Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat,
bimbingan, petunjuk dan penyerta-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ” TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN
DAN EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEPERAWATAN
MATERNITAS”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu kami dalam penyusunan makalah ini.besar harapan kami bahwa
makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan sebagai pedoman
pembelajaran bagi pembacanya. Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dalam rangka kesempurnaan makalah ini
selanjutnya. Kami ucapkan terima kasih.

Kendari,14 Oktober 2019

penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,
masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi
yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus
pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu


menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya
berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan melakukan
tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan dan nifas,
membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan,
memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan,
membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan normal, merawat
wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian,
merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan
penanganan lebih lanjut.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan


kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu
dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi
bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global
internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek.
BAB II
PEMBAHSAN
A. Trend dan Issue Keperawatan
a. Pengertian
1. Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai
dan digandrungi oleh orang banyak dan sesuai dengan fakta. Trend meru
pakan suatu alur yang menuju ke arah mana pasar bergerak dan suatu
pola dari peristiwa-peristiwa atau perilaku yang sama-sama dialami oleh
semakin banyak orang. Trend juga merupakan hal yang sangat mendasar
dalam pendekatan analisa dan merupakan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi saat ini yang biasanya sedang populer di kalangan
masyarakat.
2. Issue 

 Issue adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang dapat di perkirakan


terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu
yang sedang di bicarakan banyak orang tetapi masih belum jelas fakta atau
buktinya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend dan isue
keperawatan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang tentang
peraktek ataupun mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta atau tidak,
trend dan isue keperawatan tentunya menyangkut aspek legal dan etis dalam
dunia keperawatan.(Nasir, 2009).

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan


banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek
legal dan etis keperawatan.

 Beberapa issue, keperawatan pada saat ini, Euthanasia adalah membunuh


bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai
kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini pun ada beragam jenisnya.
Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal
demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks
kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi sesuatu yang datang secara
tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang dapat dipastikan
tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Bentuk-bentuk trend dan issue dalam keperawatan

1. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia


Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi
dalam berbagai bidang yang meliputi:
 Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh) Menurut
Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah
upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan,
jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan
dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis,
mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia
(Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan
mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin
hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah
sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini
disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik informasi oleh
tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum memadai.
2. Trend Current issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa
Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-
masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-
masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional
maupun global.
Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam
keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
c. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
d.  Kecenderungan situasi di era global
e. Kecenderungan penyakit jiwa
f.  Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
g.  Kecenderungan penyakit jiwa
3. Trend dan issue keperawatan komunitas
 Pengaruh politik terhadap keperawatan professional. Keterlibatan
perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan
Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang
nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita
telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan
komunitas.
 Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk
memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil
yang diinginkan (Rogge,1987).
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas
perawat adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki
(Marson,1990) . Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan
perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi
professional, dan tempat perawtan professional. Organisasi keperawatan
mampu memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For
Healt Care Reform (Tri-council,1991).
 Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum
keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi,
memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat

pelayanan kesehatan.
b. Manfaat Trend dan Issue Dalam Keperawatan
Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat
dan keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan
dan pemerintah. Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta
pengurangan biaya menjadi keuntungan yang bisa terlihat secara langsung
Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah
atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien
dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian
untuk bisa mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak
sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya
manusia, kebijakan dan perilaku.
Peluang Perawat dalam Memanfaatkan Trend Issue Jurnal. Perawat
sangat berpeluang dalam menerapkan teknologi Telenursing ini dimana
perawat dapat memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga
pelayanan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Telenursing
adalah penggunaan tekhnologi dalam keperawatan untuk meningkatkan
perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing menggunakan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada
klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio
dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video.
Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer. Salah satu
contoh program tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio
dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth
perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara elektronik dan
menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan
melakukan kunjungan ke pasien.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

1. Faktor agama dan adat istiadat.


  Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama
dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk
memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses. Semakin tua
dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal
siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.Indonesia merupakan negara
kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat.
2. Faktor sosial.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan
etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-
undangan. Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap
sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi
pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan
pendekatan tim kesehatan.

3. Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.


Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia
pada abad sebelumnya.

4. Faktor legislasi dan keputusan juridis.


 Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan.
Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan
yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan
tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai
hukum dapat menimbulkan konflik.  Saat ini aspek legislasi dan bentuk
keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik
yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu bidang
ilmu, dan perundang undangan baru banyak disusun untuk menyempurnaka
n perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan
permasalahan hukum kesehatan.

5. Faktor dana atau keuangan.


Dana atau keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan
dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan
berbagai program yang dibiayai pemerintah.

6. Faktor pekerjaan. 
 Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam
pembuatan suatu keputusan.  Tidak semua keputusan pribadi perawat
dapat dilaksanakan, namun harus diselesaikan dengan keputusan/aturan
tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan kepentingan pribadi sering
mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai konsekuensinya
, ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.

7. Faktor Kode etik keperawatan.


 Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa
kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan
arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi.
Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari
masyarakat telah diterima oleh profesi. Untuk dapat mengambil keputusan
dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat
harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan
etis.

