Anda di halaman 1dari 8

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Adapun Visi Misi Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara,

meliputi:

1. Visi

“Menjadi Puskesmas andalan, bermutu, dan berwawasan pada kebutuhan

masyarakat”

2. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam wilayah Kecamatan

Seram Utara

b. Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

kesehatan

c. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat untuk mampu

berperan aktif dalam upaya mewujudkan keluarga sehat mandiri

d. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan

memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat melalui program

keluarga sehat

e. Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat dalam

wilayah kerja puskesmas yakni Kecamatan Seram Utara dalam rangka

mendukung pencapaian peningkatan derajat kesehatan masyarakat

38
39

f. Menerapkan transparansi dan akuntabilitas internal organisasi

puskesmas dan eksternal dengan organisasi lain baik secara vertical

maupun horizontal.

3. Motto

“Kesembuhan anda kebahagiaan kami”

5.2 Hasil

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan

Seram Utara pada tanggal 14 Oktober – 14 November 2020. Jenis penelitian

ini adalah rancangan deskriptif kuantitatif. Peneliti melakukan pengukuran

untuk mengetahui gambaran kepatuhan kontrol rutin pada penderita Diabetes

Mellitus di Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara dengan

jumlah sampel sebanyak 35 orang. Variabel penelitian dalam penelitian ini

adalah kepatuhan kontrol rutin. Alat yang digunakan pada penelitian adalah

kuesioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Data yang telah

dikumpulkan kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel univariat

sebagai berikut:
40

5.2.1 Analisis Univariat

1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas

Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Umur Jumlah %


1. Masa Dewasa Awal 1 2.9
(26-35 tahun)
2. Masa Dewasa Akhir 12 34.3
(36-45 tahun)
3. Masa Lansia Awal 10 28.6
(46-55 tahun)
4. Masa Lansia Akhir 12 34.3
(56-65 tahun)
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 35 responden mayoritas

responden tergolong dalam umur masa dewasa akhir (56-65 tahun)

dan masa dewasa akhir (36-45 tahun) sejumlah 12 orang (34,3%).

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di

Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Jenis Kelamin Jumlah %


1. Laki-laki 10 28.6
2. Perempuan 25 71.4
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020
41

Tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan sejumlah 25 orang (71,4%).

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di

Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Pendidikan Jumlah %


1. SD 10 28.6
2. SMP 5 14.3
3. SMA 9 25.7
4. Perguruan Tinggi 11 31.4
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.3 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki

riwayat pendidikan terakhir adalah perguruan tinggi sejumlah 11

orang (31,4%).

4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di

Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Pekerjaan Jumlah %


1. Tidak Bekerja 4 11.4
2. Buruh 3 8.6
3. Petani 10 28.6
4. Wiraswasta 4 11.4
5. PNS 8 22.9
6. Lain-lain 6 17.1
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020
42

Tabel 5.4 menunjukan bahwa mayoritas responden bekerja

sebagai petani sejumlah 10 orang (28,6%).

5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita DM

di Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita
DM di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Lama Menderita DM Jumlah %


1. ≤ 3 tahun 19 54.3
2. > 3 tahun 16 45.7
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.5 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki

riwayat menderita DM sejak ≤ 3 tahun sejumlah 19 orang (54,3%).

6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Biaya Pengobatan di

Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita
DM di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Biaya Pengobatan Jumlah %


1. BPJS 15 42.9
2. Mandiri/Umum 20 57.1
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.6 menunjukan bahwa mayoritas responden dalam

membiayai pengobatannya melalui jalur mandiri/umum sejumlah 20

orang (57,1%).
43

7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di

Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan
di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Penghasilan Jumlah %


1. < 2,6 juta 18 51.4
2. > 2,6 juta 17 48.6
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.7 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki

penghasilan < 2,6 juta sejumlah 18 orang (51,4%).

8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Kontrol

Rutin di Puskesmas Perawatan Wahai Kecamatan Seram Utara

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan
Kontrol Rutin di Puskesmas Perawatan Wahai
Kecamatan Seram Utara

No. Kepatuhan Kontrol Rutin Jumlah %


1. Tidak Patuh 14 40
2. Patuh 21 60
Total 35 100
Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 5.8 menunjukan bahwa mayoritas responden patuh

dalam kontrol rutin sejumlah 21 orang (60%).

5.3 Pembahasan

1. Gambaran Kepatuhan Kontrol Rutin di Puskesmas Perawatan Wahai

Kecamatan Seram Utara


44

Hasil penelitian pasien DM ke Puskesmas menunjukkan bahwa

Sebagian besar responden patuh dalam melakukan kontrol rutin ke

puskesmas.

Teori perilaku kesehatan Green (2005) dalam Notoatmodjo (2014)

kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku individu dari perilaku

yang tidak mentaati peraturan menuju perilaku patuh. Keberhasilan

program pengobatan salah satunya didukung oleh tingkat kepatuhan

individu dalam berpartisipasi dan berkeyakinan bahwa kesehatan

seseorang sangat berharga (Puspita, 2018). Rachmawati (2018)

mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan diantaranya tingkat pendidikan, kesakitan dan pengobatan,

dukungan keluarga, tingkat ekonomi, dukungan sosial, perilaku sehat,

dukungan profesi kesehatan. Sedangkan menurut teori kepatuhan Niven

(2002) dalam Rahmani (2014) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan seperti pemahaman instruksi, kualitas interaksi dan isolasi

keluarga.

Dari penelitian yang dilakukan peneliti di Puskesmas Perawatan Wahai

Kecamatan Seram Utara sebagian pasien Diabetes mellitus patuh untuk

melakukan kontrol secara rutin yang meliputi pemeriksaan kadar gula

darah, konseling tentang Diabetes mellitus, pengaturan diet dan

pengambilan obat.

Menurut peneliti sebagian besar responden mengetahui pentingnya

melakukan kontrol rutin bagi kesehatan mereka, dengan melakukan


45

kontrol secara rutin ke puskesmas, responden dapat mengetahui kadar gula

darah dalam tubuhnya, konsultasi dengan petugas kesehatan tentang

makanan apa yang seharusnya dikonsumsi sehingga responden dapat

berhati-hati dalam menjaga pola makan, tingkat stresnya agar tidak

mengalami hiperglikemia. Namun ada beberapa responden yang tidak

melakukan kontrol secara rutin, karena menurut mereka tubuh mereka

terasa masih sehat dan mereka cenderung melakukan kontrol hanya pada

saat merasa tubuhnya mengalami peningkatan kadar gula darah, mungkin

hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya

melakukan kontrol secara rutin bagi penderita Diabetes mellitus. Hal ini

juga didukung dengan sebagian besar responden berpendidikan rendah.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan responden dalam satu

tempat dikarenakan saat peneliti melakukan penelitian bertepatan dengan

kondisi Covid-19, sehingga peneliti harus memperhatikan protocol kesehatan

dalam pencegahan Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai