Oleh
AlfiaIndrawati (P17220191005)
Fathimatuzzahro (P17220191008)
Muhammad Ivan Z.A. (P17220191017)
Lusi Arif Rahmawati (P17220193040)
Pembimbing
Sumirah, SKp.M.Kep
NIP. 197610242001122001
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan tentang
Mola Hidatidosa dari segi konsep teoritis.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga asuhan keperawatan Mola Hidatidosa ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Malang,November 2020
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2.Tujuan.......................................................................................................1
1.3.Manfaat.....................................................................................................1
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. konsep medis
a. pengertian ............................................................................................2
b. Tanda dan gejala klinis.........................................................................3
c. Patofisiologi ( narasi dan bagan )..........................................................3
d. Komplikasi............................................................................................3
e. Pemeriksaan penunjang........................................................................4
f. Penatalaksanaan/pengobatan ...............................................................5
2.2 Konsep Asuhan keperawatan
a. Pengkajian.............................................................................................5
b. Diagnosa Keperawatan.........................................................................7
c. Rencana Tindakan keperawatan............................................................8
BAB 3 Asuhan Keperawatan Gangguan Reproduksi Infertilitas
2.3 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian...........................................................................................12
b. Diagnosa Keperawatan.......................................................................17
c. Rencana Tindakan Keperawatan.........................................................17
d. Tindakan Keperawatan.......................................................................17
e. Evaluasi Keperawatan........................................................................18
BAB 4
4.1 Pembahasan............................................................................................20
BAB 5
5.1 Kesimpulan.............................................................................................23
5.2 Saran.......................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mola hidatidosa didefinisikan sebagai suatu tumor jinak (benigna) dari korion. Penyakit ini
biasanya dikaitkan dengan; sosioekonomi rendah, letak geografis berbeda (Asia Tenggara dan
Mexico dengan insidensi yang banyak), malnutrisi (konsumsi protein rendah, asam folat rendah,
dan karoten rendah), dan usia 40 tahun. Prevalensi mola hidatidosa 1/1500 di USA dan 1/25
terdistribusi di Mexico. Kejadian pada wanita Asia lebih tinggi (1 kasus dari 120 kehamilan)
daripada wanita di negara-negara barat (1 kasus dari 2000 kehamilan). (Benson & Pemoll's,
1994; Hanifa W, 1999). Banyaknya penyulit pada kasus mola hidatidosa, memperburuk
prognosis dari penyakit ini, seperti: preeklampsia, tirotoksikosis, anemia, dan hipotensi (Anna
dkk, 2001). Apabila penanganan pada penyakit ini kurang baik tidak jarang menimbukan
kematian. Dengan adanya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, mola hidatidosa beserta pola
penyakitnya dapat diketahui dan diharapkan masyarakat mengetahui juga lebih waspada terhadap
gejala-gejala yang menyertainya dan melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap kandungannya.
Dengan deteksi dini maka angka kematian dapat ditekan semaksimal mungkin.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan Mola Hidatidosa
1.3 Manfaat
1. Sebagai acuan untuk dugaan terjadinya Mola Hidatidosa pada pasien yang diduga Mola
Hidatidosa
2. Memberikan informasi mengenai penyebab Mola Hidatidosa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh
dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic
gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka,
vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang
membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah
sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh
dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic
gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).
Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam rahim yang
terjadi pada awal kehamilan.
C. PATOFISIOLOGI
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
D. KOMPLIKASI
Menurut Yulaikhah (2008) komplikasi yang dapat terjadi padapenderita Mola hidatidosa
adalah :
a) Anemia terjadi akibat perdarahan berulang
b) Syok hipovolemik akibat perdarahan hebat dapat terjadi jika tidak segera ditangani,
bahkandapat berakibat fatal
c) Infeksi sekunder
d) Preeklamsia dan Eklampsia
e) Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
f) Sering disertai kista lutein baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika
mola sudah dievakuasi
g) Emboli sel trofoblas ke paru
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :
F. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa adalah :
c) Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan HCG
2. Pemeriksaan USG
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam
2. Nyeri berhubungan dengan perdarahan, proses penjalaran penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual sekunder akibat peningkatan
kadar HCG
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai darah ke
otak dan suplai nutrisi ke jaringan
5. Resiko infeksi
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan fungsi peran
(Nanda, 2017)
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015-2017), NIC-NOC
(2016)
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
berhubungan dengan pasien mampu 2) Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut
penurunan asupan oral, menunjukkan sebelum makan
mual sekunder akibat keseimbangan 3) Monitor kalori dan asupan makanan
peningkatan kadar hCG nutrisi tidak 4) Monitor kecendrungan terjadinya penurunan dan kenaikan
Definisi: terganggu dengan berat badan
Asupan nutrisi tidak kriteria hasil : 5) Berikan arahan bila diperlukan
1. Nafsu Makan :
Indikator :
cukup untuk memenuhi a. Keinginan untuk
kebutuhan metabolik. makan tidak
Batasan Karakteristik: terganggu
a) Bising usus hiperaktif b. Rangsangan untuk Monitor Nutrisi
b) Cepat kenyang makan tidak 1. Timbang berat badan pasien
setelah makan terganggu 2. Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan
c) Kurang informasi 2. Status Nutrisi : 3. Identifikasi pertumbuhan berat badan terakhir
d) Kurang minat pada Asupan makanan 4. Monitor tugor kulit dan mobilitas
makanan & cairan 5. Monitor adanya mual muntah
e) Membran mukosa Indikator : 6. Monitor adanya (warna) pucat, kemerahan dan jaringan
pucat a. Asupan konjungtiva yang kering
f) Nyeri andomen makanan 7. Lakukan pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht )
g) Penurunan berat secara oral
badan dengan asupan tidak terganggu
makanan adekuat b. Asupan cairan
secara oral
tidak terganggu
Intoleransi aktivitas NOC:Setelah dilakukan Peningkatan mekanika tubuh
berhubungan dengan tindakan 1. Kaji komitmen pasien untuk berjalan dan menggunakan
ketidakseimbangan keperawatan, postur tubuh yang benar
pasien mampu
menunjukkan
2. Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi yang sama
toleransi terhadap
antara suplai darah ke dalam jangka waktu yang lama
aktivitas dengan
otak dan suplai nutrisi 3. Instruksikan pasien untuk menggerakakn kaki terlebih
kriteria hasil :
ke jaringan dahulu
1. Frekuennsi
Defenisi : kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri
nadi saat
Ketidakcakupan energi 4. Edukasi pasien/kelurga tentang frekuensi dan jumlah
beraktivitas
psikologis atau fisiologis pengulangan dari setiap latihan
tidak terganggu
untuk mempertahankan Piningkatan Latihan
(80-100
atau menyelesaikan 1. Gali hambatan untuk melakukan latihan
kali/menit)
aktivitas kehidupan 2. Dukung ungkapan perasaan mengenai latihan atau
2. Tekanan darah
sehari-hari yang harus kebutuhan
sistolik dalam
atau yang ingin untuk melakukan latihan
beraktivitas
dilakukan 3. Dukung individu untuk memulai atau melanjutkan latihan
tidak terganggu
Batasan Karakteristik 4. Lakukan latihan bersama individu, jika diperlukan
(110-140
1) Dispnea setelah 5. Libatkan keluarga/orang yang memberikan perawatan
mmHg)
beraktivitas dalam
3. Tekanan darah
2) Ketidaknyamanan merencanakan dan meningkatkan program latihan
diastolik dalam
setelah beraktivitas 6. Instruksikan individu terkait frekuensi, durasi, dan
beraktivitas
3) Keletihan intensitas
tidak terganggu
4) Respon tekanan darah prodram latihan yang diinginkan
(75-85 mmHg)
abnormal terhadap 7. Monitor respon individu terhadaap program latihan
4. Frekuensi
aktivitas 8. Sediakan umpan balik positif atau usaha yang dilakukan
pernapasan
individu
ketika
beraktivitas
tidak terganggu
(12-20
kali/menit)
NOC:Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
pasien mampu
mengontrol
infeksi , dengan
kriteria hasil :
1. Mampu
mengidentifikasi
faktor risiko
infeksi
2. Mengetahui
konsekuensi
terkait infeksi Kontrol infeksi
3. Mampu 1. Cucitangansetiapsebelumdansesudahtindakankeperawata
mengidentifikasi n
Risiko infeksi
tanda dan gejala 2. Tingkatkan intake nutrisi
Definisi: Rentan
infeksi 3. Monitor tandadangejalainfeksisistemikdan lokal
mengalami invasi dan
4. Mempu 4. Inspeksikulitdanmembranemukosaterhadapkemerahan,
multiplikasi organisme
menunjukan panas, drainase
patogenik yang dapat
mencuci tangan 5. Monitor adanyaluka
mengganggu kesehatan.
