Anda di halaman 1dari 10

Naskah Publikasi

PROYEK TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI JENIS PENYAKIT VERTIGO

Program Studi Informatika

Disusun oleh:
IMANUDIN YAHYA
3125111194

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNI’VERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2020
SISTEM INFORMASI JENIS PENYAKIT VERTIGO

Imanudin Yahya
Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro
Universitas Teknologi Yogykarta
JL. Ringroad Utara Jombor Sleman Yogyakarta
E-Mail : Imanudiny@gmai.com

ABSTRAK

Verigo is a form of headache in which the sufferer experiences the perception of an undue movement of
tonic symmetry disruption in the input of the bulge vesti nucleus. Vertigo based on irregularities in the
difference into various kinds, namely spontaneous vertigo, position vertigo, and calorie vertigo.Using
the Delphi 2010 programming language The system design requires a database design that uses SQL
server as the database design database. The process of designing the system flow is done by designing
the DAD (Data Flow Diagram) to process the workflow of the system in processing data from input to
output. to facilitate the design of the Jst implementation system for diagnosing vertigo.ERD (Entity
Relational Diagram) the process to improve the process of storing data in a database and will be
processed according to the rules in the backpropagation method is described by the identification of
entities and entity relations.

Kata Kunci: Vertigo ,Delphi 2010,sql server.DAD,ERD

1 PENDAHULUAN laki-laki maupn perempuan VPPJ yang


1.1 Latar Belakang dtemukan banyak terjadi pada kanalis
Pengertian Verigo adalah sebuah prosterior (64%) dan kanalis anterior (12%)
perasan berputar akibat gangguan simetri namun masih ada yang tidak dapat ditemukan
tonik pada masukan nucleus vesti buler. (23%).
Vertigo berdasarkan kejadinya dapat di Proses identifikasi penyakit Vertigo
bedaan menjadi berbagai macam vertigo secara konvensional mengalami banyak
transient iscbemic attack yang berlangsung 2- keraguan dalam mendiagnosa penyakit yang
30 detik disertai gejala lain berupa defisit diderita orang tersebut. Gejala-gejala yang
vuisual ataksia defisit neurologis lokal, dialami sangat dibutuhkan dalam proses ini
vertigo rekuren yang berlangsung selama 20 untuk menentukan diagnosa penyakit Vertigo
menit hingga 24 jam penyakit meniere dan yang diderita. Agar dalam mendiagnosa
yang terakhir adalah vertigo terisolasi penyakit menghasilkan diagnosa penyakit
berlangsung lebih dari 24 jam neurolitis Vertigo. Mekanisme penyebab penyakit
vertibuler. vertigo yang depresi yang menempel pada
Vertigo Posisi Paroksismal Jinak kumpulan atau melayang bebes dalam
(VPPJ) merupakan gangguan keseimbangan endolimfe kanalis semisirkulasi memberikan
perifer berupa vertigo yang mendadak stimulasi pada krista di duktus semisirkulasi,
muncul setelah perubahan posisi kepala. deposit basofilik menempel pada kupula
Insidensi VPPJ berkisran antra 10-100 kau kupulolitiasis debresi yang melayang bebas
per 100.000 jiwa per tahun degan 20% kasus pada endolimfe.
memiliki riwayat trauma kepala 10-5% Metode yang digunakan dalam
riwayat neuronitis vestibuler. VPPJ banyak menyelesaikan masalah yaitu metode
dialami oleh usia dewasa muda dan usia backpropagation yang merupakan sebuah
lanut. Terutama decade kelima baik pada metode yang banyak digunakan dalam
penyelesaian suatu masalah yang berkaitan 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN
dengan identifikasi dan prediksi. LANDASAN TEORI
