Pertanyaan Tinjauan
5-1 Apa itu kepribadian ? Bagaimana kita umumnya mengukurnya ? Faktor-faktor apa sajakah
yang menentukan kepribadian
Kepribadian secara umum adalah sebuah tingkah laku sosial yang terdiri dari
ekspresi, perasaan, ciri khas, kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap yang
melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang lain atau dihadapkan pada situasi
tertentu. Kepribadian merupakan istilah dari sebuah konsep yang luas sehingga
pengertian kepribadian tidak dapat dipukul rata kepada semua orang. Bisa dikatakan
bahwa kepribadian adalah ciri khas perilaku dari seseorang.
1. Observasi Direct
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat
dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan
sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu
tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons,
atau aspek tertentu.
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku
dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan
dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok
makan, dan sebagainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi
perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek
berikut setelah respons.
2. Wawancara (interview)
● Stress interview
● Exhaustive Interview
● Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama;
diselenggarakan non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka
di bidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
3. Tes Proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes
proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau
hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang
kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang
disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menuntut penggunaan imajinasi, kita dapat
menganalisis hasil fantasinya untuk mengukur cara dia merasa dan berpikir. Jika
melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya,
memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif.
5-2 Apakah indikator Tipe Myers-Briggs (MBTI) dan apa kekuatan dan kelemahannya ?
belajar dan mendalami teori. Mereka tidak menyukai fantasi dan senang dengan
realisme. Sedangkan mereka yang memakai intuisi, mereka memakai konsep,
sehingga mereka pun tidak terpaku (bahkan tidak menyukai) teori yang terlalu
banyak, dan cenderung lebih kreatif daripada mereka yang sensing karena
pemikirannya lebih terbuka. Mereka yang memakai intuisi lebih suka memakai
sesuatu yang mereka sebut dengan “feeling” ketimbang teori. Feeling ini mereka
dapat dari pengalaman yang mereka alami, sehingga mereka tahu betul ketika
sesuatu terjadi dapat memberikan dampak yang baik atau buruk. Orang-orang
yang intuitif lebih suka belajar dari pengalaman atau experiential learning.
Orang-orang yang berpikir secara sensing cenderung memikirkan masa kini
ketimbang mereka yang memakai intuisi lebih suka berpikir ke depan atau
berandai-andai tentang masa depan.
● Thinker(T) / Feeler(F) adalah cara seseorang mengambil keputusan. Thinker
mengambil keputusan yang menurut logika lebih menguntungkan. Mereka
memakai tahap-tahap tertentu dan menganalisa keputusan yang mereka buat
secara mendalam. Mereka suka mencari kesalahan dan berpikir kritis. Sedangkan
mereka yang Feeler, mereka mengambil keputusan melihat orang lain, apakah
menguntungkan untuk kepentingan bersama atau tidak. Orang-orang yang feeler
cenderung mudah berempati dan bersimpati pada orang lain. Bagi Thinker,
pikiran lebih utama daripada perasaan, sedangkan Feeler sebaliknya. Thinker
ingin memiliki prestasi dan berhasil, sedangkan Feeler lebih senang jika Ia
dihargai.
● Judgers(J) / Perceivers(P) adalah cara seseorang dalam menjalani hidup. Bagi
mereka yang judgers, mereka hidup sesuai dengan aturan dan jadwal yang sudah
ada. Bagi Judgers, mereka senang menetapkan sasaran tertentu dan berusaha
untuk mencapai sasarannya. Mereka berorientasi pada hasil. Sebaliknya,
Perceivers cenderung memiliki prinsip hidup “semau saya”. Mereka tidak suka
dibebani jadwal dan cenderung memiliki jadwal yang tidak teratur. Mengerjakan
sesuatu tergantung apakah mereka mau atau tidak. Mereka yang Perceivers
Page 5
cenderung lebih berorientasi pada proses yang dicapai untuk memperoleh sasaran
mereka. Judgers lebih suka menyelesaikan sesuatu, sedangkan Perceivers lebih
suka memulai sesuatu.
3. Extraversion (Ekstraversi)
Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan seseorang
dalam berinteraksi dengan orang lain. Karakteristik Positif Individu Extraversion
adalah senang bergaul, mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas.
Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari Extraversion) adalah mereka
yang pemalu, suka menyendiri, penakut dan pendiam.
5. Neuroticism (Neurotisme)
Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam
menahan tekanan atau stress. Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan
Page 7
Lingkungan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ketika
manusia dilahirkan di muka, itu menunjukkan bahwa dirinya sudah berpindah dari
berbeda dari lingkungan sebelumnya. Lingkungan inilah yang menjadi faktor penting
terhadap pembentukan akhlak, perilaku, karakter, dan sifat seseorang. Semuanya itu
akan terbentuk mengikuti keadaan lingkungannya. Jika lingkungan yang ditempati itu
baik, maka akan terbentuk kepribadian yang baik. Begitupun sebaliknya, jika
lingkungan yang ditempati itu buruk, maka pasti akan terbentuk kepribadian yang
buruk pula. Seseorang akan menumbuhkan kepribadiannya berdasarkan atas hubungan
interaksi yang dilakukan dengan keadaan lingkungannya.
Nilai Instrumental yaitu merujuk ke modus perilaku yang lebih disukai atau diinginkan
atau cara untuk mencapai nilai-nilai terminal. Contoh dari nilai instrumental masih menurut
Rokeach dalam Robbin (2001) adalah :
Page 10
Nilai erat kaitannya dengan kebudayaan dan masyarakat. Setiap masyarakat atau
kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu mengenai sesuatu. Kebudayaan dan Masyarakat
itu sendiri merupakan nilai yang tidak terhingga bagi orang yang memilikinya. Dalam
bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Koentjaraningrat
membahas perintah lalu mengenai apa yang dimaksud sistem nilai budaya. Menurutnya,
sistem nilai budaya adalah konsep-konsep yang hidup dalam pikiran sebagian besar
warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup dan biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia, yang
dijabarkan dalam bentuk kongkret berupa aturan, norma, atau hubungan yang mengatur
perilaku tiap anggota dalam masyarakat.
5-8 Apa sajakah lima dimensi nilai Hofstede dari budaya nasional ?
a. Power Distance
Merupakan tingkat kepercayaan atau penerimaan dari suatu power yang tidak
seimbang. Dimana perbedaan kekuatan ini tergantung dari tingkatan sosial, tingkatan
Page 11
pendidikan dan jabatan. Power distance dibedakan menjadi 2, yaitu high power
distance dan low power distance :
● High power distance, terdapat perbedaan kekuasaan yang sangat jelas diantara
masyarakatnya. Misalnya di Indonesia, terjadi hubungan yang tidak dekat antara
atasan dan bawahan.
● Low power distance, dimana kekuasaan lebih dibagikan secara merata. Misalnya
di Amerika, dimana atasan sering bersosialisasi dengan bawahan dan
memperlakukan bawahannya tidak semena-mena.
b. Individualism vs collectivism
Individualism sering diartikan sebagai s uatu kultur nasional dimana seseorang lebih
suka bertindak sebagai individu/perseorangan daripada berkelompok. Budaya
individualism lebih menitikberatkan kepada inisiatif dan penerimaan. Orang-orang
individualism akan lebih tertarik pada sesuatu yang menantang, hedonism, prestasi,
kemajuan, self-direction dan aktivitas diri yang maksimal. Selain itu, dalam
berkomunikasi orang-orang individualism lebih dominan menyatakan pendapatnya
secara langsung (to the point) dan eksplisit.
c. Masculine VS Feminine
Contoh negara yang memiliki budaya maskulin adalah Jepang, dimana menganggap
jenis kelamin laki-laki memiliki kekuasaan absolute dan sebagai penerus nama
keluarga.
d. Uncertainty avoidance
Merupakan tingkatan dimana individu dalam suatu Negara lebih memilih situasi
terstruktur dibandingkan tidak terstruktur. Pada negara-negara yang mempunyai
uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi konformitas dan
keamanan, menghindari resiko dan mengandalkan peraturan formal dan juga ritual.
Pada Negara dengan uncertainty avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi
yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, mereka cenderung lebih bisa menerima
resiko, dapat memecahkan masalah, memiliki struktur organisasi yang flat, dan
memiliki toleransi terhadap ambiguitas. Sehingga masyarakat luar akan lebih mudah
untuk menjalin hubungan.
Orientasi jangka panjang dan orientasi jangka pendek merefleksikan seberapa luas
masyarakat bergantung pada kemampuannya menganalisis persoalan. Masyarakat
yang berorientasi jangka panjang memandang dan mengatasi persoalannya secara
keseluruhan dan dengan cara yang fleksibel. Individu dalam kultur orientasi jangka
panjang melihat bahwa ke masa depan dan menghargai ketekunan dan tradisi.
Sedangkan masyarakat yang berorientasi jangka pendek cenderung untuk mencari
jalan pintas dan memandang persoalannya secara parsial.
Page 14
Pertanyaan Tinjauan
6-1 Apakah persepsi, dan apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kita?
Jawab: Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus
yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera
oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan
mengerti tentang apa yang diindera. Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated
dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.
Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan
definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan
memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi
merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap
individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara
individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor
Internal dan Faktor Eksternal.
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini
akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan
Page 15
sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga
interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan
atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga
berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.
Minat. Persepsi terhadap suatu objek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi
atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance
merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus
atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
individu mencari objek-objek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan
dirinya.
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti
sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui
suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan
bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana
seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan
obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang
seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya
atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin
besarnya hubungan suatu objek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan
mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu objek individu
Page 16
6-2 Apakah teori atribusi? Apakah ketiga penentu atribusi? Apakah implikasinya dalam
menjelaskan perilaku organisasi?
Jawab: Pengertian
Beberapa ahli psikologi telah merumuskan berbagai pengertian atribusi dan dari pengertian
tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah teori. Para ahli psikologi seperti Fritz Heider,
Edward Jones, Harold Kelley, dan Bernard Weiner adalah ahli-ahli yang mendefinisikan atribusi
dari sudut pandang masing-masing.
Adapun pengertian atribusi menurut mereka adalah sebagai berikut (Malle, 2007 : 74) :
Fritz Heider adalah salah satu ahli psikologi yang pertama kali mendefinisikan istilah atribusi.
Terdapat dua pengertian atribusi menurut Heider, yaitu atribusi sebagai proses persepsi dan
atribusi sebagai penilaian kausalitas.
Menurut Heider, atribusi merupakan inti dari proses persepsi manusia. Lebih jauh Heider
berpendapat bahwa manusia terikat dalam proses psikologis yang menghubungkan pengalaman
subyektif mereka dengan berbagai obyek yang ada. Kemudian, berbagai obyek tersebut
direkonstruksi secara kognitif agar menjadi sumber-sumber akibat dari pengalaman perseptual.
Sebaliknya, ketika orang mencoba untuk membayangkan sebuah obyek, maka mereka akan
menghubungkan pengalaman tersebut ke dalam alam pikiran mereka.
Ketertarikan Heider pada kognisi sosial telah mengantarkannya pada perumusan atribusi
selanjutnya. Menurutnya, kognisi sosial adalah proses dimana orang merasakan dan membuat
penilaian tentang orang lain. Di sinilah kemudian muncul atribusi sebagai penilaian kausalitas
yang menekankan pada penyebab orang berperilaku tertentu.
Terdapat dua jenis atribusi kausalitas yaitu atribusi personal dan atribusi impersonal. Yang
dimaksud dengan atribusi personal adalah penyebab personal atau pribadi yang merujuk pada
kepercayaan, hasrat, dan intensi yang mengarahkan pada perilaku manusia yang memiliki tujuan.
Sedangkan, atribusi impersonal adalah penyebab diluar pribadi yang bersangkutan yang merujuk
pada kekuatan yang tidak melibatkan intensi atau tujuan. Untuk itu, dalam ranah persepsi sosial,
orang akan berupaya untuk menjelaskan terjadinya sebuah perilaku.
Edward E. Jones adalah salah seorang peneliti yang tertarik pada suatu penilaian yang terkadang
diberikan oleh seseorang ketika mereka mengamati perilaku orang lain. Inferensi yang dibuat
umumnya terkait dengan disposisi orang yang lebih stabil seperti sifat, sikap, dan nilai.
Misalnya, kita melihat orang bertato dan bertampang seram dan kemudian kita langsung
menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah preman. Kita lebih suka membuat atribusi disposisi
walaupun perilaku dalam situasi tertentu tidak menjamin simpulan yang dihasilkan.
Para ahli psikologi sosial menyatakan bahwa responsibility attributions dan blame attributions
merupakan penilaian yang bersifat moral. Ketika keluaran atau hasil negatif terjadi maka orang
akan mencoba untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab terhadap keluaran tersebut dan
siapa yang harus disalahkan. Kerapkali, responsibility attributions berhubungan langsung dengan
atribusi kausalitas namun kadangkala lebih kompleks. Responsibility attributions didasarkan
pada kausalitas dan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang.
Menurut teori atribusi dari Harold Kelly (1972), kita menyimpulkan kausalitas internal atau
eksternal dengan memperhatikan tiga hal:
1. Konsensus, merupakan tingkatan dimana orang lain menunjukkan perilaku yang sama.
Apakah orang lain bertindak sama seperti penanggap;
2. Konsistensi, merupakan tingkatan dimana seseorang menunjukkan perilaku yang sama
pada waktu yang berbeda. Apakah penanggap bertindak yang sama pada situasi lain; dan
3. Kekhasan/keunikan (distinctiveness), merupakan tingkatan dimana seseorang
berperilaku secara serupa dalam situasi yang berbeda. Apakah orang itu bertindak yang
sama pada situasi lain, atau hanya pada situasi ini saja.
Teori atribusi yang dikembangkan oleh Bernard Weiner dalam lingkungan pendidikan menitik
beratkan pada :
2.Memberikan suatu kerangka kerja untuk melakukan analisa terhadap interaksi guru dan peserta
didik di kelas.
Model pembelajaran langsung dalam teori ini merupakan model pembelajaran yang sering
digunakan oleh sebagian besar Guru. Menurut Arends(1997), pembelajaran langsung disajikan
dalam lima tahap,yaitu:”(1)penyampaian tujuan pembelajaran,(2)mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan,(3)pemberian latihan terbimbing,(4) mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik,(5)pemberian perluasan latihan dan pemindahan ilmu. Penerapan Teori
Page 19
6-3 Apakah jalan pintas yang orang-orang sering gunakan dalam membuat penilaian mengenai
orang lain?
Jawab: Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum.
Jalan Pintas untuk menilai orang lain sering kali memperbolehkan kita untuk membuat
persepsi akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid untuk membuat prediksi
Ekspektasi Kerja
Jika seorang manajer mengekspektasikan hal-hal besar dari pekerjaanya, mereka tidak mungkin
mengecewakannya. Sama halnya, jika Ia mengharapkan hanya kerja minimal, mereka akan
mungkin memenuhi ekspektasi kerja itu. Ekspektasi menjadi realita. Prediksi pemenuhan diri
telah didapati mempengaruhi kinerja pelajar, tentram dan bahkan akuntan.
Evaluasi Kinerja
Masa depan seorang pekerja sangat terikat dengan penilaian (promosi, kenaikan gaji dan
kelanjutan pekerjaan). Meskipun penilaian bisa jadi objektif tapi kadang pula ada banyak
pekerjaan yang dinilai secara subjektif.
6-4 Apakah kaitan antara persepsi dan pengambilan keputusan? Bagaimana yang satu
mempengaruhi yang lainnya?
Jawab: Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual
Pengambilan keputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian
yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil
keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu
penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang
menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai
penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun di divisi lain penurunan
sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya.
Page 21
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi.
Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana
yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut
menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya.
6-5 Apakah model rasional pengambilan keputusan? Bagaimana ia berbeda dari rasionalitas
terbatas dan intuisi?
Jawab: Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang,
organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara mendasar
konsisten.
Pengambilan keputusan yang rasional merupakan proses yang komplek. Tahapan rasional
decision making process:
a. Mengenal permasalahan.
b. Definisikan tujuan.
c. Kumpulkan data yang relevan.
d. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible).
e. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik.
f. Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative.
g. Prediksi hasil dari semua alternative.
h. Pilih alternative terbaik.
Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang
disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk memproses
informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang “baik” diandaikan
melakukan hal-hal tertentu: mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, berbagai alternative,
mengumpulkan informasi, dan bertindak secara tegas, namun berhati-hati. Para manajer, dengan
demikian, diharapkan menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang benar. Dengan
berbuat begitu, para manajer memberi isyarat kepada atasan, rekan sejawat, dan bawahan mereka
Page 22
bahwa mereka itu kompeten dan bahwa keputusan mereka merupakan hasil pertimbangan yang
cerdas dan rasional.
Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R.Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan,
yaitu: (1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5) rasional.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan pengalaman, perasaan dan pertimbangan yang sudah terkumpul. pengambilan intuisi
ini mengandung unsur keuntungan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
Keuntungan :
a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan
kepuasan pada umumnya
c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu
dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahan:
a. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
6-6 Apakah beberapa bias atau kesalahan keputusan umum yang dibuat orang?
Jawab: Berikut bias-bias paling umum dalam pengambilan keputusan
Riset terkini terus menyimpulkan bahwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan kemampuan
kita dan kemampuan orang lain. Individu yang mempunyai kecerdasan intelektual dan
interpersonal paling lemah, paling mungkin berlebih dalam mengestimasi kinerja dan
kemampuannya. Adapun hubungan negative antara optimalisasi wirausaha dana kinerja bisnis
barunya, semakin optimis semakin tidak sukses. Kecenderungan untuk terlalu percaya diri akan
Page 23
Merupakan kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan dengan
informasi selanjutnya secara adekuat. Pikiran kita tampaknya memberikan jumlah penekanan
yang tidak seimbang pada informasi pertama yang diterima. Jangkar secara luas digunakan oleh
orang-orang dalam profesi di mana keahlian persuasive penting. Beberapa riset menyatakan
orang berpikir membuat penyesuaian sesudah jangkar ditetapkan sebagai penggenapan angka.
Jika Anda menyatakan gaji 55.000, atasan Anda akan mempertimbangkan 50.000 sampai 60.000
kisaran yang wajar untuk negosiasi, tetapi jika Anda menyebutkan 55.5660, atasan Anda ebih
mengkin untuk memprtimbangkan 55.000-56.000 sebagai kisaran yang mungkin.
Kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan-pilihan masal lampau dan
untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau. Kita paling renta pada bias
konfirmasi ketika kita percaya bahwa kita memiliki informasi yang baik dan dengan kuat
berpegang pada opini kita. Untungnya, mereka yang merasa ada kebutuhan yang kuat untuk
akurat dalam pengambilan keputusan kuna rentan pada nias konfirmasi.
Merupakan kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap tersedia
bagi mereka. Riset terbaru mengindikasikan bahwa sebuah kombinasi atas informasi yang siap
sedia dan pengalaman langsung kita dengan informasi yang sama khususnya sangat berdampak
pada pengambilan keputusan kita.
Page 24
Eskalasi Komitmen merujuk pada bertahannya kita dengan keputusan sekalipun ada bukti yang
jelas bahwa itu salah. Komitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat
informasi negatif. Contoh :Seorang pria telah berpacaran dengan seorang wanitanya kurang lebih
4 tahun.Meskipun pria ini mengatakan bahwa banyak masalah dalam hubungan mereka, namun
pria ini mengatakan bahwa tetap akan menikahi wanita tersebut.
Kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi hasil dari
peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja. Contoh : Ketika sekelompok individu diberi informasi
harga saham,individu-individu ini kurang lebih 65 persen yakin bahwa mereka bisa memprediksi
arah perubahan saham. Pada keadaan yang sebenarnya, individu-individu ini hanya benar 49
persen pada saat itu.
Kecenderungan individu untuk lebih menyukai keuntungan rata-rata jika ada faktor resiko,
meskipun jika resiko diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Contoh : Para
investor menghindari pembelian instrumen beresiko tinggi dan beralih ke instrumen yang
beresiko rendah, (Emas guna menyelamatkan asset mereka di tengah ketidakpastian pasar).
Kecenderungan kita untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah
peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui. Contoh : semakin banyak
individu yang sepertinya telah yakin akan siapa yang memenangkan Super Bowl pada hari
setelah pertandingan bila dibandingkan dengan individu yang yakin pada hal itu sebelum
pertandingan.
Page 25
Salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan adalah kecakapan
berbahasa yang berbeda – beda antara setiap individu. Kemampuan berbahasa ini adalah macam
-macam perbedaan individu yang berguna untuk menyatakan hasil pemikiran seseorang dalam
bentuk ungkapan kata – kata yang bermakna, logis dan sistematis serta dalam kalimat yang
terstruktur baik. Faktor lingkungan serta faktor fisik atau organ tubuh yang digunakan untuk
bicara adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa.
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik yang dimiliki individu merupakan macam –
macam perbedaan individu yang lainnya. Kemampuan motorik memungkinkan seseorang
melakukan koordinasi tubuh yang baik yang berasal dari gerakan saraf motorik untuk melakukan
suatu gerakan. Semakin kompleks gerakan yang harus dilakukan, maka akan membutuhkan
keterampilan motorik yang lebih kompleks juga. Faktor yang mempengaruhi kemampuan
Page 26
motorik adalah kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir yang akan
membuat perbedaan pada kemampuan motorik masing – masing orang.
Prestasi seseorang dapat dihambat atau diperlancar berkat perbedaan latar belakang dan
pengalaman seseorang. Hal ini terlepas dari potensi yang dimiliki oleh masing – masing orang
untuk belajar dan menyerap serta menguasai berbagai informasi. Macam – macam perbedaan
individu yang menjadi faktor pembeda antara orang – orang antara lain minat, kebiasaan,
kecakapan dan kemampuan berkonsentrasi.
5. Perbedaan Bakat
Kemampuan khusus mengenai suatu bidang tertentu yang dibawa sejak lahir disebut bakat.
Bakat dapat berkembang dengan baik apabila seseorang mendapatkan stimulasi yang tepat.
Sedangkan apabila lingkungan tidak memberikan kesempatan pada bakat seseorang untuk
berkembang, maka bakat tersebut tidak akan terasah dan berkembang dengan baik. Kemampuan
mengembangkan bakat dimiliki oleh masing – masing orang, namun hasil tes inteligensi yang
dilakukan lebih menampilkan keberhasilan di bidang akademik daripada bakat seseorang.
Perkembangan anak banyak dipengaruhi oleh latar belakangnya sendiri, seperti latar belakang
sosial, ekonomi, budaya, yang peranannya sangat signifikan bagi perkembangan anak itu sendiri.
Karena itulah pada dasarnya kesiapan belajar anak – anak tidak akan sama antara satu anak
dengan yang lainnya walaupun mereka berada dalam rentang usia yang sama. Belajar disini tidak
melulu diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan bidang akademis, akan tetapi juga
berhubungan dengan kesiapan anak menerima berbagai hal atau informasi yang diperolehnya
dan memperoleh keuntungan dari pengetahuan tersebut. Faktor – faktor yang mempengaruhi
antara lain kondisi fisik, rasa ingin tahu, sikap, dan pengalaman.
Page 27
Istilah jenis kelamin dan gender tidak sama. Jenis kelamin lebih merujuk pada istilah yang
berhubungan dengan perbedaan laki – laki dan perempuan secara biologis, sementara gender
lebih menunjuk kepada aspek psikososial dari seorang laki – laki atau perempuan. Gender adalah
perbedaan yang terbangun antara laki – laki dan perempuan secara sosial dan budaya. Termasuk
dalam gender adalah peran, tingkah laku, sifat, dan kecenderungan lain yang mendefinisikan
artinya menjadi seorang lelaki atzu arti menjadi seorang perempuan dalam masyarakat.
8. Perbedaan Minat
Minat bisa diartikan sebagai kekuatan yang memotivasi dan membuat kita ingin melakukan
sesuatu mengenai suatu hal, orang, atau suatu aktivitas. Dalam berbagai bidang, itu berarti
ketertarikan seseorang akan suatu bidang tertentu yang melebihi bidang lainnya. Minat juga akan
bervariasi pada setiap individu, dan merupakan salah satu dari macam – macam perbedaan
individu.
Macam – macam perbedaan individu lainnya adalah perbedaan pada tingkah laku. Beberapa
orang memiliki tingkah laku yang positif terhadap suatu topik yang khusus, subjek, dan profesi
daripada yang lainnya. Tingkah laku yang positif ini bisa dihasilkan melalui pendidikan yang
diberikan, tentunya sejak masa kecil. Ketahuilah hakikat pendidikan karakter dalam perspektif
islam dan peran kepramukaan dalam pendidikan karakter bangsa.
Nilai adalah hal – hal yang dianggap penting oleh individu. Beberapa orang menilai bahwa
materi lebih penting daripada nilai moral, ada juga yang menganggap sebaliknya dan masih
banyak lagi nilai yang dipentingkan oleh tiap orang yang berbeda. Untuk menyeimbangkan nilai
– nilai tersebut dalam diri seseorang antara nilai spiritual dan materialisme agar tercapai juga
keseimbangan dalam hidup seseorang, maka pendidikan yang tepat perlu dilakukan sejak dini.
Page 28
Perbedaan dalam konsep diri mencakup tingkah laku, penilaian dan nilai mengenai seorang
individu yang berhubungan dengan perilaku, kemampuan dan kualitasnya. Beberapa orang yang
memiliki konsep diri positif akan menampilkan dirinya lebih baik daripada orang yang memiliki
konsep diri negatif. Konsep diri yang negatif tentunya juga akan mengarahkan seseorang kepada
kecenderungan hal – hal yang negatif dan tidak berguna bagi perkembangan dirinya sendiri.
Terkadang tampak jelas bahwa sebagian orang memiliki kebiasaan belajar yang berbeda dengan
orang lainnya. Misalnya, seseorang baru dapat menerima informasi jika ia mencernanya sambil
melakukan kegiatan fisik atau bekerja di luar ruangan. Sebagian orang mungkin akan memahami
berbagai hal dengan membaca, sementara lainnya perlu melakukan praktek untuk memahami
informasi tertentu, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara yang paling sesuai
untuk individu agar mampu menerima dan mencerna informasi yang ada.
Dalam organisasi, pengaruh yang penting terhadap perilaku yang etis adalah adanya norma dan
nilai tim, departemen, dan organisasi secara keseluruhan. Riset menunjukkan bahwa nilai-nilai
ini sangat mempengaruhi tindakan dan proses pengambilan keputusan oleh karyawan. Secara
khusus, budaya perusahaan memungkinkan karyawan tahu keyakinan dan perilaku seperti apa
yang didukung oleh perusahaan dan seperti apa yang tidak dapat ditoleransi oleh perlahan.
Budaya dapat diamati untuk melihat jenis-jenis sinyal etika yang diberikan kepada para
karyawan. Standar etika yang tinggi dapat ditegaskan dan dikomunikasikan melalui penghargaan
publik atau upacara resmi.
Budaya bukanlah satu-satunya aspek dari organisasi yang mempengaruhi etika, namun
merupakan suatu kekuatan yang besar karena menentukan nilai-nilai perusahaan. Aspek
organisasi yang lain, seperti aturan dan kebijakan yang eksplisit, sistem seleksi, penekanan pada
Page 29
standar hukum dan profesional. Serta proses kepemimpinan dan pengambilan keputusan, juga
dapat mempengaruhi nilai etika dan proses pengambilan keputusan oleh manajer.