untuk 6. Dorongmasukancairan
pencegahan 7. Dorongistirahat
infeksi 8. Ajarkanpasiendankeluargatandadangejalainfeksi
5. Tidak ada
kemerahan
6. Tidak ada
demam
7. Tidak ada
hipotermia
8. Tidak ada
kestabilan suhu
9. Tidak ada
kehilangan nafsu
makan
10. Tidak ada
malaise
BAB III
C. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. kriteria hasil
1 Resiko tinggi Setelah 1. Monitor status 1. Mengetahui tanda
syok dilakukan sirkulasi, warna syok hipovelemik
hipovelemik perawatan kulit, suhu kulit, 2. Menjaga
2x24 jam denyut jantung. keseimbangan cairan
syok dapat 2. Monitor input dan selama perdarahan.
teratasi output. 3. Membantu
Kriteria hasil3. Berikan cairan Iv mengangti cairan
: atau oral yang tepat. yang hilang selam
a. Perdaraha4. Ajarkan pasien perdarahan.
n berkurang dan keluarga tanda 4. Mengantisipasi
b. TTV dan gejala datangya terjadinya syok
normal syok. berulang
c. TD normal
2 Kekurangan Setelah Monitor status
1. mengetahui status
volume cairan dilakukan hidrasi dehidrasi
perawtan Monitor TTV 2. Mengetahui tanda
selama 2x24 Monitor pendarahan
jam dehidrasi masukan cairan 3. Mengetahui
teratasi Monitor intake keseimbangan cairan
Kriteria hasil dan output cairan 4. Menghindari
: Kolaborasi terjadinya dehidrasi
a. TTV pemberian cairan IV kembali
dalam batas Persiapkan 5. Mempertahankan
normal transfusi cairan dan elektrolit
b. Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi
c. elastisitas
turgor kulit
baik
d. Membran
mukosa
lembab
D. Implementasi
No Diagnosa Hari/tanggal/jam Implementasi paraf
.
1 Resiko 1. Memonitor status sirkulasi,
tinggi syok warna kulit, suhu kulit,
hipovelemik denyut jantung.
2. Memonitor input dan
output.
3. Memberikan cairan Iv atau
oral yang tepat.
4. Mengajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
datangya syok
2 Kekurangan 1. memonitor status dehidrasi
volume 2. memonitor TTV
cairan 3. memonitor masukan cairan
4. memonitor intake dan
output cairan
5. memberikan cairan IV
6. mempersiapkan transfuse
3 Nyeri akut 1. Mengkaji skala nyeri.
2. Mengontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu, ruangan,
pencahayaan, dan
kebisingan.
3. Mengkaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
intervensi.
4. Mengobservasi aspek
nonverbal dari ketidak
nyamanan.
5. Berkolaborasi pemberian
analgetik.
E. Evaluasi
No Hari/tanggal/jam no. diagnose Evaluasi paraf
.
1 1 S : pasien
mengatakan darah
yang keluar lebih
sedikit
O:
a. Darah yang keluar
tidak terlalu banyak
b. Vulva tidak
tampak terlalu kotor
c. Gelembung-
gelembung cairan
sudah tidak keluar
lagi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2 2 S :Pasien
mengatakan sudah
tidak mual dan
muntah saat makan
O:
a. Mukosa bibir
kembali normal
b. Turgor kulit
kembali elastis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan
Intervensi
3 3 S : pasien
mengatakan nyeri
sedikit berkurang
O:
a. Pasien tidak
tampak meringis
kesakitan lagi
b. Pasien sudah tidak
memagangi
perutnya lagi
A : masalah teratasi
P : lanjutkan
intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh
dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic
gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).
Mola Hidatidosa (Hamil Anggur) adalah suatu massa atau pertumbuhan di dalam rahim yang
terjadi pada awal kehamilan.
Menurut Yulaikhah (2008) komplikasi yang dapat terjadi padapenderita Mola hidatidosa
adalah :
h) Anemia terjadi akibat perdarahan berulang
i) Syok hipovolemik akibat perdarahan hebat dapat terjadi jika tidak segera ditangani,
bahkandapat berakibat fatal
j) Infeksi sekunder
k) Preeklamsia dan Eklampsia
l) Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
m) Sering disertai kista lutein baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika
mola sudah dievakuasi
n) Emboli sel trofoblas ke paru
5.2 SARAN
Kepada ibu hamil disarankan untuk selalu melakukan pemeriksaan kandungan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala patologis yang sering terjadi saat sedang
mengandung. Apabila terjadi gejala patologis, ibu harus segera melaporkan kepada tenaga
medis agar tidak terjadi hal-hal ang tidak diinginkan terhadap kandungannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://brangkolong.blogspot.com/2017/03/makalah-askep-mola-hidatidosa.html