Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.

2, Agustus 2016

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)


PENDIDIKAN DI DESA TERPENCIL
Desak Putu Parmiti, Made Sulastri, I Ketut Pudjawan

Universitas Pendidikan Ganesha

ABSTRAK
Kegiatan akhir dari IbM ini adalah (1) terwujudnya 1 paket kurikulum di pesraman Widya Santhi
Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti Saraswati yang berbasis kewirausahaan, (2) terwujudnya buku
penunjang pembelajaran di pesraman, (3) terwujudnya media pembelajaran yang membantu
pendidikan di pesraman Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti Saraswati. Dan (4)
terwujudnya unit usaha mandiri yang bisa membantu keuangan lembaga. Pesraman widya santhi
mandiri adalah salah satu pesraman yang mengembangan seni budaya daerah di Desa Tianyar.
Pembelajaran di Pesraman Widya Santhi Mandiri adalah pembelajaran kebudayaan seperti menari,
mesatua, mekidung, nulis lontar, membuat banten, dan darma tula dan darma wecana. Sedangkan
Sekha Santhi Jayanti Saraswati adalah Kelompok seni suara tradisional yang bergerak di bidang
kebudayaan mekidung/meshanti (bernyanyi) untuk orang dewasa. Kelompok ini terdiri dari 30 orang,
10 wanita dan 20 lelaki. Kedua kelompok ini masih terbatas dengan pembelajaran konvensional,
tanpa kurikulum, dan media pembelajaran yang digunakan juga belum ada. Walaupun bergerak di
pendidikan non formal, kurikulum, proses pembelajaran, dan media pembelajaran tetap memegang
peranan penting terhadap keberhasilan siswa. Berdasarkan gambaran dari potret permasalahan yang
dihadapi mitra, tolok ukur transfer iptek bagi masyarakat adalah dengan menyasar 30 anak-anak dan
30 orang dewasa perwakilan masing-masing kelompok mengimplementasikan kurikulum yang sudah
dirancang. Adapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ditransfer adalah: 1) pelatihan
penyusunan kurikulum pesraman, 2) Pelatihan pembuatan media pembelajaran penunjang kurikulum,
dan 3) Pelatihan manajemen organisasi. Keseluruhan proses transfer iptek yang telah dilaksanakan
dengan pola pendidikan dan pelatihan serta pendampingan yang meliputi: sosialisasi, pelatihan, dan
pendampingan kepada pesraman Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti Saraswati
diharpakan dapat menambah wawasan dan kepribadian output dari pembelajaran yang dilakukan di
kedua kelompok tersebut.

PENDAHULUAN medan yang berbukit-bukit. Akes jalan


Berbeda dengan pendidikan di menuju daerah ini masih sulit dilalui
kota yang begitu mudah mengakses sepeda motor. Banjar pedahan berjarak
pendidikan, di daerah terpencil dan 80 Km dari kota Amlapura (Kota
termarginalkan seperti di kecamatan kubu Kabupaten). Banjar pedahan termasuk ke
terutama daearah Banjar Pedahan dan dalam dinas desa Tianyar Tengah dengan
Muntigunung memiliki banyak persoalan, jumlah penduduk 1576 KK. Begitu
diantaranya minimnya sarana dan terpencilnya wilayah ini membuat
prasarana, kurangnya tenaga pengajar, penduduk yang berada di desa ini mata
tidak adanya teknologi informasi dan pencaharian hanya bisa sebagai petani
komunikasi, serta sulitnya akses kecil bahkan ada yang sampai
transportasi. Minimnya akses pendidikan menggepeng. Musim hujan para petani
ini sangat berpengaruh terhadap pola melakukan cocok tanam sedangkan
hidup masyarakatnya, seperti kurang musim panas melakukan gepeng. Hal ini
bersih, petani yang tidak berkembang, dapat dilihat bahwa hampir setiap bulan
mudah dibodohi, dan tidak kreatif, dan lain dinas sosial kota Denpasar selalu
sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa membina dan mengembalikan gepeng
pemerataan pendidikan dan peningkatan yang berasal dari wilayah Pedahan dan
kualitas pendidikan sangat sulit untuk Muntigunung. Selain itu kehidupan
diwujudkan. masyarakat juga sangat keras, ini
Secara geografis, lokasi banjar ditunjukkan dengan banyak kasus
pedahan dan munti gunung berada di kekerasan dalam rumah tangga,
wilayah pegunungan tanah kering dengan kekerasan seksual, bahkan sampai
Jurnal Widya Laksana | 100
P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

tindakan kriminal. Selain itu, 1 tahun formal untuk membantu percepatan


belakangan ini, banyak diterjadi kasus pendidikan di daerah terpencil.
bunuh diri yang diakibatkan karena hal Sebenarnya di banjar pedahan dan
yang sangat sepele, seperti karena tidak Muntigunung sudah memiliki lembaga
dikasi HP seorang siswi SMP kelas 2 tradisional yang bergerak di pendidikan
melakukan bunuh diri, karena tidak dikasi non formal yang dapat membantu akses
pacaran seorang siswa kelas 1 SMP dan perkembang pendidikan di wilayah
melakukan bunuh diri, dan yang paling itu. Misalnya Pesraman Widya Santhi
terbaru adalah adanya bunuh diri karena Mandiri dan Sanggar Belajar Widya Sari
selalu diejek oleh teman-temanya. bergerak di bidang pendidikan anak-anak
Untuk layanan pendidikan formal, dan remaja yang mengajarkan dan
di banjar pedahan sudah terdapat mengembangkan kebudayaan lokal dan
beberapa sekolah formal yakni ada 4 SD keterampilan lokal. Selain itu ada juga,
dan 1 SMP 1 atap. Sekolah ini sudah ada sekhaa santhi-sekhaa santhi (Kelompok
sejak tahun 1990an. SD yang ada sudah seni suara tradisional) yang bergerak di
hampir menamatkan 500 siswa, dan 300 bidang kebudayaan mekidung/meshanti
siswa DO. Kebanyak siswa berhenti (bernyanyi) untuk orang dewasa. Sekhaa
sekolah karena membantu orang tua, Santhi yang aktif dan rutin melakukan
diajak ke kota untuk bekerja, minimnnya kegiatan adalah Sekhaa Santhi jayanti
biaya, jarak rumah dengan sekolah terlalu Saraswati. Pendidikan model ini sudah
jauh, dan masyarakat tidak melihat lama dilakansakana secara turun
dampak positif antara anak yang temurun. Walaupun sudah berdiri sejak
bersekolah dengan anak yang tidak lama (1990-an) namun belum mampu
bersekolah, sehingga mereka enggan membantu meningkatkan perkembangan
untuk menyekolahkan anaknya. pendidikan di banjar tersebut. Hal ini
Sedangkan siswa yang tamat SD hanya disebakan karena kurikulum, media dan
sebagian kecil yang melanjutkan ke proses pembelajaran dalam lembaga
jenjang sekolah menengah pertama. Itu tersebut masih bersifat tradisional dan
pun melanjutkannya ke sekolah SMP 1 cenderung ketinggalan jaman.
atap. Dimana fasilitas, tenaga pengajar Kemampuan tenaga pendidik yang ada
dan proses pembelajarannya sangat belum menjamah pengetahuan dan
kurang. pendidikan tentang kurikulum, media dan
Walaupun demikian pemerintah proses pembelajaran.
telah melakukan berbagai upaya untuk Pendidikan non formal di wilayah
membantu sekolah tersebut diantaranya ini sangat besar pengaruhnya terhadap
bantuan sarana dan prasarana dan BOS perkembangan SDM anak-anak yang ada
(Bantuan Operasional Sekolah). Selain disana. Masyarakat lebih senang datang
itu, berbagai macam pelatihan dan ke lembaga pendidikan non formal dari
workshop juga pernah dikuti untuk pada datang ke sekolah. Karena proses
meningkatkan SDM tenga pengajarnya. pembelajaran di lembaga non formal
Namun perkembangan pendidikan untuk (khususnya di Pesraman Widya Santhi
anak-anak di banjar tersebut masih Mandiri dan Sekhaa Santhi Jayanti
sangat lambat. Hal ini ditunjukkan dengan Saraswati) dilakukan secara
aktivitas masyarakat yang masih suka kekeluargaan. Pembelajaran di Pesraman
menggepeng, bolos sekolah, tidak Widya Santhi Mandiri adalah
memiliki kemampuan berpikir logis, pembelajaran kebudayaan seperti menari,
berpikir kritis, berpikir kreatif, berinisiatif, mesatua, mekidung, nulis lontar, membuat
dan dan tidak adaptif terhadap perubahan banten, dan darma tula dan darma
dan perkembangan IPTEK. wecana. Selain bergerak di bidang
Melihat pendidikan formal belum kebudayaan, Pesraman Widya Santhi
memenuhi harapan pemerintah dalam Mandiri juga aktif dalam memberikan
meningkatkan kualitas pendidikan bekal keterampilan dibidang seni lukis dan
terutama di wilayah pedesaan dan seni kerajinan. Seni lukis yang
terpencil oleh sebab itu diperlukan dikembangkan adalah seni lukis dengan
pendidikan lain seperti pendidikan non menggunakan warna alami sedangkan

Jurnal Widya Laksana | 101


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

seni kerajinan yang dikembangkan adalah media pembelajaran adalah alat untuk
kerajinan lontar. menyampaikan pesan artinya, artinya
Walaupun bergerak di pendidikan yang terpenting adalah bukanlah
non formal, kurikulum, proses peralatan itu, tetapi pesan atau informasi
pembelajaran, dan media pembelajaran belajar yang dibawakan oleh media
tetap memegang peranan penting tersebut. Tenaga pendidik yang mengjar
terhadap keberhasilan siswa. Proses disana selama ini jarang menggunakan
pembelajaran di Pesraman Widya Santhi media pembelajaran, walaupun sudah
Mandiri dan Skhaa Santhi Jayanthi pernah menggunakan media media yang
Saraswati belum menggunakan model- digunakan media sederhana
model pembelajaran yang inovatif, kreatif, Selain masalah dalam
dan menyenangkan. Pembelajaran yang pembelajaran, pendanaan pendidikan
digunakan masih bersifat tranfer nonformal juga menjadi kendala
pengetahuan, sehingga sisia (siswa)nya Pesraman Widya Santhi Mandiri dan
menjadi kurang cerdas dan kreatif. Ketika Sekha Santhi Jayanti Saraswati. Selama
sudah tamat dari pesraman itu, sisia tidak ini mereka mendapatkan dari bantuan-
mampu mengembangkan dan bantuan sosial yang tidak mengikat.
mengimplementasikan di luar. Keterbatasan dana ini juga mempengaruhi
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan kinerja tenaga yang ada di lembaga
yang melibatkan seseorang dalam upaya tersebut. Selain itu aktivitas yang bisa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dilakukan pun menjadi sangat terbatas.
dan nilai-nilai positif dengan Berdasarkan analasis situasi di
memanfaatkan berbagai sumber untuk atas, maka dapat dirumuskan secara
belajar. Dalam sistem pembelajaran operasional permasalahan yang dihadapi
modern saat ini, siswa tidak hanya mitra pesraman Widya Santhi Mandiri dan
berperan sebagai komunikan atau Sekhaa Santhi Jayanti Saraswati adalah
penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai berikut.
sebagai komunikator atau penyampai 1. Sumber pendanaan untuk lembaga
pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka pendidikan non formal Pesraman
terjadi apa yang disebut dengan Widya Santhi Mandiri dan Sekhaa
komunikasi dua arah atau bahkan Santhi Jayanti Saraswati tidak ada.
komunikasi banyak arah. Dalam bentuk 2. Pesraman Widya Santhi Mandiri dan
komunikasi pembelajaran manapun Sekha Santhi Jayanti Sarswati
sangat dibutuhkan peran media untuk belum memiliki kurikulum yang
lebih meningkatkan tingkat kefektifan digunakan dalam pembelajaran
pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya sehingga output kompetensi yang
proses pembelajaran tersebut akan terjadi dimiliki siswanya menjadi tidak jelas.
apabila ada komunikasi antara penerima 3. Proses pembelajaran yang
pesan dengan sumber/penyalur pesan digunakan tidak mencerminkan
lewat media tersebut. pembelajaran yang kreatif, inovatif
Minimnya pengetahuan kurikulum dan menyenangkan. Sehingga
dan media yang digunakan guru selama cenderung membosankan.
pembelajaran menyebabkan 4. Tenaga pendidik yang ada belum
pembelajaran menjadi membosankan dan menggunakan media pembelajaran
atau tidak menyenangkan. Padahal media yang mudah dipahami oleh
merupakan salah satu komponen siswanya. Selama ini media
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pembelajaran yang digunakan
pesan dari komunikator menuju sangat sulit dipahami oleh siswanya.
komunikan. Media pembelajaran adalah 5. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
segala sesuatu yang dapat digunakan terkait dengan kebudayaan dan
untuk menyalurkan pesan (bahan keterampilan belum mampu
pembelajaran), sehingga dapat meningkatkan kompetnsi atau skill
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan yang akan dijadikan pegangan di
perasaan siswa dalam kegiatan belajar masa depannya.
untuk mencapai tujuan belajar.pentingnya

