Anda di halaman 1dari 1

1.

Susu kedelai
a. Definisi susu kedelai
Susu kedelai adalah bahan makanan olahan dari kacang kedelai berupa minuman yang
memiliki kandungan gizi cukup tinggi serta bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol
dan mencegah timbulnya penyakit jantung. Minuman ini dibuat dengan cara merebus
kacang kedelai kemudian diambil airnya. Air tersebut yang kemudian dikenal sebagai susu
kedelai (Cahyadi, W., 2007 :5)  dari KTI kak Tifani

Susu kedelai akhir – akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternative pengganti susu
sapi. Hali ini dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
dengan harga relative lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Untuk
meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral
yang dibutuhkan tubuh kita. Susu kedelai tidak kalah dengan susu sapi maupun air susu ibu
(ASI) (Cahyadi, 2007)  dari KTI Aminah Nur

Susu kedelai sangat penting untuk bayi dan anak – anak karena pada masa pertumbuhannya
mereka sangat memerlukan protein. Untuk bayi dan anak – anak yang alergi terhadap susu
sapi maka dapat diganti dengan susu kedelai. Sebagai minuman, susu kedelai dapat
menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena pada umumnya minuman hanya
menyegarkan tetapi tidak menyehatkan. Susu kedelai juga dikenal sebagai minuman
kesehatan karena tidak mengandung kolesterol, tetapi mengandung phitokimia, yaitu suatu
senyawa dalam bahan pangan yang mempunyai khasiat menyehatkan (Cahyadi, 2007) 
KTI Aminah Nur

Susu kedelai memiliki kadar protein dan komposisi asam amini yang hampir sama dengan
susu sapi. Keunggulan lain dari susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah susu kedelai
tidak mengandung kolesterol. Kandungan protein dalam susu kedelai dipengaruhi oleh
varietas kedelai, jumlah air yang ditambahkan, jangka waktu, kondisi penyimpanan dan
perlakuan panas. Susu kedelai mempunyai kekurangan karena timbulnya bau langau pada
susu kedelai akibat aktivitas enzim lipoksinagenase atau lipoksidase pada biji kedelai. Untuk
pencegahan enzim tersebut dengan jalan perebusan atau pemanasan pada suhu 80 oC
selama 10 – 15 menit (Astawan, 2004)  KTI Sri wahyuni

Anda mungkin juga menyukai