Anda di halaman 1dari 66

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori medis

1. Kehamilan

a. Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2010).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin

(280 hari/ 40 minggu)atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertamahaid

terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, pertama dimulai dari

konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6

bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai bula kesembilan.

(Saifudin, 2009).

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang sangat

berkesinambungan dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm. (Manuaba 2010).

Menurut Sulistyawati (2009), menyatakan bahwa kehamilan

dibedakan menjadi 3 trimester yaitu :


1) Kehamilan trimester I : Kehamilan yang dimulai dari usia

kehamilan 0-13 minggu.

2) Kehamilan trimester II : Kehamilan yang yang dimulai dari usia

kehamilan 14-27 minggu.

3) Kehamilan trimester III : Kehamilan yang yang dimulai dari usia

kehamilan 28-40 minggu.

b. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda atau gejala yang dialami seorang wanita untuk menegakan

diagnosa kehamilan. Namun, untuk mengatakan seorang wanita itu hamil,

harus diperlukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan.

Menurut (Manuaba, 2010) tanda – tanda kehamilan dapat dibagi

menjadi :

1) Tanda tidak pasti kehamilan meliputi :

a) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan

ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan

perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

b) Mual dan muntag (emesis). Pengaruh esterogen dan progesterone

menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual

dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

Dalam batas yang fisiologid, keadaan ini dapat diatasi.


c) Ngidam. Wanita hamil sering mengiginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian disebut ngidam.

d) Payudara tegang. Pengaruh esterogen-progesteron menimbulkan

deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar

dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama

pada kehamilan pertama.

e) Sering miksi. Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwiulan kedua,

gejala ini sudah menghilang.

f) Konstipasi atau obstipasi. Pengaruh progesterone dapat

menghambat peristaltic usus, menyebabkan kesulitan untuk buang

air besar.

g) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi

(cloasma gravidarum), pada dinding perut (striae lividae, striae

nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae).

h) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh

dari esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh

darah vena.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil meliputi :

a) Perut membesar. Hal ini terjadi pada bulan keempat.

b) Rahim membesar sesuai umur kehamilan.

c) Tanda hegar yaitu perubahan pada bagian segmen bawah Rahim

yang menjadi lembut.

d) Tanda Chadwick yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina, dan

vulva.

e) Tanda Piskacek yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah

sehingga menonjol jelas kea rah pembesaran tersebut.

f) Braxton Hicks, Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba)

akan mudah berkontraksi.

g) Teraba Ballottement, pada kehamilan 16-20 minggu kedepan

pemeriksaan bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting

dalam uterus (tubuh janin)

h) Pemeriksaan tes kehamilan positif.

3) Tanda-tanda pasti kehamilan meliputi :

a) Gerakan janin dalam rahim, gerakan janin baru dapat dirasakan

pada usia kehamilan sekitar 17 minggu.

b) Denyut jantung janin, dapat didengar pada usia kehamilan 12

minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf

(misalnya dopler) dan pada usia kehamilan 18-20 minggu

menggunakan stethoscope laenec.


c) Terlihat kantong kehamilan saat pemeriksaan ultrasonografi.

d) Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin serta bagian kecil

janin dapat diraba dengan dengan jelas pada usia kehamilan lebih

tua (trimester terakhir).

e) Kerangka janin dapat dilihat dengan USG.

4) Diagnosis banding kehamilan

a) Kehamilan palsu (pseudosies)

b) Tumor kandungan atau mioma uteri

c) Kista ovarium

d) Hematometra

e) Kandung kemih yang penuh

c. Perubahan Fisiologi dan Perubahan Fisik pada Kehamilan

Menurut (Manuaba, 2010) terjadinya kehamilan maka seluruh

sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga

dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis

maupun fisiologis pada ibu hamil. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu

dalam bentuk fisik dan psikologi.

Menurut (Sulistyawati, 2009) banyak perubahan fisiologis yang

terjadi akibat kehamilan diantaranya :

1) Sistem Reproduksi

a. Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x

25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini

memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.

Pada saat ini Rahim membesar akibat hipertropi (peningkatan

ukurann sel) dan hiperplasi otot polos Rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi

desidua.

Usia Tinggi Fundus Uteri (TFU)


kehamilan
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisiss
20 3 jari dibawah simfisis
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
TFU menurut Penambahan per Tiga Jari.

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi

1.000 gram pada akhir bulan. Posisi rahim pada permulaan

kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi. Pada bulan

keempat rahim tetap berada pada rongga pelvis. Setelah itu mulai

memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat

mencapai batas hati. Rahim pada ibu hamil biasanya mobile, lebih

mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.


Vaskularisasi merupakan terjadi peningkatan ukuran

pembuluh darah dan pembuluh limfe uterus. Vaskularisasi

bertambah dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut tanda

Goodell. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh

darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut dengan tanda

Chadwick.

b. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum

gravidatis sampai terbentuknya plaasenta yang akan mengambil

alih pengeluaran esterogen dan progesteron.

c. Vagina dan vulva

Oleh karena pengaruh esterogen, terjadi

hipervaskularisasi pada vagia dan vulva, sehinngga pada bagian

tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi ini biasa

disebut sebagai tanda Chadwick.

2) Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung

setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac

output) meningkat 30-50%. Peningkatan ini mulai tejadi pada usia

kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan

16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka

denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan


normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Setelah mencapai

kehamilan 30 minggu, curah hujan jantung akan menurun karena

pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai

ke jantung.

Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun

tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan,

volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah

sel darah merah yang mengangkat oksigen hanya meningkat sebesar

25-30%.

Pada hitung jenis dan Hb ditemukan adanyaa hematokrit yang

cenderung menurun karena karena kenaikan relatif volume plasma

darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi

kebutuhan transport O₂ yang sangat diperlukan selama kehamilan.

Konsentrasi Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar

dibandingkan dengan Hb pada orang yang tidak hamil, kondisi ini

disebut anemia fisiologis.

Pada ibu hamil, nadi dan tekanan darah arteri cenderung

menurun terutama selama trimester II, kemudian akan naik lagi seperti

masa pra-kehamilan. Tekanan vena pada ekstremitas atas dan bawah

dalam batas-batas normal, namun cenderung naik setelah trimester

pertama. Nadi biasanya naik menjadi 84 kali/menit.


3) Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat.ginjal menyaring

darah yang volumenya meningkat (30-50% atau lebih), yang

puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sebelum

persalinan (pada saat aliran darah ke ginjal berkurang akibat

penekanan rahim yang membesar).

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika

berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat

pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin

berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur. Pada akhir

kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat

wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari

rahin pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi

perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas

ginjal dan curah jantung.

4) Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan

usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Sembelit

semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh

tingginya kadar progesterone.

Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada

(heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan


lebih lama berada didalam lambung dan karena relaksasi sfingter

dikerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung

mengalir kembali ke kerongkongan.

5) Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan

tulangnyadan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu,

peningkatan asupan kalsiun sangat diperlukan untuk menunjang

kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet

biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar

glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin.

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500

mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300

mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12

minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari

tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.

6) Sistem Muskuloskeletal

Esterogen dan progesterone memberi efek maksimal pada

relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini

digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya

menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.

Ligamen pada simfisi pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena

berelaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai


4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak

teraba, diikuyi terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.

Adanya sakit punggung dan ligament pada kehamilan tua

disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran

uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan

pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen.

a. Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan, kusam dan kadang – kadang juga akan

mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal

dengan nama strie gravidarum. Pada multipara selain strie

kemerahan ini sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau

yang merupakan sikatrik dan strie sebelumnya.

b. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron, dan

somatomamotrofin. Beberapa perubahan yang dialami sekama

kehamilan :

a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan

berat.
b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.

c) Bayangan vena-vena lebih membiru.

d) Hiperpegmentasi pada areola dan puting susu.

e) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)

berwarna kuning.