Dari latar belakang tersebut maka 2.1 Kajian Pustaka
diperlukan sistem diaknosa identifikasi Sebagai kajian penelitian terdahulu,
penyakit Vertigo yang dapat membantu dan peneliti mengambil acuan penelitian, yaitu
menambah pengetahuan masyarakat umum yang dilakukan oleh Gilang R dan Budi
dalam menentukan jenis penyakit Vertigo D.S.M.,(2018), yaitu karna itu diperlukan
yang diderita. peramalan jumlah kasus penyakit untuk
1.2 Rumusan Masalah mengetahui jumlah kasus penyakit dalam
Berdasarkan latar belakang masalah waktu tertentu. Salah satu metode peramalan
yang telah diuraikan, penelitian Membangun yang dapat digunakan adalah metode jaringan
sistem inforamsi jenis penyakit vertigo yang syaraf tiruan backpropagation Berdasarkan
di alami. hasil pengujian yang dilakukan, parameter
1.3 Batasan Masalah optimal algoritma genetika adalah
Batasan masalah yang akan dikaji populasi=180, kombinasi cr dan mr berturut-
dalam penelitian ini memiliki batasan- turut 0,4 dan 0,6, generasi=100. Parameter
batasan yang mencakup: training algoritma backpropagation yang
1. Pengenalan hanya berfokus pada potimal adalah jumlah data=16, neuron
gejala penyakit Vertigo seperti Jenis input=6, iterasi=1000, dan nilai alfa=0,1.
penyakit Vertigo yang akan dikenali Didapatkan tingkat akurasi dengan MSE=
oleh sistem adalah vertigo 87,2.
spontan,vertigo posisi dan vertigo Kajian yang kedua dilakukan oleh
kalori,sakit kepala biasa. Fahmi.H.D.,(2016), Metode pembelajaran
2. Pada proses data input berupa gejala backpropagation banyak digunakan untuk
penyakit Vertigo, proses penyelesaian suatu masalah berkaitan dengan
pembelajaran dan identifikasi jenis identifikasi, prediksi, dan pengenalan pola.
penyakit Vertigo. Salah satu pengaplikasian metode
3. Proses hasil akhir berupa output backpropagation adalah pada bidang medis,
dengan informasi klasifikasi jenis yaitu sistem untuk mengidentifikasi sebuah
penyakit Vertigo yang diderita. penyakit Metode backpropagation yang
1.4 Tujuan Penelitian diimplementasikan ke dasistem
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengidentifikasi penyakit mata menular
penelitian ini yaitu membangun sebuah memiliki akurasi tertinggi
sistem informasi jrnid penyakit Vertigo yang se90.714%%.Parameter yang optimal
dapat membuat pengguna (masyarakat digunakan untuk mencapai tingkat
umum) menjadi lebih mudah dalam akura90.714%% adalah dengan
mengenali jenis penyakit Vertigo yang menggunakan 1 hidden layer dengan 4 buah
diderita dengan pasti dan akurat agar nelearning rate bernilai 0.05, batas epoch
pengguna dapat lebih berhati-hati dalam sebesar 3000, dan target error se0,025.
menjaga kondisi tubuh. Kajian yang ketiga dilakukan oleh
1.5 Manfaat Penelitian Rokky S.S, Candra D, Lailil M.,(2017),
Dengan adanya sistem untuk diagnosa pembelajaran secara berulang-uang sehingga
penyakit Vertigo ini diharapkan dapat dihasilkan jaringan yang memberi tanggapan
membantu pasien dalam menentukan jenis benar terhadap masukannya. Berdasarkan
penyakit Vertigo dan dapat membantu hasil pengujian yang telah dilakukan
masyarakat awam dalam mengetahuai gejala didapatkan parameter yang optimal yaitu
awal penyakit Vertigo. pada hidden neuron berjumlah 4, learning
rate 0.4 dan epoch maksimum 300000 dan
hasil rata-rata akurasi dari penelitian adalah (Fauzi, R. A., 2017) sistem adalah satu
87.22 % yang menunjukan bahwa metode kesatuan yang terdiri dari interaksi untuk
backpropagation ini dapat digunakan dalam mencapai tujuan sistem. Didalam sebuah
