Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PADA IBU DENGAN POST SECTIO SAECAREA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Keperawatan Maternitas


Profesi Ners FIK Unmuh Ponorogo

INCLUDEPICTURE "../../AppData/Local/Temp/ksohtml14020/wps1.png" \*

MERGEFORMAT

Disusun oleh :

Arshal Furqoni Widodo (20650202)


PRODI PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

JL.Budi Utomo No. 10 Telp (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796

LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Sekti Caesaria (SC) adalah suatu sara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dingding uterus melalui dingding perut
bagian depan atau hesterotomia untuk melahirkan janin
dalam rahim
(sinopsis Obstetri jilid 2. 1998 : hal : 117).

Sekti Caesaria (SC) adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat diatas 500 gr, melalui sayatan pada dingding uterus
yang masih utuh.
(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, yayasan
bina pustaka sarwona praworoharjo, 2002).

Sekti Caesaria (SC) adalah Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan


melalui suuatu sisi pada dingding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gr.
(Ilmu bedah kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, jakarta 2000).

II. INDIKASI
a. Indikasi Ibu
 Plasenta previa sentralis dan lateralis.
 Panggul sempit absolut.
 Ruptur uterus mengancam.
 Partus lama.
 Distosia serviks.
 Pre Eklamsi dan hepertensi.
 Tumor jalan lahir.

b. Indikasi Janin
 Kelainan letak.
 Gawat Janin.
 Gemelli.
 Presentasi rangkap bila repisi tidak berhasil.
(Sinopsis Obstetri Jilid 2. 1998, 121)

III. KOMPLIKASI SECTIO CAESARIA


a. Infeksi Puerpuralis (nifas).
b. Perdarahan yang disebabkan banyaknya pembulu darah yang terbuka
atau terputus, atonia uteri karena pengaruh dari anastesi perdarahan pada plasenta
bed.
c. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
hipertinoalisasi terlalu tinggi.
(Sinopsis Obstetri jilid 2. 1998, 121).

IV. PROSEDUR SECTIO CAESARIA


 Langkah klinik
1. persetujuan medik.
2. menetapkan indikasi
3. menetapkan jenis SC
4. mempersiapkan tim
5. mencegah infeksi dan persiapan operasi
 Pasien
 penolong
V. DEKONTAMINASI
VI. CUCI TANGAN SEBELUM DAN SESUDAH TINDAKAN
VII. NASEHAT DAN KONSELING PASCA OPERASI
 Kepada keluarga pasien
1. memberitahu bahwa
 operasi telah selesai dan sampaikan jalannya operasi,
kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan minimal
mencangkup 24 jam pasca operasi.
 Tanggal lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan
dan keadaan bayi.
 Resiko fungsi reproduksi pasien dan
kehamilan/persainan yang akan datang
2. menjelaskan rencana perawatan untuk ikut mengawasi pasien
harusnya terhadap resiko fungsi reproduksi berupa bekas secsio
caesaria
 Kepada pasien ( setelah sadar dan dapat berkomunikasi )
1. Beritahukan.
 Keadaan pasien saat ini
 Tanggal lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan
dan keadaan bayi.
 Resiko fungsi reproduksi pasien dan
kehamilan/persainan yang akan datang
2. lakukan konseling dan rencanakan upaya dan pencegahan
kehamilan/bila tidak dilakukan lobektomi, jelaskan hingga pasien
memahami, menerima, dan dapat memilih metode kontrasepsi
yang sesuai
3. Jelaskan resiko yang dihadapi oleh pasien, berikan cukup waktu
untuk berdiskusi hingga yakini bahwa pasien cukup mengerti
dan paham
VIII. PERAWATAN PASCA BEDAH
 Perawatan pasca bedah hari ke I
a. lochea : lochea berwarna merah kehitaman ; lochea rubra
b. Rawat luka
c. Latihan mobilisasi miring kanan miring kiri
d. periksa TTV, jumlah urine, perdarahan pasca bedah/operasi
 Perawatan pasca bedah hari ke II
a. Periksa TTV
b. rawat luka
c. periksa lochea rubra, berwarna merah kehitaman
d. latihan mobilisasi berdiri, berjalan sedikit demi sedikit
 Perawatan pasca bedah hari ke III
a. Periksa TTV
b. rawat luka
c. periksa lochea rubra, berwarna merah kehitaman
d. latihan mobilisasi berdiri, berjalan – jalan
NIFAS

a. Pengertian
Nifas ( puerpertium ) adalah masa sesudah persalinan, yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu ( FK UNPAD, 1983 )

Nifas ( puerpertium ) adalah berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,


merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat – alat kandungan pada
keadaan yang normal

Masa Nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkna bayi yang dipergunakan
untuk memulihkan kemabali kesehatan.( Cristina s. Ibrahim, jilid 3 )

Masa nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat
kandungan kembali seperti pra hamil 6 – 8 minggu ( Rustam muctar, MPH :
1988 )

Masa Puerpetium dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat –
alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira – kira 6 minggu.( Sarwono, 2002 )

b. Periode nifas
Dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

1. puerpernium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan


berdiri dan jalan – jalan dalam pelajaran islam di anggap telah
bersih dan boleh berkerja setelah 40 hari
2. Puerpernium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu
3. Remote puerpernium yaitu waktu yang digunakan untuk
memulihkan dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil/untuk waktu selama persalinan mempunyai kompilkasi,
waktu untuk sehat sempurna biasa berminggu – minggu berbulan
dan tahun
c. FISIOLOGI NIFAS
Perubahan – perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas adalah

 Involusi Uterus
Dalam masa nifas, alat – alat genetalia interna/eksterna aka beranggsur –
anggsur pulih seperti keadaan sebelum hamil disebut involusi. Ukuran
sebelum hamil panjang 8 cm lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm dan kembali
ketempat semua di dalam rongga panggul. Proses involusi terjadi karena :

1. Autolisis
Adalah penghancuran jaringan otot – otot uterus yang tumbuh
karena adanya hipertensi ( pembesaran ukuran karena
pertumbuhan jumlah sel ) dan hiper tropi ( pembesaran ukuran
karena pembesaran selnya )

2. Aktivitas otot
Adanay kontraksi dan refraksi otot – otot uterus segera post
partus pembuluh darah yang berada diantara ayaman oto – otot
uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta dilahirkan.

3. Iscemia ( local anemia )


Adalah kekurangan darah pada uterus, kekurangan darah ini
bukan disebabkan karena adanya kontraksi yang cukup lama
tetapi disebabakan oleh pengurangan aliarn darah ke uterus
selama hamil karena uterus membesar menyesuaikan dengan
pembesaran janin

Tabel proses involusi uterus

Involusi uterus Tinngi fundus Besar uterus


Plasenta lahir Sepusat 1000 gr

7 hari ( 1 minggu ) Sepertengahan pusat simpisis 500 gr


14 hari ( 2 minggu ) Tidak teraba 350 gr

24 hari ( 10 minggu ) Sebesar hamil 2 minggu 50 grr

56 hari Normal 30 gr

 Lochea
Adalah cairan yang keluar dari uterus melalui vagina dalam masa nifas
berupa darah / lapisan rahim bersifat alkalis sehingga memudahkan
kuman berkembang biak.

 Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sisa – sisa desidua,
Verniks kasiosa, lanuga dan mekanium selama dua hari.

 Lochea Sanguinalenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan hari 3 – 7 paska
persalinan.

 Lochea Serosa
Berwarna kuning kecoklatan hari ke 7 – 14 paska persalinan.

 Lochea Alba
Setelah hari ke 14 dan berwarna putih

 Laktasi
Masing – masing buah dada terisi dari 15 – 24 lobi terpisah satu sama
lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dan alini, alini menghasilkan
air susu. Saluran – saluran yang harus bersatu menjadi satu saluran tiap
lobus. Saluran ini disebut lobus lactiferocus yang memusar menuju
puting susu. Keadaan payudara 2 hari pertama, nifas sama dengan
keadaan kehamilan, waktu ini payudara belum mengandung susu,
melainkan kolostrum yang keluarkan dengan memijat aerolea mamae.
Kolostrum adalah cairan kuning BDI 030 – 035 dan reaksi alkalis. Cairan
kolostrum terdiri dari albumin yang membeku kalau dipanaskan,
dibanding air susu kolostrum lebih banyak mengandung protein dan
garam gulanya sama tetapi lemaknya berkurang. Progesteron adalah
estrogen yang dihasilkan yang dihasilkan plasenta merangasang
pertumbuhan kedua hormon ini mengarah LIH setelah plasenta lahir
maka LIH dapat merangsang laktasi. Pada hari ketiga post partum,
payudara menjadi besar keras dan nyeri menandakan permulaan sekresi
air susu dan kalau aerola mamae dipijat keluar cairan putih dari puting
susu.

PATHOFISIOLOGI

Sel rusak

Zat kimia
terbentuk

Bradikardia Serotronia Enzim proteolitik

Merangsang dan merusak ujung Saraf Assenden


saraf reseptor nyeri

mobilisasi
Talamus

Menurunkan ambnag
stimulus terhadap
Atropi Otot reseptor mekanik sensitif
Kortex
dan temosensitif
Gangguan
aktivitas Nyeri di persepsikan

( gangguan rasa
nyaman )

Intokeran aktivitas

DAFATAR PUSTAKA

 Prwiroharjo, sarwono, ILMU KEBIDANAN, YBSP jakarta : 2002


 Muctar, Rustam, SINOPSIS OBSTETRI jilid 1 dan 2, EGC, Jakarta : 1998.
 Manjoer, Arief dkk, KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN jilid 1 Aseculaflus,
FKUI, jakarta : 2001.
 Obstetri patologi bagian Obstetri dan Gynekologi Fak, Kedokteran Uneversitas
Padjajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai