Anda di halaman 1dari 4

PAPER KELOMPOK

Program atau kebijakan pemerintah terkait kesehatan populasi kelompok rentan


"Penyandang Cacat"

DISUSUN OLEH:

NURUL FADILAH 173112420150032

SYIFA FAUZIYAH 173112420150058

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI : ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2019-2020
Program atau kebijakan pemerintah terkait kesehatan populasi kelompok rentan
"Penyandang Cacat"

Pemerintah merupakan instrumen penting dalam mewujudkan tujuan bernegara diantaranya


mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan bangsa, tujuan tersebut sejatinya dapat terwujud
apabila pondasi bernegara dapat dijaga dan dijalankan dengan baik, sesuai yang telah diatur oleh
Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia.

Pemerintah mengatur jalannya proses berkehidupan sesuai dengan amanat konstitusi yang ada
tanpa membeda-bedakan hak-hak warga negara yang satu dengan yang lainnya. Hak-hak warga
negara merupakan hal yang sangat vital untuk diperhatikan, negara menjamin hak-hak warga
negara melalui kebijakan-kebijakan yang telah diatur atau pun di perjelas oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
Suatu kebijakan akan dipahami benar, bahwa bukan persoalan yang mudah untuk melahirkan
satu kebijakan bahkan untuk kebijakan pada tingkatan lokal, apalagi kebijakan yang memiliki
cakupan serta pengaruh luas, menyangkut kelompok sasaran serta daerah atau wilayah yang
besar.
Hak asasi bagi penyandang disabilitas masih kerap diabaikan, bahkan dilanggar. Pelanggaran
terjadi karena Penyandang Disabilitas tidak dianggap sebagai bagian dari warga negara, bahkan
juga tidak dianggap manusia. Penyandang Disabilitas mengalami hambatan fisik, mental,
intelektual, atau sensorik dalam waktu lama yang dapat menghalangi partisipasi mereka secara
penuh dan efektif dalam masyarakat berdasarkan pada asas kesetaraan dengan warga Negara
pada umumnya.

Perempuan dan anak penyandang disabilitas sangat beresiko menerima perlakuan diskriminatif
dan perlakuan krimininalisasi dikarenakan keterbatasan fisiknya dan identitas perempuan yang
melekat mengakibatkan perempuan penyandang disabilitas sangat rentan menjadi objek
kekerasan. Hal di atas cukup jelas untuk menggambarkan bahwa penyandang disabilitas
dimanapun di tempatkan harusnya memperoleh perlakuan khusus, tetapi lagi lagi hal ini ternyata
tidak sesuai dengan realita. Bagi Penyandang Disabilitas nyatanya tidak memperoleh pelayanan
khusus, bahkan seringkali termarginalkan.
Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD),
Bersama dengan 146 negara yang menanda tangani Konvensi Hak Orang dengan Disabilitas.
Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) diratifikasi melalui UU Nomor 19
tahun 2011(Convention on The Rights of Persons with Disabilities,Un.org).
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia yang berkomitmen melalui
yuridis formal untuk mengambil segala upaya dalam mewujudkan secara optimal segala bentuk
nilai kehormatan, perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas sebagaimana yang
tercantum dalam konvensi tersebut.
Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas,
jelaslah bahwa kesetaraan dan non-diskriminasi merupakan salah satu syarat dari terbukanya
berbagai akses bagi orang dengan disabilitas (Pasal 2, Bab 1).

Kepala Tim Riset LPEM-FEB Universitas Indonesia, Alin Halimatussadiah menjelaskan, bahwa
estimasi jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebesar 12,5 persen. Yang masuk kategori
sedang sebanyak 10,29 persen dan kategori berat sebanyak 1,87 persen. Sementara itu,
prevelansi disabilitas provinsi di Indonesia antara 6,41 persen sampai 18,75 persen. Dari angka
12,15 persen penyandang disabilitas 45,74 persen tingkat pendidikan penyandang disabilitas
tidak pernah atau tidak lulus SD, jauh dibandingkan non-penyandang disabilitas yang sebanyak
87,31 persen berpendidikan SD ke atas. Ternyata jumlah penyandang disabilitas lebih banyak
perempuan yaitu 53,37 persen. Sedangkan sisanya 46,63 persen adalah laki laki.

Upaya pemerintah dalam memberdayakan perempuan penyandang disabilitas di wujudkan


melalui Program Pemberdayaan Wanita Penyandang Disabilitas berupa pelatihan keterampilan
seperti pelatihan menjahit, membuat kue, membuat bros dan pemberian bantuan modal usaha
berupa paket yang sesuai dengan jenis pelatihan yang di ikuti. Program ini ditujukan untuk
penyandang Disabilitas yang masih potensial dan masih mampu untuk diberdayakan.

Keberpihakan Presiden Jokowi terhadap penyandang disabilitas, terbukti dari berbagai kebijakan
afirmatif yang sudah dijalankan, seperti: Program Asistensi Penyandang Disabilitas Berat yang
telah diberikan kepada 71.448 orang. Program Keluarga Harapan (Penyandang Disabilitas)
73.932 orang dan pemberian Alat Bantu Penyandang Disabilitas kepada 3.164 orang.
Pemerintahan Jokowi mendorong seluruh daerah untuk membangun infrastruktur dan fasilitas
umum yang ramah disabilitas. Presiden mengatakan, bahwa pemerintahannya akan memberikan
insentif bagi pengembang yang membangun gedung ramah lingkungan untuk kaum difabel. Hal
ini untuk mendorong seluruh provinsi, kabupaten/kota di Indonesia ramah terhadap penyandang
disabilitas.

Menteri Sosial menyampaikan, “Dengan terbukanya kesempatan kerja bagi penyandang


disabilitas di berbagai sektor, baik di sektor formal atau informal, baik sebagai pekerja di
perusahaan dan sektor industri, ataupun sebagai pelaku wirausaha pada sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM), diharapkan meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas.

Di media sosial, Kementerian Sosial mengajak netizen berbagi pengalaman dan kisah inspiratif
memiliki keluarga dan sahabat penyandang disabilitas, jejak pendapat seputar pemahaman
tentang seberapa jauh pemahaman netizen terhadap isu-isu stabilitas, serta mengajak mereka
terlibat aktif dalam kampanye sosial melalui hashtag #indonesiaramahdisabilitas.

Sumber:

Muhammad Afdal Karim.2018.Implementasi Kebijakan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang


Disabilitas di Kota Makassar.Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 11, Nomor 2.

https://setkab.go.id/rehabilitas-sosial-untuk-disabilitas-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai