Anda di halaman 1dari 17

COMPANY PROFILE

X Fashion merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi


pakaian. Seiring dengan permintaan konsumen yang terus meningkat, X Fashion
melalui kegiatan riset berkomitment untuk terus melakukan diversifikasi produk
yang inovatif. X Fashion selalu berusaha untuk menghadirkan produk pangan
yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tetap menjaga
konsistensi mutu produk sampai ditangan konsumen. Kualitas produk yang
terjamin, keamanan mutu produk dan kepuasan konsumen menjadi prioritas utama
X Fashion sebagai produsen makanan dalam upaya mewujudkan visi dan misi
perusahaan.

Aktivitas Bisnis Siklus Produksi

Ada empat (4) aktivitas bisnis dalam siklus produksi :

1. Perancangan Produk
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang
memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan
secara simultan meminimalkan biaya produksi. Aktivitas perancangan
produk menciptakan dokumen utama yaitu daftar bahan baku.
2. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi
yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi
permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan
barang jadi.
Metode perencanaan produksi:
a. Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya
bahan baku yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi
yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan
permintaan penjualan.
b. Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dalam
perusahaan ini menggunakan sistem (MRP-II).
Dokumen, formulir dan prosedur:
a. Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan seberapa banyak
produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan
produksi tersebut harus dilakukan.
b. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku
yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut
dibutuhkan.
c. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan
didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan.
Para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk:

3. Operasi Produksi

Perusahaan ini membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari


operasi produksinya :
a. Bahan baku yang digunakan
b. Jam tenaga kerja yang digunakan
c. Operasi mesin yang dilakukan
d. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.

4. Akuntansi Biaya
Tiga (3) tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya
1. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kinerja dari operasi produksi
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan
dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk
menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di
laporan keuanganperusahaan.

Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya


mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut
ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
1. Bahan Baku :
Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu
debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor):
a. Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas pekerja.
b. Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja
untuk setiap tugas pekerjaan tertentu.
c. Para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal online di
setiap bengkel kerja pabrik.
Mesin dan Peralatan:
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk
mengotomatisasi proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya
produksi berhubungan dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk
membuat produk tersebut.
3. Overhead Pabrik :
Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk
ditelusuri secara langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.
NARASI SIKLUS PRODUKSI X Fashion (MAN&WOMAN)

Pertama-tama, divisi Penelitian & Pengembangan melakukan penelitian


terkait trend baju yang sesuai dengan kondisi pasar. Hasil penelitian ini dibuat
dalam bentuk laporan untuk diserahkan ke bagian divisi Desain. Selanjutnya
devisi desain akan membuat desain baju dengan bantuan komputer (sketsa
digital). Kemudian desain-desain tersebut dictetal 1x dan diserahkan ke Manajer
Desain untuk diseleksi desain mana yang perlu diperbaiki atau desain mana yang
sudah diterima. Setelah Manajer Desain memberi persetujuan maka Manajer
Desain memberikan desain tersebut ke Manajer Produksi, lalu manajer Produksi
akan memberikan persetujuan produksi untuk desain tersebut.

Hasil desain diberikan ke bagian divisi pemasaran sehingga dapat


memberikan informasi kepada divisi produksi terkait dengan perkiraan penjualan
produk. Divisi produksi melakukan konfirmasi ke gudang terkait persediaan
bahan baku dan bahan lainnya. Apabila di bagian gudang tidak tersedia, maka
gudang akan memberikan informasi ke bagian produksi. Selanjutnya bagian
produksi akan berkoordinasi dengan divisi pembelian dengan mengirimkan
formulir permintaan pembelian, sebaliknya siklus pembelian juga memberikan
informasi tentang bahan baku yang dibeli dan pengeluaran lain yang termasuk
dalam biaya lainnya. Kemudian bagian divisi produksi megirimkan informasi
tentang kebutuhan tenaga kerja dikirimkan ke divisi manajemen sumber daya
manusia/penggajian yang nantinya akan memberikan data tentang tersedianya
tenaga kerja dan biayanya. Setelah semua bahan baku dan bahan lainnya tersedia,
dilakukanlah proses produksi hingga menghasilkan suatu barang jadi. Selanjutnya
barang jadi ini akan ditransfer bagian produksi ke bagian gudang. Kemudian
divisi produksi memberikan informasi kepada divisi pendapatan tentang produk
yang telah selesai dibuat dan jumlah produk yang tersedia untuk dijual.

