Anda di halaman 1dari 54

PENGANTAR AKUNTANSI 1 - UTS

Modul 1
Asset = Liabilities + Equity
ASSETS. Item-item fisik (berwujud) atau hak-hak (tidak berwujud) yang memiliki nilai dan dimiliki oleh
suatu entitas bisnis. Suatu entitas bisnis menggunakan asetnya untuk melakukan aktivitas seperti
produksi dan penjualan. Karakteristik umum yang dimiliki oleh seluruh aset adalah kapasitas untuk
menyediakan jasa atau keuntungan di masa yang akan datang.
LIABILITIES. Utang dan kewajiban kepada pihak luar atau kreditur. Suatu entitas bisnis biasanya
meminjam uang dan membeli persediaan secara kredit. Aktivitas ekonomi ini menimbulkan beberapa
macam utang (payable) seperti accounts payable, notes payable, wages payable, dan lain-lain.
EQUITY. Hak pemilik atas aset-aset perusahaan. Equity pada umumnya terdiri dari: Share Capital–
Ordinary yang biasa dijual oleh perusahaan untuk memperoleh dana.

Modul 2
Account (perkiraan) adalah catatan akuntansi yang menunjukkan kenaikan atau penurunan pada item
tertentu. Account mempunyai dua sisi yaitu sisi debit (kiri) dan sisi credit (kanan). Normal balance of
an account terletak pada sisi dimana kenaikan atas account tersebut dicatat.
Journal (jurnal) adalah catatan akuntansi dimana transaksi dicatat secara kronologis.
Ledger (buku besar) adalah kumpulan perkiraan. Chart of accounts berisi perkiraan dan nomor
perkiraan yang mengidentifikasikan letak setiap perkiraan dalam buku besar. Untuk memeriksa
apakah saldo debit dan credit sama setelah posting, dapat membuat trial balance.
Trial balance (neraca saldo), yaitu daftar perkiraan dan saldonya pada suatu waktu tertentu.

Modul 3
Dalam menentukan pendapatan dan beban suatu periode yang harus dilaporkan dapat melalui 2
cara:.
Cash Basis: Pendapatan dan beban dilaporkan pada periode diterimanya atau dibayarkannya.
Accrual Basis: Pendapatan dan beban dilaporkan pada periode terjadinya.
Cash Basis Accounting seringkali mengakibatkan kesalahan interpretasi dalam laporan keuangan dan
tidak sesuai dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Oleh karena itu, cash basis
accounting tidak digunakan dalam perusahaan menengah dan besar.

Jurnal penyesuaian diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Deferrals
Prepaid Expenses. Beban-beban yang dibayar secara tunai dan sebelum digunakan dicatat sebagai
asset.
Unearned Revenues. Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban sebelum pendapatan
diperoleh.
2. Accruals
Accrued Revenues. Pendapatan yang telah diperoleh tetapi belum dicatat atau belum diterima
pembayarannya.
Accrued Expenses. Beban yang telah terjadi tetapi belum dicatat atau belum dibayar.

1. Deferred Expense
Pada tanggal 1 Desember A membeli perlengkapan seharga Rp 1.000.000, perlengkapan tersebut
dipakai selama bulan Desember. Hingga pada akhir Desember perlengkapan telah terpakai Rp
750.000, dan perlengkapan yang tersisa/masih ada Rp250.000. Pada tanggal 1 Desember A
membayar sewa gedung Rp 750.000 untuk 3 bulan
Dicatat sebagai Harta Dicatat sebagai Beban

1 Des Pembelian perlengkapan

Supplies 1.000.000 Supplies Expense 1.000.000


Cash 1.000.000 Cash 1.000.000
Prepaid Rent 750.000 Rent Expense 750.000
Cash 750.000 Cash 750.000

31 Des Penyesuaian Perlengkapan


Supplies Expense 750.000 Supplies 250.000
Supplies 750.000 Supplies 250.000
Rent Espense 250.000 Expense 500.000
Prepaid Rent 250.000 Prepaid Rent 500.000
(senilai terpakai) Rent Expense
(Sisa)

2. Deferred Revenue
A menerima pendapatan honor pada tanggal 1 Desember sebesar Rp 3000.000 untuk
jasa yang akan dilakukan 3 kali yaitu bulan Desember, Januari, Februari.
Dicatat sebagai Hutang Dicatat sebagai Pendapatan

1 Des Penerimaan pendapatan

Cash 3.000.000 Cash 3.000.000


Unearned Revenue 3.000.000 Service Revenue 3.000.000

31 Des Penyesuaian Pendapatan

Unearned Revenue 1.000.000 Service Revenue 250.000


Service Revenue 1.000.000 Unearned Revenue 250.000
(senilai terpakai) (Sisa)

3. Accrued Expense
Beban gaji bulan Desember yang masih belum dibayarkan kepada pegawai Rp500.000.
31 Des A mencatat penyesuaian:
Salaries Expense 500.000
Salaries Payable 500.000

4. Accrued Revenue
Jasa bulan Desember yang telah diselesaikan dan diberikan kepada pelanggan Rp700.000, namun
belum diterima pembayarannya. Masih ada pendapatan yang belum diterima.
31 Des A mencatat penyesuaian:
Accounts Receivable 700.000
Service Revenue 700.000

5. Fixed Asset
Pada tanggal 1 Januari bangunan diperoleh dengan harga Rp 100.000.000. Penyusutan bangunan
adalah 20% per tahun.
31 Des A mencatat penyesuaian:
Depreciation Expense 20.000.000
Accumulated Depreciation-Building 20.000.000

Modul 4
Worksheet adalah kertas kerja yang digunakan untuk menyiapkan jurnal penyesuaian dan laporan
keuangan. Worksheet merupakan suatu pilihan, bukan catatan akuntansi yang permanen. Dengan
menggunakan worksheet, laporan keuangan dapat dibuat sebelum jurnal penyesuaian dibuat dan
diposting. Setelah worksheet dan laporan keuangan dibuat, jurnal penyesuaian dibuat dan diposting.

Modul 5
Format Laporan Keuangan
XYZ Co.
Income Statement
For the period ended December 31, 20xx

Revenue
Service Revenue XXX
Expenses
Salaries Ecpense XXX
Wages Expenses XXX
Supplies Expense XXX
Rent Expense (XXX)
Total Expenses XXX
Net Income (Net Loss)

XYZ Co.
Retained Earnings Statement
For the period ended December 31, 20xx

Retained Earnings, December 1 XXX


Add: Net Income XXX

Less: Dividend (XXX)


Retained Earnings, December XXX
31

XYZ Co.
Retained Earnings Statement
For the period ended December 31, 20xx

Retained Earnings, December 1 XXX


Less: Net Loss (XXX)
Retained Earnings, December XXX
31

XYZ Co.
Statement of Financial Position
For the period ended December 31, 20xx

Aset

Intangible Asset XXX

Property, Plant, XXX


Equipment

Long-term investment XXX

Current Assets XXX

Total Assets XXX

Equity and Liability

Equity XXX

Non-current Liabilities XXX

Current Liabilities XXX

Total Equity and Liability XXX


Modul 6

Pada saat penutupan buku di akhir periode akuntansi, perusahaan membedakan temporary accounts
dengan permanent accounts. Temporary (nominal) accounts adalah perkiraan yang hanya terkait
dengan satu periode akuntansi, yang meliputi semua perkiraan pendapatan, beban, dan deviden.
Permanent (real) accounts adalah perkiraan yang terkait dengan satu atau lebih periode akuntansi,
yang meliputi semua perkiraan asset, liabilities, dan equity. Semua temporary accounts ditutup
dengan membuat jurnal penutup.

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk memindahkan saldo
temporary account ke permanent equity account, retained earnings.

Langkah dalam proses penutupan adalah:


1. Semua perkiraan pendapatan ditutup ke Income Summary.
2. Semua perkiraan beban ditutup ke Income Summary.
3. Laba atau rugi bersih ditutup ke Retained Earnings.
4. Deviden ditutup ke Retained Earnings. Setelah jurnal penutup diposting, post-closing trial balance
dibuat.
1
Menganalisis Transaksi
Bisnis

9 2
Menyiapkan neraca saldo Membuat Jurnal Umum
setelah penutupan

8
3
Membuat jurnal penutup dan
Posting ke Buku Besar &
mem-posting ke buku besar
Buku Pembantu
dan buku besar pembantu

7 4
Menyusun laporan keuangan Menyiapkan Neraca Saldo

5
6 Membuat Jurnal
Menyiapkan neraca saldo Penyesuaian dan mem-
setelah penyesuaian posting ke buku besar dan
buku besar pembantu
UAS PENGANTAR AKUNTANSI 1
MODUL 7 - ACCOUNTING FOR MERCHANDISING OPERATIONS
Nature of merchandising business
● Aktivitas perusahaan dagang adalah untuk menghasilkan pendapatan yang melibatkan
penjualan dan penjualan barang dagang
● Barang dagang telah dijual dilaporkan sebagai sales, sedangkan biaya dari barang dagang
diakui sebagai beban yang disebut cost of good sold.
● Penjualan dikurang COGS menghasilkan gross profit
● Ada 2 sistem pembelian barang dagang yaitu perpetual inventory system dan periodik
inventory sistem
● Perpetual Inventory System yaitu pencatatan secara terus menerus dimana setiap ada
pembelian dan penjualan barang dagang akan dicatat ke dalam “inventory”. Perusahaan
mencatat secara detail harga pokok dari setiap persediaan barang dagang yang dijual dan
dibeli. Perusahaan menentukan harga pokok penjualan setiap kali transaksi penjualan terjadi.
● Periodic Inventory System yaitu setiap pembelian dicatat dalam “purchase” dan penjualan
akan dicatat sebagai “sales” . Perusahaan tidak mencatat mencatat detail harga pokok dari
persediaan yang dimiliki. Perusahaan menetapkan COGS pada akhir periode akuntansi

FREIGHT COSTS
● FOB Shipping Point. biaya angkut yang dibayar oleh pembeli dan kepemilikan
berpindah ketika barang sampai di perusahaan pengangkut (carrier).
● FOB Destination Point. biaya angkut yang dibayar oleh penjual dan kepemilikan berpindah
ketika barang sampai ke pembeli.
● Ongkos angkut yang dibayar oleh pembeli akan menambah harga pokok barang yang dibeli.
Sementara, ongkos angkut yang dibayar oleh penjual menjadi beban operasional bagi
penjual.

PURCHASE RETURN AND ALLOWANCES


● Purchase Return. Pengembalian barang dagang karena rusak, cacat, maupun tidak sesuai
pesanan
● Purchase Allowances. Penjual memberi harga lebih rendah dibawah harga beli sehingga
pembeli tidak mengembalikan barangnya.

PURCHASE DISCOUNT
● Ketika seorang pembeli mengembalikan barang yang diterimanya kepada penjual, maka
penjual juga melakukan pencatatan atas pengembalian barang tersebut.
● Selain itu, dalam perpetual inventory system, penjual juga melakukan pencatatan atas harga
pokok penjualan barang yang dikembalikan yaitu sebesar harga perolehannya.
● Meski demikian, jika barang yang dikembalikan ternyata rusak atau cacat, maka pencatatan
dilakukan berdasarkan estimasi nilai dari barang yang dikembalikan tersebut (scrap value)
dan bukan berdasarkan harga pokoknya.

SALES DISCOUNT
● Potongan penjualan yang diberikan penjual untuk pembayaran yang segera dilakukan oleh
pembeli, adalah berdasarkan nilai jual yang tertera dalam faktur dikurangi dengan returns and
allowances, jika ada.

ADJUSTING ENTRIES
● Pada umumnya, perusahaan dagang memiliki tipe penyesuaian yang sama dengan
perusahaan jasa. Meski demikian, untuk perusahaan dagang yang menggunakan perpetual
inventory system, diperlukan tambahan satu jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan nilai
persediaan barang dagang yang dicatat bagian akuntansi dengan persediaan barang dagang
yang ada di gudang perusahaan.

CLOSING ENTRIES
● Sebuah perusahaan dagang, seperti halnya perusahaan jasa, menutup semua akun yang
mempengaruhi laba/rugi perusahaan ke income summary.

Contoh Income Statement untuk perusahaan dagang (Perpetual Inventory System):


PT Bintang
Income Statement

For The Period Ended December 31, 2016

Sales Revenues
Sales Revenues Rp 120.000.000
Sales Return and Allowances (3.000.000)
Sales Discount (2.000.000)
Net Sales 115.000.000
Cost of Goods Sold (79.000.000)
Gross Profit 36.000.000
Operating Expenses:
Salaries Expense Rp 16.000.000
Depreciation Expense 2.500.000
Freight Out 1.750.000
Total Operating Expenses (20.250.000)
Income From Operations 15.750.000
Other Income and Expense:
Interest Revenue 1.000.000
Loss on Disposal of Vehicle (250.000) 750.000
Interest Expense (450.000)
Net Income Rp 16.050.000

Contoh Income Statement untuk perusahaan dagang (Periodic Inventory System):


PT Bintang
Income Statement

For The Period Ended December 31, 2016

Sales Revenues
Sales Revenues Rp 120.000.000
Sales Return and Allowances (3.000.000)
Sales Discount (2.000.000)
Net Sales 115.000.000
Cost of Goods Sold:
Inventory, Beginning Rp 9.000.000
Purchases Rp 81.250.000
Purchase Return and Allowances (2.600.000)
Purchase Discounts (1.700.000)
Net Purchases 76.950.000
Freight In 3.050.000
Cost of Goods Purchased 80.000.000
Cost of Goods Available For Sale 89.000.000
Inventory, Ending (10.000.000)
Cost of Goods Sold (79.000.000)
Gross Profit 36.000.000
Operating Expenses:
Salaries Expense 16.000.000
Depreciation Expense 2.500.000
Freight Out 1.750.000
Total Operating Expenses (20.250.000)
Income From Operations 15.750.000
Other Income and Expense:
Interest Revenue 1.000.000
Loss on Disposal of Vehicle (250.000) 750.000
Interest Expense (450.000)
Net Income Rp 16.050.000
MODUL 8 - FIFO AND AVERAGE
● Pada perusahaan dagang, persediaan diklasifikasikan menjadi merchandise inventory. Pada
perusahaan manufaktur, persediaan diklasifikasikan menjadi finished goods, work in process,
dan raw materials.
● Dua asumsi cost flow methods untuk persediaan, yaitu: FIFO dan average
● First-In, First-Out (FIFO) method, yang mengasumsikan bahwa barang yang pertama
kali dibeli adalah yang pertama kali dijual.
● Average Cost Method, yang menggunakan weighted-average unit cost untuk
mengalokasikan biaya goods available for sale ke persediaan akhir dan harga pokok
penjualan.

MODUL 9 - GROSS PROFIT METHOD


● Gross Profit Method akan bermanfaat jika:
● Sistem periodik digunakan dan inventories diperlukan untuk laporan intern, dan cost
untuk melakukan stock opname mahal untuk tujuan tersebut
● Inventory telah rusak atau musnah karena terbakar, pencurian, atau bencana lain dan
data yang diperlukan untuk menilai inventory tidak ada lagi.
● Pihak bersangkutan ingin menguji atau mengecek keabsahan angka inventory yang
dihitung dengan cara lain

Contoh Gross Profit Method


Beginning Inventory Xxxx
Purchase xxxx
Freight In xxxx
Purchase Return (xxxx)
Purchase Discount (xxxx)
Purchase Allowance (xxxx)
Cost of Goods Purchased Xxxx
Cost of Goods Available for Sale Xxxx
Sales xxxx
Sales Return (xxxx)
Sales Discount (xxxx)
Net Sales xxxx
Estimated Gross Profit (xxxx)
Estimated Cost of Goods Sold (xxxx)
Estimated Cost of Ending Inventory Xxxx

MODUL 10 - RETAIL INVENTORY METHOD


● Retail Inventory Method adalah sebuah metode yang digunakan oleh pengecer, untuk
persediaan nilai tanpa perhitungan fisik, dengan mengkonversi harga eceran biaya

Contoh Retail Inventory Method

Cost Retail
Beginning Inventory xxxx xxxx
Purchase xxxx xxxx
Freight In xxxx
Purchase Discount (xxxx)
Purchase Allowance (xxxx)
Purchase Return (xxxx) (xxxx)
Goods Purchased xxxx xxxx
Goods Available for Sale xxxx xxxx
Cost-to-Retail Ratio = Goods Available for Sale at Cost / Goods Available for Sale at Retail x
100 %

Goods Available for Sale at Retail


Sales xxxx
Sales Return (xxxx)
Net Sales (xxxx)
Ending Inventory at Retail xxxx
Estimated Cost of Ending Inventory = Cost-to-Retail Ratio x Ending Inventory at Retail = xxx

MODUL 11 - PETTY CASH


● Petty cash ini dibentuk dengan terlebih dahulu mengestimasi kebutuhan kas kecil untuk suatu
periode.
● Sistem pengoperasian petty cash sering disebut imprest system, yang terdiri dari tiga
langkah: (1) membentuk dana kas kecil, (2) melakukan pembayaran dengan dana tersebut,
dan (3) mengisi kembali dana kas kecil.
● Terkadang ketika mengisi kembali dana kas kecil, perusahaan perlu mengakui adanya
kekurangan atau kelebihan (cash over and short). Hal ini terjadi ketika total uang kas dan
bukti transaksi di dalam kotak kas kecil tidak menunjukkan jumlah yang sama dengan dana
kas kecil.

MODUL 12 - BANK RECONCILIATION


● Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menjelaskan perbedaan antara
saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank dan saldo kas pada buku perusahaan.
● Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh 2 hal:
1. Time Lags yang membuat pihak yang satu tidak dapat mencatat suatu transaksi pada
waktu yang bersamaan dengan pihak yang lain.
2. Errors yang mungkin dilakukan oleh kedua pihak baik pihak perusahaan maupun
pihak bank.
● Bank reconciliation biasanya dibagi dalam 2 bagian:
1. Bagian pertama dimulai dengan saldo kas menurut laporan bank dan diakhiri dengan
adjusted cash balance per bank. Bagian kedua dimulai dengan saldo
2. adjusted cash balance per bank. Bagian kedua dimulai dengan saldo kas menurut
pembukuan perusahaan dan diakhiri dengan adjusted cash balance per books.
● Kata-kata dalam bank reconciliation:
1. Deposit in transit : deposit dalam perjalanan pada akhir bulan belum diterima bank
bulan berikutnya
2. Bank error
3. Outsanding check : cek yang sudah dicatat pengeluaran oleh bank, tetapi pemilik cek
belum mencairkan nya di bank
4. Cek kosong : bank tidak mencairkan uang karena kurangnya dana setoran
perusahaan tapi perusahaan sudah mencatatnya sebagai pengeluaran cek.
5. Piutang wesel : sudah dicatat bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan bleum
mencatat
6. Jasa giro : bunga yang sudah dihitung bank tetapi perusahaan belum menghitungnya

MODUL 13 - AGING SCHEDULE


ACCOUNTING FOR UNCOLLECTIBLE ACCOUNTS
● Piutang yang tidak tertagih termasuk dalam operating expense, yang disebut bad debt
expense. Dua metode yang digunakan:
1. Direct write-off method, yang membebankan semua piutang yang tidak tertagih pada
saat piutang tersebut tidak dapat ditagih.
2. Allowance method, yang mengestimasikan jumlah piutang yang tidak tertagih pada
akhir periode. Jumlah piutang yang ditampilkan dalam statement of financial position
adalah sebesar net realizable value dan dapat mempertemukan expense dengan
revenue dalam periode akuntansi yang sama.

Perbedaan pencatatan antara direct write-off method dengan allowance method:


Direct write-off method Allowance method

1. Estimasi jumlah
piutang tidak
tertagih Tidak diperlukan
Bad Debt Expense xx - Allowance for Doubtful Account - xx

2. Penghapusan
piutang Bad Debt Expense xx - Allowance for Doubtful Account xx - Accounts Receivable - xx
Accounts Receivable - xx
3. Piutang yang
telah dihapus
dapat dilunasi
Accounts Receivable xx - Accounts Receivable xx -

● Pada allowance method, estimasi piutang tidak tertagih didasarkan pada :


1. Percentage of sales.
2. Percentage of receivables.

MODUL 14 - NOTES RECEIVABLE


● Pada notes receivable terdapat maturity date dan perhitungan bunga. Bunga diperoleh dari
perhitungan:
Interest = face value of note x annual interest rate x time in terms of one year
(1 tahun = 12 bulan = 360 hari)
● Notes receivable yang dapat dilunasi sepenuhnya pada saat jatuh tempo disebut honored
note, jurnal yang dibuat pada maturity date adalah
Cash xx -
Notes Receivable - xx
Interest Revenue - xx
● Notes receivable yang tidak dapat dilunasi sepenuhnya pada saat jatuh tempo disebut
dishonored note, jurnal yang dibuat pada maturity date adalah:
1. Jika masih dapat ditagih
Accounts Receivable xx -
Notes Receivable - xx
Interest Revenue - xx

2, Jika tidak dapat ditagih


Allowance for Doubtful Accounts xx -
Notes Receivable - xx
PENGANTAR AKUNTANSI II - UTS

MODUL 1 - PLANT ASSETS


Plant asset adalah sumber daya yang mempunyai 3 karakteristik, yaitu mempunyai physical
substance, digunakan dalam kegiatan operasional dan tidak untuk dijual ke pelanggan. Plant asset
dapat disebut juga sebagai property, plant, and equipment atau fixed asset.

Secara umum, aset tetap dicatat sebesar cost, yang meliputi semua pengeluaran untuk memperoleh
aset tetap sampai siap digunakan. Contoh: purchase price, freight costs paid by the purchaser,
installation costs, closing costs, real estate brokers’ commissions, property taxes, net removal costs,
remodelling and repairing, architects’ fees, building permits, excavation costs, sales taxes, insurance
during transit paid by the purchaser, assembling, testing.

Penyusutan adalah proses pengalokasian cost (biaya) dari aset tetap (kecuali tanah) menjadi
expense (beban) dengan cara yang sistematis dan rasional selama masa manfaat aset tetap
tersebut. Faktor yang mempengaruhi perhitungan penyusutan adalah cost, useful life dan residual
value. Metode penyusutan yang sering digunakan adalah:

IFRS memperbolehkan perusahaan untuk menilai kembali aset tetap sebesar fair value pada tanggal
pelaporan. Proses revaluasi yaitu mencatat penyusutan berdasarkan cost basis, kemudian mencatat
revaluasi.

