Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fikhar Adhitriandra

Pleton :10
Prodi : MTH

digital tourism menjadi salah satu senjata andalan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencapai
target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman). Selain digital tourism, program
homestay, dan konektivitas udara adalah salah satu penunjang untuk merealisasikan target
itu. Namun kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan nasional juga tidak lepas dari peran
serta semua pemangku kepentingan (stakeholder).
Digital tourism menjadi upaya pemerintah menyesuaikan kondisi pasar yang sudah berubah. Sebab
saat ini wisatawan melakukan perjalanan mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look),
kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online. Dengan kata
lain kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital.
Digital tourism merupakan salah satu strategi efektif untuk mempromosikan potensi unggulan suatu
daerah melalui platform berbasis teknologi dengan target generasi milenial.
“Salah satu bentuk wujud digital tourism dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia adalah
dengan bergabung dengan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dan membuat destinasi wisata
yang instagramable. Buat kalian yang suka jalan-jalan, suka kulineran, suka foto dan aktif di media
sosial silakan bergabung dengan GenPI. Di sana kalian bisa memberikan manfaat untuk
mempromosikan pariwisata Indonesia,” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya saat kuliah umum di
Universitas Klabat Manado, Rabu (27/03/2019).
Perilaku wisatawan yang datang ke Indonesia untuk look, book, and pay sudah dilakukan secara
digital. Gaya hidup ini mengubah strategi dari konvensional menjadi go digital. Lima
puluh persen inbound pariwisata Indonesia merupakan generasi milenial, oleh sebab itu generasi
milenial merupakan target utama pariwisata Indonesia.
“Generasi milenial wajib menguasai pasar, baik pasar saat ini atau pasar masa depan. Selain itu
generasi milenial juga harus open minded dengan digital karena kuncinya the more digital, the more
global, sehingga dituntut lebih interaktif, mobile, dan personal,” lanjut Arief.
Arief juga menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Pariwisata menggunakan 70 persen anggaran
untuk promosi di media digital. “Akan aneh kalau masyarakat pakai digital dan kami masih pakai
manual, untuk menjangkau wisatawan milenial harus dengan milenial, dan dunia digital berbicara soal
efektif,” katanya.
Rektor Universitas Klabat Marthen Sengkey menyambut baik kedatangan Kemenpar dan berharap
Arief dapat berbagi ilmu dan pengalamannya kepada ribuan mahasiswa yang hadir. Sengkey pun
berharap mahasiswa bisa mengikuti dengan baik kegiatan ini.
“Potensi pariwisata di Minahasa Utara diantaranya kubur batu Waruga, bukit Kaki Dian, air terjun
Tumatenden, pantai berpasir putih di area Likupang, kepulauan dan lainnya,” ungkap Sengkey
berpromosi.
“Hingga saat ini Kemenpar telah membangun 54 destinasi digital, saya akan memberi kesempatan
kepada Universitas Klabat untuk membangun satu destinasi digital,” pungkas Arief. (lry) Maka dari
itu, go digital akan dijadikan salah satu program strategis Kementerian Pariwisata untuk
memenangkan pasar di era industri 4.0,  termasuk mengejar target 20 juta wisatawan mancanegara di
tahun 2019. Dengan adanya perubahan perilaku wisatawan ini, Kemenpar pun mempersiapkan
strategi jitu dalam bentuk transformasi tourism 4.0. Untuk mencapainya, maka dilakukan
pembenahan sumber daya manusia. Istilah Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0 yang
diperkenalkan dalam tema Transforming Tourism Human Resources to Win The Global Competition in
The Industry 4.0 Era. Menurut Arief, contoh sukses pengembangan pariwisata 4.0 adalah Spanyol.
Mereka telah menerapkan pariwisata 4.0 di beberapa destinasi utama dengan membangun ekosistem
digital, mulai dari inspiration, arrival, destination, hingga post-trip yang serba digital.

Nah, kalau kamu termasuk salah satu yang menjalankan usaha di bidang penyedia
jasa perjalanan, maka sudah saatnya menerapkan teknologi digital dalam pelayanan
kamu. Selain sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah, tentu saja ini
dapat menjadi nilai jual yang ampuh untuk menarik perhatian para wisatawan masa
kini yang melek banget sama teknologi.

Anda mungkin juga menyukai