Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

[Dampak Covid 19 Terhadap Koperasi dan UKM dan Strategi UKM Untuk
Menghadapi Krisis Akibat Covid]

DISUSUN OLEH :

PUTRI MAYA DEWI 2017-30-010


MONICA A. AMAHORSEJA 2017-30-014
MARSYA DIAN TAHYA 2017-30-183

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pattimura
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat, rahmat
dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Dampak Covid 19 Terhadap
Koperasi dan UKM dan Strategi UKM Untuk Menghadapi Krisis Akibat Covid” . Adapun
tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Koperasi dan
UKM.
Dalam penyusunan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan sehingga perlunya adanya saran dan sumbangan pikiran agar tugas makalah ini
menjadi sempurna dan bermanfaat bagi kalangan akademis guna menambahkan wawasan.
Harapan kami semoga tugas ini dapat digunakan sebagai bahan ilmu pengetahuan
dalam bidang Koperasi dan UKM. Dan semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Ambon, 11 Agustus 2020


Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

1. LATAR BELAKANG....................................................................................................

2. RUMUSAN MASALAH................................................................................................

3. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................................

A. KESIMPULAN...............................................................................................................
B. SARAN............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyebaran virus Covid-19 masih menjadi konsen berbagai negara, terutama yang sudah
mengonfimasi kasus positif terinfeksi di negaranya. Berdasarkan situs real time Coronavirus COVID-
19 Global Cases, angka terkait kasus ini terus meningkat. Per tanggal 17 Maret, tercatat 188.638 kasus
virus Covid-19 merebak di lebih dari 90 negara di dunia. Jumlah kasus tertinggi masih di China, dan
diikuti oleh Italia, Iran, Spanyol, dan Korea Selatan (worldometers.info, 17 Maret 2020). Di Indonesia
sendiri jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) disebut bertambah menjadi 76.981
orang pada Senin (13/7). Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 3.656 orang, dengan jumlah
yang sembuh 36.689 orang. (Kompas, 13 Juli 2020).

Meskipun angka kesembuhan Covid-19 terus meningkat, kemunculan kasus penyebaran


Covid-19 juga mengalami peningkatan sehingga ketidakpastian masih terus memengaruhi laju
perekonomian global. Moody’s Investor Service memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 2020 akan mengalami perlambatan pada angka 4,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Nilai ini di bawah pertumbuhan tahun 2019 yang berada di angka 5,02%. Perlambatan ekonomi ini
diperkirakan akan berlanjut di tahun 2021 meski dengan disertai sedikit penguatan yaitu tumbuh 4,9%
saja (tirto.id, 9 Maret 2020).

Dalam situasi krisis seperti ini, sektor Koperasi dan UKM sangat perlu perhatian khusus
dari pemerintah karena dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, UKM (Usaha Kecil dan
Menengah) yang selalu digambarkan sebagai sektor yang memiliki peranan penting. Hal ini
dikarenakan sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan
usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. UKM juga memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan perekonomian nasional, oleh karena itu, selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam perindustrian hasil-hasil pembangunan.

Usaha kecil adalah usaha yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 orang dan memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (di luar tanah dan bangunan) berdasarkan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1995. Serta, memiliki penjualan paling banyak Rp1 M. Usaha kecil ini harus dimiliki
oleh warga negara Indonesia dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha, atau koperasi.

Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM)


menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terdapat 64.194.057 UKM yang ada di Indonesia (atau sekitar
99 persen dari total unit usaha) dan mempekerjakan 116.978.631 tenaga kerja (atau sekitar 97 persen
dari total tenaga kerja di sektor ekonomi).
Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pandemi COVID-
19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya
beli masyarakat. Sebagian besar masyarakat sangat berhati-hati mengatur pengeluaran keuangannya
karena ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Hal ini menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat akan barang-barang konsumsi dan memberikan tekanan pada sisi produsen dan penjual.
Hal ini menyebabkan diperlukannya strategi untuk UKM bertahan di masa pandemi COVID-19
seperti ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Koperasi dan UKM ?

2. Bagaimana peran Koperasi dan UKM ?

3. Bagaimana dampak permasalahan yang dihadapi Koperasi dan UKM pada masa COVID-19 ?

4. Bagaimana strategi UKM dalam mengatasi krisis COVID-19 ?

C. TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah diatas ada terdapat tujuan dilakukannya penulisan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa itu Koperasi dan UKM.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran Koperasi dan UKM.

3. Untuk mengetahui bagaimana dampak permasalahan yang dihadapi Koperasi dan UKM pada

masa COVID-19.

4. Untuk mengetahui bagaimana strategi UKM dalam mengatasi krisis COVID-19.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Koperasi Dan Ukm

Menurut Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, “Koperasi


adalah badan usaha yang beranggota orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia memiliki
dasar konstitusi yang kuat yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “Perekonomian di
susun sebgai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke
jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi
rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan
usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”

2. Peranan Koperasi Dan Ukm Dalam Perekonomian Indonesia

Peran UKM dan koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari :

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar.

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.

5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Pemberdayaan UKM dan Koperasi secara terstruktur dan berkelanjuan diharapkan akan mampu :

1. Menyelaraskan struktur perekonomian nasional.

2. Mempercepat perumbuhan ekonomi nasional.

3. Mengurangi tingkat pengangguran terbuka.


4. Menurunkan tingkat kemiskinan.

5. Mendinamisasi sektor rill.

6. Memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.

Pemberdayaan UKM dan Koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang
pendidikan, kesehatan dan indikator kesejahteraan masyarakat indonesia lainnya.

Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian indonesia. dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak
terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM pun telah terbukti menjadi pilar
perekonomian yang tangguh. Terbukti saat terjadi krisis ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang
bertahan dari collapse-nya perekonomian.

3. Dampak permasalahan yang dihadapi Koperasi dan UKM pada masa COVID-19

Pada aspek perusahaan, pandemi ini telah mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan terutama
yang bergerak dalam sektor perdagangan, transportasi, dan pariwisata. Kebijakan social distancing
yang kemudian diubah menjadi physical distancing dan bekerja dari atau di rumah berdampak pada
penurunan kinerja perusahaan yang kemudian diikuti oleh pemutusan hubungan kerja. Bahkan ada
beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan dan akhirnya memilih untuk menutup usahanya.

Pada aspek perbankan dan keuangan, pandemi ini memunculkan ketakutan akan terjadinya
masalah pembayaran hutang atau kredit yang pada akhirnya berdampak pada keberlangsungan kinerja
bank. Banyak kreditur yang sudah meminta kelonggaran batas dan besaran pembayaran cicilan
hutang dan kredit kepada bank. Belum lagi para pengusaha harus memperhatikan fluktuasi nilai tukar
rupiah yang akan mengganggu proses produksi terutama untuk perusahaan-perusahaan yang
bergantung pada bahan baku impor.

Selain itu, pandemi ini menyebabkan ancaman kaburnya investasi asing dari Indonesia yang
tentu mengancam proyek- proyek strategis pemerintah. Pada aspek UKM, adanya pandemi ini
menyebabkan turunnya kinerja dari sisi permintaan (konsumsi dan daya beli masyarakat) yang
akhirnya berdampak pada sisi suplai yakni pemutusan hubungan kerja dan ancaman macetnya
pembayaran kredit.

Dalam situasi pandemi ini, menurut KemenkopUKM ada sekitar 37.000 UKM yang
memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai
dengan: sekitar 56 persen melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporkan
permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4
persen melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.

Sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha kecil menengah terdampak pandemi virus
corona (Covid-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak Covid-19 bergerak pada bidang
kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, koperasi
yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pandemi Covid-19. Para
pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal dan terhambatnya distribusi.
Sementara itu, sektor UKM yang terguncang selama pandemi Covid-19, selain makanan dan
minuman, adalah industri kreatif dan pertanian.

Masalah-masalah diatas juga semakin meluas jika dikaitkan dengan adanya kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa wilayah di Indonesia.
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka
Percepatan Penanganan COVID-19, PSBB meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang
dan/atau barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran
COVID- 19.

Untuk menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UKM dan koperasi, pemerintah
melaksanakan beberapa upaya. Salah satunya, memasukkan pelaku UKM dan koperasi sebagai
penerima program bantuan pemerintah, seperti Kartu Prakerja, subsidi tarif listrik, dan Keluarga
Harapan. Pemerintah juga memberikan keringanan pembayaran pajak selama enam bulan, sejak April
2020 hingga September 2020.

4. Strategi UKM dalam mengatasi krisis COVID-19

Pandemi Covid-19 memiliki dampak besar pada keberlangsungan bisnis Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku UKM mengaku sudah mengalami
dampak negatif Covid-19 terhadap proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya mengalami dampak
penurunan penjualan yang signifikan.

Tak hanya itu, 51% pelaku UKM meyakini kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya
akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke depan. Sebanyak 67% pelaku UKM mengalami
ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% merasa tidak mengerti bagaimana
membuat kebijakan di masa krisis. Sementara, hanya 13% pelaku UKM yakin, mereka memiliki
rencana penanganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan bisnis mereka.
Dari sisi pemerintah sendiri, Kementerian Koperasi dan UKM telah membuka layanan hotline
1500 587 yang ditujukan sebagai tempat aduan bagi UKM yang usahanya terkena dampak pandemi
Covid-19 ini mulai pertengahan Maret lalu. Pendataan ini kemudian menjadi acuan dari pemerintah
untuk menyiapkan program-program antisipasi dampak Covid-19, antara lain mengajukan stimulus
daya beli UKM dan koperasi, program belanja di warung tetangga untuk menggerakkan ekonomi
sekitar, restrukturisasi kredit bunga, memasukkan sektor mikro dalam program kartu prakerja,
bantuan langsung tunai, hingga relaksasi pajak untuk UKM. Dimana pemerintah berharap program-
program ini bisa membantu koperasi dan UKM bertahan di masa pandemi ini.

Di sisi lain, pemilik usaha pun harus memutar otak untuk memastikan keuangan usahanya tetap
sehat dan bisa bertahan di masa sulit ini. Beberapa waktu lalu, Denny Simano yang merupakan
Founder DSC.ID berbagi ilmu terkait solusi bagi UKM untuk mempertahankan bisnis di saat sulit
karena pandemi Covid-19 ini dalam Webinar Jurnal Masterclass yang mengangkat topik 'Strategi
Manajemen Keuangan Bisnis di Masa Krisis'.

Dalam event webinar yang diikuti oleh para pemilik UKM dan praktisi keuangan ini, Denny
menjelaskan tiga strategi yang harus dilakukan oleh para pelaku UKM dalam menanggapi situasi
krisis ini antara lain:

Perbaiki kualitas produk dan layanan


Masa krisis ini menjadi momen yang tepat bagi pemilik UKM untuk memperbaiki kualitas
produk ataupun layanannya serta berhenti sejenak untuk mengembangkan strategi penawaran produk
barang atau jasa yang menjadi basis bisnisnya. Seringkali, para pelaku usaha tidak menyadari
perbedaan antara perbaikan produk dan pengembangan penawaran.

Pada dasarnya, produk adalah barang atau jasa yang dipasarkan dalam bisnis. Sedangkan
penawaran adalah cara yang dilakukan pelaku usaha untuk memasarkan produk tersebut. Maka itu,
pelaku usaha perlu membedakan antara produk dan penawaran berdasarkan perspektif konsumen.

Selain itu, UKM juga perlu memperbaiki strategi dalam berkoordinasi dan berkolaborasi
dengan timnya. Pemanfaatan teknologi dan tools-tools profesional yang sudah tersedia saat ini bisa
menjadi cara pelaku usaha menentukan menentukan prioritas pekerjaan, memonitor dan mengevaluasi
pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilaksanakan dalam periode tertentu.

Manfaatkan teknologi dengan optimal


Pelaku usaha juga disarankan melakukan proses automasi pada bisnisnya. Pada dasarnya,
terdapat tiga bahan bakar utama dalam berbisnis, yaitu waktu, energi, dan uang. Kebanyakan pelaku
usaha memiliki uang, tetapi tidak memiliki waktu dan energi karena dihabiskan oleh pencatatan
manual dan cara-cara tradisional. Hal itu biasanya menghambat perkembangan bisnis.

Maka itu, pelaku usaha wajib memperbaiki proses bisnisnya, misalnya dengan mengubah
pencatatan manual dengan software akuntansi online, mengubah proses pembayaran gaji karyawan
yang semula manual menjadi sistem payroll otomatis, atau mengubah sistem pembayaran pajak secara
tradisional menggunakan software.
Dalam lini pemasaran misalnya, pelaku usaha juga bisa memanfaatkan teknologi seoptimal
mungkin dengan digital marketing, dan sosial media. Dari sisi penjualan, UKM juga bisa
memanfaatkan jasa online delivery yang saat ini sedang digandrungi masyarakat.

Persiapkan bisnis untuk lebih berkembang


Pelaku usaha juga perlu memanfaatkan masa ini untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki
demi perkembangan bisnis kedepannya. Misal keahlian dalam melakukan pemasaran via digital atau
mengembangkan platform e-commerce sendiri. Sehingga saat bisnis berjalan dengan normal,
operasional bisnis bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
Jadi, sebagai pelaku bisnis UKM, Anda tidak perlu cemas. Pastikan bisnis Anda tetap berjalan
dan mampu bertahan pada saat kondisi pandemi saat ini. Strategi pengelolaan bisnis ini merupakan
bagian dari kampanye #UKMTahanKrisis yang bertujuan untuk mendorong pelaku usaha untuk
bertahan ditengah tantangan perekonomian di masa pandemi ini.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Koperasi merupakan salah satu organisasi ekonomi yang memiliki ruang gerak dan
kesempatan usaha yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. UKM
didefinisikan berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang
memiliki jumlah tenaga kerja lima orang sampai dengan sembilan belas orang, sedangkan
usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja dua puluh orang
sampai dengan sembilan puluh sembilan orang.

2. Koperasi memegang peranan yang sangat vital dan strategis dalam perekonomian
Indonesia. Hal ini disebabkan, koperasi merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah
terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Sedangkan UKM mempunyai
banyak peranan penting dalam perekonomian. Salah satu peranannya yang paling krusial
dalam pertumbuhan ekonomi adalah menstimulus dinamisasi ekonomi.

3. Sejak munculnya pandemi virus corona (Covid 19) kebanyakan koperasi dan UKM
terkena dampak Covid 19. Para pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan,
kekurangan modal dan terhambatnya distribusi. Sedangkan UKM juga terguncang selama
pandemi Covid 19 yaitu, makanan dan minuman. Untuk mengatasi masalah ini, pelaku
koperasi dan UKM dimasukkan oleh pemerintah sebagai penerima bantuan pemerintah
seperti, kartu prakerja, Subsidi tarif listrik, dan keluarga harapan.

4. Stratergi UKM dalam mengatasih krisis Covid 19 yaitu yang pertama, UKM
memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kualitas produk ataupun layanannya dan
mengembangkan strategi penawaran produk. Yang kedua, memafaatkan teknologi dengan
optimal seperti mengubah pencacatan manual dengan sofware akuntansi online. Dan yang
terakhir, mempersiapkan bisnis untuk lebih berkembang. Pelaku UKM juga perlu
memanfaatkan keahlian yang dimiliki seperti melakukan pemasaran via digital atau
mengembangkan platform e-commerce sendiri.
B. SARAN
Tidak ada satupun negara yang dapat memprediksi kapan pandemi Covid 19 akan
berakhir. Cara sederhana untuk beradaptasi dan menghadapi pandemi ini adalah denga
menyiapkan strategi-strategi jangka pendek dan jangka panjang sambil terus berharap vaksin
virus Covid 19 segera ditemukan dan diproduksi massal. Kebijakan jangka pendek yang
dapat diterapkan adalah bantuan keuangan baik dalam bentuk pinjaman atau tunai langsung
dengan melibatkan pemerintah. Contohnya, pelaku UKM dan koperasi sebagai penerima
bantuan pemerintah seperti kartu prakerja, subsidi tarif listrik, keluarga harapan. Pemerintah
juga memberikan keringanan pembayaran pajak selama 6 bulan sejak April 2020 hingga
September 2020. Sementara strategi jangka panjang difokuskan pada pengenalan dan
penggunaan teknologi digital bagi koperasi dan UKM sekaligus persiapan untuk memasuki
era industri 4.0.
DAFTAR PUSTAKA

Pakpahan, Aknolt Kristian. 2020.” COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Katolik Parahyangan.

Bahtiar, Rais Agil dan Saragih, Juli Panglima. 2020. “DAMPAK COVID-19 TERHADAP
PERLAMBATAN EKONOMI SEKTOR UMKM”. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Maret,
Vol. XII. Jakarta.

Soetjipto, Noer. 2020. “Ketahanan UMKM Jawa Timur Melintasi Pandemi COVID-19”. (x + 87
hlm)Yogyakarta: K-Media.

http://parulianhansen.blogspot.com/2016/11/makalah-koperasi-dan-usaha-kecil.html

https://galamedia.pikiran-rakyat.com/citizen-journalism/pr-35595249/tantangan-koperasi-di-masa-
pandemi-covid-19

https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/266

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01379615/1785-koperasi-dan-163713-umkm-terdampak-
pandemi-covid-19

https://www.alinea.id/bisnis/strategi-bertahan-bagi-ukm-hadapi-krisis-akibat-covid-19-b1ZLs9tpp

Anda mungkin juga menyukai