DIAGRAM SIKLUS PRODUKSI

1 Divisi 3
Divisi Penelitian & Pengembangan Divisi Desain
Pemasaran

2
4

11 Siklus Produksi

6
Divisi

Gudang 8 Manusia 7
Sumber Daya
Siklus Pendapatan
Siklus Pembelian
10
INTERNAL CONTROL

No Aktivitas Kelemahan Ancaman Rekomendas COSO


. i

1. Desain Tidak adanya Manipulasi Adanya Monitoring


Produk pengawasan Data maupun pengawasan
dari dept. lain, hasil research atau
misal kerjasama
marketing dengan
sehingga hasil departemen
penelitian lain
kurang akurat

Proses Desain baju Membuat Risk


mendesain bisa kontrak Assessment
baju kurang dibocorkan sebelum , Control
diawasi pihak oleh divisi bekerja, lebih Environme
lain perencanaan & dilakukan nt
desain untuk pengawasan
keuntungan oleh pihak
pribadi lain

Pembuatan Bisa terjadi Manajer Control


daftar bahan kesalahan Produksi Activities
baku hanya di alokasi bahan harus
kerjakan satu maupun mengkroscek
divisi manipulasi kembali data
yang ada

2. Perencana Saat membuat Bisa saja ada Pembuatan Control


an dan daftar jumlah kelemahan MPS bisa Activities
Penjadwal produk yang dalam dibantu divisi
an akan menentukan lain, misal
diproduksi jadwal baik produksi
(MPS), dari segi maupun
Manajer ketersediaan pembelian
Produksi bahan ,dll. sebab divisi
sendiri yang tersebut yang
membuat mengetahui
kondisi mesin
maupun
bahan baku

Saat membuat Bisa terjadi Gudang Control


Manufacturing manipulasi terlebih Activities
Order, otorisasi waktu dahulu
hanya pada produksi mengecek
manajer MO dan
Produksi divisi
produksi juga
turut
mengontrol
stock gudang

3. Operasion Pembuatan Bisa terjadi Membeli Control


al kain secara kesalahan mesin untuk Environme
Produksi manual dengan karena pembuatan nt
menggunakan pembuatan bundle
mesin jahit pakaian perlu
ketelitian

Inspeksi Memungkinka Melibatkan Control


pakaian hanya n terjadinya bagian lain Activities
dilakukan oleh kesalahan atau untuk
Kepala ada barang melakukan
Designer cacat tidak pengecekan
terdeteksi
SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional


pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran
barang dan jasa. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk
meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan,
dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
Dalam Siklus pengeluaran yang merupakan siklus kedua dari siklus kegiatan
pokok perusahaan,terkait empat kejadian ekonomi atau transaksi akuntansi,yaitu
1. pembelian,
2. penerimaan barang,
3. pencatatan utang,
4. pelunasan utang.
Dalam melaksanakan keempat transaksi tersebut,perusahaan menggunakan
empat subsistem,yaitu sistem pembelian,sistem penerimaan,sistem pencatatan
utang atau sistem voucher,dan sistem pengeluaran kas. Siklus pengeluaran dapat
diselenggarakan secara manual dan berbasis komputer. Perbedaan pokok kedua
cara tersebut adalah pada mekanisme pengolahan datanya,sedangkan input dan
output yang dihasilkan relative sama. Perusahaan ini menggunakan siklus
pegeluaran berbasis komputer.

Aktivias Siklus Pengeluaran


Dalam siklus pengeluaran terdapat aktivitas bisnis. Perusahaan ini
menggunaka siklus pengeluaran berbasis komputer, sehingga aktivitas bisnis dari
siklus pengeluaran berbasis komputer ini ialah:
1. Permintaan Barang
Aktivitas bisnis yang pertama kali dilakukan dalam siklus pengeluaran
adalah permintaan barang. Keputusan kunci yang dibuat pada proses ini
adalah mengidentifikasi barang apa yang akan dibeli, kapan dibutuhkan,
dan berapa banyak yang akan dibeli. Keputusan ini dibuat oleh fungsi
pengawas persediaan(inventory control), dimana informasi tentang
kebutuhan barang diperoleh dari departeman pengguna barang, namun
dalam kasus perusahaan ini lebih ditekankan pada permintaan pembelian
yang dibuat oleh divisi produksi atau dari fungsi penjualan yang
menyampaikan informasi tentang back order.
2. Prosedur Pemesanan Barang
Aktivitas kedua dalam siklus pengeluaran adalah pemesanan barang.
Aktivitas pembelian dalam perusahaan ini dilakukan oleh petugas
pembelian atau karyawan pembelian dalam departeman pembelian.
Keputusan penting yang dibuat pada tahap ini adalah pemilihan pemasok
dengan mempertimbangkan harga,kualitas,dan kualitas pengiriman.
Pemasok yang dipilih untuk memasok sebuah produk, identitas pemasok
tersebut akan menjadi bagian dari atau dimasukan ke dalam file induk
persediaan.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari proses seleksi
pemasok ketika akan membeli barang yang sama dikemudian hari. Dengan
cara ini,maka kinerja pemasok secara periodic dievaluasi untuk
menentukan apakah pemasok tersebut masih dapat dipertahankan atau
tidak. Evaluasi ini tidak hanya melibatkan masalah harga,namun juga
kualitas produk yang dibeli dan kinerja pengiriman barang.
3. Prosedur Penerimaan Barang
Aktivitas ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menerima dan
menyimpan barang yang dipesan. Departeman penerima barang dalam hal
ini adalah bagian gudang, bertanggung jawab untuk menerima barang
yang dikirim oleh pemasok. Informasi tentang tentang penerimaan barang
yang dipesan harus dikomunikasikan ke fungsi pengawas
persediaan,untuk memperbarui catatan persediaan. Tujuan diselenggarakan
prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa semua penerimaan bahan
baku,perlengkapan,dan aktiva lain yang dibeli telah diotorisasikan, dan
untuk mencatat transaksi penerimaan dalam catatan akuntansi. Informasi
penerimaan barang ini juga dilaporkan ke manajer bagian gudang. Bagian
gudang yang bertanggung jawab kepada manajer gudang, dan manajer
gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang.
4. Prosedur Pencatatan Utang
Aktivitas keempat dalam siklus pengeluaran adalah proses persetujuan
pembayaran faktur pembelian. Proses ini dilaksanakan oleh divisi kredit
yang bertanggung jawab terhadap direktur keuangan. Tujuan
diselenggarakannya subsistem ini adalah untuk mancatat kewajiban
membayar kepada pemasok. Input aplikasi ini adalah Purchase Order ,
Receiving Report, dan Invoice. Secara hukum, kewajiban untuk membayar
ke pemasok mulai timbul saat barang diterima. Namun untuk alasan
praktis, perusahaan mencatat utang setelah diterima dan disetujuinya
faktur pembelian. Tujuan dilakukannya cara ini adalah untuk
mengotorisasi dan menentukan apakah faktur yang diterima layak unuk
dibayar. Faktur pembelian dikatakan layak dibayar jika barang atau jasa
yang dipesan benar-benar telah sesuai dan diterima oleh perusahaan.Untuk
mencapai tujuan ini,diperlukan informasi dari divisi pembelian berupa
tembusan order pembelian (Purchase Order) dan informasi dari bagian
penerimaan barang (gudang) berupa laporan penerimaan barang
(Receiving Report). Tembusan order pembelian dari bagian pembelian
menegaskan bahwa barang atau jasa yang tercantum dalam faktur
pembelian benar-benar dipesan. Tembusan laporan penerimaan barang
yang diterima dari bagian gudang menegaskan tentang kuantitas dan
kondisi yang diterima.
5. Prosedur Pengeluaran Kas
Aktivitas terakhir pada siklus pengeluaran adalah pembayaran faktur atau
invoice yang yang telah disetujui. Aktivitas ini disebut dengan aktivitas
pengeluaran kas, dimana aktivitas ini dilaksanakan oleh kasir umum yang
bertanggung jawab kepada manajer keuangan dan administrasi. Tujuan
diselenggarakannya aplikasi ini adalah untuk menjamin bahwa
pembayaran kepada pemasok dilakukan tepat waktu dan dalam jumlah
yang benar. Input bagi aplikasi ini adalah catatan dari file voucher atau
Cash Disbursement Voucher.

Narasi Siklus Pengeluaran (Tidak Retur)


Divisi produksi dalam perusahaan ketika membutuhkan barang baik
berupa bahan baku, mesin, maupun perlengkapan perlu membuat Purchase
Requisition rangkap 2 secara terkomputerisasi. Purchase Requisition (PR)
rangkap pertama akan diberikan ke divisi pembelian untuk mendapat persetujuan
pembelian dan Purchase Requisition rangkap kedua akan disimpan oleh setiap
divisi yang melakukan pembelian sebagai arsip bagi masing masing divisi.
Purchase Requisition diarsipkan berdasarkan nomer.
Setelah menerima Purchase Requisition dari divisi yang akan melakukan
pembelian, divisi pembelian akan menyerahkan Purchase Requisition rangkap
pertama kepada manajer pembelian untuk dilakukan pengecekan kembali
kesesuaian antara permintaan pembelian barang dengan kebutuhan dari setiap
divisi kemudian jika permintaan dan kebutuhan dari divisi yang ingin melakukan
pembelian telah sesuai, Purchase Requisition akan ditandatangani oleh manajer
pembelian sebagai persetujuan barang apa saja yang akan dibeli.
Setelah Purchase Requisition ditandatangani oleh manajer pembelian,
maka divisi pembelian akan membuat Purchase Order (PO) rangkap 5 secara
terkomputerisasi. Rangkap pertama akan diberikan kepada Pemasok sebagai
permintaan pembelian. Rangkap kedua akan diarsip oleh divisi pembelian
berdasarkan nomer. Rangkap ketiga akan diberikan kepada pengawas persediaan
(Blind PO), rangkap keempat akan diberikan kepada divisi yang mengajukan
Purchase Requisition untuk diarsip berdasarkan nomer, dan rangkap ke-5 akan
diberikan kepada Divisi Kredit.
Ketika barang datang, bagian penerimaan dalam kasus perusahaan ini
adalah bagian gudang akan melakukan pengecekan apakah barang sesuai dengan
Blind PO yang diterima. Setelah dilakukan pengecekan dan barang dinyatakan
sesuai dengan blind PO maka bagian gudang akan mengkomunikasikan informasi
penerimaan kepada pegawas persediaan, setelah itu pengawas persediaan akan
membuat receiving report (RR) sebanyak 5 rangkap secara terkomputerisasi.
Rangkap pertama akan diberikan kepada divisi pembelian. Rangkap kedua
diberikan kepada manajer gudang, rangkap ketiga diberikan kepada Manajer
keuangan & administrasi, rangkap ketiga diberikan kepada Divisi Kredit untuk
mengupdate Account Payable list, rangkap keempat digunakan bagian gudang
untuk mengupdate stock card yang kemudian akan dijadikan arsip berdasarkan
nomer.
Setelah barang dinyatakan baik dan telah diterima oleh bagian gudang,
maka pemasok akan mengirimkan Invoice. Invoice tersebut akan diterima oleh
Divisi Kredit. Divisi Kredit kemudian akan membuat Account Payable(A/P) list
rangkap 3 secara terkomputerisasi. Rangkap pertama akan diberikan kepada
manajer keuangan & administrasi. Rangkap kedua akan diberikan kepada kasir
umum dan diarsip berdasarkan nomer, sedangkan rangkap ketiga diarsip divisi
kredit berdasarkan nomer. Segala pembelian dilakukan secara kredit maka saat
jatuh tempo pembayaran, Divisi Kredit akan mengecek apakah Purchase Order ,
Receiving Report, dan Invoice sudah sesuai satu sama lain. Jika Purchase Order,
Receiving Report, dan Invoice sudah sesuai satu sama lain maka divisi kredit akan
menginformasikannya ke Manajer Keuangan & Administrasi. Sebelum manajer
Manajer Keuangan & Administrasi mengeluarkan Cash Disbursement Voucher,
manajer keuangan perlu melakukan pengecekan kembali kecocokan setiap
dokumen, jika telah sesuai maka Manajer Keuangan & Administrasi akan
mengeluarkan Cash Disbursement Voucher rangkap 2 secara terkomputerisasi.
Rangkap pertama diberikan kepada bagian kasir umum, rangkap kedua diarsip
Manajer Keuangan & Administrasi berdasarkan nomer.
Setelah bagian kasir umum menerima Cash Disbursement Voucher yang
diberikan oleh Manajer Keuangan & Administrasi, bagian kasir umum perlu
mencocokkan Account Payable List yang diterima dari divisi kredit dengan Cash
Disbursement Voucher yang diterima dari Manajer Keuangan & Administrasi.
Setelah dokumen Account Payable List yang diterima dari divisi kredit dan
dokumen Cash Disbursement Voucher yang diterima dari Manajer Keuangan &
Administrasi telah sesuai, maka bagian kasir umum akan membayar kepada
pemasok dengan membuat 3 rangkap Cash Disbursement secara terkomputerisasi.
Rangkap pertama akan diarsip oleh kasir umum berdasarkan tanggal, rangkap
kedua akan diberikan kepada Divisi Kredit untuk menghapus utang ke pemasok
yang sudah dibayar, rangkap ketiga akan diberikan kepada Manajer Keuangan &
Administrasi untuk dicocokkan dengan Cash Disbursement Voucher.