Jurnal Widya Laksana | 102


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

METODE PELAKSANAAN Memberikan materi


Upaya pemecahan yang dapat kewirausahaan dirahapkan dapat
diusulkan adalah melakukan beberapa menumbuhkan jiwa kewirausahaan di
pelatihan, pengembangan, lingkungan Pesraman Widya Santhi
pemberdayaan, dan pendampingan terkait Mandiri dan Sekhaa Santhi Jayanti
dengan kurikulum, proses pembelajaran Saraswati. anak-anak yang belajar di
yang inovatif, media pembelajaran, lembaga ini juga diharapkan memiliiki jiwa
kewirausahaan, dan teknologi informasi kewirausahaan dan mampu membuka
yang khusus diterapkan pada pendidikan usaha sendiri. Selain itu, Kedepannya
non formal (Pesraman Widya Santhi diharapkan mampu membuka unit usaha
Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti mandiri sebagai sumber penghasilannya.
Saraswati). Kurikulum yang dirancang dan Misalnya dengan membuka unit usaha
dikembangakan adalah kurikulum yang koperasi yang dapat membantu menjual
bermuatan kebudayaan lokal, karakter, hasil kerajinan yang dibuat sendiri oleh
dan kompetensi. Pembagian waktu lembaga tersebut. Sehingga dapat
disusun secara komprehensif dan pendanaan lembaga akan terbantu dan
menyeluruh. Kebudayaan lokal yang aktivitas-aktivitas dan program kerja
dimaksud adalah kebudayaan yang ada di lembaga pun akan berjalan.
daerah tersebut. Budaya yang cocok Selain melakukan
diterapkan disana adalah genjek, budaya pengembangan dan pembinaan
ritual, dan budaya dansil. Sedangkan selanjutnya akan dilakukan
pembentukan karakter yang dimaksud pemberdayaan berdasarkan SDM yang
adalah adalah proses internalisasi nilai ada dan Kurikulum yang sudah dirancang.
nilai moral kemanusiaan. Nilai-nilai Pemberdayaan dilakukan dengan
tersebut dikelompokkan menjadi tiga melakukan praktek langsung terhadap
bagian yaitu nilai etika pribadi, nilai etika kurikulum yang sudah dibuat. Pada saat
sosial dan nilai etika ketuhanan. Nilai-nilai ini akan dilakukan kerja sama dengan
tersebut akan diintegrasikan dalam dan sekolah-sekolah modern yang bertaraf
selama proses pembelajaran. selain itu internasional. Seperti sekolah diatmika
kompetensi yang yang dikembangkan sebagai parter dan sharing pendidikan.
adalah kerajinan lontar, kerajinan kayu, Selama pemberdayaan akan dilakukan
seni lukis, seni suara, dan kewirausahaan. pendampingan dan suvervisi klinis secara
Pengembangan inovasi intens. Proses transfusi IPTEK (IbM)
pembelajaran bertujuan membuat secara sistemik dilakukan dengan model
pembelajaran menjadi lebih inovatif, pemberdayaan menggunakan pendekatan
kreatif dan menyenangkan. Inovasi PALS (Participatory Action Learning
pembaharuan pembelajaran muncul dari System). Prinsip dasar dari model PALS
perubahan paradigma pembelajaran. adalah pelibatan Pesraman Widya Santhi
Acuan paradigma pembelajaran adalah Mandiri dan Sekhaa Santhi Jayanti
hasil refleksi terhadap eksistensi Sarswati sehingga membentuk suatu
paradigma lama yang mengalami anomali sistem interaksi pembelajaran masyarakat
menuju paradigma baru yang diduga secara partisipatif, baik secara personal
mampu menyelesaikan masalah maupun komunal dalam pendidikan non
pembelajaran. dalam proses formal di daerah terpencil. Secara
pembelajaran paradigma baru schematik, metode pelaksanaan IbM
pembelajaran seyogyanya lebih pengembangan dan pendampingan
menyediakan proses untuk pendidikan di daerah terpencil di desa
mengembalikan hakikat pebelajar ke Tianyar Tengah dapat ditunjukkan pada
fitrahnya sebagai manusia yang memiliki gambar 3.
segenap potensi dalam mengembalikan
kemanusiannya.

Jurnal Widya Laksana | 103


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

Seni budaya
Seni lukis
Seni suara
Keterampilan-keterampilan
Usaha-usaha kecil menengah
(1) Perluasan dan
pemudahan
akses
Reform pendidikan
Potensi Lembaga Pengembangan Pendidikan dan (2) Peningkatan
non formal Pemberdayaan, dan Unit Usaha kualitas output
pendampingan Mandiri siswanya
(3) Adanya unit
usaha lembaga

Program Aksi (Ipteks):


(1)Pembuatan kurikulum
(2)Pengembangan inovasi
pembelajaran
(3) Pembuatan media pembelajaran
(4)Pembuatan prototipe
kewirausahaan mandiri