Pengeluaran terkait aset tetap selama masa manfaat terbagi 2, yaitu:


1. Revenue expenditures, meliputi ordinary repairs, didebet ke perkiraan Repair (or
Maintenance) Expense.
2. Capital expenditures, meliputi additions and improvements, di debet ke perkiraan aset tetap.
Plant asset disposal terdiri dari:
a. Retirement
Jika aset tetap yang dibuang telah disusutkan secara penuh maka tidak timbul loss
on disposal. Jika aset tetap yang dibuang belum disusutkan secara penuh dan tidak
ada uang tunai yang diterima dari nilai sisa maka timbul loss on disposal.
b. Sale
Jika harga jual lebih besar daripada nilai buku maka timbul gain on disposal. Jika
harga jual lebih kecil daripada nilai buku maka timbul loss on disposal.
c. Exchange
Gain atau loss atas pertukaran aset tetap ditentukan dari apakah pertukaran tersebut
mempunyai commercial substances atau tidak. Suatu pertukaran dikatakan
mempunyai commercial substances jika future cash flow berubah akibat pertukaran
tersebut. Pada pertukaran aset tetap yang mempunyai commercial substances, gain
atau loss diakui. Jika nilai buku lebih besar dari nilai pasar maka akan timbul loss on
disposal. Jika nilai buku lebih kecil dari nilai pasar maka akan timbul gain on disposal
MODUL 2 - CURRENT LIABILITIES
Current Liabilities
Liabilities (kewajiban/utang) lancar memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat melunasi utang tersebut dengan aset lancar yang dimilikinya.
2. Perusahaan akan melunasi utang tersebut dalam jangka waktu satu tahun atau selama siklus
operasi, mana yang lebih panjang.

Utang yang tidak memenuhi kedua kriteria di atas akan diklasifikasikan sebagai utang jangka
panjang. Perusahaan harus memantau perbandingan antara utang jangka pendek dengan aset lancar
yang dimilikinya. Hal ini penting karena menyangkut kemampuan perusahaan dalam melunasi utang
jangka pendeknya. Contoh utang yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah notes payable,
accounts payable, unearned revenue dan accrued liabilities.

Notes payable adalah utang dalam bentuk perjanjian tertulis (promissory notes) bahwa penerbit akan
melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu. Biasanya notes payable ini disertai dengan bunga
yang harus dibayar oleh penerbitnya. Notes payable yang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun
akan diklasifikasikan sebagai utang lancar.

MODUL 3 - NON CURRENT LIABILITIES (PREMIUM)


Non-Current Liabilities
Bonds payable adalah suatu janji tertulis untuk membayar bunga secara periodik dan sejumlah nilai
nominal pada tanggal jatuh tempo. Harga obligasi yang akan dibayar oleh pembeli adalah
penjumlahan dari:

Keterangan:
PV = present value
PVA = present value annuity
NN = nilai nominal obligasi
i = suku bunga efektif (market rate)
n = jumlah periode pembayaran bunga selama umur obligasi

Amortisasi premium utang obligasi dilakukan dengan metode bunga efektif (effective interest method),
yaitu:
1. Menghitung bond interest expense = market rate x nilai terbawa utang obligasi.
2. Menghitung bond interest paid = contract rate x nilai nominal.
3. Menghitung jumlah amortisasi premium dengan menyelisihkan bond interest expense dengan
bond interest paid.
Nilai terbawa utang obligasi = nilai nominal + unamortized premium.

Pada saat perusahaan menebus obligasi sebelum jatuh tempo akan timbul keuntungan/kerugian.
Untuk menentukan keuntungan/kerugian penarikan (penebusan) hutang obligasi dengan
menggunakan 2 langkah berikut ini:
1. Tentukan nilai terbawa (carrying value) dari utang obligasi.
2. Tentukan laba/rugi penarikan = Nilai terbawa hutang obligasi – harga penarikan kembali.
Nilai terbawa > harga penarikan => timbul gain on bond redemption (CR).
Nilai terbawa < harga penarikan => timbul loss on bond redemption (DR).

MODUL 4 - NON CURRENT LIABILITIES (DISCOUNT)


Bonds payable adalah suatu janji tertulis untuk membayar bunga secara periodik dan sejumlah nilai
nominal pada tanggal jatuh tempo. Harga obligasi yang akan dibayar oleh pembeli adalah
penjumlahan dari:

Keterangan:
PV = present value
PVA = present value annuity
NN = nilai nominal obligasi
i = suku bunga efektif (market rate)
n = jumlah periode pembayaran bunga selama umur obligasi

Amortisasi discount utang obligasi dilakukan dengan metode bunga efektif (effective interest method),
yaitu:
1. Menghitung bond interest expense = market rate x nilai terbawa utang obligasi.
2. Menghitung bond interest paid = contract rate x nilai nominal.
3. Menghitung jumlah amortisasi discount dengan menyelisihkan bond interest expense dengan
bond interest paid.

Nilai terbawa utang obligasi = nilai nominal – unamortized discount.

Pada saat perusahaan menebus obligasi sebelum jatuh tempo akan timbul keuntungan/kerugian.
Untuk menentukan keuntungan/kerugian penarikan (penebusan) hutang obligasi dengan
menggunakan 2 langkah berikut ini:
1. Tentukan nilai terbawa (carrying value) dari utang obligasi.
2. Tentukan laba/rugi penarikan = Nilai terbawa hutang obligasi – harga penarikan kembali.
Nilai terbawa > harga penarikan => timbul gain on bond redemption (CR).
Nilai terbawa < harga penarikan => timbul loss on bond redemption (DR).

MODUL 5 - CORPORATIONS
PT adalah suatu bentuk badan usaha yang modalnya terbagi atas saham dan para pemegang saham
tersebut memiliki kewajiban terbatas (limited liability) sesuai kepemilikannya secara hukum.
Kadang-kadang perusahaan mengurangi par value atau stated value share capital yang dimiliki dan
menerbitkan tambahan lembar saham. Proses ini dinamakan share splits. Pada saat share splits,
pengurangan terhadap par value atau stated value berlaku untuk seluruh lembar saham, meliputi
lembar unissued, issued dan treasury. Tujuan utama share splits adalah untuk mengurangi harga
pasar per lembar saham sehingga dapat menarik minat para investor. Oleh karena share splits hanya
berpengaruh terhadap par value atau stated value dan jumlah lembar saham yang beredar maka
tidak ada jurnal yang perlu dibuat. Pada umumnya share splits diungkapkan dalam notes to the
financial statements.
PENGANTAR AKUNTANSI II - UAS

MODUL 6 - Debt Investment


Debt Investments adalah investasi dalam obligasi baik yang diterbitkan pemerintah maupun yang
diterbitkan oleh perusahaan.

Klasifikasi debt investments dibagi menjadi dua kategori:


1. Trading Securities. Perbedaan antara total cost dan total fair value dilaporkan dalam laporan
laba rugi.
2. Held-for-collection Securities.

MODUL 7 & 8 - Share Investment


Share Investments adalah investasi dalam saham pada perusahaan lain. Terdapat 2 metode, yaitu:
1. Cost method, jika kepemilikan < 20%.
2. Equity method, jika kepemilikan 20% - 50%.
Selisih antara harga jual dan harga beli dicatat sebagai gain (loss) on sale of share investments.
Cost Method Equity Method

Pembelian Investasi dalam Saham

Share Investment XX Share Investment XX


Cash XX Cash XX

Pengumuman Laba

- No Entry - Share Investment XX


Revenue from Share XX
Investment

Pembayaran Dividen

Cash XX Cash XX
Dividend Revenue XX Share Investment XX

Pengumuman Dividen

Dividend Receivable XX Dividend Receivable XX


Dividend Revenue XX Share Investment XX

Pembayaran Dividen

Cash XX Cash XX
Dividend XX Dividend Receivable XX
Receivable
Klasifikasi share investments menjadi dua kategori:
1. Trading Securities. Perbedaan antara total cost dan total fair value dilaporkan dalam laporan
laba rugi.
2. Non-Trading Securities. Perbedaan antara total cost dan total fair value dilaporkan dalam
laporan posisi keuangan. Kategori Non-Trading Securities hanya untuk Share Investment.

MODUL 9 & 10 - Statement of Cash Flow


Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas:
1. Cash flow from operating activities, meliputi income statement items.
2. Cash flow from investing activities, meliputi arus kas dari perubahan dalam investasi dan non-
current asset items.
3. Cash flow from financing activities, meliputi arus kas dari perubahan non-current liability dan
equity items

Indirect Method Direct Method


Modul 11 - Financial Statement Analysis
Liquidity ratio mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk melunasi kewajibannya pada
saat jatuh tempo dan untuk memenuhi kebutuhan kas yang tidak terduga.
Profitability ratio mengukur income atau operating success perusahaan untuk jangka waktu tertentu.
Solvency ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I - UTS

MODUL 1 - Income Statement and Related Information

Jurnal penyesuaian atau adjustment entries dilakukan pada saat akhir periode suatu perusahaan.
Perkiraan-perkiraan akuntansi membutuhkan suatu penyesuaian untuk merefleksikan kondisi yang
akurat dan sesuai dengan konsep akuntansi sebelum menyatakan laporan keuangan.
Elemen Laporan Laba Rugi
1. Pendapatan
Peningkatan keuntungan ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau
peningkatan aset atau penurunan kewajiban dari pemegang saham
2. Beban
Penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
deplesi nilai aset atau perolehan-perolehan kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemegang saham

MODUL 2 - Statement of Financial Position

Elemen-elemen dari posisi keuangan:


1. Aset
Aktiva yang dikuasai oleh entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan darikeuntungan
ekonomis masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas.
2. Hutang
Hutang yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat
mengakibatkan arus keluar aset dari entitas.
3. Ekuitas
Residu dalam aktiva entitas setelah dikurangi seluruh kewajibannya.

MODUL 3 - Statement of Cash Flows

Statement of cash flows menjelaskan perubahan dalam kas dan ekuivalen kas selama satu periode.
Ekuivalen kas adalah jangka pendek, investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversi dengan
mudah menjadi kas.

Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas dalam statement of cash flows:


1. Operating Activities
- Transaksi dan peristiwa yang menentukan net income
- Penerimaan kas dari penjualan barang dagang atau dari memberikan jasa
- Penerimaan kas dari pendapatan bunga dan deviden dan lainnya
- Pengeluaran kas termasuk pembayaran untuk membeli persediaan dan untuk
membayar gaji, pajak, bunga, sewa, utilitas dan beban lainnya
2. Investing Activities
- Pembelian dan penjualan tanah, gedung, peralatan, dan aset lainnya yang tidak
untuk dijual kembali
- Pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak untuk tujuan trading
3. Financing Activities
- Transaksi dan peristiwa kas dari pemilik dan kreditur
- Penerimaan Kas dari penerbitan saham atau obligasi
- Pembayaran untuk pembelian saham tresuri atau penebusan obligasi dan
pembayaran dividen.
4. Non-cash investing ang financing activities diungkapkan secara terpisah dalam catatan untuk
laporan keuangan atau skedul yang menyertai tapi bukan dalam statement of cash flow
sendiri.

Reporting cash flow from operations:


1. Direct Method
Melaporkan berapa besar kas yang diterima atau kas yang dikeluarkan yang berasal dari
kegiatan operasional.
2. Indirect Method
- Dimulai dengan net income
- Revenue and expenses yang tidak melibatkan cash inflow atau cash outflow
- Gains atau losses yang berhubungan dengan investing atau financing activities
- Penyesuaian untuk perubahan dalam current operating assets dan liabilities yang
menunjukan non-cash sources of revenues and expenses.
Modul 4 - Cash and Receivables

Kas adalah aset yang paling likuid (lancar), merupakan standar alat penukaran dan dasar untuk
mengukur dan menilai aktiva lainnya. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas dan dana yang
tersedia di bank.
Kas Ekuivalen adalah investasi jangka pendek yang siap diubah menjadi uang tunai dalam jangka
waktu kurang dari 3 bulan dan dekat dengan jatuh temponya sehingga risiko yang dimilikinya tidak
signifikan atas perubahan tingkat suku bunga.
Akuntansi piutang tak tertagih terdiri dari metode penghapusan langsung (direct write off) dan metode
cadangan (allowance method).
- Metode penghapusan langsung adalah metode yang mengorganisir kerugian aktual dari
piutang yang tidak dapat ditagih.
- Metode cadangan adalah pengakuan kerugian yang diperkirakan dari piutang yang tidak
tertagih. Penetapan estimasi nilai piutang tak tertagih untuk metode cadangan dapat
dilakukan dengan metode persentase piutang dan persentase penjualan.

Penyerahan (assigning) piutang adalah pinjaman uang dengan piutang sebagai jaminan. Piutang
akan tetap dimiliki oleh perusahaan dan perusahaan tetap melakukan penagihan piutang.

Penjualan (factoring) piutang adalah penjualan piutang kepada pihak ketiga untuk memperoleh kas.
Pihak ketiga biasanya bank atau lembaga keuangan lainnya. Piutang tidak lagi dimiliki oleh
perusahaan dan perusahaan tidak perlu melakukan penagihan piutang. Factoring dapat dilakukan
dengan jaminan atau tanpa jaminan. Bila dilakukan dengan jaminan, perusahaan membayar kepada
pihak ketiga jika pelanggan tidak mampu membayar. Bila dilakukan dengan tanpa
jaminan,perusahaan tidak membayar kepada pihak ketiga jika pelanggan tidak mampu membayar.
Modul 5 - Valuation of Inventories: A Cost Basis Approach

Inventory mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan, dan
pada perusahaan manufaktur, persediaan mewakili barang yang diproduksi atau yang ditempatkan
untuk diproduksi.
1. Sistem persediaan periodik adalah suatu sistem persediaan dimana harga pokok barang
yang dijual tidak ditentukan ketika setiap penjualan terjadi. Pembelian dicatat pada akun
pembelian dan persediaan akhir ditentukan dengan perhitungan fisik.
2. Sistem persediaan perpetual terbagi 2 yaitu perpetual netto dan perpetual bruto. Perpetual
adalah sistem persediaan dimana detail pencatatan persediaan dicatat setiap transaksi
pembelian dan penjualan. Pembelian dicatat pada akun persediaan. Perpetual netto adalah
sebuah metode dari akuntansi persediaan yang mencatat nilai persediaan bersih setelah
dihitung dari setiap diskon kas. Perpetual bruto adalah sebuah metode dari akuntansi
persediaan yang mencatat biaya persediaan sebelum menghitung diskon kas.
3. Penilaian FIFO adalah sebuah metode penilaian yang mengasumsikan bahwa unit yang
terjual adalah yang pertama kali dibeli atau dimanufaktur.
4. Penilaian average / rata-rata adalah sebuah metode penilaian persediaan yang memasukkan
nilai rata–rata yang sama terhadap setiap unit yang terjual dan terhadap setiap item di dalam
persediaan.

Modul 6 - Intangible Asset

Jenis-jenis aktiva tak berwujud :


1. Marketing related intangible asset
Perusahaan pada umumnya menggunakan marketing related intangible asset dalam
pemasaran atau promosi suatu produk atau jasa. Contohnya: trademarks or trade names,
newspaper mastheads, internet domain names, and non competition agreements.
2. Customer related intangible asset
Customer related intangible asset sebagai hasil dari interaksi dengan pihak luar. Contohnnya:
customer list, order or production backlogs, and both contractual and non contractual
customer relationship.
3. Artistic related intangible asset
Artistic related intangible asset berkaitan dengan hak kepemilikan atas pekerjaan yang
berkaitan dengan kesusasteraan, musik, lukisan, foto, dan video dan audiovisual material.
4. Contract related intangible asset
Contract related intangible asset berhubungan dengan hak cipta yang terjadi melalui
perjanjian kontrak. Contoh francise dan licensing agreements, construction permits,
broadcast rights, and service or supply contract.
5. Technology related intangible asset
Technology related intangible asset berhubungan dengan inovasi atau kemajuan teknologi.
Contohnya: patent and trademark office.
6. Goodwill
Di dalam penggabungan usaha, suatu perusahaan mencatat harga (harga pembelian), di
mana itu mungkin, untuk mengidentifikasi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud. Selisih
antara harga beli dengan pencatatan aktiva berwujud dan tidak berwujud disebut goodwill.

Impairment
● Impairment of Limited-Life Intangibles
Jika terdapat indikasi bahwa aset tidak berwujud mengalami penurunan nilai, perusahaan
Harus melakukan impairment test dengan cara membandingkan carrying value dari aset tidak
berwujud tersebut dengan recoverable amount- nya. Recoverable amount didefinisikan
sebagai nilai tertinggi antara fair value less costs of disposal dengan value in use. Jurnal
untuk mencatat penurunannya :
Loss on impairment xxxx
Patents xxxx

● Impairment of Indefinite-Life Intangibles Other Than Goodwill


Impairment test yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat yang tidak
terbatas selain goodwill sama dengan impairment test untuk aset tidak berwujud tersebut
dengan recoverable amount- nya. Recoverable amount didefinisikan sebagai nilai tertinggi
antara fair value less costs of disposal dengan value in use. Jurnal untuk mencatat
penurunannya :
Loss on impairment xxxx
Patents xxxx

● Impairment of Indefinite-Life Intangibles Other Than Goodwill


Impairment test yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat yang tidak
terbatas selain goodwill sama dengan impairment test untuk aset tidak berwujud yang
memiliki masa manfaat terbatas. Jika recoverable amount lebih rendah dari carrying amount,
maka perusahaan harus mengakui adanya penurunan.

● Impairment of Goodwill
Karena goodwill menghasilkan arus kas hanya dalam kombinasi dengan aset lainnya, maka
impairment test dilakukan berdasarkan unit penghasil kas dimana goodwill tersebut diperoleh.
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I - UAS

Modul 7 - Valuation of Inventories: Additional Valuation Issues

Lower of Cost or Net Realizable Value


Nilai persediaan akhir ditentukan dengan membandingkan cost dan net realizable value pada akhir
periode (ambil yang terendah). Bila net realizable value lebih rendah daripada cost, perlu dibuat jurnal
penyesuaian untuk mencatat kerugian.
Net realizable value adalah estimasi harga jual (selling price) dalam kegiatan normal perusahaan
dikurangi estimasi biaya penyelesaian (cost to complete) dan estimasi biaya penjualan (cost to sell).

NRV = Selling price - Cost to sell & cost to complete

Retail Inventory Method

Metode ini digunakan oleh perusahaan retail untuk mengestimasi nilai inventory kapanpun dibutuhkan

● Harga retail sering berubah karena perubahan pricing strategy atau perubahan nilai pokok
inventory.
● Original retail merupakan harga jual pertama kali yang ditentukan termasuk kenaikan awal di
atas cost atau initial markup.
● Markup merupakan kenaikan harga jual di atas original retail.
● Markdown merupakan penurunan harga jual di bawah original retail.
● Markup cancellation merupakan penurunan dari harga barang retail dimana harga tersebut
telah di mark up diatas harga original retail.
● Markdown cancellation merupakan kenaikan dari harga barang retail dimana harga tersebut
telah di markdown dibawah harga original retail.
● Employee discounts adalah potongan harga atas pembelian barang oleh karyawan
dikarenakan loyalitas karyawan, performa yang baik, dan sebagainya.
● Bila harga retail mengalami perubahan karena perubahan pricing strategy, maka semua
markup dan markdown akan dimasukkan dalam perhitungan cost percentage (average
cost/cost method).
● Bila harga retail mengalami perubahan karena penurunan nilai inventory, maka markdown
tidak digunakan dalam perhitungan cost percentage (lower of average cost or net realizable
value/conventional retail inventory method).

Perlakuan freight, discount, return dan allowance


● Freight-in ditambahkan pada cost.
● Purchase discount dan purchase allowance dikurangkan dari cost
● Purchase return dikurangkan dari cost dan retail
● Abnormal shortage dikurangkan dari cost dan retail
● Sales return dan allowances dikurangkan dari retail
● Sales discount tidak dikurangkan dari retail
● Normal shortage (pecah, rusak, hilang) dikurangkan dari retail
● Employee discounts dikurangkan dari retail

Modul 8 - Acquisition and Disposition of Property, Plant, and Equipment

Aset Tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan membangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Aset Tidak Berwujud adalah aset non moneter yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik, dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa kepada
pihak lainnya atau untuk tujuan administratif

Cara memperoleh aset tetap


1. Pembelian gabungan (Lum Sum Purchases)
Dimana harga perolehan dari masing-masing aktiva dialokasikan secara proporsional sesuai
dengan nilai wajarnya masing-masing.
2. Pembayaran yang ditangguhkan (Deferred payment contracts)
3. Sewa guna usaha (Leasing)
4. Pertukaran dengan aktiva non moneter (Exchange of non monetary assets)
5. Perolehan dengan menerbitkan saham sendiri (Issuance of shares)
6. Hadiah/donasi/temuan (Acquisition by donation or discovery)
7. Membangun sendiri (Self constructed assets)
8. Perolehan keseluruhan perusahaan (Acquisition of entire company)

Kapitalisasi Bunga
Jurnal untuk kapitalisasi bunga:
Building xxx
Interest expense xxx
Cash xxx

2 metode dalam menentukan besarnya beban bunga yang dapat dikapitalisasi ke dalam harga
perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri, yaitu:
1. Avoidable Interest Method
2. Average Accumulated Expenditure Method
Tujuan perusahaan melakukan kapitalisasi biaya bunga ke dalam harga perolehan aktiva
adalah untuk mengurangi beban bunga yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan, yang
akan mengurangi laba perusahaan. Dengan adanya kapitalisasi tersebut, beban bunga yang
biasanya diakui sebesar pembayaran dialokasikan ke dalam harga perolehan aktiva tetap,
dan akan diakui sebagai beban pada saat aktiva tersebut selesai dibangun dan digunakan
(disusutkan). Sehingga secara otomatis beban yang dilaporkan perusahaan akan berkurang.

Asset Retirement
a. Penjualan Aset
Untuk mencatat transaksi penjualan, pertama kali harus dihitung akumulasi penyusutan
sampai dengan tanggal penjualan terjadi. Selanjutnya tentukan nilai buku dari aset tersebut.
Berikutnya dihitung laba atau rugi penjualan dengan mengurangkan kas yang diterima
dengan nilai buku aset tersebut.
b. Pertukaran Aset
● Pertukaran aset yang memiliki nilai komersial, yaitu pertukaran aset yang mempunyai
nilai komersial jika arus kas di masa yang akan datang berubah sebagai hasil dari
transaksi tersebut. Ini berarti, jika dua kegiatan ekonomi berubah, transaksi tersebut
mempunyai nilai komersial.
● Pertukaran aset yang tidak memiliki nilai komersial, yaitu pertukaran aset yang tidak
mempunyai mempunyai nilai komersial, dimana arus kas di masa yang akan datang
tidak berubah sebagai hasil dari transaksi tersebut.

Pembiayaan Setelah Perolehan Aktiva Tetap


Dibagi menjadi 4 kelompok pembiayaan:
1. Penambahan (Additions)
2. Pembaharuan dan penggantian (Improvements and replacements)
3. Penataan kembali dan reorganisasi (Rearrangement and reorganization)
4. Perbaikan (Repairs)

Modul 9 - Depreciation and Impairments


Depresiasi adalah pengalokasian secara sistematik dan rasional dari harga perolehan non current
operating asset berwujud karena telah menyumbangkan kepada pendapatan perusahaan pada tahun
yang bersangkutan. Faktor yang mempengaruhi beban penyusutan periodik:
a. Harga perolehan aktiva
b. Nilai sisa
c. Masa manfaat
d. Pola penggunaan

Metode Penyusutan:
a. Activity Method (Units of use or production)
D = (C – R) / n
n = kapasitas produksi

b. Straight Line Method


D = (C – R) / n

c. Diminishing (Accelerated) Charge Method


● Sum of the Year Digits
D = Rate x (C – R)
Rate = N / [n x (n+1) / 2]
N = Estimasi umur ekonomis, dari yang terbesar hingga terkecil

● Declining Balance Method


D = 100%/n x 2 x (C – Accumulated Depreciation)
Catatan: D = Biaya penyusutan periodik
C = Harga perolehan aktiva
R = Estimasi nilai sisa
N = Estimasi umur ekonomis / masa manfaat / jam produksi / unit output

Impairment
Standar akuntansi mengenai LCNRV untuk persediaan tidak dapat digunakan pada property, plant,
dan equipment. Oleh karena itu untuk property, plant, dan equipment jika carrying amount asset lebih
besar daripada harga pasarnya maka penurunan tersebut mengindikasikan adanya impairment.
Berbagai kejadian yang menunjukkan terjadinya impairment pada aset yaitu sebagai berikut:
a. Terjadinya penurunan nilai pasar suatu aset secara signifikan.
b. Terjadinya keusangan secara signifikan terhadap suatu aset.
c. Terjadinya perubahan iklim ekonomi yang menyebabkan penurunan nilai terhadap suatu
aset.
d. Jumlah biaya untuk memperoleh suatu aset lebih tinggi dari pada nilai wajarnya.
e. Proyeksi terjadinya kerugian secara berkesinambungan terhadap suatu aset.

Modul 10 - Depletion

Deplesi
Seringkali perusahaan memiliki tanah atau sumber daya alam yang ikut menyumbangkan pendapatan
bagi perusahaan, contohnya tanah yang mengandung sumber mineral seperti bijih besi, minyak bumi,
batubara dan lain-lain. Penyusutan atas pemanfaatan sumber daya tersebut disebut deplesi dan
dihitung berdasarkan output produktif.

Modul 11 - Current Liabilities, Provisions, and Contingencies

Current Liabilities
Berikut adalah tipe-tipe dari current liabilities :
● Account payable
● Notes payable
● Current maturities of long term debt
● Short term obligation expertied to be refinance
● Dividend payable
● Customer advance and deposits
● Unearned revenue
● Sales tax payable
● Income tax payable
● Employee related liabilities

Provisions
Provision adalah kewajiban yang waktunya atau jumlahnya tidak pasti (kadang disebut estimated
liability). Dilaporkan sebagai current atau noncurrent tergantung pada tanggal pembayaran yang
diharapkan. Jenis provision adalah kewajiban yang berkaitan dengan litigation, warranties atau
product guarantees, business restructurings dan enviromental damage. Jumlah yang diakui adalah
estimasi terbaik dari pengeluaran wajib untuk menyelesaikan kewajiban kini. Perusahaan
memberikan satu dari dua jenis garansi kepada pelanggan :
1. Garansi dimana produk memenuhi spesifikasi yang disepakati pada saat produk dijual. Jenis
garansi ini termasuk dalam harga jual dari produk dan sering disebut assurance-type
warranty.
2. Garansi dimana memberikan servis tambahan diluar jaminan.
Jenis garansi ini tidak termasuk dalam harga jual dari produk dan sering disebut service-type
warranty. Penjualan dari service-type warranty dicatat dalam akun unearned warranty
revenue.
Consideration Payable
Menunjukkan diskon, potongan volume, produk gratis atau jasa. Contohnya menawarkan premium.
Sejumlah perusahaan menawarkan premium (bonus) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup
kotak, sertifikat, kupon, label, atau pembungkus. Premium (bonus) dapat berupa peralatan dari perak,
piring, dan mainan. Coupons adalah kupon tercetak yang dapat ditebus untuk potongan tunai atas
barang yang dibeli. Perusahaan membebankan cost dari coupons dan premium pada periode
penjualan. Baik coupons maupun premium ditujukan untuk meningkatkan penjualan perusahaan.
Pada akhir periode akuntansi perusahaan mengestimasi jumlah penawaran premium yang masih
beredar dengan membebankan premium expense dan mengkredit premium liability.

Contingencies
Contingencies adalah suatu keadaan, situasi yang tidak pasti kemungkinannya laba (gain
contingency) atau rugi (loss contingency) dari suatu perusahaan yang dimana berakhirnya ditentukan
dari kejadian pada masa yang akan datang. Petunjuk umum untuk akuntansi dan pelaporan dari
contingent liabilities:

AKUNTANSI BIAYA - UTS


MODUL 1 - COST CONCEPT
Perbedaan cost (biaya) dan expenses (beban):
● Cost (biaya) adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memperoleh manfaat
● Expenses (beban) adalah arus dari barang atau jasa, yang akan dibebankan pada/
ditandingkan dengan pendapatan (revenue) suatu periode tertentu untuk memperoleh laba
(income) periode tersebut.
● Semua expenses adalah cost, namun tidak semua cost adalah termasuk expense

Rumus Dasar :
● Prime cost = Direct materials used + Direct labor
● Conversion cost = Direct labor + Factory overhead (FOH) Actual
● Total manufacturing cost = Direct materials used + Direct labor + FOH Actual
● Commercial expenses = Marketing expenses + Administrative expenses
● Total operating cost = Total manufacturing cost + Commercial expense

MODUL 2 - COST BEHAVIOUR ANALYSIS


Cost behavior adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan perubahan aktivitas atau output.
Adapun sifat biaya dapat diklasifikasi menjadi tiga, yaitu:
1. Fixed cost: adalah biaya yang secara total tidak berubah baik jumlah aktivitas meningkat atau
menurun (dalam jangkauan relevan aktivitas tertentu) dan tidak tergantung dari besarnya
ukuran output (unit produksi, jam kerja, dan lainnya).
2. Variable cost: adalah biaya yang mengalami perubahan secara proporsional terhadap
perubahan aktivitas. Variable cost akan bertambah saat aktivitas mengalami peningkatan,
dan sebaliknya biaya berkurang saat aktivitas mengalami penurunan.
3. Mixed cost: adalah biaya yang terdiri dari komponen biaya tetap dan biaya variable. Contoh:
sales representative umumnya dibayar dengan gaji ditambah dengan komisi atas
penjualannya.

Metode pemisahan mixed costs:


● High and low points method
Metode tinggi-rendah menggunakan dua poin untuk menentukan persamaan garis biaya. Dua
poin aktivitas, yang tertinggi dan terendah, dan biaya yang berhubungan digunakan untuk
menentukan rumus biaya.

Menentukan elemen biaya variabel


= Selisih biaya per aktivitas / Selisih jumlah barang yang diproduksi

Menentukan elemen biaya tetap


= Total Biaya – [data high/low x biaya variabel per aktivitas]

Kelebihan High-Low Point Method:


➔ Mudah dan sederhana dalam penerapannya
➔ Banyak digunakan secara luas

Kekurangan High-Low Point Method :


➔ Persamaan biaya yang diperoleh kurang representative
➔ Kelihatan cenderung menggampangkan masalah

● Scattergraph method
● Method of Least Square
Metode ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari Least Square Method
adalah metode ini dapat menghasilkan persamaan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Serta tidak ada data biaya yang tidak digunakan. Sedangkan kekurangan dari
metode ini adalah Kesulitan apabila dalam perhitungannya digunakan secara manual. Serta
penggunaan awam cenderung tidak mau susah-susah menghitungnya.

MODUL 3 - JOB ORDER COSTING


● Job order costing adalah metode perhitungan biaya dimana biaya diakumulasikan untuk
setiap job (setiap pesanan pelanggan).
● Karakteristik job order costing:
1. Tujuan produksi yaitu untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung
pada spesifikasi pemesan (sifat produksinya terputus-putus dan tiap pesanan dapat
dipisahkan identitasnya secara jelas).
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk tiap pesanan.
3. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang
bersangkutan selesai. Harga pokok per satuan untuk pesanan tertentu dihitung
dengan cara membagi total harga pokok pesanan dengan total satuan produk
pesanan yang bersangkutan.
4. Digunakan kartu harga pokok pesanan untuk mengakumulasikan biaya produksi.
5. Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk selesai kemudian
diserahkan ke pemesan atau dapat juga begitu selesai langsung diserahkan ke
pemesan.

MODUL 4 - PROCESS COSTING


● Process costing adalah metode perhitungan biaya yang digunakan dalam situasi dimana
produk yang dihasilkan adalah homogen dan diproduksi dalam proses yang kontinu.
● Karakteristik process costing:
1. Digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang yang sama (produk massa)
yang ditujukan untuk persediaan.
2. Biaya produksi akan diakumulasikan ke departemen/ bagian.
3. Laporan biaya produksi dibuat pada setiap akhir periode (akhir bulan).
4. Biaya per unit dihitung dengan membagi total biaya per departemen dengan jumlah
unit produksi per departemen
● Laporan biaya produksi dapat dibuat dengan dua metode yaitu:
1. Average
➔ Cara menghitung equivalent units apabila unit yang rusak bersifat normal:
Unit transferred to next department + (%WIP ending x unit WIP ending) + unit
finished but not yet transferred.
➔ Cara menghitung equivalent units apabila unit yang rusak bersifat abnormal:
Unit transferred to next department + (%WIP ending x unit WIP ending) + unit
finished but not yet transferred + (% loss x unit loss)
2. FIFO
➔ Cara menghitung equivalent units apabila unit yang rusak bersifat normal:
(unit transferred to next department – unit WIP beginning) + unit finished but
not yet transferred + ((100% - ...%WIP beginning) x unit WIP beginning) +
(%WIP ending x unit WIP ending).
➔ Cara menghitung equivalent units apabila unit yang rusak bersifat abnormal:
(unit transferred to next department – unit WIP beginning) + unit finished but
not yet transferred + ((100% - ...%WIP beginning) x unit WIP beginning) +
(%WIP ending x unit WIP ending) + (% loss x unit loss).

