

1.    Apa itu system pencernaan ?

2.    Bagaimana Proses Pencernaan dalam tubuh ?

3.    Apa saja alat-alat pencernaan dalam tubuh ?

4.    Gangguan apa saja yang berhubungan dengan system pencernaan ?

5.     Membahas mengenai proses metabolisme dan pengertiannya.


6.     Membahas tentang dua macam proses yang terjadi dalam metabolisme yaitu  pembentukan

zat ( anabolisme ) dan penguraian  zat ( kataboliosme ).

7.   Membahas tentang peranan enzim dalam pross metabolisme.

C. Tujuan dan Manfaat :

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

 Untuk melengkapi tugas mata kuliah IDK yang di berikan oleh dosen.
  Sebagai sarana latihan dan melatih keterampilan dalam membuat makalah atau karya tulis.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
  Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai sistem pencernaan dan metabolisme
tubuh.
  Kita dapat mengetahui tentang proses sistem pencernaan dan metabolisme tubuh dalam
kehidupan kita.
  Kita dapat mengetahui tentang anabolisme dan katabolisme serta peranan enzim dalam
proses metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel

yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa

proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya

bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia

terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses

penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses

penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa

- sisa makanan melalui anus.

B.  Proses Pencernaan

Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan.

Proses tersebut di mulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut makanan dipotong-potong

oleh gigi seri dan dikunyah oleh gigi geraham , sehingga makanan menjadi bagian-bagian

yang lebih kecil. Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga

mulut tetapi belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah

menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam prose ini dibutuhkan beberapa enzim

pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.

Waktu pencernaan, makanan tersebut diproses menjadi sari makanan yang diserap oleh

jonjot usus dan sisa makanan dikeluarkan melalui poros usus. Sari makanan hanya dapat

diserap dan diangkut oleh darah dan getah bening bila larut di dalamnya, kemudian makanan

tersebut didistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkannya.


Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam

seperti berikut.

1.    Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang

terjadi di lambung.

2.    Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan

dengan mengubah makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga

proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan

meliputi hal-hal berikut.

1.    Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.

2.    Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.

3.    Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.

4.    Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,

terdapat di lambung.

5.    Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.

6.    Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.

C.  Alat Pencernaan

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran

pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan

berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar

lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.

1.    Rongga Mulut


Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu:

gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Dan di dalam ronggga mulut, makanan menggalami

pencerrnaan secara mekanik dan kimiawi.

a.    Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Gigi

dapat di bedakan atas empat macam yaitu, Gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan dan gigi

geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu: Mahkota gigi

(korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi

yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk

agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk dan gigi taring yang

berbentuk seperti pahat runcing berfungsi untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham

dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk, berfungsi untuk mengunyah.

Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi

merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Tulang gigi tersusun atas zat dentin.

Sum-sum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf dan

pembuluh_pembuluh darah.

Pada bayi, gigi sudah mulai tumbuh pada usia 6 bulan. Gigi pertama yang tumbuh

disebut gigi susu. Gigi anak-anak pada usia 6 tahun jumlahnya 20 yang terdiri dari 8 gigi seri,

4 gigi taring, dan 8 gigi geraham.

b.    Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu

mendorong makanan ( proses penelanan ). Selain itu lidah juga berfungsi sebagai alat

pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.


c.    Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva ). Kelenjar ludah dalam

rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:

 Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga

 Kelenjar submandibulavis, terletak di rahang bawah

 Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan. Selain itu, lidah juga

melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basah. Rangsang untuk

pembentukan saliva (air liur) adalah: adanya makanan dalam mulut, dan melihat, mencium

dan memikirkan makanan. Fungsi saliva (ludah) adalah untuk membantu pembentukan bolus

makanan dan berperan sebagai pelumas untuk mempermudah menelan.

Didalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase ). Enzim ptialin berfungsi mengubah

makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum ) menjadi gula sederhana (

maltosa ). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekeja

dengan baik pada PH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC.

2.    Tekak (pharynk)

Pharynk merupakan pertemuan saluran pernafasan antara rongga hidung dengan

tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan kerongkongan. Lubang yang

menuju tenggorokan disebut glotis dan ditutup oleh klep yang disebut epiglotis pada waktu

proses menelan.

3.    Kerongkongan (esophagus)


Pangkal saluran pencernaan, berbentuk sebuah tabung berotot yang panjangnya 25 cm,

dimulai dari farink sampai pintu masuk kardiak lambung di bawah. Esophagus memiliki

fungsi sebagai pen ghantar makanan dari farynk ke lambung.

Kerongkongan ( esofagus ) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan

lambung, kerongkongan berfungsi sebagai jalan makanan yang telah di kunyah menuju

lambung, jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga dapat

mendorong makanan masuk ke dalam lambung, gerak kerongkongan ini di sebut gerak

peristalis. Gerak peristalis merupakan gerak kembang kempis kerongkongan untuk

mendorong makanan ke dalam lambung.

4.    Lambung

Lambung ( fentrikulus ) merupakan kantung besar yang terletak disebelah kiri rongga

perut. Lambung sering pula disebut perut besar atau kantung nasi.

Lambung terdiri dari 3 bagian yaitu bagian atas ( kardiak ), bagian tengah yang

membulat ( fundus ), dan bagian bawah ( pilorus ). Kardiak berdekatan dengan hati dan

berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas

jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep ( sfigter ) yang mengatur masuk dan

keluarnya makanan ke dalam dari lambung.

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan

menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi. Akibatnya kontraksi otot

lambung, makanan teraduk dengan baik sehingga akan bercampur merata dengan getah

lambung. Hal ini menyebabkan makanan didalam lambung berbentuk seperti bubur.

Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar

pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir
( musin ), asam lambung, enzim renim, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam

karena banyak mengandung asam lambung.

Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk

bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin-pepsin

yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa-enzim renin berfungsi

menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan

enzim pepsin menunjukkan bahwa didalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi-

selain menghasilkan enzim pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon

gastrin. Hormon gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.

Lambung dapat meregang sampai dapat menyimpan 2 liter cairan, makanan umumnya

dapat bertahan 3-4 jam didalam lambung. Dari lambung , makanan sedikit demi sedikit

keluar menuju usus 12 jari melalui sfingter pilorus.

5.    Hati

Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk

menetralkan racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting

pada metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi

oleh tubuh dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.

6.    Usus Halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter,

lebar 25 mm dengan banyaklipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi

memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:

a.    Duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,


Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat

bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan saluran

pankreas masuk ke dalam usus dua belas jari pada suatu lobang yang disebut ampula

hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu menghasilkan getah empedu (bilus)

yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas

yang terdapat di bawah lambung menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan

enzim pencernaan seperti amilase, tritsin, dan lipase

b.    Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,

Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan

secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan, seperti yang

dihasilkan pankreas.

c.    Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan

diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan diangkut

oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil

(pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju ke pembuluh balik besar

bawah selangka.

Setiap hari, disekresikan kira-kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju, lumeu

usus. Getah usus halus ini berwarna kuning jernih, dan mengandung berbagai enzim misalnya

peptidase, maltase, sukrase, ribonuklease, dll. Sebagian enzim-enzim ini terdapat pada

permukaan sel epitel sehingga pencernaan makanan berlangsung pada permukaan atau di
dalam sel-sel epitel. Sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflek otonom, hormon sekretin,

dan kolesistokinin.

Fungsi usus halus adalah mencerna, dan menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang

cair digerakkan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Di samping gerakan

peristaltik ada juga gerakan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang memisahkan

beberapa segmen usus satu dari yang lain. Dua cairan pencerna masuk ke usus duabelas jari

(duodenum) melalui saluran-saluran, empedu dan getah pangkreas (dari pangkreas). Empedu

digunakan untuk pencernaan lemak yang dipecahkan dalam bagian-bagian kecil, dengan

demikian membantu kerja lipase. Empedu ini sifatnya alkalis dan membuat makanan yang

keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam empedu mengurangi ketegangan

permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.

Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi.

Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati,

pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu

menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus.

Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan

getah usus.

a.    Cairan Empedu

Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung

enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan

makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:

1)   Air, berguna sebagai pelarut utama.

2)   Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada

dinding usus.
3)   Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.

Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air

(mengemulsikan lemak).

Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam

tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk

empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari

darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada

keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah

serta pengaturan suhu tubuh.

Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam

proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum

lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan

empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin

pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.

b.    Getah Pankreas

Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai

kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan

sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh

sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi

menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus.

Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus

halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase membantu

dalam pemecahan pati.

c.    Getah Usus

Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah

usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.

1.    Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan

fruktosa.

2.    Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul

glukosa.

3.    Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa.

4.    Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi

asam amino.

Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di

usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian

jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut

dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut

dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.

Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di

dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam

amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui

sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam

empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke

dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak
mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah

villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).

Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk

ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak

dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

7.    Usus Besar

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens,

kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan

intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu).

Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi

massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.

Makanan yang tidak dicerna diusus halus, misalnya selulosa bersama dengan lendir

akan menuju keusus, besar menjadi fases. Dalam usus besar juga terdapat bakteri escherichia

coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan. Bakteri e.coli juga

menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks),

bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Didalam usus besar fases di

dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan pristalsis menuju ke rektum (poros usus).

Gerakan pristalsis dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot

sfingeres dianus di pengaruhi oleh otot lurik (otot sadar) jadi, proses defekasi (buang air

besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut yang di ikuti dengan

mengendurnya otot sfingeter anus dan konstraksi kolon serta rektum, akibatnya feses dapat

terdorong keluar anus.


Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu

rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi

rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam

usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

D.  Gangguan Pada Sistem Pencernaan

Adapun gangguan yang ditimbulkan oleh system pencernaan adalah sebagai berikut:

1.    Diare : feces encer karena adanya gangguan absorbsi air

2.    Sembelit (konstipasi) feces menjadi lebih padat dan sukar keluar sehingga nmenimbulkan

rasa sakit pada perut .

3.    Peritonitis : rasa sakit pada saluran pencernaan kaerena terjadi peradangan selaput perut

(peritonium).

4.    Apendisitas : terjadinya peradangan appendiks (umbai cacing)

5.    Kolik : timbulnya perasaan nyeri karena salah cerna

6.    Ulkus : lukanya dinding lambung akibat produksi HCL yang berlebih sehingga bila kena

gesekan menimbulkan rasa nyeri.

E.  METABOLISME

            Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, setiap mahluk pasti melakukan
proses penguraian zat makanan dalam tubuhnya untuk melakukan aktivitas kehidupan. Proses
– proses tersebut berlangsung di dalam sel mahluk hidup.proses inilah yang sering disebut
proses metabolisme mahluk hidup.
            Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel
yang di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel
mahluk hidup. Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa
penguraian zat menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada
proses fotosintesis , kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat
dapat berupa respirasi sel dan fermentasi sel.
            Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di dalam mahluk hidup 
mulai mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks.
Di dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.( Wirahadikusumah M. 1985 ).
            Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh enzim. Bila kami
membayangkan suatu organism hidup sebagai suatu laboratorium kimia yang sangat
istimewa, maka enzim merupakan operator – operator yang terlatih, yang mampu membuat
reaksi – reaksi canggih dengan kecepatan terkendali dan hasil yang tinggi.( Manitto, Paulo.
1992 ).       
Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai katalisator ( senyawa
yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan
cara menempel pada permukaan molekul zat – zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat
mempercepat proses reaksi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses
yaitu proses pembentukan dan penguraian.Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut
juga proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses
katabolisme. Kedua proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari proses metabolisme. 
`           Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa
organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia
disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa
intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang
reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut
metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
            Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi sehingga reaksinya
dapat berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi
panas.proses ini memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses
yang terjadi lebih banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien  panas sehingga nergy yang di
perlukan lebih besar. Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm.
            Sedangkan dalam proses katabolisme  energi yang di butuhkan lebih sedikit. Karena,
pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan energi, jadi nergy yang
diperlukan lebih sedikit.  Suatu proses di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi
eskergonik atau reaksi eksoterm.

F. ANABOLISME
            Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik
sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.Proses ini membutuhkan energi
dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan
tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam
amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut
misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih
cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis dan kemosintesis.
Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya.  sedangkan
kemosintesis ialah reaksi anabolisme  yang menggunakan energi kimia. Berikut akan di
jelaskan lebih lanjut mengenai salah satu reaksi anabolisme yaitu fotosintesis.
            Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi proses pengolahan energi yang
diperoleh dari sinar matahari dan juga karbon dioksida ( CO 2 ) menjadi senyawa kimia
organik. Proses fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan pakis, lumut,
ganggang ( ganggang hijau, biru, merah dan cokelat ).
Energi matahari yang di tangkap oleh proses fotosintesis merupakan lebih dari 90%
sumber energi yang di pakai oleh manusia untuk pemanasan, cahaya, dan tenaga.Batu bara,
gas bumi, dan minyak bumi adalah sumber energi yang berasal dari hasil perombakan bahan
alam hayati oleh adanya jasad berfotosintesis dalam waktu jutaan tahun yang silam.
( Wirahadi kusumah, M. 1985  ).
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap
yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses
vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini.
Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak
dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang
mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang
dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700
nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm),
biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).

 Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini


terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang
terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas
mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-
violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya
kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak
secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan
lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan
ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi
fotosintesis.
Berikut rumus umum atau persamaan umum dari proses fotosintesis :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan
oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari juga punya peran penting dalam proses
fotosintesis.
 Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen
inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.
 Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa
warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air
untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan.
Proses fotosintesis berlangsung pada organel tumbuhan yaitu kloroplas.Kloroplas
terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang
belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses
fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma.
Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang
didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
 Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk
grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan
tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran
tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim,
DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid.
Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid
dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal
sebagai fotosistem.
G. KATABOLISME
            Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks
yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih
rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di
dalam senyawa sumber.Proses pembongkaran ini dibedakan menjadi dua macam.yaitu
sebagai berikut :
1.      Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirasi.
2.      Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa memerlukan oksigen
(anaerob) disebut proses  fermentasi.

Berikut contoh persamaan dua reaksi di atas :


Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)

Contoh Fermentasi :C6H12O6 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.


(glukosa) (etanol)
Seperti yang telah dijelaskan si atas proses katabolisme terbagi menjadi dua salah
satunya ialah respirasi. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam
zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme),
gerak,dan pertumbuhan.
.Contoh respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :
C6H,2O6 + 6 O2 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap :
         Glikoliisis
Pembakaran glukosa memerlukan oksigaen. Tetapi beberapa sel harus hidup dimana tidak
ada atau tidak selalu ada oksigen. Sebagai contoh sel – sel ragi di dalam botol anggur yang
tertutup rapat dan tidak ada oksigen. Maka ada alasan untuk percaya bahwa sel – sel pertama
di bumi kita ini hidup dalam suatu atmosfir yang tidak mengandung oksigen. Sekarang semua
sel mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis glokosa tanpa bantuan oksigen.
Perombakan anaerobik ( tanpa udara, dank arena itu tanpa oksigen ) glukosa ini disebut
glikolisis. ( Kimball, W, John. 1983 ).

Glikolisis berlangsung di organel yang bernama sitoplasma. Proses glikolisis menghsilkan 2


ATP menghasilkan 2 molekul asam piruvat, dan menghasilkan molekul NADH yang
berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.
         Daur Krebs
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Dalam daur krebs terjadi
pembentukan asam sitrat ( C6 ) dari asam asetat ( C2 ) dan asam oksaloasetat ( C 4 ). Dalam
daur krebs menghasilkan 2 ATP, 6NADH, 2FADH, dan 6CO2. Proses daur krebs berlangsung
di dalam organel yang bernama matriks mitokondria.
         Transpor elektron
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH 2 (NADH + H+
+ 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang
dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada
akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Selain proses respirasi, dalam katabolisme ada juga proses fermentasi yaitu proses
pembongkaran yang tidak memerlukan oksigen. Pada kebanyakan tumbuhan den hewan
respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi
aerob terhambat dikarenakan oleh sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen,
nama lainnya adalah respirasi anaerob. Proses fermentasi terjadi karena tidak adanya oksigen
atau kandungan oksigen yang kurang memadai untuk melakukan proses katabolisme.

                                                                                   
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat /asam susu dan
fermentasi alkohol.Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah
asam laktat. Peristiwa fermentasi asam laktat ini dapat terjadi di otot dan dalam kondisi
anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).


    enzim
    C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.


    2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
    piruvat dehidrogenasa

   Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :


   8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
Selain asam laktat, dalam proses juga terjadi pada alcohol. Pada beberapa mikroba
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat +
CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu molekul
glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu
molekul glukosa dalam fermentasi alkohol mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)

2. Dekarbeksilasi asam piruvat.


Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HSOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

H. PERANAN ENZIM DALAM PROSES METABOLISME


                Enzim adalah zat ( protein )yang untuk sementara terikat pada suatu atau lebih zat –
zat yang bereaksi. Enzim bertugas sebagai katalisator yaitu mempercepat proses terjadinya
reaksi tanpa berhenti bereaksi. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia,
di mana hampir semua enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang
mengawali reaksi disebut substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Adanya enzim yang
merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses
metabolisme berjalan lancar dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan
dalam menurunkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali
tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan
demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi.
Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang
berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau
bulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di
bawah pengaruh enzim di dalam tubuh. Suatu sel tumbuhan mengandung lebih kurang 5 – 50
x 108 molekul enzim.
BAB III
KESIMPULAN

A.     KESIMPULAN
            Dari materi tentang sistem pencernaan dan metabolisme tubuh yang telah diuraikan di
atas, maka dapat ai ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pencernaan (digestive system) merupakan sistem organ dalam hewan multisel

yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta

mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Proses pencernaan makanan

berlangsung di dalam saluran pencernaan makanan. Proses tersebut di mulai dari

rongga mulut. Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi

dua macam seperti berikut: Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan

dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung. Proses kimiawi, yaitu

pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah

makanan yang ber-molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Alat-alat pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran

pencernaan terdiri atas mulut, pharynk, esophagus, lambung, usus halus, usus besar,

dan berakhir pada anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah,

kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas. Adapun gangguan-gangguan

yang disebabkan oleh system pencernaan adalah: diare, sembelit, peritonitis,

apendisitas, kolik, dan ulkus.

2. Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian


zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme
sangat penting bagi mahluk hidup, karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat
memperoleh energi untuk bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan.
3. Dalam metabolisme terdapat dua proses yaitu proses pembentukan ( anabolisme ) dan
proses penguraian ( katabolisme ).
4. Anabolisme ialah proses metabolisme yang menyusun senyawa organik sedehana
menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Dalam proses ini membutuhkan
energi dari luar. Energi tersebut dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Proses anabolisme yang memerlukan energi dalam bentuk energy cahaya disebut
fotosintesis. Sedangkan proses anabolisme yang memerlukan energi kimia disebut
kemosintesis.
5. Katabolisme ialah proses metabolisme yang melakukan pembongkaran senyawa
kimia kompleks yang banyak mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana
yang mengandung energi lebih rendah. Tujuanya adalah membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber.  Dalam proses katabolisme ada dua proses
yaitu respirasi dan fermentasi. Respirasi ialah proses pembomgkaran suatu zat yang
membutuhkan oksigen yang cukup ( aerob ). Sedangkan fermentasi ialah proses
katabolisme yang di lingkunganya tidak terdapat oksigen atau kangdungan oksigen
kurang memadai ( anaerob ).
6. Enzim mempunyai pengaruh besar dalam proses metabolisme. Dalam proses
metabolisme emzim bertugas sebagai katalisator yaitu senyawa yang dapat
mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa berhenti bereaksi. Enzim bekerja dengan
cara menempel pada permukaan molekul zat – zat yang bereaksi. Hampir semua
enzimm adalah berupa protein.enzim mempunyai berat 10.000 sampai beberapa juta
8
Dalton. Suatu sel tumbuhan mengandung lebih kurang 5 – 50 x 10 molekul
enzim.enzim tersusun dari asam – asam amino sebanyak 100 – 10.000 buah.
B. KRITIK DAN SARAN
            Seperti karya ilmiah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik
dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisanya. Ini semua dikarenakan keterbatasan
kemampuan penyusun dalam memnyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan
berusaha untuk belajar dan merperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik baik lagi. Penyusun siap menerima
kritik dan saran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi, Jakarta : EGC. 2002

Almatsier, sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001

Simbolon, Hubu. Biologi, Jakarta : Erlangga, 1992

Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Bandung : Yrama Widya, 2005.

Green, J.H., Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2002.

Manitto, Paulo. 1992. Biosintesis Produk Alami. Semarang: IKIP Semarang Press.
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid. 
Bandung: ITB Bandung.
Kimball. W. John. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/katabolisme.html. diakses  tanggal : 27 -12-2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Anabolisme. diakses tanggal : 27-12-2010

Anda mungkin juga menyukai