Narasi Siklus Pengeluaran (Retur)


Setiap divisi dalam perusahaan ketika membutuhkan barang baik berupa
bahan baku, mesin, maupun perlengkapan perlu membuat Purchase Requisition
rangkap 2 secara terkomputerisasi. Purchase Requisition (PR) rangkap pertama
akan diberikan ke divisi pembelian untuk mendapat persetujuan pembelian dan
Purchase Requisition rangkap kedua akan disimpan oleh setiap divisi yang
melakukan pembelian sebagai arsip bagi masing masing divisi. Purchase
Requisition diarsipkan berdasarkan nomer.
Setelah menerima Purchase Requisition dari divisi yang akan melakukan
pembelian, divisi pembelian akan menyerahkan Purchase Requisition rangkap
pertama kepada manajer pembelian untuk dilakukan pengecekan kembali
kesesuaian antara permintaan pembelian barang dengan kebutuhan dari setiap
divisi kemudian jika permintaan dan kebutuhan dari divisi yang ingin melakukan
pembelian telah sesuai, Purchase Requisition akan ditandatangani oleh manajer
pembelian sebagai persetujuan barang apa saja yang akan dibeli.
Setelah Purchase Requisition ditandatangani oleh manajer pembelian,
maka divisi pembelian akan membuat Purchase Order (PO) rangkap 5 secara
terkomputerisasi. Rangkap pertama akan diberikan kepada Pemasok sebagai
permintaan pembelian. Rangkap kedua akan diarsip oleh divisi pembelian
berdasarkan nomer. Rangkap ketiga akan diberikan kepada bagian gudang (Blind
PO), rangkap keempat akan diberikan kepada divisi yang mengajukan Purchase
Requisition untuk diarsip berdasarkan nomer, dan rangkap ke-5 akan diberikan
kepada Divisi Kredit.
Ketika barang datang, bagian penerimaan dalam kasus peruahaan ini
adalah bagian gudang akan melakukan pengecekan apakah barang sesuai dengan
Blind PO yang diterima. Setelah dilakukan pengecekan dan barang dinyatakan
tidak sesuai dengan pesanan, maka bagian gudang akan langsung mengembalikan
barang tersebut dengan pengantar barang serta meminta Credit Memo (CM).
Bagian gudang akan mengkomunikasikan informasi penerimaan barang yang
dalam kondisi baik dan sesuai dengan pesanan pembelian kepada pegawas
persediaan, setelah itu pengawas persediaan akan membuat Receiving Report
(RR) sebanyak 5 rangkap secara terkomputerisasi. Rangkap pertama akan
diberikan kepada divisi pembelian. Rangkap kedua diberikan kepada manajer
gudang, rangkap ketiga diberikan kepada Manajer keuangan & administrasi,
rangkap ketiga diberikan kepada Divisi Kredit untuk mengupdate Account
Payable list, rangkap keempat digunakan bagian gudang untuk mengupdate stock
card yang kemudian akan dijadikan arsip berdasarkan nomer.
Barang yang dinyatakan baik dan telah diterima oleh bagian gudang, akan
dibuatkan invoice oleh pemasok. Pemasok akan mengirimkan Invoice dan akan
diterima oleh Divisi Kredit. Divisi Kredit kemudian akan membuat Account
Payable(A/P) list rangkap 3 secara terkomputerisasi. Rangkap pertama akan
diberikan kepada manajer keuangan & administrasi. Rangkap kedua akan
diberikan kepada kasir umum dan diarsip berdasarkan nomer, sedangkan rangkap
ketiga diarsip Divisi Kredit berdasarkan nomer. Segala pembelian dilakukan
secara kredit maka saat jatuh tempo pembayaran, Divisi Kredit akan mengecek
apakah Purchase Order , Receiving Report, dan Invoice sudah sesuai satu sama
lain. Jika Purchase Order, Receiving Report, dan Invoice sudah sesuai satu sama
lain maka divisi kredit akan menginformasikannya ke Manajer Keuangan &
Administrasi. Sebelum manajer Manajer Keuangan & Administrasi mengeluarkan
Cash Disbursement Voucher, manajer keuangan perlu melakukan pengecekan
kembali kecocokan setiap dokumen, jika telah sesuai maka Manajer Keuangan &
Administrasi akan mengeluarkan Cash Disbursement Voucher rangkap 2 secara
terkomputerisasi. Rangkap pertama diberikan kepada bagian kasir umum, rangkap
kedua diarsip Manajer Keuangan & Administrasi berdasarkan nomer.
Setelah bagian kasir umum menerima Cash Disbursement Voucher yang
diberikan oleh Manajer Keuangan & Administrasi, bagian kasir umum perlu
mencocokkan Account Payable List yang diterima dari divisi kredit dengan Cash
Disbursement Voucher yang diterima dari Manajer Keuangan & Administrasi.
Setelah dokumen Account Payable List yang diterima dari divisi kredit dan
dokumen Cash Disbursement Voucher yang diterima dari Manajer Keuangan &
Administrasi telah sesuai, maka bagian kasir umum akan membayar kepada
pemasok dengan membuat 3 rangkap Cash Disbursement secara terkomputerisasi.
Rangkap pertama akan diarsip oleh kasir umum berdasarkan tanggal, rangkap
kedua akan diberikan kepada Divisi Kredit untuk menghapus utang ke pemasok
yang sudah dibayar, rangkap ketiga akan diberikan kepada Manajer Keuangan &
Administrasi untuk dicocokkan dengan Cash Disbursement Voucher.