Gambar 3. Metode Participatory Action Learning Systems

Hasil Yang Dicapai pelaksanaan kegiatan tahap awal. Setelah


kesepakatan waktu ditentukan untuk
Pelaksanaan kegiatan melakukan koordinasi dengan aparatur
Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Pemerintah Desa Tianyar, Kecamatan
pendidikan desa terpencil” pada Kubu. Proses administrasi yang tim
pesraman Widya Santhi Mandiri dan pelaksana program harus penuhi yaitu
Sekha Santhi Jayanti Saraswati sampai meliputi, secara bertim sebelumnya
pada bulan Juni 2014 yang telah berkoordinasi dengan Lembaga
dilaksanakan 45% program yaitu: 1) Pengabdian Masyarakat (LPM) untuk
pelatihan penyusunan kurikulum meminta surat pengantar kegiatan
pesraman, 2) Pelatihan pembuatan media pengabdian dan surat perjalanan dinas
pembelajaran penunjang kurikulum, dan resmi yang substansinya memuat
3) Pelatihan manajemen organisasi. Permohonan untuk Mengadakan
Pengabdian Pada Masyarakat sesuai
Koordinasi Kegiatan P2M (Proses dengan rencana kegiatan Pengabdian
Administrasi dan Alur Birokrasi) Pada Masyarakat (P2M) dengan tema “1)
Untuk menyukseskan pelatihan penyusunan kurikulum
penyelenggaraan program tidak terlepas pesraman, 2) Pelatihan pembuatan media
dengan prosedur birokrasi yang dilakukan pembelajaran penunjang kurikulum, dan
oleh tim pelaksana dari Universitas 3) Pelatihan manajemen organisasi.”
Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Alur birokrasi pelaksanaan
Langkah program yang tim pelaksana program dengan mendatangi langsung
rancang diantaranya meliputi: (1) desa tujuan P2M dan bersilaturahmi
koordinasi, (2) pelaksanan, dan (3) dengan aparatur desa setempat. Adapun
evaluasi. Langkah awal yang tim hasil koodinasi tim dengan birokrasi
pelaksana lakukan adalah rapat Pemerintahan Desa Tianyar, diantaranya:
koordinasi tahap awal untuk merancang kesepakatan jadwal kegiatan, tempat
pertemuan dan koordinasi,dilanjutkan penyelenggaraan, agenda kegiatan,
dengan rapat untu merancang termasuk pedataan peserta pelatihan dari

Jurnal Widya Laksana | 104


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

masing-masing dusun di desa Tianyar sesuai dengan target dan tujuan


dikoordinir oleh I Wayan Widiana dan I pelatihan, dan (e) menyiapkan jadwal
Ketut Mertha selaku pembina kelompok sosialisasi menyesuaikan dengan
tersebut. perencanaan kegiatan yang telah
Program yang kami rancang dan terprogram, 2) tahap pelaksanaan, yang
usulkan untuk diselenggarakan di desa terdiri dari : (a) melakukan sosialisasi
Tianyar memperoleh apresiasi yang pelatihan pembuatan kurikulum pesraman
sangat luar biasa dari Pemerintah Desa Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi
setempat beserta jajarannya. Mengingat Jayanti Saraswati, penyusunan media
baru pertama kali desa Tianyar disasar pembelajaran dan manajemen organisasi,
kegiatan pengabdian dengan melibatkan (b) diskusi terbatas mengenai
warga masyarakat untuk mampu pemahaman wawasan dan keterampilan
diberdayakan melalui kegiatan sosialisasi yang sudah mampu peserta kuasai, dan
dan pelatihan dari pihak LPM UNDIKSHA. 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a)
Secara langsung dengan penuh persentasi kesimpulan sosialiasi oleh tim
penghargaan dan penghormatan Kepala pelaksana dan praktek pelatihan langsung
Desa beserta staf menyambut kami bagi peserta, (b) refleksi berupa praktek
dengan tangan terbuka dan mengucapkan dari pakar dengan uji coba program yang
terima kasih kepada LPM UNDIKSHA sudah dilatihkan, dan (c) memberikan
karena sudah bersedia memfasilitasi penilain terhadap produk yang dihasilkan
warga desa tianyar dengan penerjunan oleh peserta program IbM.
staf ahli yang berkompeten melalui Secara umum ada 3 materi yang
penyelenggaraan kegiatan P2M. Harapan diberikan kepada lembaga mitra yaitu (1)
dari output program P2M yang tim pengembangan kurikulum, (2)
pelaksana selenggarakan dan dharmakan Pengembangan media pembelajaran
kepada warga masyarakat yang dalam hal penunjang kurikulum, dan (3)
ini diwakili oleh pesraman Widya Santhi kewirausahaan dan pengelolaan
Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti keuangan lembaga. Dalam proses
Saraswati desa Tianyar Kecamatan Kubu internalisasi materi, metode yang
kabupaten Karangasem. digunakan adalah metode ceramah,
diskusi dengan format pendidikan non
Gambaran Umum Pelaksanaan formal. Walaupun demikian, peserta yang
Kegiatan P2M berjumlah 20 orang yang sebagian besar
P2M ini dilaksanakan pada bulan merupakan guru-guru honorer di sekolah
juni 2014 di Wantilan pesraman widya diberikan materi cetak secara lengkap.
santhi mandiri desa tianyar kecamatan Dalam proses pelatihan dibantu dengan
kubu dengan mendatangkan tim pakar media/alat peraga power point yang
dari Undiksha Singraja dengan kualifikasi sudah disiapkan sebelumnya. Waktu
akademik, diantaranya pengembangan pelatihan dilaksanakan setiap minggu
kurikulum, media pembelajaran dan yang diselingi dengan monev
manjemen dan organisasi. Sedangkan implementasi hasil pelatihan.
dari pihak kecamatan Kubu mendampingi Tempat pelatihan dilaksanakan di
dari pihak pendidikan dan kebudayaan, wantilan Pesraman Widya Santhi Mandiri
dan keagamaan. dengan ukuran 10 x 7 m, sehingga
Adapun alur pelaksanaan nyaman dan refresenttaif dijadikan tempat
program IbM ini dimulai dari, 1) Tahap pelatihan. Penilaian dilakukan mulai dari
persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) proses pembelajaran, penilaian akhir, dan
penyiapan bahan administrasi sesuai penilaian pendampingan. Hasil penilaian
dengan kebutuhan pelaksanaan digunakan sebagai umpan balik dan
sosialisasi, (b) melakukan koordinasi indikator keberhasilan kegiatan P2M.
dengan pesraman Widya Santhi Mandiri Penilaian proses pembelajaran dilakukan
dan Sekha Santhi Jayanti Saraswati desa dengan menggunakan lembar observasi,
Tianyar Kecamatan Kubu, (c) menyiapkan lembar ini digunakan untuk mengetahui
materi pelatihan, (d) menyiapkan perkembangan belajar warga belajar.
narasumber yang memiliki kompetensi Selain itu lembar observasi ini digunakan

Jurnal Widya Laksana | 105


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

untuk mengetahui daya ingat dan dilakukan dalam bentuk transfer iptek
pengetahuan awal warga belajar sebelum yang dilakukan berupa sosialisasi,
pembelajaran dimulai. Dengan adanya pelatihan, dan pendampingan kepada
lembar penilaian observasi ini akan pesraman Widya Santhi Mandiri dan
memudahkan tutor untuk menyiapkan dan Sekha Santhi Jayanti Saraswati yang
melakukan proses pembelajaran. memiliki tujuan mengembangkan seni
Penilaian hasil pemelajaran dilakukan budaya daerah setempat yang semula
dengan menggunakan tes, baik secara menggunakan kurikulum konvensional
langsung maupun tidak langsung. Tes sehingga hasil pembelajarannya menjadi
yang diberikan adalah tes kalistung atau tidak optimal. sehingga dikembangkan
tes teori yang mengacu pada kompetensi melalui 1) pelatihan penyusunan
keaksaraan dasar dan tes praktek kurikulum pesraman, 2) Pelatihan
pelatihan yang mengacu pada kompetensi pembuatan media pembelajaran
kerajinan yang sudah dilatih. Penilaian penunjang kurikulum, dan 3) Pelatihan
pendampingan juga menggunakan kewirausahaan dan Pengelolaan
observasi. Pendampingan yang dimaksud keuangan lembaga.
adalah pada saat mengimplementasikan
hasil P2M di dalam proses pembelajaran. Pelatihan Penyusunan Kurikulum
Pesraman
Dalam pelatihan ini menjelaskan
Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M tentang Pengertian, Kedudukan, Fungsi
Sesuai dengan permasalahan dan Kurikulum Pasraman. Luaran dari
yang dihadapi oleh warga masyarakat kegiatan ini adalah adanya Struktur
Desa Tianyar kecamatan Kubu dalam KurikuIum Berbasis Keagamaan Hindu di
kaitannya dengan upaya pengembangan Pasraman Pesraman Widya Santhi
wawasan pengetahuan dan keterampilan Mandiri. Adapaun struktur kurikulumnya
masyarakat di desa terpencil, maka adalah sebagai berikut.
program pengabdian masyarakat ini

Table 1. Struktur Kurikulum Pesraman Widya Santhi Mandiri


Tingkat
No Mata Pelajaran Tingkat Dasar Tingkat atas
Menengah
Keagamaan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1 Sruti 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2
2 Smerti 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Sradha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
4 Susila 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Catur Marga 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Itihasa dan
6 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
Purana
Adat Istiadat
Kterampilan
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Mejejaitan
Keterampilan Pilihan

Jurnal Widya Laksana | 106


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

Bahasa Inggris,
Yoga,
kewirausahaan,
jurnalistik,
8 - - - - - - - - - - - -
olahraga,
beladiri, politik
dan
kepemudaan
Jumlah 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

Sedangkan photo-photo kegiatan Jayanti dan proses implemkentasinya


pengembangan Kurikulum Pesramana adalah sebagai berikut.
Widya Santhi Mandiri dan Sekaa Santhi

Gambar 1. Proses pengembangan Kurikulum

Pelatihan Pembuatan Media materi, peserta pelatihan langsung diajak


Pembelajaran Penunjang Kurikulum untuk membuat media pembelajaran
Dalam pelatihan pembuatan berdasarkan kurikulum yang sudah
media pembelajaran, materi yang dikembangkan. Terdapat 3 jenis media
disampaikan adalah media pembelajaran pembelajaran yang akhirnya terbentuk
berbasis pendidikan non formal. Materi ini sampai pelatihan selesai. (1) media
disampaikan oleh Dra. Desak Putu pembelajaran keagamaan, (2) media adat
Parmiti, M.S. Materi ini menjelaskan istiadat (sains), dan (3) media
tentang bagaimana mengembangkan pembelajaran bahasa. Ketiga proses
potensi yang ada menjadi media pembuatan media pembelajaran tersebut
pembelajaran. Pada saat penyampaian dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Jurnal Widya Laksana | 107


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

Gambar 2. Proses Pembuatan Media Pembelajaran Keagamaan Dan Adat Istiadat

Pelatihan Kewirausahaan Dan Pengurus dan guru-guru yang ada di


Pengelolaan Keuangan Lembaga pesraman Widya Santhi Mandiri di ajak
Dalam pelatihan kewirausahaan untuk berwirausaha baik secara individu
dan pengelolaan keuangan lembaga maupun kelembagaan. Secara
menyampaikan tentang kewirausahaan kelembagaan terbentuklah koperasi
mandiri berbasis kearifan lokal. Karena Werdhi Sedana yang bergerak dibidang
banyaknya bahan lontar yang ada di desa serba usaha. Koperasi ini nantinya akan
Tianyar, maka kewirausahaan yang menjadi Showrooom kerajinan berbasis
ditumbuhkembangkan adalah lontar. Berikut dokumentasi kegiatan
kewirausahaan berbasis daun lontar. pelatihannya

Gambar 3. Proses pembelajaran kerajinan sebagai skill dalam berwirausaha kerajinan lontar

Jurnal Widya Laksana | 108


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

Tahap Evaluasi Program masyarakat Hindu Bali pada umumnya.


Untuk mengukur tingkat Jadi, untuk bisa mengkoordinir warga
keberhasilan kegiatan yang telah perlu koordinasi intensif dengan pihak
dilakukan, maka akan dilakukan evaluasi kesra dan segenap jajarannya.
minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, Berkaitan dengan pengkondisian
evaluasi akhir, dan evaluasi tindak lanjut. peserta program, walaupun dijumpai
Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan kendala masalah waktu selama tim
tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. pelaksana program mampu mengatasinya
Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dengan melakukan koordinasi secara
dan tolak ukur yang digunakan untuk intensif dengan Kepala Desa Tianyar, staf
menjastifikasi tingkat keberhasilan Kesra Desa Tianyar, dan segenap jajaran
kegiatan Setelah diberikan sosialisasi oleh terkait termasuk Dinas pendidikan dan
tim pelaksana dari Undiksha Singaraja, keagamaan Kecamatan Kubu serta
pesraman Widya Santhi Mandiri dan pesraman Widya Santhi Mandiri dan
Sekha Santhi Jayanti Saraswati di Desa Sekha Santhi Jayanti Saraswati. Karena
Tianyar Kecamatan Kubu dapat program masing berlangsung masih
memahami dengan jelas materi sosialisasi banyak terdapat kekuarangan-kekurangan
dan pelatihan mengenai kurikulum, media yang ada dalam pengabdian ini. Terutama
pembelajaran dan manajemen organisasi. untuk mengukur keberhasilan
Berdasarkan hasil evaluasi tidak pengimplementasian dari kurikulum yang
lanjut juga terekam, beberapa manfaat sudah dirancang.
praktis yang diperoleh oleh pesraman
Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi Kesimpulan Dan Saran
Jayanti Saraswati Desa Tianyar Kesimpulan yang dapat diperoleh
Kecamatan Kubu melalui kegiatan ini dari pelaksanaan program pengabdian
yaitu: (1) mereka mendapatkan informasi kepada masyarakat “IbM Pendidikan di
yang jelas dan utuh mengenai hakekat Desa Terpencil” di pesraman Widya
pemberdayaan masyarakat dari segi Santhi Mandiri dan Sekha Santhi Jayanti
pengetahuan dan keterampilan, bermakna Saraswati, adalah: (1) Tingkat partisipasi
untuk mengembangkan kurikulum, media yang tinggi dari mitra program pengabdian
pembelajaran dan manajemen organisasi kepada masyarakat memberikan dampak
yang sifatnya inovatif; (2) pesraman positif bagi pelaksanaan program, terlihat
Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi dari pelatihan dan pengembangan
Jayanti Saraswati yang menjadi peserta kurikulum, pembuatan media
pelatihan memperoleh gambaran yang pembelajaran dan manajemen organisasi.
jelas mengenai langkah pengembangan (2) Pelaksanaan program mampu
kewirausahaan lembaga; (3) peserta menghasilakan luaran-luaran yang
pelatihan juga mendapatkan gambaran diharapkan oleh program pengabdian
yang jelas dan utuh tentang kepada masyarakat ini, kecuali hasil
pengembangan seni budaya daerah. pembelajaran yangmasih menunggu
selesainya kurikulum terimplementasikan
Kendala dan Tindak Lanjut yang harus dan jiwa kewirausahaan yang masih
Dilakukan dalam proses pembelajaran.
Kendala pelaksanaan program Tingginya kreatifitas pesraman
adalah sulitnya meminid waktu untuk Widya Santhi Mandiri dan Sekha Santhi
pencapaian kesepakatan pelaksanaan Jayanti Saraswati mengembangakn
kegiatan, karena umumnya peserta kurikulum, mengembangkan media
latihan terbentur dengan rutinitas pembelajaran dan mengembangakn
pekerjaan harian yang menunjang manajemen organisasi sehingga terus
perekonomian keluarga, maupun adaftif terhadap perubahan jaman.
pelaksanaan kegiatan ritual adat-istiadat Sehingga seni budaya daerah tidak
yang lumayan padat di Desa Tianyar tergerus oleh budaya modern yang terus
dalam kaitannya dengan paruman desa berkembang sampai saat ini.
adat untuk penyelenggaraan ritual
keagamaan sebagaimana layaknya

Jurnal Widya Laksana | 109


P-ISSN: 1410-4369 Vol. 5, No.2, Agustus 2016

Daftar Pustaka Savery, John R & Duffy, Thomas M.


Departemen Pendidikan Nasional Problem Based Learning: An
Republik Indonesia. Undang-undang Instructional
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun Model and Its Contructivist
2005 Tentang Guru dan Dosen. Framework.
Jakarta. 2005. Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning
Ibrahim, M., et al. 2000. Pembelajaran Theory, Research, and Practice. 2nd
Kooperatif. Surabaya: Penerbit Ed. London: Allyn and Bacon.
Unesa – University Press. Supriatna, N. (2007). Pendidikan IPS di
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching SD. Bandung: UPI PRESS.
and Learning. Califorenia: Corwin Winataputra, U. S. (2008). Teori Belajar
Press, Inc. Dan Pembelajaran. Jakarta:
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Universitas Terbuka
Jakarta: Penerbit PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Marhaeni, A. A. I. N. (2006).
Menggunakan Asesmen Otentik
dalam Pembelajaran. Makalah
disampaikan dalam pelatihan
pembelajaran bagi guru-guru SMA
Negeri 1 Denpasar tanggal 19
Agustus 2006.
Marhaeni, A.A.I.N. Marhaeni (2008).
Asesmen Pembelajaran Tematik di
SD Kelas Awal. Makalah
disampaikan pada pelatihan guru Sd
di Karangasesm (DBEP)
Nitko A.J. (1996). Educational
Assessment of Students, 2nd Ed.
Columbus Ohio : Prentice Hall.
Popham, W.J. (1995). Classroom
Assessment, What Teachers Need
to Know. Boston: Allyn and Bacon.
Stiggins, R. J. (1994). Student-Centered
Classroom Assessment. N.Y:
Maxwell Macmillan International.
Pusat Kurikulum. 2002a. Pengembangan
Silabus Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Balitbang
Depdiknas
Sadia, Suastra, dan Tika. (2003)
Pengembangan Model dan Strategi
Pengubahan Miskonsepsi Siswa
dalam Pembelajaran Fisika di SMU.
Laporan Penelitian Hibah Bersaing,
IKIP Negeri Singaraja
Savoie J.M. & Andrew S.H. (1994).
Problem-Based Learning as
Classroom Solotion. Educational
Leadership

Jurnal Widya Laksana | 110

Anda mungkin juga menyukai