PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan kewarganegaraan
b. Untuk mengetahui visi kewarganegaraan
c. Untuk mengetahui misi kewarganegaraan
d. Untuk mengetahui apa saja contoh Kasus dan Peristiwa yang selaras dan tidak
selaras dengan visi, misi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Visi pendidikan kewarganegaraan
3
bangsa yang dianggap baik sehingga terbentuk warga negara yang berkarakter baik
bagi bangsa bersangkutan. Contoh: Pendidikan kewarganegaraan dimuatkan
dalam pelajaran PMP (1975/1984), Pelajaran PPKn (kurikulum 1994). Di perguruan
tinggi diberikan mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Filsafat Pancasila .
3) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan bela negara. Pendidikan
2.4 Contoh Kasus dan Peristiwa yang selaras dan tidak selaras dengan visi, misi
1. Contoh yang selaras
a) Sebuah keluarga selalu memiliki aturan rumah yang berbeda, dan dalam keluarga
tersebut memiliki aturan dimana setiap persoalan keluarga seperti peraturan jam
bermain anak atau peraturan belajar anak selalu di selesaikan secara musyawarah.
sang ayah berusaha untuk bersikap demokratis dan tidak asal mengambil
keputusan. berusaha untuk tetap adil dan menjaga agar tidak terjadi perpecahan
pendapat diantara sesama anggota keluarga.
b) Banyak kasus dan peristiwa penegakan hukum yang terjadi di indonesia masih
bisa mencerminkan visi, misi dan kompetensi pendidikan kewarganegaraan yakni
kasus korupsi yang dilakukan oleh Gayus tambunan dimana pada akhirnya Gayus
tambunan bisa di hukum walaupun sebenarnya masa hukuman nya tidak sesuai
dengan kerugian yang di derita oleh negara tetapi hal ini sudah bisa menunjukan
bahwa peranan penegak hukum di indonesia masih bisa diandalkan walaupun
penegak hukum itu sendiri banyak melakukan kejahatan hukum dimana seorang
jaksa Cirus sinaga yang menangani kasus Gayus terlibat pemalsuan dokumen
4
dimana pada awalnya Gayus di vonis tak bersalah oleh hakim tetapi pada akhirnya
kasus ini terkuak kebenarannya dan jaksa Cirus sendiri terjerat kedalam kasus
kejahatan mafia hukum dan akhirnya seorang penegak hukum juga bisa di hukum
dimana hal ini mencerminkan bahwa keadilan di indonesia masih bisa di beli oleh
uang tetapi tidak sedikit penegak hukum yang masih menjungjung tinggi asas-asas
hukum yang pada akhirnya nilai kompetensi kewarganegaraan masih ada yang
menjungjung tinggi dan mudah-mudahan hal ini akan terus di jaga oleh penegak
hukum di indonesia termasuk kita harus bisa menjaga norma-norma hukum di
lingkungan kita sendiri dimana seharusnya keadilan dapat berdiri tegak tanpa ada
milah-milah kasta baik itu masyarakat kecil atau pun pejabat negara, dimana
peranan hukum harus sama bagi seluruh rakyat indonesia.
c) Seperti adanya pemberian beasiswa yang ditawarkan oleh berbagai instansi baik
dari swasta ataupun pemerintah, seperti halnya beasiswa dari sekolah contohnya
disekolah ada pemberian dana seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan
tujuan untuk membantu pihak sekolah dan siswa dalam memperoleh pendidikan
yang layak serta membantu orang tua/ wali meringankan beban biaya pendidikan
siswa, setelah mendapatkan bantuan dana dari pihak sekolah tersebut, sedangkan
di Perguruan Tinggi ada beberapa contoh pemberian beasiswa seperti Bidik Misi,
Beasiswa PPA (mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik baik, minimal
memperoleh IP 2,75) dan Beasiswa PPE (mahasiswa yang memiliki prestasi
ekstrakurikuler cukup baik didalam maupun luar kampus) yang tujuannya
diperuntukkan untuk mahasiswa-mahasiswi yang orang tua/ walinya kurang mampu
namun prestasi si anak sangat mendukung untuk diberikan beasiswa dari pihak
kampus. Hal ini tentunya sangat jelas selaras dengan visi misi pendidikan yang
mengacu pada tujuan nasional, salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa serta menerapkan ilmunya di masyarakat dan mengamalkannya ilmu yang di
dapatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan bangsa tentunya seluruh
masyarakat Indonesia, dan tidak hanya orang yang mampu dan berkelebihan saja
yang dapat menikmati pendidikan, orang yang kurang mampu dan berkecukupan
pun bisa memperoleh pendidikan yang layak dan pendidikan setinggi mungkin.
5
Dengan adanya beasiswa semacam ini, tentunya sangat mendukung dan akan dapat
mewujudkan kecerdasan anak-anak penerus bangsa yang menyeluruh, karena
masyarakat yang kurang mampu pun bisa bersekolah/ berkuliah demi meraih cita-
cita dengan adanya bantuan beasiswa yang diberikan kepada instansi pemerintah
demi terwujudya nilai-nilai dasar dan cita-cita anak bangsa selaku warganegara yang
berperan aktif dalam perannya sebagai mahasiswa.
a) Sebuah keluarga dimana sepasang suami istri terjadi cekcok dan berujung kepada
KDRT, hal ini sangat disayangkan, karena seharusnya setiap permasalahan pasti bisa
diselesaikan secara demokratis dan berusaha tidak merugikan pihak manapun, hal
ini mencerminkan bahwa kurangnya rasa kebersamaan dan kurang memahami sikap
dan sifat demokratis.
b) Salah satu kasus yang tidak sesuai dengan visi,misi,dan kompetensi pendidikan
kewarganegaraan adalah kasus dimana salah satu perguruan tinggi di indonesia
mahasiswanya melakukan tawuran antar jurusan padahal itu masih satu kampus.
Masalah yang muncul sebenarnya adalah hal-hal kecil yang masih bisa diselesaikan
dengan musyawarah seperti hanya masalah main bola jadi ribut masalah pemilihan
rektor bisa jadi ribut apalagi sampai dengan membawa senjata tajam dan lain
sebagainya, hal ini mencerminkan bahwa dunia pendidikan perguruan tinggi tidak
menunjukan tauladan bagi adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah. Dalam
kasus ini mahasiswa tidak berperan dalam fungsinya sebagai masa depan pemimpin
di negeri ini. Jika hal ini terjadi terus malu rasanya oleh negara lain dimana negara
lain sudah melangkah jauh di dunia pendidikan kita masih saja meributkan hal-hal
yang sebenarnya tidak perlu di ributkan.
6
dengan memanipulasi data yang telah ada demi mendapatkan terselesaikannya
tugas dengan nilai baik dan bagus dengan berbuat curang. Inilah kasus tidak selaras
dengan visi dan misi pendidikan khususnya kewarganegaraan kita yang
mengutamakan mahasiswa untuk mengembangkan kepribadiannya selaku
warganegara yang berperan aktif dalam perannya sebagai mahasiswa/ mahasiswi
yang harus jujur dalam menuju masyarakat madani serta menerapkan ilmu yang
bertanggung jawab dalam hal apapun baik bertanggung jawab dan jujur dalam tugas
individu maupun kelompok demi tercapainya nilai dan IP terbaik.
e) Adanya ketidak wajaran dengan visi, misi pendidikan Indonesia yakni munculnya
pemberian materi pembelajaran pada LKS yang tidak sepantasnya diberikan kepada
anak Sekolah Dasar, hal ini tentunya tidak selaras, karena anak Sekolah Dasar belum
cukup umur, dan belum punya kedewasaan untuk menerjemahkan hal-hal semacam
itu. Kekhawatirannya adalah jika anak Sekolah Dasar tersebut terkontaminasi oleh
hal-hal negative yang bisa menjerumuskan si anak ke hal yang tidak di inginkan oleh
orang tua akibat timbulnya materi di LKS yang tidak sepantasnya diberikan kepada anak
yang belum cukup umur. Hal ini tentu saja merugikan semua pihak baik dari orang tua
maupun pihak sekolah. Seharusnya Pemerintah khususnya Mentri Pendidikan lebih
memperhatikan dan menanggapi kasus yang seperti ini agar tidak terulang kembali. Terbukti
jelas tidak selaras dengan visi misi pendidikan kita dan sangat merugikan pihak banyak
termasuk para penurus bangsa
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan
pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di
kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa
yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia
dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan
tinggi agar menghasikan penerus -penerus bangsa yang berompeten dan siap
menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. oleh karena itu perlu adanya
pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu
dalam setiap warga
8
DAFTAR RUJUKAN
http://timoteomridhwan.blogspot.com/2014/05/visi-misi-dan-tujuan-pendidikan.
9
10