7) Sistem Endokrin

Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior

memproduksi LH dan FSH (follicle stimulating hormone)

merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah ke

permukaan ovarium dimana ia dilepaskan. Folikel yang kosong

dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk

memproduksi progesteron. Progesteron dan esterogen merangsang

proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya

mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang

terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah

pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk

memproduksi esterogen yang menyebabkan pertumbuhan, baik

ukuran maupun jumlah sel, dan progesteron meningkatkan sekresi,

mengendurkan (relaksasi) otot-otot polos.

8) Sistem Pernafasan

Ruang abdomen yang membesar karena meningkatnya

ruang di rahim dan pembentukan hormone progesterone


menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.

Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena

memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.

d. Perubahan psikologis pada ibu hamil

Menurut Sulistyowati (2009) perubahan psokologis pada ibu

hamil yaitu :

1) Perubahan Trimester I

a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan

kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil

saja.

c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar

hamil. Hal ini sekedar untuk meyaknkan dirinya.

d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang

lain atau malah mungkin dirahasiakannya.

f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami banyak penurunan.


2) Perubahan Trimester II

a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon

yang tinggi.

b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

c) Merasakan gerakan anak.

d) Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekhawatiran.

e) Libido meningkat.

f) Menuntut perhatian dan cinta.

g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian

dari dirinya.

h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau

pada orang lain yang baru menjadi ibu.

i) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran

dan persiapan untuk peran baru.

3) Perubahan Trimester III

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh

dan tidak menarik.

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan khawatir akan keselamatannya.

d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.


e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f) Merasa kehilangan perhatian.

g) Perasaan mudah terluka (sensitif)

h) Libido menurun.

e. Diagnosa kehamilan

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi

pentingnya diagnosa kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan

wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting dari pada diagnosis

kehamilan.

Diagnosis kehamilan biasanya sangat mudah ditegakkan tapi

sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi. Proses farmakologis atau

patofisiologis kadang–kadang memicu perubahan endokrin atau anatomis

yang menyerupai kehamilan. Dengan demikian kadang-kadang diagnosis

kehamilan tidak mudah ditegakan tetapi kehamilan jarang tidak

terdiagnosis apabila telah dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium

dengan benar. (Sulistyawati, 2009).

2. Anemia

a. Pengertian

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah

merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal

umumnya beda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia


biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,3 gr/dl

dan pada wanita kurang dari 12,0 gr/dl. (Proverawati, 2011)

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi

ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa

hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai

pembawa oksigen ke jaringan tubuh. (Tarwoto, 2013)

b. Jenis-jenis Anemia

Menurut Proverawati (2011) ada tiga jenis utama anemia,

diklasifikasikan menurut ukuran sel darah merah :

1) Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya ini disebut mikrositik,

penyebab utama dari jenis ini defisiensi besi (anemia) dan

thalassemia (kelainan bawaan hemoglobin).

2) Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah

dalam jumlah)ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang

berhubungan dengan penyakit ginjal.

3) Jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia

makrositik, seperti anemia yang berhubungan dengan alkoholisme.

c. Etiologi Anemia

1) Anemia dari perdarahan aktif

Kehilangan darah bisa terjadi karena perdarahan, menstruasi

berat, atau luka sehingga dapat menyebabkan anemia.

2) Anemia devisiensi besi


Kebutuhan besi pada sumsum tulang untuk membuat sel-sel

darah merah. Jika asupan besi terbatas atau tidak memadai karena

asupan diet yang buruk, anemia dapat terjadi sebagai hasilnya. Hal ini

disebut anemia kekurangan zat besi.

3) Anemia penyakit kronis

Setiap kondisi medis jangka panjang dapat menyebabkan

anemia. Mekanisme yang tepat dalam proses ini tidak diketahui tetapi

setiap berlangsung lama dan kondisi medis yang berkelanjutan seperti

infeksi kronis atau kanker dapat menyebabkan anemia.

4) Anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal

Ginjal mengeluarkan hormon yang disebut eritropoietin yang

membantu sum-sum tulang untuk membuat sel darah merah.

5) Anemia yang berkaitan dengan gizi buruk

Kekurangan dalam gizi buruk dapat menyebabkan anemia

karena kekurangan produksi sel darah merah. Asupan makanan yang

buruk merupakan penyebab penting rendahnya kadar asam folat dan

vitamin B12.

6) Anemia yang berhubungan dengan kehamilan

Peningkatan kadar cairan plasma selama kehamilan

mengencerkan darah (hemodelusi), yang dapat tercemin sebagai

anemia. (Proverawati, 2011).

d. Patofisiologi Anemia
Menurtut Atikah (2011) berdasarkan proses patofisiologis terjadi

anemia, ada tiga mekanisme tubuh yang menyebabkan yaitu :

1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan

Sel-sel darah yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar

melalui darah ke seiuruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang

usianya muda biasanya gampangan pecah/lisis sehingga terjadi

anemia. Penghancuran sel darah yang berlebihan dapat disebabkan

oleh :

a) Maslah dengan sumsum tulang seperto limfoma, leukemia atau

multiple myeloma.

b) Masalah dengan system kekebalan tubuh yang menyebabkan

kerusakan sel-sel darah (anemia hemolitik)

c) Kemoterapi

d) Penyakit kronis (AIDS)

3. Anemia dalam Kehamilan

a. Pengertian

Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah

11 gr% pada trimester I dan III. Hb 10,5 gr% pada trimester II. Nilai batas

tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi

karena proses hemodelusi, terutama pada trimester ke II. (Sarwono,

2009).
Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah

darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan

peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat

hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk

berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30%

lebih banyak daripada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki

cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang

dibutuhkan untuk membuat darah ekstra. Hemoglobin adalah protein

dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-sel lain dalam

tubuh. Banyak wanita mengalami defisiensi besi pada trimester kedua dan

ketiga. (Proverawati, 2011).

Klasifikasi anemia menurut Proverawati (2011) dalam kehamilan

adalah sebagai berikut :

1) Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan

Sekitar 95% kasus anemia selama kehamilan adalah karena

kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi). Penyebabnya biasanya

asupan makanan tidak memadai (terutama pada anak perempuan

remaja), kehamilan sebelumnya, atau kehilangan normal secara

berulang zat besi dalam darah haid (yang mendekati jumlah tertentu,

biasanya berlangsung setiap bulan dan dengan demikian mencegah

penyimpanan zat besi).


2) Anemia Defisiensi Folat pada Kehamilan

Defisiensi Folat meningkatkan resiko kecacatan pada tabung

saraf. Defisiensi folat terjadi pada 0,5 sampai 1,5% wanita hamil, dan

jika anemia ini menjadi berat maka disebut anemia megaloblastik.

Untuk mencegah yaitu dengan diberi 0.4 mg/hari. Dan untuk

pengobatan dengan pemberian folat 1 mg melalui oral.

b. Klasifikasi drajat anemia dalam kehamilan

Menurut Marmi (2011) klasifikasi anemia adalah sebagai berikut :

1) Normal : Hb 11 gr/dl

2) Ringan : Hb 9 – 10 gr/dl

3) Sedan : Hb 7 – 8 gr/dl

4) Berat : Hb < 7 gr/dl

c. Etiologi anemia dalam kehamilan

Menurut Marmi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi anemia

pada umumnya :

1) Kurang gizi (malnutrisi)

2) Kurng zat besi dalam diet

3) Malaborsi

4) Kehilangan darah yang banyak persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.

5) Penyakit kronik penyerta kehamilan : TBC, paru, cacing, usus,

malaria.
d. Patofisiologi anemia dalam kehamilan

Menurut Saifudin (2009), anemia dalam kehamilan dapat terjadi

karena peningkatan volume plasma darah yang menyebabkan konsentrasi

sel darah merah muenurun dan darah menjadi encer, inilah yang

menyebabkan kadar hemoglobin dalam tubuh menurun, Pengenceran

darah yang terjadi ini memiliki manfaat yaitu meringankan kerja jantung

dalam memompa darah dan mencegah terjadinya kehilangan unsur besi

yang berlebihan saat persalinan.

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah

(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume

plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi

peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh

lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin

berkurang dari 12 g/100ml (Sarwono, 2009)

e. Faktor resiko anemia dalam kehamilan

Menurut (Atikah,2011) tubuh beerada pada resiko tinggi untuk

menjadi anemia selama kehamilan jika :

1) Mengalami dua kehamilan yang berdekatan.

2) Hamil dengan lebih satu anak.

3) Sering mual dan muntah karena sakit pada pagi hari.

4) Tidak mengonsumsi cukup zat besi.

5) Mengalami menstruasi berat selama kehamilan.


6) Hamil pada saat usia masih remaja.

7) Kehilangan banyak darah seperti cedera atau selama operasi.

f. Tanda dan gejala anemia

Menurut Tarwoto (2013), tanda dan gejala dari anemia dalam

kehamiian sebagai berikut :

1) Adanya kuku sendok (spoon nil), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis

vertical dan menjadi cekung mirip sendok.

2) Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat.

3) Stomatitis algular, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut

mulut.

4) Malnutrisi Glositis berat (Lidah meradang dan nyeri).

5) Wajah pucat, pusing dan kelelahan.

6) Kehilangan nafsu makan.

g. Diagnosa anemia

Menurut (Atikah, 2011) bebrapa hal yang dapat dilakukan untuk

menentukan diagnose anemia yaitu sebagai berikut :

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis juga dapat digunkana

untuk mendiagnosis dan riwayat medis juga dapat digunakan untuk

mendiagnosa penyebab anemia. Beberapa factor penting dalam

sejarah medis meliputi pertanyaan tentang sejarah keluarga, pribadi

sebelumnya anernia atau kondisi kronik lainnya, obat, warna tinja dan
urin, perdarahan bermasalah dan pekerjaan serta kebiasaan social

lainnya seperti (konsumsi alcohol, merokok). Saat melakukan

pemeriksaan fisik lengkap docter khususnya dapat focus pada

penampilan umum (tanda-tanda kelelahan, pucat), sakit kuning ( mata

dan kulit kuning), pucat pada buku-buku kuku, pembesaran limpa atau

hati, suara jantung dan terdapat kelenjar getah bening.

2) Tes laboratorium

Tes labolatorium untuk anemia dapat mencakup sebagai berikut :

a) Hitung darah lengkap yaitu dengan menentukan tingkat

keparahan dan jenis anemia (anemia mikrositik atau kecil

ukuran sel darah merah, anemia nomositik atau normal ukuran

sel darah merah dan anemia makrositik atau ukuran besar sel

darah merah.

b) Tes hemoglobin pada feses untuk mendeteksi perdarahan dari

perut atau usus melalui (Tes Guaiac pengujian atau tes darah

tersembunyi tinja).

c) Pemeriksaan darah tepi tampak pada sel-sel daralı merah di

bawah mikroskop untuk menentukan ukuran, bentuk, jumlah,

warna dan menilai sel-sel lainnya dalam darah.

d) Kadar besi. dapat menunjukkan apakah mungkin terkait anemia

kekurangan zat besi atau tidak. Tes ini biasanya disertai dengan
tes lain yang memperlihatkan kapasitas tubuh dalam penyimpan

zat besi, seperti kadar transferin dan kadar feritin.

e) Kadar transferin, mengevaluasi suatu protein yang membawa zat

besi Ke seluruh tubuh.

f) Feritin, mengealuasi kadar zat besi total yang tersedia dalam

tubuh.

g) Asam folat yaitu vitamin yang diperlukan untuk menghasilkan

sel darah merah, yang rendah pada orang dengan kebiasaan

makan yang buruk.

h) Vitamin B12, merupakan vitamin yang diperlukan untuk

menghasilkan sel darah merah, yang rendah pada orang dengan

kebiasaan makan yang buruk atau pada anemia pernisiosa.

i) Bilirubin berguna untuk menentukan apakah sel-sel darah merah

telah dihancurkan dalam tubuh yang dapat menjadi tanda

anemia hemolitik.

j) Kadar logam berat, toksisitas Timbal digunakan sebagai

indikator salah satu penyebab yang lebih umum dari anemia

pada anak-anak.

k) Elektroforesis Hemoglobin, kadang-kadang digunakan ketika

seorang memiliki riwayat keluarga anemia, tes ini memberikan

informasi mengenai anemia sel sabit atau talasemia.


l) Jumlah retikulosit, pengukuran sel-sel darah merah yang baru

dihasilkan oleh sumsum tulang.

m) Tes fungsi hati, sebuah tes umum untuk menentukan bagaimana

hati bekerja, yang mungkin memberikan petunjuk untuk

penyakit lain yang mendasari penyebab anemia.

n) Tes fungsi ginjal, suatu tes yang sangat rutin dan dapat

membantu menentukan apakah ada disfungsi ginjal.

o) Biopsi sum-sum tulang untuk mengevaluasi produksi sel darah

merah dan dapat dilakukan ketika diduga ada masalah sumsum

tulang belakang.

h. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin

Menurut (Marmi, 2011) anemia dalam kehamilan sangat

berpengaruh selama masa kehamilan dan bersalin. Bahaya anemia yang

dapat terjadi sebagai berikut :

1) Bahaya Selama Kehamilan

a) Kelahiran premature.

b) Keguguran (abortus).

c) Hambatan tumbuh kembang janin dan rahim.

d) Mudah terkena infeksi

e) Mudah dikompensasi.

f) Perdarahan antepartum.

g) Ketuban pecah dini.


2) Bahaya Saat Persalinan

a) Gangguan his, kekuatan mengejan.

b) Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar.

c) Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan kolaborasi operasi.

d) Kala III dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post

partum karena atonia uteri.

e) Kala IV dapat terjadi perdarahan, post partum sekunder dan

atonia uteri.

3) Pengaruh Pada Masa Nifas

Menurut (Esti, 2010), penganth anertua kehamilan pada masa

nifas sebagai benkut :

a) Terjadinya Sub inversion uteri menimbulkan perdarahan post

parlum.

b) Memudahkan infesksi pruperium,

c) Pengcluaran ASI berkurang,

d) Terjadi dikompensasi cardis mendadak seteiah persalinan.

e) Anemia kala nifas.

f) Mudah terjadi infeksi mamae.

4) Pengaruh Anemia Pada Janin

Menurut (Esti, 2010) hasil konsepsi membutuhkan zat besi

dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan


pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap

berbagai kebutuhan ibunya, tetapi dengan anemia akan menghambat

kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan

dan perkembangan janin dalam rahin. Anemia dapat menyebabkan

gangguan dalam bentuk :

a) Abortus.

b) Terjadinya kematian intra uterin.

c) Persalinan prematuritas tinggi.

d) Berat badan lahir rendah.

e) Dapat terjadi cacat bawaan.

f) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian prenatal.

g) Cadangan zat besi berkurang.

i. Penatalaksanaan

Menurut Sarwono (2009) penatalaksanaan ibu hamil dengan

anemia adalah sebagai berikut :

1) Mengatasi penyebab anemia seperti penyakit perdarahan,

cacingan dan lain-lain.

2) Pemberian nutrisi yang banyak mengandung unsur zat besi,

diantaranya daging hewan, telur, ikan, sayuran hijau, dan kacang-

kacangan.

3) Pemberian tablet zat besi selama kehamilan, merupakan salah satu

cara yang dianggap paling cocok bagi ibu hamil untuk


meningkatkan kadar Hb sampai pada tahap yag diinginkan,

karena sangat efektif dimana satu tablet diindonesia mengandung

60 mg Fe dan 0,25 asam folat.

4) Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak lgr% per bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak

boleh dihentikan setelah Hb mencapai nilai normal, tetapi harus

dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbanyak cadangan

besi. Ibu hamil dengan anemia ringan harus diberikan Fe dosis

60120 mg/hari, dosis berikutnya dikurangi menjadi 30 mg/hari

saat konsentrasi hemoglobin ataua hematocrit menjadi normal

untuk usia kehamilan (Fatmah,2011).

5) Pemberian pendidikan kesehatan yang meliputi pengetahuan

anemia, pemilihan makanan yang mengandung zat besi tinggi.

4. Kacang Hijau

a. Pengertian

Kacang hujau sudah sangat popular bagi kita. Kacang hijau

masuk kacang plong-plongan dan mengandung banyak sekali manfaat

dalam kehidupan manusia, baik untuk dikonsusmsi sehari-hari yang

diolah dalam berbagai bentuk makanan dan minuman, maupun untuk

kesehatan. Kacang hijau mudah ditemukan di Indonesia karena termasuk

salah satu tumbuhan khas tropis. Kacang hijau adalah tanaman pendek

bercabang tegak. Bunganya ada yang kuning kehijauan atau kuning


pucat. Dari bunga itulah terbentuk polongan yang berisi mulai dari 10

hingga mencapai 15 biji kacang hijau suku Leguminoccae. (Raditya,

2015)

Kacang hijau juga termasuk kacang-kacangan yang dikonsumsi

masyarakat dalam berbagai bentuk hidangan. Bagian paling banyak

diolah dari kacang hijau adalah bijinya. Masyarakat dibeberapa daerah

juga mengambil pucuk daun muda kacang hijau untuk diolah menjdi

sayur. Olahan lain kacang hijau yang bisa ditemui setiap hari adalah

kecambah dan tauge. Setiap bagian kacang hijau yang dimanfaatkan

tersebut ternyata dapat memberikan manfaat bagi kesehatan bila

dikonsumsi secara rutin, bahkan bisa digunakan dalam pengobatan.

(Kuswardhani, 2016)

b. Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau salah satu makanan yang mengandung zat-zat yang

diperlukan untuk pembentukan sel darah sehingga dapat mengatasi efek

penurunan Hb. Kacang hijau dapat berperan dalam pembentukan sel

darah merah dan mencegah anemia karena kandungan fitokimia dalam

kacang hijau sangat lengkap sehingga dapat membantu proses

hematopoesis. Kacang hijau juga memiliki kandungan vitamin dan

mineral. Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak

terdapat pada kacang hijau (Astawan, 2009).


Menurut Kuswardhani, (2016) kacang hijau mempunyai manfaat

sebagai berikut :

1) Meningkatkan Kesuburan

Kandungan selenium, seng dan asam folat memiliki peran

dalam manfaat ini. Dalam 100 gram kacang hijau kering terkandung

2.7 mg seng, 8.2 mgc selenium, 625 mcg asam folat. Menjadi salah

satu sumber vitamin E yang berperan dalam meningkatkan fertilitas.

2) Mendukung Kesehatan Ibu Hamil Dan Jaanin

Masa kehamilan adalah masa yang sangat penting bagi

janin. Kacang hijau termasuk salah satu makanan yang sering

dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Dalam 100 gram

kacang hijau terkandung 625 mcg asam folat, 6.7 mg zat besi, 97.9

mg kolin. Asam folat dan kolin sangat penting dalam perkembangan

otak dan syaraf janin didalam kandungan dan mencegah terjadinya

kecacatan.

3) Menjaga Fungsi Otak

Omega-3, niasin, dan kolin dikenal nitrisi otak. Ketiganya

menjaga dan mendukung fungsi otak. Kandungan omega-3 kacang

hijau 9 kali lebih besar dari kacang tanah, yaitu27 mg/100 gram

kacang hijau kering..

4) Sebagai Sumber Tenaga


Kacang hijau bisa menjadi pilihan makanan selingan yang

sehat. Kalorinya tinggi dan kandungan gizinya pun cukup lengkap.

5) Menjaga Kesehatan Pencernaan

Dalam 100 gram kacang hijau terkandung 16.3 gram serat

atau setara dengan 65% kebutuhan harian orang dewasa.

6) Membantu Mencegah Anemia

Kandungan zat besi kacang hijau bermanfaat dalam

mencegah terjadinya anemia. Zat besi termasuk salah satu mineral

yang memiliki peran penting dalam pembentukan sel darah merah.

Sayangnya, kacang-kacangan mengndung asam fitat yang mengikaat

mineral sehingga tidak dapat diserap secara maksimal. Proses

perendaman, pemasakan, dan perkecambahan dapat menurunkan

kandungan asam fitat dan meningkatkan jumlah zat besi yang dapat

dicerna.

7) Sebagai Makanan Multivitamin

Vitamin yang terkandung dalam kacang hijau sangat

lengkap, mulai dari vitamin A, B, C, E, dan K dan juga mengandung

asam amino esensial dan non-esensial yang tentu bermanfaat bagi

tubuh.

c. Kandungan Gizi Kacang Hijau

Komposisi kilnin kacang liijau berogncn, 'I'erg;tntung

varietasnya, factor genetic, ikliru, moupun lingkungan, Karbohidrat


merupakan komponen terbesar (lebih dori 55%) biji kacang hijtiti terdiri

dari pati, gula dan serat. (Astawan, 2009).

Kandungan kacang hijau cukup tinggi, diantaranya adalah

protein, mineral, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B I, karbohidrat,

asam folat, juga asam lemak tak jenuh. Kacang hijau sangat bermanfaat

bagi ibu hamil dan menyusui juga untuk menunjang masa pertumbuhan

anak (kuswardhani, 2016).

Tabel 2.1 Komposisi Gizi Kacang Hijau per 100 gram

No Zat Gizi Kandungan


l. Karbohidrat (mg) 62,9
2. Protein (g) 22,2
3. Energi (Kkal) 34,5
4. Besi (mg) 6,7
5. Fosfor (mg) 3,20
6. Lemak (g) 1,2
7. Vitamin Bl (mg) 0,64
8. Vitamin A (SO 157
9. Kalsium ( mg) 125
10. Vitamin C (mg) 6
Sumber : (Astawan, 2009)

d. Penyerapan Zat Besi dalam Kacang Hijau

Biji kacang hiaju yang telah direbus aau diolah dan kemudia

dikonsumsi mempunyai daya cerna yang tinggi dan rendah daya

flatulensinya. Hemaglutinin dapat menggumpalkam sel darah merah dan

bersifat toksik. Toksisitas hemaglutinin dapat mcrnbcntuk kompleks

dengan Fe atau unsur-unsur mineral, terutama Zn, Mg dan Ca menjadi


bentuk yang tidak larut dan sulit diserap tubuh sehingga mengurangi

kesediannya dalam tubuh karena menjadi sangat sulit dicerna. Proses

fremensitasi dapat meningkatkan kctergediaan unsure besi bagi tubuh.

Hal ini penting juga untuk mencegah anemia gizi besi. Kacang hijau juga

mengandung vitamin C yang membantu dalam melakukan penyerapan fe

dalam tubuh. (Astawan,2009).

Zat besi termasuk salah satu mineral yang memiliki peran

penting dalam pembentukan sel darah merah. Sayangnya, kacang-

kacangan mengndung asam fitat yang mengikaat mineral sehingga tidak

dapat diserap secara maksimal. Proses perendaman, pemasakan, dan

perkecambahan dapat menurunkan kandungan asam fitat dan

meningkatkan jumlah zat besi yang dapat dicerna. (Kuswardhani, 2016).

Cara pembuatan sari kacang hijau

Bahan :

1) 100 gram kacang hijau

2) 1.000 ml air

3) 70 gram gula pasir

Cara :

1) Cuci bersih kacang hijau.

2) Rendam kacang hijau dengan 1.000 ml air selama 4 jam

3) Rebus kacang hijau bersama air rendamannya selama 30 menit

4) Tambahkan gula pasir 70 gram.


5) Blender kacang hijau sampai halus kemudian saring. Buang

ampasnya dan ambil sarinya.

6) Hidangkan si gelas sebanyak 250 ml.

Table 2.2 Komposisi nilai energy dan zat gizi sari kacang hijau

No. Zat Gizi Kandungan


1. Karbohidrat (mg) 43,7
2. Protein (g) 4,2
3. Energi (KKal) 163,5
4. Besi (mg) 2,6
5. Lemak ( g) 2,8
6. Vitamin B1 (mg) 0,7
7. Vitamin C (mg) 0,0
Sumber : (Rita Ramyuli,2016).

e. Dosis Pemberian Kacang Hijau

Mengkonsumsi sari kacang hijau 1 kkali 100 gram per hari

selama 7 hari berarti berpengaruh meningkatkan kadar hemoglobin

dengan memberikan setiap cangkir berisi 250 ml per hari. Diberikan pada

ibu hamil dengan anemia ringan, waktu meminum sari kacang hijau 1-2

jam setelah sarapan agar penyerapam zat besi tidak terganggu. (Retnorini,

2017)

B. Kenejemen Kebidanan

1. Definisi

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan

oleh bidan, dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis


mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebjdanan, pereneanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati, 2010).

2. Langkah.langkah Manajemen Kebidanan

a. Langkah I (Pengkajian / Pengumpulan data dasar)

Adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk

mengavalua.si suatu keadaan pasicn. Imgkah ini merupakan langkah

pertama untuk mengumpulkan scmua informasi yang akurat dari

berbagai sumber yang berkaitan dcngan kondisi pasien.

b. Langkah I I (Interpretasi Data)

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan

diinterpretasikan menjadi diagnose kebidanan dan masalah. Keduanya

digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti

diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam

rencana asuhan terhadap pasien, masalah yang sering berkaitan dengan

pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.

c. Langkah Ill (Diagno»a Kebidanan)

Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial yang

mungkin akan terjadi, Langkah ini mengidentifikasikan masalah atau

diagnosa potensiaI bcrdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini


mcmbutuhkan pencegahan bila memungkinkan menunggu mengganti

dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi.

d. Langkah IV (Antisipasi Masalah)

Langkah yang memerlukan keseimbangan dari manajemen

kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segcra oleh

bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani dengan

kondisi pasien.

e. Langkah V (Perencanaa)

Langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya

yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan penyuluhan tidak hanya

meliputi apa yang sudah dilihat dari konidsi pasien atau dari setiap

masalah yang berkaitan, tetapi berkaitan juga dalam kerangka pedoman

antisipasi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. Pada

langka ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh dan rasional.

f. Langkah IV (Implementasi)

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada

klien dan keluarga. Mengaruh atau melaksanakan rencana asuhan secara

efisien dan aman.

g. Langkah VII (Evaluasi)

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi

lagi proses manajemen dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang
diberikan namun belum efektif dan merencanakan kembali yang helum

terencana (Rukiyah, 2011 ).

C. Penerapan Manajemen Kebidanan dengan Pemberin Sari Kacang Hijau

pada Ibu Hamil Trimesler II Anemia Ringan untuk Meningkatkan Kadar

Hemoglobin

Proses manajemcn ini terdiri dari 7 langkah varney yang diperlukan

yaitu dimulai dan pengumpulan data dasar dengan evaluasi. Ketujuh langkah

Varney adalah sebagai bcrikut :

1. Langkah I (Pengkajian)

a. Data subyektif

1) Biodata pasien

Nama : Mengenali pasien dan membedakan jika ada

kesamaan nama dengan pasien yang lain

(Saifudin, 2009).

Umur : Jika umur ibu kurang dari 20 atau lebih dari 35

tahun termasuk faktor resiko kehamilan, ibu hamil

dengan umur < 20 tahun mempunyai resiko

terkena anemia karena alat reproduksi belum

matang untuk untuk menerima kehamilan baik

dari genetalia eksternal maupun internal, sehingga

menyebabkan perdarahan dan ibu dengan umur

kurang dari 20 tahun mempunyai sel darah merah


yang belum stabil karena masa menstruasi

sebelumnya. Ibu dengan umur Iebih dari 35 tahun,

kerja jantung meningkat menjadi lebih berat

karena adanya hemodelusi (Marmi, 2011),

Agama : Informasi ini menuntun ke suatu kondisi tentang

pentingnya agama dalam kchidupan klicn, tradisi

keagmaan dan pada beberapa kasus penggunaan

produk darah (Sarwono, 2009).

Suku/Bangsa : Mengctahui bahasa serta adat istiadat yang

digunakan pasien supaya dapat memahami

kebiasaan pasien (Saifudin, 2009).

Pendidikan : Pendidikan erat kaitannya dengan penguasaan

pengetahuan seseorang (Sulistyawati, 2011).

Pekerjaan : Pekerjaan yang berat dapat memicu ibu terkena

anemia, pekerjaan yang menyebabkan ibu

kelelahan, seperti mengangkat barang berat,

bekerja di pabrik dan lain-lain (Proverawati,

2011).

Alamat : Memudahkan dalam kunjungan rumah (Jannah,

2011).

2) Identifikasi penanggung jawab


Nama : Mengenali pasien dan membedakan jika ada

kesamaan nama dengan pasien yang lain.

Umur : dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya

resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat

reproduksi belum matang, mental dan psikisnya

belum siap.

Agama : Informasi ini menuntun ke suatu kondisi tentang

pentingnya agama dalam kchidupan klicn, tradisi

keagmaan dan pada beberapa kasus penggunaan

produk darah.

Suku/Bangsa : Mengctahui bahasa serta adat istiadat yang

digunakan pasien supaya dapat memahami

kebiasaan pasien

Pendidikan : Pendidikan erat kaitannya dengan penguasaan

pengetahuan seseorang

Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karna ini juga dapat mempengaruhi

dalam gizi pasien.

Alamat : Memudahkan dalam kunjungan rumah.

3) Keluhan Utama
Keluhan ibu hamil dengan anemia ringan yaitu

mengatakan mengantuk, pusing cepat lelah, nafsu makan

menurun, dan lesu. (Atikah, 2011).

4) Riwayat Kesehatan

a) Dahulu

Pasien dikaji untuk mengetahui apakah pernah

mengalami penyakit yang menyebabkan terjadinya anemia

yaitu seperti kanker, cacingan, penyakit paru-paru TBC,

perdarahan, malaria.

Kanker dapat menimbulkan anemia karcna

menyebabkan umur sel darah merah menjadi lebih pendek,

menyebabkan homone pembentuk eritrosit berkurang. Selain

itu, sel-sel kanker berkumpul disum-sum tulang menyebabkan

gangguan pembentukan sel darah baru. Obat-obat kemoterapi

juga memicu anemia karena membunuh sel-sel darah muda

darı mengganggu kerja hormone pembentuk sel darah merah.

Cacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu

penanganan serius. Penyakit ini dapat mengakibatkan

menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, karena

cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh,

misalnya protein, karbohidrat, dan zat besi yang menyebabkan


anemia. Cacingan yang menyebabkan anemia yang terdiri dari

cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing cembuk

(Trichuris Trichura), cacing kremi (Enterobius Vermicularis

atau Oxyuris Vermicularis), cacing tambang (Necator

americans dan Anyclostoma Duodenale).

Penyakit anemia tidak secara langsung diakibatkan

oleh virus atau bakteri namun keberadaan virus atau bakteri

dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan gangguan

pada produksi sel darah merah. Seperti adanya virus HIV pada

penyakit AIDS dan bakteri Tuberculosis pada TBC.

Prdarahan atau kehilangan darah dapat menyabkan

anemia. Hal ini terjadi pada penderita kecacingan (terutama

cacing tambang), infeksi cacing tambang menyebabkan

perdarahn pada dinding usus, meskipun sedikit tapi terjadi

terus menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat

besi.

Malaria pada penderita anemia gizi besi, dapat

memperberat keadaan aneminanya, serta kchilangan darah

pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam

darah. (Atikah, 2011).

b) Sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui keadaan pasien

saat ini. penyakit yang menyebabkan terjadinya anemia yaitu

seperti kanker, cacingan, penyakit paru-paru TBC, perdarahan,

malaria.

Kanker dapat menimbulkan anemia karcna

menyebabkan umur sel darah merah menjadi lebih pendek,

menyebabkan homone pembentuk eritrosit berkurang. Selain

itu, sel-sel kanker berkumpul disum-sum tulang menyebabkan

gangguan pembentukan sel darah baru. Obat-obat kemoterapi

juga memicu anemia karena membunuh sel-sel darah muda

darı mengganggu kerja hormone pembentuk sel darah merah.

Cacingan merupakan masalah kesehatan yang perlu

penanganan serius. Penyakit ini dapat mengakibatkan

menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, karena

cacing mengambil sari makanan yang penting bagi tubuh,

misalnya protein, karbohidrat, dan zat besi yang menyebabkan

anemia. Cacingan yang menyebabkan anemia yang terdiri dari

cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing cembuk

(Trichuris Trichura), cacing kremi (Enterobius Vermicularis

atau Oxyuris Vermicularis), cacing tambang (Necator

americans dan Anyclostoma Duodenale).


Penyakit anemia tidak secara langsung diakibatkan

oleh virus atau bakteri namun keberadaan virus atau bakteri

dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan gangguan

pada produksi sel darah merah. Seperti adanya virus HIV pada

penyakit AIDS dan bakteri Tuberculosis pada TBC.

Prdarahan atau kehilangan darah dapat menyabkan

anemia. Hal ini terjadi pada penderita kecacingan (terutama

cacing tambang), infeksi cacing tambang menyebabkan

perdarahn pada dinding usus, meskipun sedikit tapi terjadi

terus menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat

besi.

Malaria pada penderita anemia gizi besi, dapat

memperberat keadaan aneminanya, serta kchilangan darah

pada waktu haid berarti mengeluarkan zat besi yang ada dalam

darah. (Atikah, 2011).

c) Keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui riwayat

penyakit keluarga yang pernah menderita anemia sebelumnya

karena anemia dapat diturunkan melalui genetic, sperti pada

hemoglobinopati, thalassemia, dan fanconi anemia (Atikah,

2011).

5) Riwayat perkawinan
Diketahui status menikah syah atau tidak dan pada umur

berapa ibu menikah. Umur ibu menikah berkaitan dengan

kesiapan ibu baik secara fisik dan rohani untuk menjadi seorang

ibu. (Hartono, 2010).

6) Riwayat obstertrie

a) Riwayat menstruasi

Menarche : mengetahui usia pertama kali mengalami

menstruasi wanita, untuk memperhitungkan

kehilangan darah yang sudah dialami ibu

berkaitan dengan anemia ringan. Normalnya

wanita mengalami menarche yaitu urnur 12

tahum (Sarwono, 2009)

Siklus : Jarak anatara menstruasi yang dialami dengan

menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari

normalnya 29-32 hari (Saifudin, 2009)

Lama : Lama menstruasi normalnya 3-7 hari

(proverawati, 2011)

Banyak darah : Darah yang hilang saat menstruasi adalah 50-

60 cc per hari (proverawati, 2011).

Bau : Bau darah yang keluar, normalnya yaitu bau

khas darah atau anyir (Saifudin, 2009)


Warna : Warna darah menstruasi yang keluar

normalnya berwarna merah tua (Winjaksastro,

2009)

HPHT : Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir

ibu, guna untuk menentukan umur kehamilan

(Sulistywati, 2010)

b) Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

Mengetahui klien sedang hamil atau tidak dan untuk

mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus atau

keguguran, berapa jumlah anak, bagaimana proses persalinan

yang lalu dan sekarang. Riwayat hamil dengan jarak yang

berdekatan dengan hamil yang sebelumnya dan hamil kembar

merupakan factor resiko terjadinya anemia ringan pada

kehamilan selanjutnya. (Proverawati, 2011).

c) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui umur kehamilan, tanda dan

gejala yang ditemukan ibu hamil, pemakaian obat yang

dikonsumsi selama hamil, mengetahui riwayat ANC teratur

atau tidak, penyuluhan yang pernah didapatkan, sudah

mendapat imunisasi TT (tetanus toxsoid) atau belum kapan dan

berapa kali, serta dapat memberikan petunjuk dini adanya

keluhan ibu terhadap kehamilanya, yang mungkin diperlukan


terapi untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut

jika terdapat gejala abnormal (Farrer, 2009). Pada keadaan ibu

hamil dengan anemia sudah terdapat keluhan ibu hamil dengan

anemia ringan yaitu mengatakan mengantuk, pusing cepat

lelah, nafsu makan menurun, dan lesu. (proverawati, 2011).

7) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang

digunakan, jenis dan berapa lama pemakaian alat kontrasepsi, dan

adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi.

8) Pola kebutuhan sehari – hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Perlu diakji pada ibu dengan anemia dengan makan

3x1 sehari, dengan nasi, sayur, dan lauk. Ibu hamil dengan

anemia ringan dianjurkan mengonsumsi makanan yang

mengandung zat besi dan vitamin C. Zat besi dan vitamin C

tersapat dalam sayuran hijau dan buah-buahan. (proverawati,

2011)

b) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK

pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi,

jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi

frekuensi, warna, dan jumlah. Pada penderita anemia biasanya


mengalami ketidaknyamanan berupa sembelit dan tinja

berwarna coklat kehitaman. (Manuaba, 2010).

c) Aktifitas

Mengetahui aktifitas dan pekerjaan ibu, karena ibu

yang menderita anemia mengalami gejala lemah yang

merupakan gejala khas dari anemia ringan. Pekerjaan berat

seperti bekaja di pabrik, mengangkat barang, dan lain-lain yang

menyebabkan ibu kelelahan. (Tarwoto, 2013).

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur

pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam,

nyenyak atau tidak kerena dapat mengganggu kesehatan ibu.

(sulistyawati, 2011).

e) Personal hygine

Personal hygine ibu dikaji untuk mengetahui mandi

berapa kali sehari, gosok gigi berapa kali sehari, dan kramas

berapa kali seminggu, dan ganti baju berapa kali sehari.

f) Hubungan seksual

Mengetahui pola hubungan seksual ibu selama

kehamilan yang baik dan tidak menyebabkan perdarahan .

(Saifudin, 2009).
9) Data psikososial spiritual dan ekonomi

Mengetahui tanggapan dan dukungan keluarga terhadap

kehamilannya, siapa pengambil keputusan dalam keluarga, ketaatan

dalam beribadah, mengetahui lingkungan yang berpengaruh, ibu

tinggal bersama siapa, mempunyai hewan peliharaan atau tidak,

cara memasak sayur dan daging sampai matang atau tidak.

(Saifudin, 2009).

10) Data pengetahuan

Pasien dikaji pengetahuannya tentang anemeia terkait gejala dan

terutama tentang kondisinya sekarang.

b. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Ibu hamil dengan anemia ringan memiliki keadaan dan

tingkat kesadaran yang baik. (Saifudin, 2009).

b) Kesadaran

Kesadaran pasien dengan anemia ringan yaitu

composmetis. (Sarwono, 2010).

c) Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah

Tekanan dara pada ibu hamil dengan anemia ringan

pada biasanya menurun karena volume darah meningkat


sampai 50% tetapi jumlah sel darah yang mengangkut O₂

hanya meningkat 25-30%. (sulistyawati, 2011). Normalnya

tekanan darah adalah 100/80 – 120/80 mmHg. (Manuaba,

2009).

2) Denyut nadi

Untuk mengetahui denyut jantung nadi pasien yang

dihitung dalam 1 menit, denyut nadi normal adalah

70x/menit sampai 88x/menit (Safuddin, 2009). Pasien

dengan anamia ringan jumlah denyut nadi didapatkan dari

jumlah normal karena kadar O₂ dalam tubuh berkurang

maka jantung bekerja lebih keras dari pada ibu hamil dengan

Hb normal. (Tarwoto, 2013).

3) Suhu

Untuk mengetahui suhu ibu, normalnya 36,5˚ C –

37,5˚ C (Prawiroharjo, 2009).

4) Pernafasan

Untuk mengetahui kelainan saluran nafas,

normalnya 18 – 24x/menit. (Saifuddin, 2009).

5) Berat badan

Mengetahui tenadinya perubahn betat badan pada

pasien karena anemia. hamil dengan anemia ringan tidak

terjadu kenaikan berat badan yang signifikan katena nutrisi


yang dibutuhkan kurang terpenuhi sehingga tidak terjadi

kenaikan betat badan (Proverawati, 2011).

6) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien. Normalnya

145 – 165 cm (Mansjoer, 2009).

7) Lila

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan

batas lingkar lengan normal, yaitu 23,5 cm (Mansjoer,

2009).

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu hamil dengan

anemia sama dengan pemeriksaan normal hanya lebih ditekankan

pada status obstetric (Nursalam, 2009).

Kepala : Ibu hamil deagan anemia ringan dapat terjadi

kerontokan pada rambut. Rontok tetjadi karenû

malnutrisi pada pasien (Tarwoto, 2011).

Muka : Wajah pucat terjadi pada pasien dengan anemia

baik ringan maupun sedang karena hal tersebut

menandakan kandungan hime (pigmen merah)

dan O₂ dalarn darah Yang berkurang.

(Proverawati, 2011).
Mata : Tanda pada anemia ringan konjungtiva pucat hal

tersebut menunjukkara bahwa kekurangan herne

dalam tubuh. Normalnya konjungtiva berwarna

merah muda dan putih pada sclera. (Proverawati,

2011).

Hidung : Untuk mengetahui keadaan hidung, bersih dan

tidak terjadi pembesaran polip yang dapat

mengganggu pernafasan ibu. (Sarwono, 2009)

Mulut : Untuk mengetahui kebersihan mulut, terjadinya

stomatitis merupakan tanda anemia berat. Hal ini

tidak terjadi pada anemia ringan dan ada karies

gigi atau tidak.

Leher : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran

kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe.

Dada : mengetahui adanya rongga dada simetris dan

apakah pergerakan rongga dada normal atau

tidak.

Perut : Ada atau tidak bekas operasi, striae gravidarum,

linea alba atau nigra.

Genetalia : Untuk mengetahui adanya varises atau tidak,

mengethui apakah ada pembengkakan kelenjar


bartolini, dan untuk mengetahui pengeluaran

yaitu perdarahan dan flour albus.

Ekstremitas : Untuk mengetahui ada atau tidaknya oedema

varises, dan terjadi kulit kering dan kuku rapuh

serta pucat, yang merupakan tanda dari anemia

ringan, karena ibu mengalami dehidrasi ringan

dan kekurangan heme dalam tubuh. (Proverawati,

2011).

Anus : Untuk mengetahui adanya hemoroid atau tidak.

3) Pemeriksaan khusus

a) Inspeksi (Saifudin, 2009)

Muka : Cloasma gravidarum tidak mcmperngaruhi

pada proses kehamilan ibu kemungkinan

ditemukan Cloasma gravidarum, karena hal

tersebut adalah hiperpigmentasi karena

hormone pada waktu hamil, Ibu hamil dengan

anemia ringan, muka terlihat pucat dan

konjuntiva pada mata terłihat pucat atau

encmis.

Payudara : Melihat putting susu menonjol atau tidak ada

hiperpegmentasi pada papilia payudara tidak

dan payudara terlihat membesar atau tidak.


Abdomen : Mengetahui adanya striae gravidarum dan

linea nigra atau tidak.

Genetalia : Mengetahui apakah genetalia oedema atau

tidak dan terdapat varieses atau tidak.

b) Palpasi

Mengetahui bagaiman keadaan cara diraba yaitu

meliputi :

Mamae : Terdapat nyeri tekan atau tidak, adanya masa

abnormal kolostrum sudah keluar atau belum.

(Saifudin, 2009).

Abdomen (Jannah, 2012)

Leopold I : Mengetahui TFU dan janin yang ada di

fundus. Meraba bagian fundus Jika terba benda

bulat, melenting dan mudah digerakkan adalah

kepala. Jika bagian fundus teraba bulat, lunak

dan tidak melenting adalah bokong janin.

Leopold II : Mengetahui bagian janin yang ada di bagian

kanan dan kiri, rasakan bagian apa yang teraba

disebelah kanan, jika teraba yang rata, tidak

teraba bagian kecil. terasa ada tahanan, maka

itu adalah punggun janin, namun jika teraba


bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka

itu adaiah bagian ekstermitas janin.

Leopold III : Mcngctahui bagian janin yang ada diuterus

bagian bawah.

Leopold IV : Mengetahui bagian janin yang ada diuterus

bagian bawah sudah masuk panggul atau belum

dan mengetahui seberapa jauh kepala janin

masuk panggul.

c) Perkusi

Mengetahut reflek pada patellu baik atau tidfak dan

normalnya reflek patella baik. (Nurul, 2011)

d) Auskultasi

Mengetahui denyut jantung janin dan normalnya

120-160 kali/menit (Sulistyawati, 2011).

e) Pemeriksaan penunjang

Biasanya dilakukan pemeriksaan cek Hb yang utama.

Pada wanita hamil dengan anemia ringan mempunyai kadar Hb

9-10 gr/dl. (Manuaba, 2010).

2. Langkah II (Interpretasi Data)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terdapat

diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpilkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa

yang spesifik. (Varney, 2009).

a) Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan

dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar diagnosa

kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah Ny , umur, GPA,

hamil berapa minggu, janin tunggal atau ganda, hidup atau tidak, intra

uteri, letak memanjang / melintang / membujur, puka / puki, preskeb /

presbo, konvergen / divergen dengan anemia ringan.

Data Dasar :

1) Data Subyektif :

Menurut Sulistyawati (2012), yaitu :

1) Ibu mengatakan nama, umur.

2) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal.

3) Ibu mengatakan ini kehamilan yang keberapa

4) Ibu mengatakan pusing mudah lelah dan merasa lemas.

2) Data Obyektif :

Menurut Sulistyawati (2012), yaitu :

Hasil pemeriksaan umumyang mungkin yaitu kedaan umur

bu baik dan kesadara komposmetis. Pemeriksaan yang mungkin

ditemui yaitu rambut rontok, muka pucat, konjungtiva pucat,

terdapat spoon nail, buku-buku kuku pucat dan bibir mrngkilat.


Inspeksi yang kemungkinan muncul pada muka terdapat cloasma

gravidarum, pada payudara areola menghitam, dan puting menonjol.

Palpasi yang kemungkinan muncul pada leopold II kanan dan kiri

adalah punggung atau ekstremitas. Leopold III presentasi bokong

atau kepala. Denyut jantung janin 120-160 kali/menit. Pemeriksaan

penunjang yang mungkin ditemukaan yaitu Hb 9-10 gr/dl.

(Manuaba, 2010)

b) Masalah

Masalah yang sering dialami pada anemia ibu mengalami

cemas atau tidak, khawatir atau tidak. Data obyektif yang mungkin

muncul adalah pasien terlihat cemas. (Sarwono, 2009).

3. Langkah III (Menentukan Diagnosa Potensial)

Bidan dapat mengidentifikasi masalah atau potensial berdasarkan

rangkaian masalah atau diagnosa yang ada yaitu dari anemia ringan dapat

menjadi anemia sedang (Marmi, 2011).

4. Langkah IV (Identifikasi penanganan segera)

Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera,

baik tindakan intervensi, konsultasi, berdasarkan kondisi klien. Dalam

anemia ringan masih bisa dengan cara mengonsumsi rutin tablet penambah

darah dan dengan mengkonsumsi sari kacang hijau 1 gelas (250 cc) per hari

untuk meningkatkan kadar hemoglobin. (Retnorini, 2017)

5. Langkah V : Merencanakan asuhan kebidanan


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus

berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, perawatan

berdasarkan bukti (Sulistyawati, 2012).

Menurut Menurut Kemenkes (2009), asuhan yang direncanakan

pada ibu hamil trimester 11 dengan anemia ringan yaitu, sebagai berikut:

a) Ukuran bererat badan setiap kali periksa

b) Ukur tekanan darah

c) Ukur tinggi Rahim

d) Tcntukan letak janin (Presentasi janin) dan penghitungan denyut jantung

janin

e) Anjurkan tes labolatorium terutama Tes Hemoglobin untuk mengetahui

apakah ibu kekurangan darah (anemia).

f) Beri konseling atau penjelasan mengenai kehamilan, pencegahan

kelainan bawaan dan persalinan untuk ibu hamil.

g) Lakukan tatalaksana atau beri pengobatan apabila ibu mempunyai

masalah kesehatan pada saat hamil

h) Anjurkan ibu untuk mengonsumsi sari kacang hijau 1 gelas (250cc) per

hari untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil dengan anemia ringan

(Retnorini,2017)

6. Langkah VI (Pelaksanaan asuhan kebidanan)


Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang diuraikan pada

langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman, sehingga tidak

muncul komplikasi.

Menurut Kemenkes (2009), asuhan yang diberikan pada ibu hamil

TM II dengan anernia ringan yaitu, sebagai berikut:

a. Mengukur berat badan setiap kali periksa

b. Mengukur tekanan darah

c. Mengukur tinggi rahim

d. Menentukan letak janin (presentasi janin) dan denyut jantung janin

e. Menganjurkan tes labolatorium terutama Tes Hemoglobin untuk

mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia)

f. Memberikan konseling atau penjelæsan mengenai kehamilan pencegahan

kclainan bawaan dan persalinan untuk hamil.

g. Melakukan tata laksana atau memberikan oengbatan .pabilä -ibu

mempunyai masalah kesehatan padajbu hamil

7. Langkah VII : Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita

berikan. Tujuan yang diharapkan tercapai. (Sulistyawati, 2012).

D. Landasan Hukum yang Mendasari Praktik Kebidanan

1. Penyelenggaraan praktik Bidan


Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan permanan

atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi

kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Menurut

Peraturan Mentri Kesehatan (Pemenkes) Nomor 28 tahun 2017 tentang izin

dan penyelenggaraan praktik bidan :

a. pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan :

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak dan

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

b. Pasal 19

1) Pelayanan kesehatan ibu sebagimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a

diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,

masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan.

2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

pelayanan :

a) Konseling pada masa sebelum hamil

b) Antenatal pada masa kehamilan normal

c) Persalinan normal dan ibu nifas normal

d) Ibu menyusui dan

e) Konseling pada masa antara dua kehamilan


3) Dalam memberikan pelayanan kesehatn ibu sebagaimana diamaksud

pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan :

a) Episiotomi

b) Pertolongan persalinan normal

c) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

d) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan rujukan

e) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil

f) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

g) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

h) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

i) Penyuluhan dan konseling

j) Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan

k) Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

c. Pasal 28

Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan berkewajiban untuk:

1) Menghormati hak pasien

2) Memberikan informasi tentang maslah kesehatan pasien dan pelayanan

yang dibutuhkan
3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani

dengan tepat waktu

4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

5) Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

6) Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainya yang

diberikan secara sistematis

7) Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur

operasional

8) Melakukan pencatatan dan palaporan penyelenggaraan Praktik

Kebidanan termasuk pelaporan kelahiran kematian

E. Standar Pelayanan Minimal bidang Antenatal

Terdapat enam standar standar pelayanan minimal bidang antenatal, yaitu :

1. Standar 3 : Identitas Ibu Hamil

Pernyataan standar :

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilanya sejak dini secara teratur.

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Pernyataan Standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk

menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan risti/ kelainan, kjhususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS? Infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainya yang diberikan oleh

puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.

Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang

diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

3. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur

kehamilan bertambah , memeriksakan posisi, bagian terendah janin dan

masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan

serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Pernyataan Standar :

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau

rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


Pernyataan standar :

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan.

Pernyataan standar :

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan

persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan

direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

F. Standar Kompetensi Bidan

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu-

ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etika yang membentuk dasar dari

asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru

lahir, dan keluarganya.

2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang

tanggap terhadap budaya, dan memberikan pelayanan yang menyeluruh di

masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang

sehat, perencanaan kehamilan, dan kesiapan untuk menjadi orang tua.


3. Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan ibu selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,

pengobatan, dan rujukan.

4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap budaya

setempat selama pers.

5. Persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani

situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita

dan bayi baru lahir.

6. Bidan dapat memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu

tinggi serta tanggap terhadap budaya setempat.

7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi

baru lahir (BBL) sehat sampai usia 1 bulan.

8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi

dan balita sehat.

9. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada

keluarga dan kelompok.

10. Bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ ibu dengan

gangguan sistem reproduksi (kemdikbud, 2011)

G. Asuhan Kebidanan

Asuhan kbidanan atau asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan

bantuan, didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta evidance based

dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.


1. Prinsip pokok dalam asuhan kebidanan pada kehamilan yaitu :

a. Proses kehamilan adalah suatu proses alamiah dan fisiologis

b. Menggunakan cara sederhana agar mudah dipahami supaya menghindari

intervensi yang tidak dibutuhkan.

c. Bersifat aman bagi keselamatan hidup ibu, dengan diberikan penerapan

melalui bukti (evidence based)

d. Mengutamakan pada rahasia klien.

e. Membuat klien merasa aman dan nyaman, serta memberikan dukungan

emosional

f. Memberikan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup

g. Pengambil keputusan berada ditangan klien dan keluarga

h. Menghormati praktik dan alat, budaya, keyakinan dilingkunganya.

i. Memelihara kesehatan fisik, psikologis, social dan spiritual klien.

j. Melakukan penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.

k. Tujuan asuhan kebidanan pada kehamilan yaitu :

l. Memantau dan memperhatikan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan

bayi.

m. Menentukan masalah sesegera mungkin agar tidak terjadi komplikasi saat

kehamilan.

n. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan baik aman agar ibu dan

bayi tidak terjadi trauma


o. Menentukan masalah sesegera mungkin agar tidak terjadi komplikasi saat

kehamilan.

p. Mempersiapkan ibu saat nifas dan pemberian ASI berjalan normal.

q. Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam mengasuh bayinya agar

berkembang dengan baik (Sulistyawati, 2009).

Anda mungkin juga menyukai