NAMA : HUSNI
NPM : 0219101231
Dosen:
Mamay Sutiamah, Dra., M.Hum
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah karunia dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun maksud dan tujuan penyusun ini adalah untuk membahas
mengenai Penelitian Usaha Minyak Goreng.
Tugas makalah ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang
bersangkutan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu
dalam penyelesaian tugas ini. Penulis berharap penyusun tugas ini dapat
memberikan sumbangan yang positif bagi penulis.
2|Page
DAFTAR ISI
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Data Bank Indonesia, laju inflasi selama periode paruh pertama
tahun 2007 lebih banyak dipicu oleh kenaikan inflasi kelompok bahan
makanan 2. Dari sekian banyak komoditi bahan makanan, minyak goreng
adalah penyumbang terbesar kenaikan baik laju inflasi bahan makanan
maupun laju inflasi umum, masing-masing sebesar 17,04% dan 1,84%.
Minyak goreng masuk kedalam sub-kelompok lemak & minyak dimana
sub-kelompok ini merupakan bagian dari kelompok bahan makanan.
Proporsi minyak goreng dalam sub-kelompok minyak dan lemak sangat
dominan mencapai ±75% sehingga kurang lebih menyumbang 1,28%
terhadap indeks harga konsumen atau 5% terhadap kelompok bahan
makanan.
4|Page
PT Intiboga Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri pengolahan minyak goreng kelapa sawit yang tergabung
dalam Salim Group.Perusahaan ini merupakan gabungan dari beberapa
perusahaan yang sebelumnya telah berdiri. Adapun sejarah awal
berdirinya PT Intiboga Sejahtera bermula dari sebuah perusahaan yang
berdiri pada tanggal 17 Maret 1953 dengan nama NV Perusahaan
Dagang, Perkebunan dan Penggilingan Beras Sajang Heulang, dimana
pada saat itu perusahaan bergerak dalam bidang penggilingan beras dan
pengolahan kopra menjadi minyak goreng kelapa. Sejak tanggan 29 Juni
1979 perusahaan dibeli oleh Salim Group dan berganti nama menjadi PT
Sajang Heulang. Perusahaan ini tidak lagi memproduksi beras, tetapi
memproduksi minyak kelapa.
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
Segmentasi Minyak Goreng Bimoli
Target Pemasaran
7|Page
Posisi Pemasaran Pada Produk Minyak Bimoli
Produk (product)
Merek pada produk minyak bimoli ini selain mudah diucapkan juga
mudah diingat oleh semua kalangan masyrakat. Minyak bimoli ini tidak
mudah berbusa, dan berwarna kuning keemasan yang menandakan
adanya beta karoten. Para ahli juga melakukan penelitian dan
menghasilkan adanya kandungan Omega 9 sebanyak 40%-45% dalam
minyak goreng Bimoli. Dikenal sebagai asam oleat, Omega 9 umumnya
terdapat pada minyak sawit namun berangsur hilang saat proses
pembuatan minyak goreng. Proses pemurnian Bimoli terbukti dapat
mempertahankan kebaikan dari Omega 9 ini dan tahan terhadap panas
tinggi. Kini Omega 9 telah menjadi paradigma baru dalam pengaturan diet
penderita jantung koroner akibat kolesterol berlebih.
8|Page
Pemakaian produk minyak bimoli ini terkenal dengan menjadikan
makanan menjadi renyah atau crispy saat dimakan. Disamping itu, banyak
pula jenis ukuran produk minyak goreng bimoli yang ditawarkan, sehingga
memudahkan konsumen dalam pembeliannya.
Tempat (place)
Minyak goreng termasuk salah satu dari sembilan bahan pokok dan
dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada
di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu merek minyak goreng yang
menjadi pelopor kemunculan minyak goreng kemasan bermerek adalah
Bimoli. Banyaknya merek minyak goreng kemasan yang beredar di
masyarakat saat ini, membuat PT. Indofood sebagai perusahaan yang
memasarkan Bimoli untuk mempertahankan konsumen supaya tidak
pindah ke merek pesaing. Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan
PT.Indofood ialah bauran pemasaran melalui tempat/ saluran distribusi.
Dengan bauran pemasaran yang tepat akan membantu PT. Indofood
untuk mempertahankan konsumennya untuk melakukan pembelian ulang
terhadap minyak goreng Bimoli.(Berlian, 2012).
Harga (price)
9|Page
Promosi (promotion)
Strategi Produk
Terdapat sedikit perbedaan antara STP dan Marketing mix pada produk
minyak bimoli ini. Seperti halnya pada segi geografis (STP),
penjelasannya lebih global mencakup hampir semua daerah sedangkan
pada marketing mix dari segi place lebih spesifik dalam penentuan
tempat/saluran, ketersediaan selalu kontinyu disetiap tempat distribusi.
10 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN
Analisis porter’s five yang dihadapi Bimoli pada Threat of intense segment
rivalry adalaha adanya persaingan iklan maupun harga dengan produk
minyak lainya. Pada Threat of new entrants terjadi banyaknya persaingan
yang dihadapi dari pendatang baru menyebabkan Bimoli semakin
meningkatkan program marketingnya, menambah positioning baru ,kreasi
iklan , jaringan distribusi serta meningkatkan pelayananya. Threat of
substitute products ,untuk menghadapi produk penggantinya Bimoli
memiliki banyak strategi salah satunya dalam meningkatkan kualitas
produknya. Threat of suppliers’ growing bargaining power ,pada distribusi
bahan bakunya Bimoli dapat meminimaliskan dengan adanya lahan yang
dimiliki sendiri untuk menanam pohon sawit.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Etriya, Sumarwan.Ujang, Kirbandro. 2004. Analisis Ekuitas Berbagai
Merek Minyak Goreng. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 2. FP IPB:
Bogor.
Nala Sastri, Pritha. 2003. Kajian Perilaku Minyak Goreng Bimoli dan
Iimplikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Produk Bimoli. Jurnal IPB:
Bogor.
12 | P a g e
13 | P a g e