MODUL 5 - ACCOUNTING FOR PRODUCTION LOSSES IN A PROCESS COST SYSTEM


Akuntansi untuk spoiled goods (spoilage):
1. Spoiled goods disebabkan karena kesalahan internal (rusak abnormal).
Unit yang hilang/ rusak akan menambah equivalent units dan biaya unit yang rusak akan
dibebankan ke FOH Control.
★ Saat pemakaian bahan, upah dan FOH:
Work In Process XXX
Materials XXX
Payroll XXX
FOH Applied XXX

★ Saat pentransferan biaya dari departemen I ke departemen II dan FOH Control:


Work In Process (note: dept II) XXX
FOH Control XXX
Work In Process (note: dept I) XXX

★ Saat pentransferan biaya dari departemen II ke barang jadi dan barang yang rusak
serta FOH Control:
FG Inventory XXX
Spoiled Goods Inventory XXX
FOH Control XXX
Work In Process (note: dept II) XXX

★ Saat spoiled goods dapat dijual:


Cash / A/R XXX
Spoiled Goods Inventory XXX

2. Spoiled goods disebabkan bukan karena kesalahan internal tetapi karena proses alamiah
yang tidak dapat dihindari (rusak normal).
Dalam proses produksi, barang dapat hilang karena penguapan atau proses alami lainnya
yang bukan merupakan kesalahan internal. Unit yang hilang/ rusak tidak akan mempengaruhi
equivalent units dan biaya unit yang rusak akan dibebankan ke unit yang baik.
AKUNTANSI BIAYA - UAS

Modul 6 - Joint Cost


● Joint Cost: the cost that arises from the simultaneous manufacturing of products produced
from the same process.
● Joint Products are produced simultaneously by a common process or series of processes,
with each product processing more than nominal value in the form in which it is produced.
● Join production can be allocated to joint products under one of the following methods:
○ Market value method
○ Average unit cost method
○ Weighted-average method
○ Quantitative unit method
● Main product: produk yang dihasilkan melalui proses gabungan yang nilai jual yang relatif
tinggi.
● By product: produk yang muncul dari proses produksi tunggal yang nilai jual relatif lebih
rendah dibandingkan produk utama atau gabungan.
● Accounting for by-products:
○ Method 1: Recognition of Gross Revenue
○ Method 2: Recognition of Net Revenue
○ Method 3: Replacement Cost Method
○ Method 4: Market Value (Reversal Method)

Modul 7 - Materials
● Economic Order Quantity (EOQ): jumlah persediaan yang harus dipesan oleh perusahaan
pada suatu saat dengan tujuan mengurangi biaya persediaan tahunan.
● Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan EOQ:
○ Kebutuhan persediaan dalam unit selama satu tahun (Annual Required Unit/RU)
○ Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan satu kali pemesanan bahan yang
dibutuhkan perusahaan sampai bahan tersebut diterima (Cost per Order/CO)
○ Biaya bahan per unit (Cost per Unit Materials/CU)
○ Biaya pemilikan bahan (Carrying Cost Percentage/CC)
● Rumus:

○ EOQ=
○ Safety Stock (SS)= (max usage-normal usage)x LT
○ Reorder Point (ROP)= (normal usage x LT)+SS
○ Average Inventory (AI)= EOQ/2+SS
○ Normal Max Inv (PMN)= EOQ+SS
○ Abs Max Inv= (EOQ+SS) + ((normal usage-min usage)x LT)
○ Number of Orders Place Annually (FP)= RU/EOQ
○ Waktu yg dibutuhkan untuk satu kali pemesanan= jumlah waktu yang ada dalam satu
tahun/ FP
○ Annual Ordering Cost (TOC)= FP x CO
○ Annual Carrying Cost (TCC)= EOQ/2 x CU x CC
○ Total Annual Cost = annual ordering cost + annual carrying cost
● Contoh grafik:
Modul 8 - Just in Time and Backflushing
● Backflushing: pendekatan akuntansi yang memendekkan arus biaya produksi dengan tujuan
mengurangi sejumlah kejadian yang diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi.
● Karakteristik backflushing:
○ Dapat dipakai pada perusahaan yang telah menggunakan sistem JIT
○ Perkiraan bahan dan barang dalam proses dikombinasikan ke dalam satu perkiraan
yaitu Raw and In Process (RIP)
○ Perkiraan persediaan tidak disesuaikan dalam periode akuntansi tetapi saldonya
disesuaikan menurut ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
○ Beberapa/seluruh biaya produksi ditentukan setelah produksi selesai
○ Biaya konversi dibebankan menggunakan perkiraan COGS
○ Estimasi biaya bahan dan konversi serta bahan baku yang belum diproses dilakukan
pada akhir periode

Modul 9 & 10 - FOH Dept


● Direct Method: biaya overhead dept jasa langsung didistribusikan ke dept produksi
● Step Method: biaya overhead dept jasa didistribusikan ke dept produksi dan dept jasa
lainnya, kecuali dirinya sendiri dan dept jasa yang telah mentransfer biaya. Pendistribusian
biaya overhead dept jasa dilakukan dengan urutan tertentu yaitu dari dept jasa yang
memberikan jasa atau biaya terbesar
● Simultaneous Method: biaya overhead dept jasa didistribusikan ke dept produksi dan dept
jasa lainnya, kecuali dirinya sendiri. Biaya overhead yang dialokasikan dihitung dengan
menggunakan teknik aljabar dengan memperhitungkan biaya yang diberikan dan biaya yang
diterima tiap dept jasa.

Modul 11 - Activity Based Costing


● Traditional Costing: sistem yang menggunakan ukuran volume produksi (seperti jam mesin
dan jam tenaga kerja langsung) sebagai dasar pengalokasian untuk membebankan biaya
FOH ke dalam produk.
○ Bila produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis maka sistem ini tidak mampu
menghasilkan informasi yang akurat dan mengakibatkan distorsi dalam menetapkan
harga jual.
● Activity Based Costing: sistem akuntansi yang fokus pada aktivitas yang dilakukan untuk
memproduksi produk dan menggunakan aktivitas tersebut untuk membebankan biaya FOH
ke dalam produk.
Akuntansi Manajemen - UTS

MODUL 1 - BUDGETING FOR PLANNING : OPERATING BUDGET

Anggaran (Budget) adalah perencanaan keuangan untuk masa depan, budget memuat tujuan
dan tindakan dalam mencapai tujuan perusahaan.

PREPARING THE MASTER BUDGET


● Master Budget adalah rencana keuangan komprehensif untuk keseluruhan organisasi.
● Master Budget dibagi menjadi:
1. Operating Budget. menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil utama darI
operating budget adalah budgeted income statement
2. Financial Budget: memuat rincian dari arus kas masuk dan keluar serta posisi
keuangan keseluruhan. Hasil utamanya adalah cash budget dan budgeted balance
sheet.

PREPARING THE OPERATING BUDGET


1. Sales Budget. Proyeksi yang memuat prakiraan penjualan dalam unit dan harga (dollar) yang
telah disepakati oleh komite anggaran.
2. Production Budget . Anggaran yang menunjukkan berapa unit yang harus diproduksi untuk
memenuhi permintaan penjualan dan persediaan akhir.
RUMUS:
Unit to be produced = Expected unit sales + Units in ending inventory – Units in beginning
inventory
3. Direct Materials Purchase Budget. Anggaran yang memuat jumlah dan biaya bahan baku
yang harus dibeli untuk memenuhi jumlah yang harus diproduksi.
RUMUS:
Purchase = Direct Materials needed for production + Desired direct materials in ending
inventory – Direct materials in beginning inventory
4. Direct Labor Budget. Anggaran yang menunjukkan total jam kerja langsung yang diperluakan
dan biaya yang terkait untuk membuat sejumlah unit produk dalam production budget.
5. Overhead Budget. Anggaran yang memperlihatkan semua biaya tidak langsung yang
diharapkan dalam proses produksi
6. Ending Finished Goods Inventory Budget. Anggaran yang memberikan informasi yang
diperlukan untuk menyusun neraca dan juga merupakan input penting dalam penyusunan
cost of goods sold budget.
7. Cost of Goods Sold Budget. Anggaran yang menyatakan harga pokok dari barang yang akan
dijual.
8. Selling and Administrative Expenses Budget. Anggaran yang menjelaskan pengeluaran yang
direncanakan untuk kegiatan non produksi.
9. Budgeted Income Statemen. Anggaran laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Budgeted
Income Statement dihitung dengan melihat budget sebelumnya. Operating income berbeda
dengan net income, untuk mencari net income, operating income harus dikurangkan dengan
beban bunga dan pajak.

PREPARING THE FINANCIAL BUDGET


1. Cash Budget. Anggaran yang dibuat untuk mengetahui kebutuhan kas, dan juga kemampuan
untuk membayarnya.
2. Budgeted Balance Sheet. Anggaran yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan.
Budgeted Balance Sheet dibuat tergantung dari data neraca periode sebelumnya dengan
data dari budget lain.

THE MASTER BUDGET AND ITS INTERRELATIONSHIPS

MODUL 2 - BUDGETING FOR PLANNING : FINANCIAL BUDGET & FLEXIBLE BUDGETING FOR
CONTROLLING
STATIC BUDGETS VERSUS FLEXIBLE BUDGETS
● Anggaran dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian.
● Ada 2 macam anggaran yaitu: static budget dan flexible budget
● Static Budget. Adalah anggaran yang dibuat untuk suatu level aktivitas tertentu. Karena Static
Budgets tergantung pada level aktivitas tertentu, maka static budgets tidak begitu bagus bila
digunakan untuk menyusun laporan kinerja.
● Static Budget langsung membandingkan anggaran yang dibuat dengan aktual biaya yang
terjadi tanpa memperhatikan level aktivitas yang terjadi.
● Flexible Budget. memungkinkan perusahaan untuk memperhitungkan biaya yang diharapkan
pada kisaran level aktivitas yang terjadi.
● Flexible Budget membandingkan anggaran yang dibuat dengan sesungguhnya terjadi pada
tingkat level yang sama
● Perbedaan antara yang dianggarkan dengan yang sesungguhnya terjadi akan menimbulkan
variance jika:
anggaran > aktual : Favorable (F)
Anggaran < aktual : Unfavorable (UF)

ACTIVITY-BASED BUDGETING
● Perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem ABC juga mengharapkan untuk
menggunakan sistem Activity-Based Budgeting.

STATIC ACTIVITY BUDGET


● 3 langkah yang diperlukan :
1. Aktivitas yang terjadi dalam perusahaan harus dapat diidentifikasi
2. Permintaan untuk setiap output aktivitas harus dapat diestimasi
3. Menaksir biaya tiap sumber yang dibutuhkan untuk produksi dalam level aktivitas.
● Pada dasarnya penganggaran tradisional (traditional budgeting) sama dengan activity-based
budgeting. Perbedaan terbesar dari kedua penganggaran tersebut adalah pada ketgori
overhead dan biaya penjualan dan administrasinya.

ACTIVITY FLEXIBLE BUDGETING


● adalah prediksi perubahan biaya aktivitas yang akan menjadi Dalam pendekatan dasar
fungsional, biaya yang dianggarkan untuk level aktivitas yang
● sesungguhnya, diperoleh dengan mengasumsikan bahwa single unit based driver (unit
produksi atau jam kerja langsung) mengendalikan semua biaya.
● Jika biaya berubah dengan memperhatikan pada lebih dari satu pengendali (driver) dan
pengendali-pengendali tersebut tidak terlalu berhubungan dengan jam kerja langsung, maka
biaya yang telah ditaksir itu akan menyesatkan. Solusinya adalah dengan membentuk flexible
budget formula untuk lebih dari satu driver.
● komponen biaya variable untuk tiap aktivitas harus berhubungan dengan sumber yang
dibutuhkan (flexible resources) dan komponen biaya tetap harus berhungan dengan sumber
yang meningkatkan penggunaan.
● Pendekatan yang terdiri dari banyak formula memberikan peluang bagi manajer untuk dapat
memprediksi lebih akurat mengenai biaya yang seharusnya untuk level aktivitas yang
berbeda, seperti yang diukur oleh alat ukur aktivitas output.

MODUL 3 - STANDAR COSTING : A MANAGERIAL CONTROL TOOL


UNIT STANDARDS
● Untuk menentukan biaya standar per unit, ada 2 hal yang harus ditentukan terlebih dahulu,
yaitu :
1) Jumlah input yang digunakan untuk satu unit output (quantity standard).
2) Jumlah yang harus dibayar untuk jumlah input yang digunakan (price standard).
● Sistem biaya standar diadopsi karena 2 alasan berikut ini :
1. Untuk meningkatkan planning dan control.
2. Sebagai sarana untuk menghitung biaya produk.

VARIANCE ANALYSIS
MODUL 4 : SEGMENTED REPORTING & INVESTMENT CENTRE EVALUATION
VARIABLE COSTING AND ABSORPTION COSTING
● Variable Costing. memberikan perbedaan antara biaya tetap (fixed manufacturing cost) dan
biaya variabel (variable manufacturing cost). Yang termasuk dalam perhitungan biaya
produksi hanya direct material, direct labor, dan variable overhead.
● Absorption Costing. memasukkan semua manufacturing cost ke dalam biaya produksi (direct
material, direct labor, variable overhead.dan fixed overhead).
● Jika ada perbedaan antara yang diproduksi dengan yang dijual maka akan menyebabkan
perbedaan income antara variable costing dan absorption costing.

RESPONSIBILITY ACCOUNTING
1. Cost center : manajer bertanggung jawab terhadap biaya
2. Revenue center: manajer bertanggung jawab terhadap penjualan
3. Profit center: manajer bertanggung jawab terhadap penjualan dan biaya
4. Investment center: manajer bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya dan investasi
MEASURING THE PERFORMANCE OF INVESTMENT CENTERS

(1) Return On Investment (ROI)

Manfaat ROI:
1. Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara sales, expenses dan investment.
2. Mendorong manajer untuk fokus pada cost efficiency.
3. Mendorong manajer untuk fokus pada asset efficiency.

Kerugian ROI:
1. Dapat memberikan fokus yang sempit hanya pada keuntungan divisional.
2. Mendorong manajer untuk fokus hanya pada jangka pendek yang akan berakibat pada biaya
jangka panjang.

(2) Economic Value Added

● Untuk Menghitung WACC perushaan harus mengidentifikasi semua sumber pendanaan


perusahaan ( hutang jangka panjang dan saham. Total capital employed umumnya sama
dengan average operating asset

(3) Residual Income

● Required rate of return ini biasa disebut imputed cost of the investment.
● Beberapa perusahaan lebih menyukai perhitungan RI dan EVA karena manager lebih
konsentrasi pada memaksimalkan jumlah (dalam $ atau rupiah) dari pada persentase.

MODUL 5 - TRANSFER PRICING


● adalah nilai dari barang yang ditransfer dari selling division ke buying divison.
● Sistem transfer pricing harus memenuhi 3 kriteria berikut :
1. Penilaian kinerja menjadi akurat.
2. Goal congruence.
3. Divisi diberi otonomi.
● Metode penentuan harga transfer ada 3 yaitu:
1. Berdasarkan harga pasar. Apabila transfer produk terjadi pada pasar yang
persaingannya sempurna, maka harga transfer yang sesuai adalah harga pasar. Bila
divisi penjual mampu menjual semua produknya pada harga pasar maka transfer
internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi
penjual rugi sedangkan divisi pembeli selalu mampu membeli pada harga pasar
mungkin tidak bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang
ditransfer secara internal.
2. Berdasarkan negosiasi. Penetapan harga transfer ini berdasarkan negosiasi kedua
divisi sehingga didapat kesepakatan dalam penetapan harga yang bisa diterima oleh
kedua belah pihak. Metode ini dipakai jika tidak ada produk yang sama dipasar.Buyer
dan seller divison dapat mempengaruhi harga transfer.
3. Berdasarkan Biaya.
● Full Cost. Full cost meliputi direct material, direct labor, variable overhead
dan sebagian fixed overhead.
● Full cost + Mark up.Mark up disini dapat ditetapkan berdasarkan negosiasi.
● Variable Cost + fixed fee. Fixed fee dapat dinegoisasikan. Metode ini bisa
disamakan dengan negotiated transfer pricing.
Akuntansi Manajemen - UAS

Modul 6 - Cost Volume Profit Analysis


● CVP analysis: alat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. (dapat digunakan untuk
menyelesaikan hal seperti berapa unit yang harus dijual untuk mencapai BEP dan pengaruh
peningkatan harga pada profit)
● BEP in unit: suatu keadaan dimana total revenue sama dengan total cost jadi tidak ada
keuntungan maupun kerugian
○ operating income= sales revenue - variable expenses - fixed expenses
○ operating income= (price x number of unit sold) - (variable cost per unit x number of
unit sold) - total fixed cost
○ BEP in units= fixed cost/unit contribution margin
● BEP in sales:
○ BEP in sales= fixed cost/contribution margin ratio
● Targeted Profit
○ Untuk mencari berapa sales revenue bila perusahaan menginginkan op. income > 0
Sales= (fixed cost+operating income)/contribution margin ratio
○ Bila diketahui after tax profit maka harus mencari before tax profit dahulu sebelum
mencari sales revenue
After tax profit= before tax profit x (1-tax rate)
● Multiple product analysis: perusahaan dapat menggunakan sales mix dalam menghitung BEP
○ BEP= fixed cost/package contribution margin
Product Sales Variable Contribution Sales mix Package unit
price Cost Margin contribution
margin

A 400 325 75 3 225

B 800 600 200 2 400

Package Total 625

● Risk and uncertainty


○ Margin of safety: unit yang dijual atau diharapkan untuk dijual atau revenue yang
diperoleh atau diharapkan diterima diatas break even
○ Operating leverage: seberapa sensitif laba akan terpengaruh oleh perubahan sales.
Berkaitan dengan relative mix dari fixed cost dan variable cost dalam organisasi.
DOL= contribution margin/profit
● CVP analysis dan ABC
○ Total cost= fixed cost + (unit variable cost x number of unit) + (setup cost x number of
setups) + (engineering cost x number of engineering hours)
○ Operating income= total revenue - (fixed cost + (unit variable cost x number of units)
+ (setup cost x number of setups) + (engineering cost x number of engineering hours)
○ Break even units= ((fixed cost + (setup cost x number of setups) + (engineering cost x
number of engineering hours)) / (price-unit variable cost)

Modul 7 - Relevant Cost for Decision Making


● Tactical Decision Making: proses pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada, seperti
tawaran menerima special order disamping penjualan reguler atau pertimbangan untuk
memproduksi sendiri atau membeli dari supplier (keputusan jangka pendek)
● Model for making tactical decisions:
○ Menganalisa dan mengidentifikasi masalah
○ Mengidentifikasi alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk pemecahan masalah
○ Mengidentifikasi cost dan benefit dari alternatif yang ada
○ Menjumlahkan biaya-biaya yang relevan dan keuntungan dari setiap alternatif
○ Menilai faktor-faktor kualitatif
○ Memilih alternatif dengan jumlah benefit yang terbesar atau jumlah cost yang terkecil
● Relevant cost: future cost yang berbeda diantara berbagai alternatif yang ada.
Modul 8 - Lean Manufacturing & Target Costing
● Lean manufacturing: pendekatan yang diciptakan untuk menghapus barang sisa dan
menciptakan nilai bagi pelanggan. (dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan signifikan
pada peningkatan kualitas, produktivitas, pengurangan lead time, pengurangan jumlah
inventory, pengurangan waktu setup, penurunan biaya manufaktur, dan peningkatan
efisiensi)
● Life-cycle cost management: fokus pada pengelolaan aktivitas pada value chain untuk
menciptakan keunggulan kompetitif jangka panjang.
● Target cost: selisih antara harga jual yang diperlukan untuk mendapatkan suatu pangsa
pasar tertentu dengan laba per unit yang diinginkan.
● Velocity: jumlah unit output yang dapat diproduksi dalam kurun waktu tertentu (unit
produced/time)
● Cycle time: jumlah waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah unit output dimulai dari
bahan baku diterima hingga produk dikirimkan ke gudang barang jadi (time/unit produced)
● Manufacturing Cycle Efficiency: perbandingan waktu pemrosesan secara teoritis terhadap
waktu aktual. Waktu proses adalah waktu yang diperlukan untuk mengkonversi bahan baku
menjadi barang jadi.
MCE= (processing time) / (processing time + move time + inspection time + waiting time)

Modul 9 - The Balanced Scorecard


● Balance scorecard: alat pengukuran kinerja yang menyediakan kerangka dasar bagi
implementasi strategi
● 4 perspektif:
○ Financial perspective: mengevaluasi profitabilitas dari strategi
○ Customer perspective: mengidentifikasi segmen pasar yang ditargetkan dan
mengukur keberhasilan perusahaan
○ Internal business process perspective: fokus pada operasi internal dengan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham
○ Learning and growth perspective: mengidentifikasi kemampuan yang harus dimiliki
organisasi untuk mencapai internal process yang superior sehingga menciptakan nilai
● Growth component:
○ Revenue effect of growth: (Unit year Y - Unit year X) x SP year X
○ Cost effect of growth: (Assumed Unit year Y - Unit year X) x Cost year X
● Price-recovery component:
○ Revenue effect of price recovery: (SP year Y - SP year X)
○ Cost effect of price recovery: (Cost year Y - Cost year X) x Assumed Unit year Y
● Productivity component: (Actual Unit year Y - Assumed Unit year Y) x Cost year Y

Modul 10 - Quality Cost


● Prevention cost: biaya untuk mencegah terjadinya kualitas yang buruk sehingga menurunkan
biaya kegagalan.
Contoh: quality engineering, quality planning, quality audit, quality reporting, design review
● Appraisal cost: biaya untuk menilai agar produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
Contoh: inspecting and testing materials, packaging inspection, product acceptance,
measurement.
● Internal failure cost: biaya yang terjadi ketika produk atau jasa yang telah dihasilkan tidak
sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Contoh: scrap, rework, retesting, design changes
● External failure cost: biaya yang terjadi ketika produk atau jasa yang telah dihasilkan tidak
sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Contoh: poor quality, warranties, repairs, customer dissatisfaction
Modul 11 - Environmental Cost Management
● Environmental prevention cost: biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk mencegah
pencemaran lingkungan.
● Environmental detection cost: biaya yang berhubungan dengan aktivitas untuk menentukan
apakah produk, proses, atau aktivitas lain sesuai dengan environmental standard
● Environmental internal failure cost: biaya yang berhubungan dengan aktivitas telah
dihasilkannya limbah dan kotoran namun belum dilepaskan ke lingkungan.
● Environmental external failure cost: biaya yang berhubungan dengan aktivitas setelah
tercemarnya lingkungan oleh limbah dan kotoran.
CURRENT ISSUE
Rangkuman PSAK 71 72 73

PSAK 71 (Financial Instruments)

● Mengenai pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, serta klasifikasi dan penurunan
nilai. (cnth setiap kontrak yg dpt menambah aset perus dan liab perus lain)
● PSAK 71 based on IFRS 9 & mengganti PSAK 55
● membahas tentang pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan, spt kredit, piutang dan
pinjaman
● pencadangan dibuat saat awal periode kredit berjalan, bukan saat terdeteksi adanya gagal
bayar (incurred loss/PSAK 55)
● tdk peduli pinjaman bersifat lancar (performing), ragu-ragu (underperforming), atau macet
(non-performing) ttp smuanya dibuat cadangan kerugian atas penurunan nilai kredit (CKPN)
● misalnya, untuk kredit lancar, perus hrs siap dengan pencadangan selama 12 bln mendatang

PSAK 72 (Revenue from Contracts with Customers)

● mengenai pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan


● PSAK 72 based on IFRS 15 & mengganti PSAK 34, 32, ISAK 10, 21, 27.
● dari rigid (rule based) menjadi berbasis prinsip (principle based), tdk berdasarkan uang muka
yg diterima
● pendapatan dpt diakui scr bertahap (over the time) atau pd titik tertentu (at a point of time)
● tdk semua pendapatan dpt diakui scr bertahap, hrs memenuhi syarat tertentu terkait
konsumsi pelanggan, peningkatan nilai aset dan kesepakatan permbayaran. Jika syarat tdk
dpt dipenuhi br pendapatan blh diakui scr at a point of time.

