Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

POKOK-POKOK TEORI PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“ Dasar-dasar Kependidikan ”

Dosen pengampu: Bu Ummu khairiyah. S.Pd., M.Pd

Oleh Kelompok 02 :

1. Elvia Desy Sya’bani


2. Ni’matus Sa’idah
3. Roudhotul ilmiyah

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

TAHUN PELAJARAN 2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat allah SWT
yang selalu melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua, serta rasa syukur selalu
saya ucapkan karena nikmat kesehatan-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas dari
Dosen Ibu Ummu khairiyah.S.Pd.,M.Pd. Materi ini sangat berguna untuk kita,
dengan selesainya makalah ini saya berharap semoga dapat membantu teman-
teman dalam memahami materi tentang pokok teori pendidikan. Namun jika
dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan saya mohon maaf, karena saya juga
masih dalam proses belajar. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di
harapkan untuk memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Lamongan, oktober 2017

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................ i

Kata pengantar ................................................................................. ii

Daftar isi .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ............................................................................. 4


1.2 Rumusan masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan konsep pendidikan ............................................. 6

2.2 Filosofis dan fungsi pendidikan menurut para ahli ...................... 8

2.3 Teori-teori pembelajaran menurut para ahli ................................ 10

2.4 Pengertian dan teori pendidikan menurut para ahli .................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 14

3.2 Saran ............................................................................................. 14


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 15

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengetahuan tentang cara mendidik disebut ilmu pendidikan (pedogogi)
yang selalu diperhatikan oleh seluruh tingkatan bangsa disetiap tempat dan
masa. Adanya ilmu pendidikan ini merupakan hasil dari pengalaman dan
percobaan, dan disertai dengan perhatian dan pengawasan, sebagaimana
terdapatnya ilmu pengetahuan yang lain.
Tujuan mendidik itu bermacam-macam sebagaimana yang telah
disebutkan dalam bab sebelumnya. Karena cobaan menghadapi tidak sama
tempat dan masanya berbeda-beda ditiap-tiap golongan bangsa. Dari hal itu,
muncullah berbagai buku dan majalah yang membahas ilmu pendidikan dari
berbagai pandangan dengan berpedoman kearah yang dituju sesuai dengan
pergaulan bangsa dan masanya. Oleh sebab itu, tidak mudah orang menjamin
(menanggung) pendidikan bangsa lain agar dapat sesuai dan membawa hasil
bagi umat islam khususnya di indonesia, di masa sekarang dan di masa yang
akan datang karena tujuan pendidikan berharap sangat berbeda dengan tujuan
pendidikan bangsa indonesia.
Metode pendidikan bangsa barat tidak bisa dijadikan patokan dan ukuran
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di indonesia menskipun demikian, kita
boleh saja meniru dan mengambil yang baik-baik sesuai dengan karakter dan
keadaaan indonsia. Selanjutnya, kita tinggalkan hal-hal yang bertentangan
dengan karakter pribadi rakyat indonesia.
Memilih metode yang tepat dan benar itu memang tidak mudah terlebih
lagi hal ini adlah pendidikan yang menghubungkan dalam jiwa (zielkunde)
atau yang disebut dengan psikologi. Standar umum yang lazim bagi masing-
masing pendidikan ialah mengetahui cara-cara yang umum, sedangkan cara-
cara khususnya tergantung pada para pendidik dan tujuan masing-masing.
Akan tetapi, di karenakan manusia yang akan dididik ini bermacam-macam,
ilmu pendidikan pun di bagi-bagi.
1.2 Rumusan masalah
1. pengertian dan konsep pendidikan ?
2. apa filosofis dan fungsi pendidikan ?
3. Teori-teori pembelajaran di pendidikan ?
4. Teori pendidikan menurut para ahli ?
1.3 Tujuan penulisan
1. mengetahui apa pengertian dan konsep pendidikan
2. mengetahui apa filosofis dan fungsi dari pendidikan
3. mengetahui teori pembelajaran di pendidikan
4. mengetahui teori pendidikan menurut para ahli
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian dan konsep pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogiek” (pais =


anak, gogos = membimbing/menuntun, iek = ilmu) adalah ilmu yang
membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi ‘education’
(Yunani, educare) yang berarti membawa keluar yang tersimpan
dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.

Dalam bahasa Indonesia, pendidikan berarti proses mendidik atau


melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi
pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik. Melalui masukan-
masukan kepada peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh
jiwa, akal maupun raganya sehingga pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang
dituju oleh pendidikan tersebut.

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus


berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir
pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern.
Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi
dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya
untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang


berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas
ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Pada dasarnya pengertian pendidikan merujuk UU SISDIKNAS


No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal


dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka
kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

 Pengertian pendidikan dari beberapa tokoh :

1. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional


Indonesia) menjelaskan tentang pendidikan yaitu, tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.

2. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda


ahli ini merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
“Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak
untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain”. Herbert Spencer, filosof Inggris
yang hidup tahun 1820-1903 M mengatakan bahwa
pendidikan itu ialah menyiapkan seseorang agar dapat
menikmati kehidupan yang bahagia. Sedang menurut
Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M  mengatakan bahwa
pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu yang
belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi
kita membutuhkannya di waktu dewasa.  John Dewey filosof
Chicago, 1859 M - 1952 M  juga mengatakan bahwa
pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui
perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh
peninggalan - peninggalan budaya lama masyarakat manusia.

3. Sedangkan menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang


terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.

2.2 filosofis dan fungsi pendidikan menurut para ahli


 Filosofis pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan


dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari
sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan
memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan
dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih


berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya
tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat
mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka,
walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

 Fungsi pendidikan menurut para ahli

1. Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan


dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:

a. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari


nafkah.
b. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan
pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
c. Melestarikan kebudayaan.
d. Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi
dalam demokrasi.

2. Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

a. Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah


orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik
anak kepada sekolah.
b. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah
memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di
masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan
pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal,
misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
c. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah
diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya
untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada
dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran
mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak
sesuai dengan status orang tuanya.
d. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat
pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih
tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

3. Menurut David Popenoe, ada lima macam fungsi pendidikan


yakni sebagai berikut:

a. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.


b. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
c. Menjamin integrasi sosial.
d. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
e. Sumber inovasi sosial.

2.3 Teori dan filsafat pembelajaran

Dari sebuah perspetif filosofis, pembelajaran dapat didiskusikan


di bawah judul Epistemologi (pengetahuan) yang mengacu pada studi
tentang asal mula, karakteristik, batasan-batasan, dan metode-metode
pengetahuan. Bagaimana kita bisa tahu ? bagaimana kita bisa belajar
sesuatu yang baru ? apa yang menjadi sumber dari pengetahuan ?
kompleksitas tentang bagaimana manusia belajar diilustrasikan dalam
kutipan teks dari memo yang ditulis oleh plato (427-347 SM).

Dua porsi yang ada pada asal mula pengetahuan dan


keterkaitannya dengan lingkungannya adalah rasionalisme dan
empirisme. Kedua posisi ini dapat dikenali dalam teori-teori
pembelajaran :

 Rasionalisme

Dalam pembahasan tentang suatu teori pengetahuan, maka


Rasionalisme menempati sebuah tempat yang sangat penting.
Paham ini dikaitkan dengan kaum rasionalis abad ke-17 dan ke-18,
tokoh-tokohnya ialah Rene Descartes, Spinoza, leibzniz, dan
Wolff, meskipun pada hakikatnya akar pemikiran mereka dapat
ditemukan pada pemikiran para filsuf klasik misalnya Plato,
Aristoteles, dan lainnya.
Paham ini beranggapan, ada prinsip-prinsip dasar dunia
tertentu, yang diakui benar oleh rasio manusia. Dari prinsip-
prinsip ini diperoleh pengetahuan deduksi yang ketat tentang
dunia. Prinsip-prinsip pertama ini bersumber dalam budi manusia
dan tidak dijabarkan dari pengalaman.
Plato terbebas dari dilema yag ditampilkan dalam memonya
dengan cara berasumsi bahwa pengetahuan sejati, atau
pengetahuan tentang gagasan-gagasan itu merupakan bawaan
sejak lahir dan dibawa ke alam sadar melalui perenungan atau
aktivitas berpikir. Belajar adalah mengingat kembali apa yang
telah ada di dalam pikiran. Informasi yang diperoleh melalui
pancaindra dengan cara mengamati, mendengarkan, merasai,
membaui, atau menyentuh merupakan bahan-bahan mentah, bukan
gagasan. Pikiran manusia telah terstruktur dari lahir untuk tujuan
berpikir dan memberikan makna pada informasi-informasi yang
datang dari pancaindera.
Ringkasannya, rasionalisme adalah doktrin (ajaran) yang
mengajarkan bahwa pengetahuan muncul melalui pikiran.
Meskipun terdapat dunia eksternal yang menjadi sumber informasi
indrawi seseorang. Ide-ide berasa dari aktivitas-aktivitas pikiran.
Descartes dan kant meyakini bahwa akal bertindak berdasarkan
informasi yang didapatkan dari dunia. Plato berfikir bahwa
pengetahuan dapat bersifat absolut dan diperoleh melalui akal
murni.

 Empirisme
Secara epistimologi, istilah empirisme berasal dari bahasa
yunani yaitu emperia yang berarti pengalaman. Tokoh-tokohnya
yaitu aristoteles, thomas hobbes, john locke, dan david hume.
Empirisme kebalikan dari rasionalisme,empirisme mengacu pada
pemikiran bahwa pengalaman adalah satu-satunya sumber
pengetahuan. Sudut pandang ini berasal dan aristoteles (384-322
SM). Aristoteles berpandangan bahwa ide-ide tidak hadir sebagai
sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah dari dunia eksternal.
Dunia eksternal merupakan sumber dari segala pengetahuan.
Ringkasnya, empirisme berkeyakinan bahwa pengalaman
merupakan satu-satunya bentuk pengetahuan. Diawali oleh
aristoteles, para empiris berpandangan bahwa dunia eksternal
berfungsi sebagai dasar dari persepsi-persepsi seseorang.

2.4 Pengertian dan teori pendidikan


Adalah suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi
dan digunakan dalam proses belajar mengajar. Teori pendidikan
berasal dari tahap pengamatan atau eksperimen melalui metode yang
sistematis terhadap proses pendidikan yang ada. Sebuah pandangan
atau serangkaian pendapat yng berkaitan dengan pendidikan yang
disajikan dalam sebuah sistem konsep.
Teori pendidikan berkaitan dengan bagaimana sebuah proses
pendidikan dijalankan, siapa target pendidikan, dengan cara proses
pendidikan berlangsung, dan bagaimana pengembangannya. Hal ini
dikarenakan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari masyarakat,
karenanya proses pendidikan perlu memperhatikan keberadaan dan
perkembangan masyarakat serta lembaga lain baik itu langsung
maupun tidak, berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan
termasuk dengan kebijakan dan politik pendidikan.
Ruang lingkup dari teori pendidikan pun terdiri dari 2 teori yaitu
umum dan khusus. Teori umum pendidikan memperhatikan masalah
sekitar membentuk manusia ideal dan pembahasannya tidak hanya
bertumpu pada apa yang dianggap sebagai cara terbaik mengajar
tetapi meluas pada persoalan apa yang harus diajarkan dan untuk
tujuan apa. Sedangkan teori khusus pendidikan membahas secara
mendalam aspek pedagogis, seperti bagaimana cara yang paling
efektif untuk belajar dan mengajar .
Dalam sebuah teori pendidikan memiliki pembahasan
pembahasan penting antara lain :
1. pembahasan tentang nilai apa yang layak dalam sebuah proses
pendidikan. Nilai ini berhubungan dengan pengetahuan dan
ketrampilan apa yang layak dipelajari dan apa tujuan serta arah
pendidikan.
2. Pembahasan tetang konsep dan jenis pengetahuan , seperti yang ada
pada sebuah proses pendidikan, bagaimana sebuah pengetahuan itu
ditemukan, apa perbeda’annya dengan keyakinan (asumsi awal) atau
pendapat, dan seterusnya
3. Pembahasan tentang hakikat peserta didik dari sisi kemanusiaan,
peran dan posisi peserta didik dalam pendidikan, potensi manusia
yang blajar, dan bagiamana manusia dan potensinya dapat
berkembang melalui pendidikan
4. Pembahasan tentang konsep dan hakikat blajar, bagaimana siswa
belajar, tujun belajar, metode belajar, konten, serta proses
pembelajaran.
5. Pembahasan sekitar target dan sasaran pendidikan, dan peluang serta
kesempatan belajar.

 Ada beberapah teori-teori pendidikan antara lain :


 Behaviorisme

Kerangkah kerja teori pendidikan behaviorisme adalah


empirisme. Asumsi filosofis dari behaviorisme adalah nature
of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar
belakang empirisme adalah How we know what we know
(bagaimanah kita tahu apa yang kita tahu). Menurut paham ini
pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman
(empiris). Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan
tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini
berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran
bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan
tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan
berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa
prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa
perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi,
berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan. Tokoh aliran behaviorisme antara lain : Pavlov,
Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.

 Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan
kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in which we learn (Pengetahuan
seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran) inilah yang
disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran ini, kita
belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan
peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori
kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah
orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada
hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini bahwa belajar
melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi, menurut teori
kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir.
Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan
Ausebel.

 Konstruktivisme.

Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa


siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori
konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan
data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan
dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa
mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat
penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir
maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam
penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun
pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang
memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus
menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya
memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan
tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu
menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa
menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri
pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan.
Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico )

 Humanistik

Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk


,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat
dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si
pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa
untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-
masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-
potensi yang ada dalam diri mereka.

Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya


melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan
pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik melihat bahwa
manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk
menjadi lebih baik dan belajar. Secara singkat pendekatan
humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi
manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang
mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode
untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya
diri,menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif
ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.

Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan merupakan


syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat
hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa
bersosialisasi antar sesama manusia inilah manusia perlu
pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan
yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh sudut pandang masing-
masing. Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia,
mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks.
Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu
batasan pun secara gamblang dapat menjelaskan arti
pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para
ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya,
konsep dasar yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan,
atau karena falsafah yang melandasinya. Yang terpenting dari
semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara
sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya dengan
definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Yang
terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan
menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.
Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama.
Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
Sistem pendidikan yang dikembangkan di suatu negara
hendaknya dapat menjadi wadah yang mantap dan stabil yang
member kesempatan dan peluang yang sebesar-besarnya bagi
penyelenggaraan pembelajaran yang dapat mengembangkan isi
(ilmu pengetahuan dan teknologi) yang seluas-luasnya kepada
warga negaranya yang punya hak untuk memperoleh pendidikan
yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk
saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah di jelaskan. Jika ada salah dalam penulisan makalah ini
mohon di maklumi karena kami juga manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Rohman, Arif.  2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.


Mediatama: Yogyakarta.

Setyamidjaja, Djoehana. 2002. Landasan Ilmu Pendidikan.


Universitas Pakuan Bogor: Bogor.

Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan.


Rajawali Pers: Jakarta.

Fananie, K.H. R. Zainuddin. 2011. Pedoman pendidikan modern. PT


Tiga serangkai pustaka mandiri : Solo.

Schunk, Dale H. 2012. Teori-teori pembelajaran. Pustaka pelajar :


Yogyakarta.

Sumber internet :

https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

https://www.kompasiana.com/aidilazmy/filsafat-ilmu-aliran-
rasionalisme-dan-empirisme_551aaf2aa33311ec21b65923

Anda mungkin juga menyukai