8. Faktor Hak-hak pasien.


Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-
hak manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari
interpretasi konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi.Pernyataan hak-hak
pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum dan hak-
hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan
(1998) meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil
dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam
pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi
informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan
yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini), hak
untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas (termasuk
privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak
untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi
kematian dengan bangga.
d. trend dan issue keperawatan maternitas
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia
kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam
keperawatan maternitas adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembanga
n perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata
dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang
pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,
lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model
praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi
kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan
yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri
dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan
harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

e. Model Konsep trend dan issue dalam keperawatan

 FCMC (Family Centered Maternity Care):


1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan
nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10. Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
B. Wantia usia subur (Usia Reproduksi)
Wanita usia susbur (WUS) adalah wanita yang masih dalamk usia
reproduktif ( sejak mendpat haid pertama dan sampai berhentinya haid), yaitu
antarausia 15-49 tahun, dengaan status belum menikah, menikah, atau janda, yang
masih berpotensi untuk mempunyai keturunan ( Novta sari, Mayulu, dan
Kabengian, 2013). Alasan wanita usia subur menggunakan alat kontrasepsi adalah
tergantung pada tahapan usia yaitu ( usia< 20 tahun ,20-30 tahun, dan diatas 30
tahun). Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun alasannya lebih untuk menunda
kehamilan, dan biasanya menggunkan alat kontrasepsi berupa pil KB, sedangkan
pada bus yang berusia 20-30 tahun mempunyai alasan untuk menjarangkan
kehamilan, alat kontarsepsi yang bisa digunakan ada IUD. Pada wanita yang
berusia > 30/35 tahun mempunyai alasan agar mengakhiri kesuburan ( Sari,
Indrayani dan Vidyarini, 2010). Pada seorang wanita yang sudah pernah
melahirkan lebih dari sekali ( Multipara) akan mengalami pengurangan kekuatan
otot uterus dan abdomen sehingga resiko kejadia ketuban pecah dini akan tinggi
( Aisya dan oktariana,2012)
C. Evidence Based Practice Dalam Keperawatan Maternitas
1. Pengertian Evidence Based Practice

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien
sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macneee, 2011).
Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah strategi untuk
memperoleh pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif
sehingga bisa menerapkan EBP didalam praktik. Jadi EBP merupakan suatu strategi
untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti
yang jrlas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan meningkatkam
skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
Gambril (2000) mendefinisikan EBD sebagai suatu proses yang melibatkan
pembelajaran atas arahan diri sendiri yang mengharuskan pekerja professional bisa
mengakses informasi sehingga memungkinkan kita bisa :

a) Menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki dalam memberikan pertanyaan-


pertanyaan yang nisa kita jawab
b) Menemukan bukti-bukti terbaik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
c) Menganalisis bukti-bukti terbaik itu untuk mendapatkan validitas penelitian
maupun kedayaterapannya pada pertanyaan-pertanyaan praktik yang kita ajukan
d) Membuat agar klien bertindak sebagai partisipan dalam pembuatan keputusan
dan
e) Mengevaluasi kualitas praktik pada klien
2. Tujuan EBP

Tujuan utama di implementasikannya evidence based practice di dalam praktik


keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang
terbaik dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga dimaksimalkannya
kualitas perawat tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama perawatan bisa
lebih pendek. Dalam rutinitas sehari-hari para tenaga kesehatan tidak hanya perawat
namun juga ahli farmasi, dokter, dan tenaga profesi lainnya,

3. Kelebihan evidence based practice

Kelebihan dari EBP dalam praktek professional adalah:

a) Helper dank lien bersama-sama memperoleh pengetahuan dan informasi


sebanyak-banyaknya terhadap suatu penyakit atau masalah yang dialami klien,
sehingga akan membantu klien dalam membuat keputusan alternative dari
sejumlah pilihan penanganan masalah atau penyakit (stout & Hayes,2005)
b) Dengan EBP memungkinkan praktis (a) mengembangkan pedoman praktis yang
bermutu yang bisa diterapkan pada diri klien, (b) mengidentifikasi literature yang
cocok yang bisa dijadikan bahan diskusi bersama klien, (c) berkomunikasi
bersama dengan para professional lain dari kerangka acuan atas panduan
pengetahuan dan (d) meneruskan proses pembelajaran dari diri sendiri sehingga
di hasilkan kemungkinan pengobatan terbaik bagi klien (Hines, 2000)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi EBP
Dalam (Ashktorab et all., 2015) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
akan mendukung peranan avidence based practice oleh mahasiswa keperawatan
di antaranya adalah intention (niat), pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa
keperawatan. Dari tiga faktor tersebut sikap mahasiwa dalam menerapkan EBP
merupakan faktor yang sangat menunjang penerapa
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara
dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya,
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
3.2. Saran
Marilah kita bersama- sama belajar dengan sungguh- sungguh di dalam
dunia pendidikan tinggi keperawatan supaya menghasilkan tenaga keperawatan
professional yang mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu
pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

 Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika


: Jakarta.
 Candy. (2 juli 2011). Issu dan trend keperawatan maternitas. Di peroleh 18
april 2013, dari http://candy-myblogger.blogspot.com/2011/07/issue-dan-
trend-keperawatan-maternitas.html
 Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition.
St.Louis: Mosby.
 Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders
Company.
 Pastakyu. (22 januari 2010). Makalah keperawatan maternitas. Di peroleh
23 april 2013, dari http://pastakyu.wordpress.com/category/makalah-
keperawatan-maternitas/

Anda mungkin juga menyukai