PSAK 73 (Leases)

● mengenai sewa, pembukuan dari sisi penyewa (lessee)


● based on IFRS 16 & menggantikan PSAK 30, ISAK 20, 25
● penyewa harus membukukan slrh transaksi sewanya sbg financial lease
● yg boleh dicatat sebagai operating lease hrs memenuhi 2 syarat, yaitu <12 bulan & bernilai
rendah. (cnth ponsel, laptop)
● perus mencatatkan aset (sewa) sbg kewajiban (sewa) di dlm neraca. Transaksi yg semula bs
off balance sheet menjadi on balance sheet.
● akan menunjukkan lapkeu yg sbnernya dan manajer akan meningkatkan kualitasnya. Krn
utang dan aset aja nada di lapkeu
AUDIT 1 - UTS

Nature of Auditing
Menurut Gray dan Manson (2015:25) Audit adalah kegiatan investigasi atau pencarian bukti untuk memberikan
opini yang didasarkan pada kebenaran dan informasi keuangan yang wajar oleh seseorang atau beberapa orang
yang independen dan perusahaan memerlukan informasi yang terdapat dalam laporan audit dengan tujuan untuk
meningkatkan kredibilitasnya.

Tujuan Audit
Untuk memberikan opini mengenai apakah laporan keuangan yang diaudit telah menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Jenis jasa yang termasuk pada jasa asurans adalah sebagai berikut:
1. Audit atas laporan keuangan historis
2. Reviu atas laporan keuangan historis
3. Jasa asurans lainnya.

Bentuk Opini Menurut SA 700


1. Opini tanpa modifikasian:
Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

2. Opini modifikasian (SA 705):


Auditor menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh bahwa:
● Laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material
● Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material

3 tipe Opini Modifikasian:


● Opini wajar dengan pengecualian
● Opini tidak wajar
● Opini tidak menyatakan pendapat

3. Paragraf Penekanan Suatu Hal Dalam Laporan Auditor Independen (SA 706)
Penekanan Suatu Hal (Emphasis of Matter):
● Menarik perhatian pengguna laporan atas hal-hal yang sebenarnya sudah disajikan atau
diungkapkan dalam laporan keuangan, yang dianggap penting, yaitu bahwa hal-hal tersebut
dianggap fundamental bagi pemahaman pengguna laporan atas laporan keuangan.
Contoh:
1) Ketidakpastian kelangsungan usaha karena litigasi atau tuntutan hukum
2) Penerapan dini (jika diperkenankan) dari suatu PSAK

Penyebab utama dari tuntutan hukum terhadap kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman para
pemakai laporan keuangan atas dua konsep:
1. Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit
2. Perbedaan antara kegagalan audit dan resiko audit

Tuntutan hukum terhadap akuntan publik juga terjadi karena auditor tidak menerapkan konsep orang yang bijak
(prudent person concept), adanya kesepakatan antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan
penjamin atau penerbit laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan
kemahiran, dan tidak diharapkan untuk benar 100 persen

4 sumber utama dari kewajiban hukum auditor:


1. Kewajiban terhadap klien
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law
3. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut sekuritas federal
4. Kewajiban kriminal

Kantor Akuntan Publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari 4 pembelaan yaitu:
1. Tidak ada tugas yang harus dikerjakan.
KAP mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat ataupun yang dinyatakan secara jelas atas jasa
pelayanan tertentu yang berkaitan dengan tuntutan hukum yang tidak wajar
2. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian
KAP mengklaim bahwa auditnya itu dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Meskipun ada salah
saji yang terungkap, auditor tidak bertanggung jawab jika auditnya telah dilakukan secara tepat.
3. Kelalaian kontribusi
KAP mengklaim bahwa tindakan klien telah mengakibatkan baik kerugian yang menjadi dasar denda
atau pun campur tangan dalam pelaksanaan audit dengan cara sedemikian rupa sehingga auditor tidak
dapat menemukan kerugian tersebut
4. Ketiadaan hubungan sebab akibat
KAP mengklaim bahwa kerugian yang diklaim sama sekali tidak disebabkan oleh tindakan Auditor.
Agar berhasil dalam menggugat auditor, klien harus dapat menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat
yang jelas antara kelalaian auditor dalam menaati standar auditing dengan kerugian yang diderita klien.

Ada 2 jenis letter:


1. Representation letter -> klien ke auditor
Isi: manajemen mengakui dia bertanggung jawab atas penyajian dan penyusunan laporan keuangan
2. Manajemen letter -> dari auditor ke klien
Isi: kelemahan pengendalian internal klien

The Auditor’s Code


Prinsip:
1. Akuntabilitas : Auditor bertindak dalam kepentingan pemangku kepentingan utama,juga dengan
memperhatikan kepentingan publik
2. Integritas: Auditor bertindak dengan integritas, memenuhi tanggung jawab mereka dengan kejujuran,
keadilan, keberanian, dan kerahasiaan. Informasi rahasia yang diperoleh selama audit diungkapkan
hanya jika diperlukan untuk kepentingan umum, atau untuk kepentingan hukum.
3. Objektivitas dan independensi: Auditor bertindak secara objektif dan memberikan pendapat yang tidak
terpengaruh oleh bias, prasangka, kompromi dan konflik kepentingan.
4. Kompetensi: Auditor bertindak dengan keterampilan profesional, yang berasal dari kualifikasi,
pelatihan dan pengalaman praktis.Ini menuntut pemahaman tentang pelaporan dan masalah keuangan,
bersama dengan keahlian dalam mengumpulkan dan menilai bukti yg diperlukan untuk membentuk
opini
5. Kepastian: Auditor melakukan pekerjaan mereka dengan ketelitian dan skeptisisme profesional.
Menilai secara kritis informasi dan penjelasan yang diperoleh
6. Pertimbangan: Auditor menerapkan pertimbangan profesional dengan mempertimbangkan materialitas
dalam konteks hal-hal yang mereka laporkan.
7. Komunikasi yang jelas, lengkap, dan efektif: Laporan auditor mengandung ekspresi yang jelas dari
opini dan mengatur informasi yang diperlukanuntuk pemahaman yang tepat dari opini.
8. Asosiasi: Auditor memperbolehkan laporan mereka dimasukkan dalam dokumen yang berisi informasi
lain hanya jika mereka menganggap bahwa informasi lain tsb tidak bertentangan dengan hal yang
tercakup dalam laporan mereka
9. Memberikan nilai tambah: Auditor memberikan nilai tambah atas keandalan dan kualitas pelaporan
keuangan, mereka memberikan nilai kepada direksi dan pejabat atas pengamatan konstruktif yang
timbul dari proses audit dan dengan demikian memberikan kontribusi operasi yang efektif dari bisnis,
pasar modal, dan sektor publik

Tanggung Jawab Auditor (SA 240)


Auditor bertanggung jawab memperoleh keyakinan memadai mengenai apakah laporan keuangan secara
keseluruhan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan

Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada dua pihak yaitu yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen
Karena keterbatasan bawaan dari audit, maka akan selalu ada resiko yang tidak terhindarkan bahwa beberapa
salah saji material dalam laporan keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun audit telah direncanakan
dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan suatu audit.

Asersi:
● Completeness
● Existence
● Accuracy dan Cutoff
● Valuation

Combined Assertions Classes of Transactions Account Balances Presentation and


Disclosures

Completeness (C) Completeness Completeness Completeness

Existence (E) Occurrence Existence Occurrence

Accuracy and Cutoff (A) Accuracy Rights and Obligations Accuracy


Cutoff Rights and obligations
Classification Classification and
Understandability

Valuation (V) Valuation and allocation Valuation

AUDIT 1 -UAS

Bukti Audit : setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam
meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

2 faktor persuasivitas bukti audit yaitu ketepatan (appropriateness) dan kecukupan (sufficiency)
1. Relevansi -> bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit yang diuji oleh auditor
2. Reliabilitas -> tingkat di mana bukti audit dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya.
Reliabilitas tergantung pada 6 karakteristik: independensi penyediaan bukti, efektivitas pengendalian
intern klien, pengetahuan langsung auditor, kualifikasi individu yang menyediakan informasi, tingkat
objektivitas, dan ketepatan waktu.

Ketepatan bahan bukti audit dapat ditingkatkan dengan cara memilih prosedur audit yang paling
relevan atau memberikan bahan bukti yang paling andal.

Kecukupan (bukti audit) merupakan ukuran kuantitas bukti audit yang diperlukan dan penilaiannya
dipengaruhi oleh auditor atas risiko kesalahan penyajian material dan juga kualitas bukti audit tersebut.
Kecukupan diukut dengan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.

Hubungan antara tingkat perencanaan materialitas dan bukti audit berbanding terbalik, yang artinya semakin
tinggi materialitas yang direncanakan maka semakin sedikut jumlah bukti audit yang diperlukan,dan sebaliknya.
Hubungan antara penilaian risiko berbanding arah dengan bukti audit, yang artinya semakin tinggi risiko yang
dihadapi maka akan semakin banyak bukti audit yang diperlukan.

Jenis bukti audit:


1. Pengujian fisik (physical examination)
2. Konfirmasi (confirmation)
3. Dokumentasi (documentation)
4. Prosedur analitis (analytical procedures)
5. Wawancara dengan klien (inquiries of the client)
6. Rekalkulasi (recalculation)
7. Pelaksanaan ulang (reperformance)
8. Observasi (Observation)

SAMPLING AUDIT
Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah untuk memberikan basis yang memadai bagi auditor
untuk menarik kesimpulan mengenai populasi yang menjadi sumber pemilihan sampel.

Sampling audit merupakan penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi
audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih
untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.

Penentuan Ukuran Sampel


● Tingkat risiko sampling yang auditor bersedia untuk menerimanya berdampak terhadap ukuran sampel
yg diperlukan. Semakin kecil resiko yang auditor bersedia untuk menerima, semakin besar ukuran
sampel yang diperlukan.
● Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis statistik atau melalui
pertimbangan profesional
● Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor”:
1. Penilaian risiko auditor yang telah memperhitungkan pengendalian yang relevan
2. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima
3. Tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam populasi yang akan diuji
4. Tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa tingkat penyimpangan yang dapat diterima
tidak melebihi tingkat penyimpangan yang sesungguhnya dalam populasi
5. Jumlah unit sampling dalam populasi

Sample Size = Confidence factor : Tolerable Deviation Rate

Confidence Level Confidence Factor

50 0.7

55 0.8

60 0.9

65 1.1

70 1.2

75 1.4

80 1.6

85 1.9

90 2.3

95 3.0

98 3.7

99 4.6

Contoh Ilustrasi:

Confidence level Confidence factor\ TDR Ukuran Sampel


(a) (b) ( C )=(a)/(b)

85% 1.9 10% 19 1.9/0.1

90% 2.3 10% 23 2.3/0.1


95% 3.0 10% 30 3.0/0/1

Anda mungkin juga menyukai

  • Uang Teman
    Uang Teman
    Dokumen13 halaman
    Uang Teman
    Clarissa Nathania
    Belum ada peringkat
  • PKO Bab 5-6
    PKO Bab 5-6
    Dokumen30 halaman
    PKO Bab 5-6
    Clarissa Nathania
    Belum ada peringkat
  • Uts Edp Teori
    Uts Edp Teori
    Dokumen3 halaman
    Uts Edp Teori
    Clarissa Nathania
    Belum ada peringkat
  • Lab Edp
    Lab Edp
    Dokumen11 halaman
    Lab Edp
    Clarissa Nathania
    Belum ada peringkat