Pengendalian Intenal
Pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu
perusahan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tanpa adanya pengendalian
internal, tujuan perusahaan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin
besar perusahaan semakin penting pula arti dari pengendalian internal dalam
perusahaan tersebut.
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-
masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional
perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan umumnya menggunakan sistem
pengendalian internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah
terjadinya penyalahgunaan system. Berikut ini adalah tabel ancaman dan
pengendalian pada perusahaan ini

Tabel Pengendalian dan Ancaman


NO Proses/Aktivita Ancaman Pengendalian COSO
. s
1. Perhitungan Bagian Melakukan stock opname Control
saldo persediaan gudang secara berkala oleh Activities
(Managemen
kurang pengawas gudang dan
t Controls)
teliti dalam disertai perwakilan bagian
melakukan akuntansi.
Memanfaatkan kartu
pehitungan
persediaan dengan optimal
persediaan
2. Penyimpanan Karyawan Memasang CCTV disetiap Control
persediaan melakukan sudut gudang. Activities
pencurian Batasi akses bagi karyawan (Managemen
yang tidak memiliki t Controls)
kepentingan untuk
memasuki gudang
3. Pembelian Karyawan Larangan hadiah dari para Control
barang melakukan pemasok Activities
(Managemen
pembelian
t Controls)
barang
kepada
pemasok
karena ada
janji
komisi
yang
diberikan
pemasok
Mengontrol secara ketat
pembelian barang yaitu
dengan melakukan
pengecekan antara
permintaan pembelian
dengan keadaan persediaan
yang sebenarnya
Data Flow Diagram Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas

5
Penerimaan
Data
Gudang
Pemasok Barang
Pembelian
Utang Dagang Pemasok
6 Pengeluaran Kas
76
11 12 4 9 10 3 811

Anda mungkin juga menyukai