mendiagnosis penyakit kulit pada anak. sistem terdapat sejumlah komponen yang
Kajian yang keempat dilakukan oleh saling melakukan interaksi, batasan sistem
Eva Y.P, Lailly S.Q, dan Yisti V.V.,(2016), yang membatasi antara suatu sistem dengan
Nilai momentum yang besar mengakibatkan sistem yang lain atau bisa disebut dengan
jaringan lebih cepat mencapai minimum error lingkar luar sistem.
jika dibandingkan dengan momentum yang 2.3 Informasi
kecil. Nilai learning rate yang kecil Informasi menurut (Fauzi, R. A.,
mengakibatkan waktu pengujian yang lama 2017), informasi merupakan hasil dari
untuk mencapai minimum error, akan tetapi pengolahan data yang diorganisasikan dan
perubahan MSE cukup stabil. Sedangkan berguna bagi penggunanya. Informasi
learning rate yang besar relevan untuk proses pengambilan keputusan,
Kajian yang kelima dilakukan oleh akurat artinya informasi harus bebas dari
Cantik M.P, Rahayu, dan kesalahan – kesalahan, tepat pada waktunya
Bragastio.S.,(2016), Meningkatnya mobilitas artinya informasi yang diterima pengguna
manusia khususnya di kota besar informasi tidak boleh terlambat, lengkap dan
mengakibatkan peningkatan frekuensi kasus disaring agar sesuai dengan kebutuhan
cedera kepala yang sering diakibatkan oleh pengguna serta terverifikasi.
kecelakaan lalu lintas. Angka kejadian 2.4 Sistem Informasi
vertigo pada pasien cedera kepala berkisar Sistem Informasi adalah suatu kegiatan
55%. vertigo pada pasien, terutama untuk dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan
mengetahui onset vertigo pada pasien cedera dan jika dieksekusi akan menyediakan
kepala. Sehingga untuk lebih informasi untuk mengambil keputusan dan
menyempurnakan penelitian diharapkan pengendalian di dalam organisasi (Fauzi, R.
adanya penelitian lebih jauh untuk A., 2017). Sistem informasi adalah suatu
mengetahui onset vertigo. sistem dalam sebuah organisasi yang mem
Sedangkan pada penelitian yang pertemukan kebutuhan pengelolaan
dilakukan di atas memiliki dan mendapatkan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
persamaan yaitu perbedaan di atas manajerial, dan kegiatan strategi dari sebuah
menggunakan metode backward chaining, organisasi serta menyediakan laporan-
forward chaining dan Metode Waterfall laporan yang dibutuhkan oleh organisasi
sedangakan persamaanya adalah memiliki tersebut.
keakuratan kurang lebih 85% kesalahannya 2.5 Penyakit Vertigo
sedangkatan dalam metode backpropagation Menurut Hanggara (2013), Vertigo
memiliki keakuratan hampir mencapai 100% adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar
dalam mengidentifikasi penyakit vertigo serasa berputar mengelilingi pasien atau
dibangun dengan jaringan saraf tiruan dengan pasien serasa berputar mengelilingi
menggunakan metode backpropagation ini lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama
dibagi dalam kategori penyakit vertigo dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah
spontan,vertigo posisi dan vertigo kalori. istilah non spesifik yang dapat dikategorikan
Sistem ini diharapkan dapat mempermudah ke dalan subtipe tergantung gejala yang
dalam proses mendiagnosa penyakit vertigo. digambarkan oleh pasien. Dizziness dapat
2.2 Sistem berupa vertigo
Sistem adalah kumpulan dari elemen- Vertigo berasal dari bahasa Latin
elemen yang membentuk satu kesatuan vertere yang artinya memutar merujuk pada
(Tyoso, J. S. P., 2016). Sedangkan menurut sensasi berputar sehingga mengganggu rasa
keseimbangan seseorang, umumnya dengan paling banyak dengan satu entitas
disebabkan oleh gangguan pada sistim pada himpunan entitas B, tetapi tidak
keseimbangan. sebalikya, dimana setiap entitas pada
2.6 Entity Relationship Diagram (ERD) himpunan entitas A berhubungan dengan
Menurut Yakub (2012:156), adapun paling banyak satu entitas pada himpunan
beberapa tingkatan di dalam DFD (Data Flow entitas B. Seperti gambar 2.7.
Diagram) yaitu: Context Diagramadalah
bagian dari data flow diagram yang berfungsi
Gambar 2.3 Many to One
untuk memetakan model lingkungan, yang
4. Many to Many
dipresentasikan dengan lingkaran tunggal
Many to many yang berarti setiap entitas
yang mewakili keseluruhan sistem. ,Diagram
pada himpunan entitas A dapat berhubungan
Jenjang (level 0) menerangkan atau
dengan banyak entitas pada himpunan entitas
menguraikan beberapa kegiatan atau proses
B, dan demikian juga sebaliknya, dimana
pada context diagram sistem informasi
setiap entitas pada himpunan entitas B dapat
pengadaan barang inventori, diagram level 0
berhubungan dengan banyak entitas pada
ini digunakan memperinci proses yang ada
himpunan entitas A. Kardinalitas relasi satu
pada context dan Diagram Rinci (level n),
kebanyak dan banyak ke satu dapat dianggap
dijelaskan secara rinci proses yang terjadi
sama, karena tinjauan kardinalitas relasi
pada diagram rinci telah dilakukan sebuah
selalu dilihat dari sisi (dari himpunan entitas
proses yang terjadi pada sistem yang akan
A ke himpunan entitas B dan himpunan
dibuat, proses tersebut merupakan proses
entitas B k himpunan entitas A). Seperti pada
sebuah penyimpanan. Bentuk-bentuk
gambar 2.8 dibawah ini.
kardinalitas adalah sebagai berikut:
1. One to One
One to one yang berarti setiap entitas Gambar 2.4 Many to Many
pada himpunan entitas A berhubungan 2.7 Data Flow Diagram (DFD)
dengan paling banyk dengan satu entitas pada Menurut Fathansyah (2012:81), entity
himpunan entitas B dan begitu sebaliknya, relationship diagram (ERD) adalah model
setiap entitas pada himpunan entitas B entity relationsif yang memanfaatkan
berhubungan dengan paling banyak dengan sejumlah peranfakat konseptual menjadi
satu entitas pada himpunan entitas A. Seperti sebuah diagram data. Komponen entity
gambar 2.5. realationship diagram (ERD), Entitas (entity)
Entitas merupakan individu yang mewakili
sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari
Gambar 2.1 One to One
sesuatu yang lain.,Atribut Atribut berbentuk
2. One to Many
lingkaran atau elip yang menyatakan atribut
One to many yang berarti setiap entitas
berfungsi sebagai key Relasi, Relasi atau
pada himpunan entitas A dapat berhubungan
relationship merupakan suatu hubungan antar
dengan banyak entitas pada himpunan entitas
entitas. Relasi dalam bentuk diagram yang
B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap
berupa garis lurus yang mengubungkan dua
entitas pada himpunan B berhubungan
buah entitas Nama hubungan Berbentuk
dengan paling banyak satu entitas pada
belah ketupat yang menyatakan himpunan
himpunan entitas A. Seperti gambar 2.6.
relasi hubungan
3 METODE PENELITIAN
Gambar 2.2 One to Many 3.1 Metode Penelitian
3. Many to One 3.1.1 Studi Pustaka
Many to one yang berarti setiap entitas Pada studi pustaka ini dilakukan
pada himpunan entitas A berhubungan pengumpulan teori-teori yang dibutuhkan
dalam penyusunan sisem untuk penilitian 3.2.4 Kebutuhan Fungsional Sistem
dengan mengunakan data primer yang Analisi kebutuhan fungsional
diperoleh secara langsung dari pengamatan merupakan analisi yang mengenai kebutuhan
obyek yang dijadikan penelitian dan data yang terkait dengan fasilitas yang akan
sekunder yang diperoleh dari sumber dalam dibutuhkan oleh sistem secara umum. Dilihat
bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. dari sistem pengguna kebutuhan adalah
Data tersebut dapat berupa buku-buku atau kebutuhan sistem yaitu:
literatur-literatur dan media elektronik. a. Gejala penyakit, berisi daftar
3.2 Metode Pengembangan Sistem gejala dari penyakit vertigo
3.2.1 Analisis Data b. Jenis penyakit, berisi daftar jenis
Proses mengidentifikasi dan penyakit vertigo.
mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan 3.2.5 Kebutuhan Non Fungsional Sistem
kebutuhan sistem sehingga dapat melakukan Analisi kebutuhan non fungisonal
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merupakan analisis yang merupakan
analisis sistem. Mengidentifikasi masalah, kebutuhan pendukung sistem yang akan di
lewat buku dan internet menentukan gunakan untuk kebutuhan fungsional.
beberapa jenis penyakit vertigo dengan Kebutuhan secara non fungsional tersebut
melihat dari gejala penyakit dan dan meliputi kebutuhan hardware dan software
membuat argumentasi mengenai diagnosa yang akan digunakan dalam membagun
penyakit Vertigo. sistem. Kebutuhan non secara fungsional
3.2.2 Perancangan Sistem tersebut yaitu:
Pada perancangan sistem a. Hardware
membutuhkan perancangan database yang Hardware yang dibutuhkan sebagai
mengunakan SQL server sebagai database pendukung dalam membagun sistem dan
perancangan database memiliki beberapa dalam meyusun laporan tugas akhir adalah
tabel-tabel terdiri dari tabel user, tabel 1. Laptop : Lenovo
penyakit, dan tabel bobot. Proses 2. Hardisk : 1 TB
perancangan alur sistem dilakukan dengan 3. Ram : 4,00 GB
peracangan DAD (Diagram Alir Data) untuk 4. Processor : AMD A9
proses alur kerja sistem dalam pengolahan
data dari input sampai output. Context
Diagram ini berfungsi untuk memetakan b. Software
model lingkungan yang akan di persentasikan Software yang digunakan dalam membagun
oleh sistem untuk mewakili keseluruhan sistem adalah:
sistem. 1. Sistem operasi: Windows 10 pro 32-bit
3.2.3 Implementasi Sistem 2. Pengolahan kata: Microsoft word 2016
aplikasi untuk mengimplementasikan 3. Bahasa pemrograman : Delphi 10 dan
jaringan saraf tiruan untuk diagnosa penyakit SQL Server
Vertigo dengan mengunakan aplikasi 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
berbasis dekstop dengan menggunakan 4.1 Analisis Sistem
software Delphi 10 dan SQL Server sebagai Analisis sistem ini akan dipaparkan
basisdata. Program selanjutkan akan untuk memberikan penjelasan mengenai
melakukan proses input berupa gejala-gejala sistem yang akan dibuat. Pembahasan
awal dalam penderita vertigo setelah itu mengenai analisi sistem meliputi inputan dan
gejala-gejala yang telah ada akan diproses output yang berupa informasi yang akan
untuk mendapatkan output dengan persentasi dibuat dan disampaikan dalam sistem sebagai
gejala yang mendekatin atau sama dengan bahan perancangan sistem. Sistem ini
100%. mendiagnosa penyakit vertigo yang berguna
untuk mendiangnosa awal penyakit vertigo 4.5 Diagram Level 2 Proses 1
ini mengunakan metode backpropagation.
4.2 Diagram Konteks
Pada Context diagram terdapat 2
entitas yaitu admin dan user. Dimana admin
menginputakan, data admin, data bobot, data
diagnose, data pelatihan,data prediksi, dan
pengujian Kemudian admin menginputka
data user, data platihan, data prediksi, data
pegujian. Diagram konteks dapat dilihat pada
gambar 4.1. Gambar 4.4 Diagram Level 2 Proses 1
4.6 Diagram Level 2 Proses 2

Gambar 4.1 Diagram Konteks


4.3 Diagram Jenjang
Diagram Jenjang digunakan untuk
menggambarkan proses yang berada pada
sistem.
Gambar 4.5 Diagram Level 2 Proses 2
4.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD digunakan untuk merancang
model dasar dari struktur data serta
relationship atau hubungan dari setiap data
tersebut. Data pada ERD dituliskan sebagai
entitas.

Gambar 4.1 Diagram Jenjang


4.4 Diagram Level 1

Gambar 4.7 Entity Relationship Diagram


4.8 Relasi Antar Tabel
Relasi antar tabel dihasilkan dengan
menghubungkan primary key pada masing-
masing tabel yang ada pada sistem dengan
nama dan ukuran field yang sama.

Gambar 4.3 Diagram Level 1

Gambar 4.8 Relasi Antar Tabel


4.9 Implementasi Sistem 4.12 Halaman Input Pasien
Poses implementasi dari metode Halaman Input pasien digunakan
penelitian dalam pembuatan aplikasi sistem untuk menginputakan data yang akan
pakar untuk diagnosa penyakit Vertio ini disimpan di database dan inputan data
setelah pengumpulan data kemudian bertujuan untuk menyimpan data-data pribadi
memproses data dengan menulis dan menguji seperti nama, jenis kelamin, umur, pekejaan
kemudian menyusun kode program dan
aplikasi untuk mengimplementasikan
jaringan saraf tiruan untuk diagnosa penyakit
Vertigo dengan mengunakan aplikasi
berbasis dekstop dengan menggunakan
software Delphi 10 dan SQL Server sebagai
basisdata. Program selanjutkan akan
melakukan proses input berupa gejala-gejala
awal dalam penderita vertigo setelah itu
gejala-gejala yang telah ada akan diproses
untuk mendapatkan output dengan persentasi
Gambar 4.12 Halaman Input Pasien
gejala yang mendekatin atau sama dengan
4.13 Halaman Pembayaran
100%.
Halaman pembayaran produk, dimana
4.10 Halaman Login Pelanggan
halaman ini berisi rincian dari pembelian
Halaman login ini digunakan penguna
produk yang dilakukan pelanggan serta
untuk masuk kedalam sistem dengan
pelanggan dapat melakukan validasi
memasukan data username dan password
pembayaran dengan mengupload bukti
pengguna yang telah terdaftar dalam database
pembayaran.
sistem. Berikut adalah tampilan halaman

login
Gambar 4.10 Halaman Login Pelanggan
4.11 Halaman Menu Utama
Halaman menu utama merupakan
halaman pertama saat di running yang
diguanakan untuk menampilkan informasi-
informasi

Gambar 4.13 Halaman Diagnosa


4.14 Halaman Login Admin
Tampilan login admin yaitu terdapat
form untuk menginputkan username,
password dan captcha. Admin harus
melakukan login agar diarahkan ke halaman
admin. Untuk login ke halaman web, admin
Gambar 4.11 Halaman Keranjang mengisikan username, password dan kode
Pembelian captcha. Selanjutnya tekan tombol LOGIN
yang berada dibawah form.
[7] Putri C.M., dkk, 2016,hubungan
antara cedera kepala dan terjadinya
vertigo di rumah sakit muhammadiyah
lamongan, Jurnal vol 12, Fakultas
Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Malang.
[8] Ramadhan.G.dkk.,2018,Optimasi
Gambar 4.14 Halaman pelatihan Peramalan Jumlah Kasus Penyakit
5 PENUTUP Menggunakan Metode Jaringan
5.1 Kesimpulan Syaraf Tiruan Backpropagation
Berdasarkan penelitian yang telah Dengan Algoritma
dilakukan dan rumusan masalah mengenai Genetika,Jurnal,Fakultas Ilmu
sistem inforamasi jenis penyakit vertigo Komputer Universitas Brawijaya
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: [9] Suhartanto,R.S,dkk.,2017,
dihasilkan Sistem yang mampu memberikan Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan
keluaran diagnosa penyakit dengan 4 Backpropagation untuk Mendiagnosis
kemungkinan hasil yaitu jenis Vertigo Penyakit Kulit pada Anak,Jurnal,
tersebut yang di derita oleh pasien. Universitas Brawijaya
5.2 Saran [10] Yakub, 2012, Pengantar Sistem
Untuk pengembangan aplikasi Informasi. Graha Ilmu; Jakarta.
selanjutnya bias dikembangkan aplikasi [11] Jaya. H.dkk., 2018, Kecerdasan
berbasis mobile sehingga mendiagnosa Buatan; Mak
pasien untuk mengetahui jenis penyakit
vertigo apa saja yang di derita oleh pasien
DAFTAR PUSTAKA
[1] Dalimunthe F.H,(2016) Perancangan
Aplikasi Mengidentifikasi Penyakit
Mata Dengan Menggunakan Metode
Backpropagation,Jurnal,STMIK
Budidarma Medan
[2] Fathansyah., 2012, Basis Data,
Informatika Bandung Bandung.
[3] Fauzi, R.A. (2017), Sistem Informasi
Akuntansi (Berbasis Akuntansi),
Yogyakarta: Deepublish.
[4] Hanggara.P.A.B.,2013,Referat
Vertigo, referat, Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati:Batam
[5] Nugroho,A.A.,Perancangan Aplikasi
Informasi untuk Deteksi Penyakit
Vertigo,Teknik Informatika,
Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
[6] PuspaningrumE.Y.,dkk, 2016,
Optimasi Jaringan Saraf Tiruan untuk
Diagnosis Penyakit Diabetes Indian
Pima, Jurnal,Teknik Informatika,
UPN Veteran Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai