Anda di halaman 1dari 7

Berbagai Pertimbangan Praktik WASH skala Rumah Tangga dan Komunitas

Selalu melakukan praktik WASH yang baik di rumah tangga dan komunitas adalah kunci
untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan pada saat merawat orang yang terkonfirmasi
COVID-19 di rumah. Membersihkan tangan secara berkala dan dengan teknik yang benar
menjadi sangat penting.
1. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan, diluar fasilitas layanan kesehatan, adalah hal terpenting untuk
mencegah penularan/ infeksi COVID-19. Peaktik ini harus dilakukan baik di rumah,
sekolah, tempat umum sepert pasar, tempat ibadah, kereta dan terminal bis. Mencuci
tangan secara berkala harus dilakukan sebelum menyiapkan makanan/ masak,
sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet atau setelah mengganti popok
anak, dan setelah memegang binatang. Fasilitas cuci tangan yang berfungsi dengan
baik serta dilengkapi dengan sabun dan air mengalir harus tersedia maksimum 5m
dari toilet.
2. Pengelolaan dan penanganan tinja yang tepat
Praktik WASH yang baik seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
harus secara ketat dilakukan terus menerus karena memberikan manfaat penting untuk
mencegah penularan COVID-19 dan pencegahan penularan penyakit infeksius lainnya
secara umum.17 Perhatian perlu diberikan pada penanganan tinja manusia secara
aman melalui rantai pengelolaan sanitasi mulai dari memastikan adanya toilet/ jamban
yang berfungsi baik dan aman, tangki septik yang aman, pengangkutan, pengolahan
hingga sampai kepada pembuangan.
Ketika terdapat pasien yang terkonfirmasi atau terduga terinfeksi COVID-19 di
rumah, maka langkah-langkah tepat harus dilaksanakan untuk melindungi orang yang
merawat pasien dan anggota keluarga lainnya dari risiko kontak dengan sekresi cairan
pernafasan dan kotoran pasien yang mengandung virus COVID-19. Permukaan yang
sering disentuh di area perawatan pasien harus secara berkala dibersihkan, contohnya
permukaan dan tepi meja, tempat tidur, dan perabot yang ada di kamar tidur. Kamar
mandi harus selalu dibersihkan dan di disinfeksi setidaknya satu kali sehari. Sabun
atau deterjen yang biasa digunakan oleh rumah tangga dapat digunakan untuk
membersihkah, setelah dibilas cairan disinfektan yang mengandung sodium
hypocholorite 0.5% (setara dengan 5000ppm atau 1 bagian pembersih mengandung
5% sodium hypochlorite dicairkan dengan 9 bagian air) dapat digunakan. APD harus
selalu digunakan pada saat membersihkan rumah, termasuk masker, kacamata
pelindung, rompi/ apron tahan air, dan sarung tangan.29 Praktik kebersihan tangan
dengan pembersihtangan berbahan dasar alkohol atau cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir harus selalu dilakukan setelah melepas APD.
Sumber: Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah yang Tepat Dalam
Penanganan Wabah COVID-19 Pedoman Sementara WHO dan UNICEF 19 Maret
2020 diakses tanggal 23 Juni 2020 pada jam 21.27 WIB
Cara penyebaran beberapa virus atau patogen dapat melalui kontak dekat, lingkungan
atau benda yang terkontaminasi virus, droplet saluran napas, dan partikel airborne.
Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5um. Droplet dapat melewati
sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter) ke permukaan mukosa yang rentan. Partikel
droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara dalam
waktu yang lama. Produksi droplet dari saluran napas diantaranya batuk, bersin atau
berbicara serta tindakan invasif prosedur respirasi seperti aspirasi sputum atau
bronkoskopi, insersi tuba trakea. Partikel airborne merupakan partikel dengan
diameter yang kurang dari 5um yang dapat menyebar dalam jarak jauh dan masih
infeksius. Patogen airborne dapat menyebar melalui kontak. Kontak langsung
merupakan transmisi pathogen secara langsung dengan kulit atau membran mukosa,
darah atau cairan darah yang masuk ke tubuh melalui membrane mukosa atau kulit
yang rusak.5 Oleh karena itu, kita dapat melakukan pencegahan transmisi virus.
Prinsip pencegahan dan strategi pengendalian secara umum Saat ini masih belum ada
vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19.26 Cara terbaik untuk mencegah infeksi
adalah dengan menghidari terpapar virus penyebab. Lakukan tindakan-tindakan
pencegahan penularan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya
pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik.
2. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %,
jika air dan sabun tidak tersedia.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
4. Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
5. Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau
segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar
6. Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue.
7. Buang tissue pada tempat yang telah ditentukan.
8. Bersihkanersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
Sumber : Erlina Burhan, Fathiyah Isbaniah, Agus Dwi Susanto,2020, PNEUMONIA
COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI INDONESIA, Jakarta :
Perhimpunan Dokter Paru.

Kebersihan tangan (Hand Hygiene) adalah istilah umum untuk segala upaya dalam


membersihkan tangan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Secara
garis besar, Hand Hygiene dibagi menjadi dua, yakni:
1. mencuci tangan; membersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir
2. menggosok tangan; membersihkan tangan dengan cairan antimikroba dengan
konsentrasi ethanol 80% 
Menjaga kebersihan tangan adalah kewajiban setiap dokter dan petugas kesehatan karena
kebersihan tangan adalah faktor utama dalam upaya pencegahan infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Langkah-langkah membersihkan tangan. Sumber: Openi, 2014

"5 Moments of Hand Hygiene"


Untuk memudahkan dokter serta tenaga kesehatan lainnya dalam  mengingat kapan saja harus
membersihkan tangan, diciptakan istilah "5 Moments of Hand Hygiene" [2] yang terdiri dari:
1. Sebelum menyentuh pasien
1. Menyentuh pasien dalam bentuk apapun; berjabat tangan dengan pasien, membantu pasien
bergerak, memakaikan baju atau kacamata untuk pasien
2. Aktivitas personal; memandikan pasien, membantu pasien memakai baju atau kacamata,
menyisir rambut pasien
3. Observasi non-invasif; mengecek nadi, suhu badan atau tekanan darah, palpasi abdomen,
auskultasi dada
4. Prosedur non-invasif; memakaikan sungkup oksigen atau nasal cannula, memakaikan
slings/braces
5. Persiapan dan administrasi obat oral
6. Memberi makan dan perawatan intraoral lainnya seperti menyikat gigi atau membersihkan
gigi palsu pasien
2. Sebelum melakukan prosedur
1. Insersi jarum ke kulit pasien atau ke alat medis invasif; venipuncture, IV flush, injeksi
subkutan atau intramuskular
2. Persiapan dan administrasi obat melalui alat medis invasif; medikasi melalui IV, pemberian
makanan dengan NGT
3. Administrasi obat yang bersentuhan langsung dengan membran mukosa; tetes mata, insersi
obat supositoria
4. Insersi alat medis invasif; ETT, trakeostomi, pemasangan kateter
5. Pemeriksaan dan tindakan yang bersentuhan dengan kulit yang tidak intak atau membran
mukosa; membalut luka, prosedur operasi, tes colok dubur
3. Setelah melakukan prosedur atau adanya risiko terkena cairan tubuh pasien
Terkena cairan tubuh pasien; memegang kantong urin, memegang tempat tidur pasien,
memegang wadah spesimen, kontak langsung maupun tidak langsung dengan sputum
(melalui gelas atau tissue)
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah menyentuh daerah sekitar pasien
1. menyentuh tempat tidur pasien, kursi dan meja di sekitar pasien, monitor alat, barang pribadi
pasien.
2. Selain dari lima waktu diatas, menjaga kebersihan tangan juga perlu dilakukan ketika:
3. setelah melepas sarung tangan (masih ada resiko kebocoran sarung tangan dan resiko
kontaminasi ketika melepaskan sarung tangan)
4. sebelum dan sesudah bekerja
5. sebelum dan sesudah makan/minum
6. sebelum dan sesudah menggunakan keyboard
7. setelah mengunjungi daerah terinfeksi
8. setelah menggunakan toilet
9. setelah mengusap hidung
Indikasi
Berdasarkan beberapa riset penggunaan cairan antimikroba (hand rub) berbahan dasar
alkohol lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan sabun dan air karena:
1. memerlukan waktu yang lebih singkat dalam penggunaannya
2. dapat mengurangi jumlah bakteri yang lebih besar jika dibandingkan dengan
penggunaan sabun dan air 
3. efek iritasi kulit yang lebih ringan
4. lebih mudah diakses oleh dokter dan tenaga kesehatan karena dapat ditempatkan di
lingkungan dokter dan pasien serta dapat dikemas dalam botol yang bisa dibawa oleh dokter
dan tenaga kesehatan
5. lebih murah dalam hal biaya 
6. hand rub dapat digunakan sesering mungkin ketika tangan terlihat bersih
7. Pencucian dengan sabun antimikroba dan air mengalir harus dilakukan ketika terdapat
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya dan jika diduga terjadi kontak dengan
spora bakteria seperti Clostridium difficile, non-enveloped virus (rotavirus, norovirus,
polio, Hepatitis A), dan parasit tropikal. 

Langkah-langkah Melakukan Handrub
1. Tuangkan cairan antimikroba dengan jumlah yang cukup untuk membasahi seluruh
permukaan telapak tangan
2. Gosok kedua telapak tangan
3. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri dengan jari tangan kanan di sela-sela
jari tangan kiri dan sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dengan jari-jari saling bertautan (untuk membersihkan sela-sela
jari)
5. Gosok jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri dengan cara diputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7. Gosok dengan memutar ujung jari kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
8. Tangan anda sekarang sudah bersih
Langkah-langkah Melakukan Cuci Tangan (Handwash)
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ambil sabun dengan jumlah yang cukup untuk menutupi seluruh permukaan telapak tangan
3. Gosok kedua telapak tangan
4. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri dengan jari tangan kanan di sela-sela
jari tangan kiri dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dengan jari-jari saling bertautan (untuk membersihkan sela-sela
jari)
6. Gosok jari-jari sisi dalam kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri dengan cara diputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
8. Gosok dengan memutar ujung jari kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya
9. Bilas dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan tissue atau handuk sekali pakai
11. Gunakan tissue atau handuk sekali pakai untuk mematikan keran air
12. Tangan anda sekarang sudah bersih
13. Untuk membantu mengingat urutan cuci tangan, dapat dihafalkan TePung Selaci
Puput yang merupakan mnemonic dari:
14. Telapak Tangan
15. Punggung Tangan
16. Sela-sela Jari
17. Kunci jari-jari sisi dalam kedua tangan
18. Putar ibu jari tangan kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
19. Putar ujung jari tangan kanan yang dirapatkan pada telapak tangan kanan dan
sebaliknya
Peletakan Cairan Antimikroba Berbahan Dasar Alkohol
1. Di ujung tempat tidur setiap pasien
2. Pada troli bergerak yang berisi obat atau alat kesehatan
3. Area yang memiliki tingkat mobilisasi staff kesehatan yang tinggi (ruang obat, ruang suster)
4. Ruang pemeriksaan, ruang pasien rawat jalan
5. Pintu masuk ke setiap bangsal, klinik rawat jalan dan departemen
6. Area publik; ruang tunggu, area resepsionis, di samping pintu lift.
Penggunaan Sarung Tangan
Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan kegiatan membersihkan tangan
Indikasi penggunaan sarung tangan:
1. Mengurangi resiko kontaminasi dokter dan tenaga kesehatan dari darah dan cairan tubuh
lainnya
2. Mencegah transmisi dari mikroorganisme infeksius dari tangan dokter dan petugas kesehatan
ke lingkungan, ke pasien dan juga dari satu pasien ke pasien lainnya.
3. Digunakan ketika melakukan prosedur invasif
4. Digunakan ketika melakukan kontak dengan daerah steril
5. Digunakan ketika melakukan kontak dengan kulit yang tidak intak dan membran mukosa
6. Digunakan ketika melakukan aktivitas yang dinilai memiliki resiko paparan darah,
cairan tubuh, sekresi dan ekskresi cairan lainnya. 
Sarung tangan diganti ketika:
1. Selesai melakukan perawatan pada satu pasien dan akan melakukan perawatan ke pasien lain
2. Selesai melakukan prosedur di satu bagian tubuh pasien dan akan melakukan prosedur di
bagian tubuh lainnya (di pasien yang sama) untuk mencegah kontaminasi silang (cross-
contamination) dari bagian tubuh pasien
3.Interaksi dengan pasien melibatkan alat-alat kesehatan yang dapat dipindahkan dari
satu ruangan ke ruangan lain 
Membersihkan tangan harus dilakukan:
1. Sebelum memakai sarung tangan
2. Segera setelah melepas sarung tangan
3. Produk untuk membersihkan tangan (hand rub dan sabun) tidak boleh dipakai ketika
memakai sarung tangan.

Efek Samping
1. Efek samping yang mungkin terjadi dari pemakaian cairan antimikroba berbahan dasar
alkohol adalah dermatitis kontak alergi namun itupun sangat jarang terjadi.
2. Hand rub yang tersedia kini tidak akan menyebabkan iritasi dan kulit kering jika
dipakai dengan benar karena sudah mengandung emolien (pelembab). Namun, jika
ada luka terbuka atau kulit yang terkelupas akan tetap terasa perih jika menggunakan
hand rub berbahan dasar alkohol. 
3. Tidak seperti cairan antiseptik atau antibiotik, pemakaian hand rub berbahan dasar
alkohol tidak akan menyebabkan resistensi bakteri. 
Rekomendasi Lain
Selain mencuci tangan dan pemakaian cairan antimikroba, dokter dan tenaga kesehatan perlu
memperhatikan kebersihan kuku jari dengan selalu menjaga panjang kuku tidak lebih dari
0,5cm dan hindari pemakaian cat pewarna kuku.
Sumber : https://www.alomedika.com/kapan-terakhir-kali-anda-mencuci-tangan-pentingnya-
kebersihan-tangan-anda diakses tanggal 23 Juni 2020 Jam 22.06 WIB

Anda mungkin juga menyukai