Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PUTU EKA HERRY IRAWAN

STAMBUK : 1810006
TUGAS : FARMASI KLINIK DASAR

1. Bagaimana mekanisme obat di dalam tubuh ?

Jawab :
Obat yang dikonsumsi dikirim melalui pembuluh darah khusus yang mengarah dari saluran
pencernaan ke hati, di mana obat dipecah. Kemudian dari hati, memasuki aliran darah secara
langsung atau melalui kulit atau paru-paru. Paling sering, aliran darah adalah 'kendaraan' untuk
membawa obat-obatan ke seluruh tubuh.
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh:
penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME.
Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan
formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari
pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang
akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi
obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).

1.Absorbsi

Tahap pertama adalah penyerapan. Obat-obatan bisa masuk ke dalam tubuh dalam berbagai cara,
dan mereka diserap ketika mereka melakukan perjalanan dari berbagai rute
pemberian/administrasi ke dalam sirkulasi tubuh.

Beberapa cara yang paling umums seperti melalui mulut/oral (menelan tablet aspirin),
intramuskular (mendapatkan vaksinasi flu dalam otot lengan), subkutan (suntik insulin tepat di
bawah kulit), intravena (menerima kemoterapi melalui pembuluh darah), atau transdermal
(memakai patch kulit).

Obat menghadapi rintangan terbesarnya selama penyerapan. Ketika obat diminum, maka akan
diantarkan melalui saluran pencernaan dan diabsorbsi melalui pembuluh darah khusus menuju ke
hati, di mana sejumlah besar obat dapat dihancurkan oleh enzim metabolik pada apa yang
disebut “lintas pertama obat/first fast effect.” Rute lain dari pemberian obat yang melewati hati
dengan memasuki aliran darah secara langsung atau melalui kulit atau paru-paru.
2.Distribusi

Setelah obat diserap, tahap berikutnya adalah distribusi. Pada umumnya aliran darah akan
membawa obat-obatan ke seluruh tubuh. Selama langkah ini, efek samping dapat terjadi ketika
obat memiliki efek dalam organ selain organ target. Untuk pereda nyeri, organ sasaran mungkin
otot sakit di kaki; iritasi lambung bisa menjadi efek samping. Banyak faktor yang mempengaruhi
distribusi, seperti kehadiran molekul protein dan lemak dalam darah yang dapat menempatkan
molekul obat terikat untuk membawa ketempat yang dituju.

Obat yang ditargetkan menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) akan
menghadapi rintangan besar yakni barikade yang hampir tak tertembus disebut penghalang
darah-otak/blood brain barrier. Blokade ini dibangun khusus berbentuk kapiler berlapis
yang bersama-sama untuk melindungi otak dari zat-zat yang berbahaya seperti racun atau virus.
Namun ahli farmasi telah merancang berbagai cara untuk menyelinap beberapa obat melewati
penghalang ini.

3.Metabolisme

Setelah obat telah didistribusikan ke seluruh tubuh dan telah melakukan tugasnya, obat akan
pecah, atau dimetabolisme. Penguraian dari molekul obat biasanya melibatkan dua langkah yang
terjadi sebagian besar di pabrik pengolahan kimia tubuh, yakni hati. Hati adalah organ penting
yang bekerja terus menerus. Semua yang memasuki aliran darah baik itu melalui jalur oral,
injeksi, inhalasi, kulit atau yang diproduksi oleh tubuh secara alami akan dimetabolisme di hati.

Proses biotransformasi yang terjadi di hati dilakukan oleh protein dan enzim. Setiap satu sel
manusia memiliki berbagai enzim, yang diambil dari ratusan ribu repertoar. Masing-masing
enzim mengkhususkan diri dalam pekerjaan tertentu. Beberapa mampu memecah molekul obat,
sementara yang lain menghubungkan molekul kecil menjadi rantai panjang. Reaksi dengan obat
membuat suatu substansi yang lebih mudah untuk dibuang melalui urin. Tidak heran minum obat
tertentu maka warna urin akan berubah.

4.Eksresi

Banyak produk dari hasil pemecahan enzimatik yang biasa disebut metabolit, biasanya
merupakan senyawa yang kurang aktif dari molekul asli obatnya. Untuk alasan ini, para ilmuwan
menyebut hati sebagai organ “detoksifikasi”.

Kadang-kadang metabolit obat yang dihasilkan dapat memiliki kegiatan kimia mereka sendiri,
bahkan memiliki kekuatan serupa dari obat aslinya. Ketika meresepkan obat-obatan tertentu,
dokter harus memperhitungkan efek samping ini.

Setelah enzim hati menyelesaikan pekerjaannya dalam membuat metabolit obat, selanjutnya
akan mengalami tahap akhir waktu dalam tubuh, yakni ekskresi dimana akan keluar melalui
urine atau feses, terkadang melalui keringat.

Anda mungkin juga menyukai