Anda di halaman 1dari 11

NAMA : WILDAN MA’RUF NURWACHID

NIM : 170710101173

KELAS : HUKUM ACARA PIDANA / A

UTS

1. a. Proses penyelidikan bertujuan untuk mencari tahu dan memastikan apakah dalam
suatu peristwa hukum tertentu telah terjadi suatu tindak pidana atau tidak. Sebab tidak
semua peristiwa hukum yang terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah suatu tindak
pidana. Suatu peristiwa hukum baru dapat dikatakan sebagai tindak hanya apabila telah
terpenuhi unsur-unsur pidananya. Apabila unsur-unsur pidananya tidak terpenuhi maka
peristiwa tersebut dianggap sebagai peristiwa biasa dan tidak mempunyai indikasi apa
apa.
Proses penyidikan bertujuan untuk menunjuk siapa yang telah melakukan kejahatan
dan memberikan pembuktian-pembuktian mengenai masalah yang telah dilakukakannya.
Untuk mencapai maksud tersebut maka penyidik akan menghipun keterangan dengan
fakta atau peristiwa-peristiwa tertentu.
b. Berdasarkan Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/7/VII/2018 tentang Penghentian
Penyelidikan, apabila fakta dan bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik dalam proses
penyelidikan tidak memadai, untuk memberikan kepastian hukum, maka dilakukan
penghentian penyelidikan dengan memperhatikan persyaratan dan mekanisme yang
berlaku
c. Penghentian penyidikan merupakan kewenangan dari penyidik yang diatur dalam
pasal 109 ayat (2) KUHAP. Alasan-alasan penghentian penyidikan diatur dalam pasal
tersebut, yaitu:
1) Tidak diperoleh bukti yang cukup, yaitu apabila penyidik tidak memperoleh
cukup bukti untuk menuntut tersangka atau bukti yang diperoleh penyidik tidak
memadai untuk membuktikan kesalahan tersangka.
2) Peristiwa yang disangkakan bukan merupakan tindak pidana.
3) Penghentian penyidikan demi hukum. Alasan ini dapat dipakai apabila ada
alasan-alasan hapusnya hak menuntut dan hilangnya hak menjalankan pidana,
yaitu antara lain karena nebis in idem, tersangka meninggal dunia, atau karena
perkara pidana telah kadaluwarsa.
2. a. Penangkapan adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau
penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-
Undang.
Syarat-syarat Penangkapan yaitu:
1) Penangkapan wajib didasarkan pada bukti permulaan yang cukup.
2) Melakukan penangkapan tidak sewenang-wenang.
3) Berlandaskan pada hukum.
4) Tidak menggunakan kekerasan.
5) Melengkapi penangkapan dengan surat perintah penangkapan.
6) Dalam melakukan penangkapan wajib dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Keseimbangan antara tindakan yang dilakukan dengan beratnya ancaman.
b) Senantiasa menghargai dan menghormati hak-hak tersangka yang
ditangkap
c) Tindakan penangkapan bukan merupakan penghukuman bagi tersangka.
Dan menurut saya terdapat perbedaan antara prosedur penangkapan antara tertangkap
tangan dengan yang tidak tertangkap tangan.

b. Syarat penahanan dalam Pasal 21 ayat (1) KUHAP di atas dikenal dengan syarat
penahanan subjektif artinya terdakwa bisa ditahan apabila penyidik menilai atau
khawatir tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan
barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana.
Dengan kata lain jika penyidik menilai tersangka/terdakwa tidak akan melarikan diri,
merusak atau menghilangkan barang bukti atau mengulangi tindak pidana maka si
tersangka/terdakwa tidak perlu ditahan.
Sementara Pasal 21 ayat (4) KUHAP menyatakan, “Penahanan tersebut hanya dapat
dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau
percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal:
a. tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih;
b. tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282 ayat (3), Pasal 296, Pasal 335
ayat (1), Pasal 351 ayat (1), Pasal 353 ayat (1), Pasal 372, Pasal 378, Pasal 379 a,
Pasal 453, Pasal 454, Pasal 455, Pasal 459, Pasal 480 dan Pasal 506 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, Pasal 25 dan Pasal 26 Rechtenordonnantie (pelanggaran
terhadap Ordonansi Bea dan Cukai, terakhir diubah dengan Staatsblad Tahun 1931
Nomor 471), Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 Undang-undang Tindak Pidana Imigrasi
(Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955, Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 8),
Pasal 36 ayat (7), Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 47 dan Pasal 48 Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika (Lembaran Negara Tahun 1976 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3086).”
Pasal 21 ayat (4) KUHAP ini dikenal dengan syarat penahanan objektif. Artinya ada
ukuran jelas yang diatur dalam undang-undang agar tersangka atau terdakwa itu bisa
ditahan misalnya tindak pidana yang diduga dilakukan tersangka/terdakwa diancam
pidana penjara lima tahun atau lebih, atau tersangka/terdakwa ini melakukan tindak
pidana sebagaimana dimaksud Pasal-Pasal sebagaimana diatur dalam huruf b di atas.
Berdasarkan uraian di atas, bisa dipahami bahwa yang namanya tersangka/terdakwa
tidak wajib ditahan. Penahanan dilakukan jika memenuhi syarat penahanan sebagaimana
diatur dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP (syarat objektif) dan memenuhi keadaan-
keadaan sebagaimana dalam Pasal 21 ayat (1) KUHAP (syarat subjektif).

3. a. Praperadilan, dalam kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Indonesia, Pasal 1


butir 10 adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus tentang:
 Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atau kuasa tersangka.
 Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas
permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan.
 Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau
pihak lain atau kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.
Tujuan dari praperadilan dapat diketahui dari penjelasan Pasal 80 KUHAP yang
menegaskan “bahwa tujuan dari pada praperadilan adalah untuk menegakkan hukum,
keadilan, kebenaran melalui sarana pengawasan horizontal.” Esensi dari
praperadilan, untuk mengawasi tindakan upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik
atau penuntut umum terhadap tersangka, supaya tindakan itu benar-benar
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Undang-undang, benar-benar proporsional
dengan ketentuan hukum, bukan merupakan tindakan yang bertentangan dengan
hukum.
Tujuan/ maksud dari praperadilan adalah meletakkan hak dan kewajiban yang sama
antara yang memeriksa dan yang diperiksa. Menempatkan tersangka bukan sebagai
objek yang diperiksa, penerapan asas aqusatoir dalam hukum acara pidana, menjamin
perlindungan hukum dan kepentingan asasi. Hukum memberi sarana dan ruang untuk
menuntut hak-hak yang dikebiri melalui praperadilan. Secara detil Yahya Harahap
(2002: 4) mengemukakan “lembaga peradilan sebagai pengawasan horizontal atas
tindakan upaya paksa yang dikenakan terhadap tersangka selama ia berada dalam
pemeriksaan penyidikan atas penuntutan, agar benar-benar tindakan itu tidak
bertentangan dengan ketentuan hukum dan Undang-undang.”
b. Yang dapat mengajukan praperadilan adalah
 Tersangka, yaitu apakah tindakan penahanan terhadap dirinya bertentangan
dengan ketentuan pasal 21 KUHAP, ataukah penahanan yang dikenakan sudah
melewati batas waktu yang ditentukan pasal 24 KUHAP
 Penyidik untuk memeriksa sah tidaknya penghentian penuntutan
 Penuntut umum atau pihak ketiga yang berkepentingan untuk memeriksa sah
tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. Yang
dimaksud dengan pihak ketiga yang berkepentingan misalnya saksi korban.

4. a. 1) Penyidik membuat berita acara tentang pelaksanaan tindakan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 75 dengan tidak mengurangi ketentuan lain dalam undang-undang
ini.
2) Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
3) Penyerahan berkas perkara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan:
 Pada tahap pertama penyidik hanya menyerahkan berkas perkara.
 Dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai, penyidik menyerahkan
tanggung jawab atas tersangla dan barang bukti kepada penuntut
umum.
b. Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dan penyidik segera mempelajari
dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib memberitahukan kepada penyidik
apakah hasol penyidikan itu sudah lengkap atau belum. Dalam hal hasil penyidikan
ternyata belum lengkap, penuntut umum mengembalikan berkas perkara kepada
penyidik disertai petunjuk tentang hal yang harus dilakukan untuk dilengkapi dan
dalam waktu empat belas hari sejak tanggal penerimaan berkas, penyidik harus sudah
menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada penuntut umum. Setelah penuntut
umum menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang lengkap dari
penyidik, ia segera menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi
persyaratan untuk dapat atau tidak dilimpahkan ke pengadilan.

5. a. surat dakwaan adalah surat yang dibuat atau disiapkan oleh penuntut umum yang
dilampirkan pada waktu melimpahkan berkas perkara ke pengadilan yang memuat nama
dan identitas pelaku perbuatan pidana, kapan dan di mana perbuatan dilakukan serta
uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai perbuatan tersebut yang didakwakan
serta memenuhi unsur-unsur pasal-pasal tertentu pula yang nantinya merupakan dasar
dan titik tolak pemeriksaan terdakwa di sidang pengadilan untuk dibuktikan apakah
benar perbuatan yang dakwaan itu betul dilakukan dan apakah betul terdakwa adalah
pelakunya yang dapat dipertanggungjawabkan untuk perbuatan itu.
Penuntut umum mebuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta
berisi:
 nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
 uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan
Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf b batal demi hukum.
b. Dalam surat dakwaan yang berbentuk alternatif, rumusannya mirip dengan bentuk
surat dakwaan subsidair, yaitu yang didakwakan adalah beberapa delik, tetapi
sesungguhnya dakwaan yang dituju dan yang harus dibuktikan hanya satu tindak pidana.
Penuntut umum berhak memutuskan tindakan mana yang dinilai telah berhasil
dibuktikan di depan pengadilan tanpa terkait pada urutan dari tindak pidana yang
didakwakan. Sering terjadi penuntut umum mendapatkan suatu kasus pidana yang sulit
menentukan salah satu pasal diantara 2-3 pasal yang saling berkaitan unsurnya, karena
tindak pidana itu unsur yang menimbulkan keraguan bagi penuntut umum untuk
menentukan diantara 2 pasal atau lebih atas satu tindak pidana
KEJAKSAAN NEGERI

PEMATANGSIANTAR P.29

“UNTUK KEADILAN “

SURAT DAKWAAN

REG.PERKARA NOMOR : PDM-80/PSIAN/Euh.2/07/2013

A. Identitas Terdakwa :
I. Nama lengkap : ADI SUMARNO.

Tempat Lahir : Pematang Siantar.

Umur/Tgl. Lahir : 33 Tahun / 12 Oktober 1979.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan/ Kewg. : Indonesia.

Tempat tinggal : Jl. Palangkaraya Gang Iklas No. 14 H Kel. Pahlawan


Kec. Siantar Timur Kota Pematang Siantar.
Ag ama : Islam.

Pekerjaan : Buruh.

Pendidikan : SMP Kelas II.

B. Penahanan oleh :
a. Penyidik : RUTAN sejak tanggal 16 April 2013 s/d 07 Juli 2013
b. Penuntut Umum : RUTAN sejak tanggal 08 Juli 2013 s/d Dilimpahkan ke PN-
PMS

C. Dakwaan :
Kesatu

Primair :

-------- Bahwa terdakwa ADI SUMARNO pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira
pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April 2013
bertempat di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar Timur Kota Pematang
Siantar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Pematang Siantar, tanpa hak atau melawan hukum menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
menyerahkan atau menerima Narkotika golongan I berupa 3 (tiga) bungkusan
kertas koran berisi diduga Narkotika jenis ganja dan 1 (satu) bungkusan kertas tik-
tak berisai diduga daun ganja seberat 3,94 (tiga koma sembilan puluh empat)
gram, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut :--------------------------------------------------------------------------------

----------Pada waktu dan tempat tersebut diatas ketika pihak kepolisian dari Polres
Pematang Siantar yaitu Yanser L. Tobing dan Hendri Purba sedang melakukan
penyelidikan tentang tindak pidana narkotika diseputaran Kec. Siantar Timur Kota
Pematang Siantar dan saat melintas di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar
Timur Kota Pematang Siantar pihak kepolisian mencurigai seorang laki-laki (terdakwa)
yang berjalan dan pada saat terdakwa akan didekati terdakwa berusaha untuk lari dan
ahkirnya berhasil ditangkap dan kemudian terdakwa diperintahkan untuk mengeluarkan
seluruh isi kantong celana dan dari kantong celana depan sebelah kiri terdakwa
ditemukan 3 (tiga) bungkusan kertas berisi diduga narkotika jenis ganja dan 1 (satu)
bungkusan kertas tik-tak berisi diduga narkotika jenis ganja. Bahwa terdakwa mengaku
bahwa barang bukti tersebut adalah milik terdakwa yang diperoleh terdakwa dari
Endang (DPO) pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira pukul 21.00 Wib di Jl.
Cokroaminoto Pematang Siantar dengan cara membeli seharga Rp. 500.000,- (lima
ratus ribu rupiah). Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk
membeli Narkotika golongan I berupa 3 (tiga) bungkusan kertas koran berisi diduga
Narkotika jenis ganja dan 1 (satu) bungkusan kertas tik-tak berisai diduga daun ganja
seberat 3,94 (tiga koma sembilan puluh empat) gram dan berdasarkan Berita Acara
Analisis Laboratorium Barang Bukti Narkotika No. LAB : 2602/ NNF/2013 tanggal 4 April
2013 dari PUSLABFOR BARESKRIM POLRI Cabang Medan pada kesimpulannya
menyatakan bahwa barang bukti yang diperiksa milik terdakwa ADI SUMARNO adalah
benar mengandung Cannabinoid dan terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 8 UU RI
No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----

------ Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 114 ayat (1) Undang-Undang RI
No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.-------------------------------------------------------------------------------------------

Subsidair :

-------- Bahwa terdakwa ADI SUMARNO pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira
pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April 2013
bertempat di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar Timur Kota Pematang
Siantar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Pematang Siantar, tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika
Golongan I dalam bentuk tanaman berupa 3 (tiga) bungkusan kertas koran berisi
diduga Narkotika jenis ganja dan 1 (satu) bungkusan kertas tik-tak berisai diduga
daun ganja seberat 3,94 (tiga koma sembilan puluh empat) gram, perbuatan
tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut :-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
---
Pada waktu dan tempat tersebut diatas ketika pihak kepolisian dari Polres Pematang
Siantar yaitu Yanser L. Tobing dan Hendri Purba sedang melakukan penyelidikan
tentang tindak pidana narkotika diseputaran Kec. Siantar Timur Kota Pematang Siantar
dan saat melintas di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar Timur Kota
Pematang Siantar pihak kepolisian mencurigai seorang laki-laki (terdakwa) yang
berjalan dan pada saat terdakwa akan didekati terdakwa berusaha untuk lari dan
ahkirnya berhasil ditangkap dan kemudian terdakwa diperintahkan untuk mengeluarkan
seluruh isi kantong celana dan dari kantong celana depan sebelah kiri terdakwa
ditemukan 3 (tiga) bungkusan kertas berisi diduga narkotika jenis ganja dan 1 (satu)
bungkusan kertas tik-tak berisi diduga narkotika jenis ganja. Bahwa terdakwa mengaku
bahwa barang bukti tersebut adalah milik terdakwa yang diperoleh terdakwa dari
Endang (DPO) pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira pukul 21.00 Wib di Jl.
Cokroaminoto Pematang Siantar. Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang
berwenang untuk menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman berupa 3 (tiga) bungkusan kertas koran berisi diduga Narkotika jenis ganja dan
1 (satu) bungkusan kertas tik-tak berisai diduga daun ganja seberat 3,94 (tiga koma
sembilan puluh empat) gram dan berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium
Barang Bukti Narkotika No. LAB : 2602/ NNF/2013 tanggal 4 April 2013 dari
PUSLABFOR BARESKRIM POLRI Cabang Medan pada kesimpulannya menyatakan
bahwa barang bukti yang diperiksa milik terdakwa ADI SUMARNO adalah benar
mengandung Cannabinoid dan terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 8 UU RI No. 35
Tahun 2009 tentang
Narkotika.----------------------------------------------------------------------------------------------------

------ Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 111 ayat (1) Undang-Undang
RI No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.-------------------------------------------------------------------------------------------

Kedua :

-------- Bahwa terdakwa ADI SUMARNO pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira
pukul 22.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan April 2013
bertempat di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar Timur Kota Pematang
Siantar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum
Pengadilan Negeri Pematang Siantar, sebagai penyalaguna narkotika golongan I
dalam bentuk tanaman berupa 3 (tiga) bungkusan kertas koran berisi diduga
Narkotika jenis ganja dan 1 (satu) bungkusan kertas tik-tak berisai diduga daun
ganja seberat 3,94 (tiga koma sembilan puluh empat) gram, perbuatan tersebut
dilakukan dengan cara sebagai
berikut :--------------------------------------------------------------------------------------------
Pada waktu dan tempat tersebut diatas ketika pihak kepolisian dari Polres Pematang
Siantar yaitu Yanser L. Tobing dan Hendri Purba sedang melakukan penyelidikan
tentang tindak pidana narkotika diseputaran Kec. Siantar Timur Kota Pematang Siantar
dan saat melintas di Jl. Kpt. P. Tandean Kel. Pahlawan Kec. Siantar Timur Kota
Pematang Siantar pihak kepolisian mencurigai seorang laki-laki (terdakwa) yang
berjalan dan pada saat terdakwa akan didekati terdakwa berusaha untuk lari dan
ahkirnya berhasil ditangkap dan kemudian terdakwa diperintahkan untuk mengeluarkan
seluruh isi kantong celana dan dari kantong celana depan sebelah kiri terdakwa
ditemukan 3 (tiga) bungkusan kertas berisi diduga narkotika jenis ganja dan 1 (satu)
bungkusan kertas tik-tak berisi diduga narkotika jenis ganja. Bahwa terdakwa mengaku
bahwa barang bukti tersebut adalah milik terdakwa yang diperoleh terdakwa dari
Endang (DPO) pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013 sekira pukul 21.00 Wib di Jl.
Cokroaminoto Pematang Siantar. Bahwa terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang
berwenang sebagai penyalahguna Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman berupa
3 (tiga) bungkusan kertas koran berisi diduga Narkotika jenis ganja dan 1 (satu)
bungkusan kertas tik-tak berisai diduga daun ganja seberat 3,94 (tiga koma sembilan
puluh empat) gram dan berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti
Narkotika No. LAB : 2602/ NNF/2013 tanggal 4 April 2013 dari PUSLABFOR
BARESKRIM POLRI Cabang Medan pada kesimpulannya menyatakan bahwa barang
bukti yang diperiksa milik terdakwa ADI SUMARNO adalah benar mengandung
Cannabinoid dan terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 8 UU RI No. 35 Tahun 2009
tentang
Narkotika.-------------------------------------------------------------------------------------------------------
---

------ Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-
Undang RI No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.------------------------------------------------------------------------------------

Pematang Siantar, Juli 2013

Jaksa Penuntut Umum

R. NAINGGOLAN, SH

JAKSA MADYA NIP. 19560906 198603 1 001-


KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA
SELATAN
Jalan Rambai Nomor 1
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
”UNTUK KEADILAN”
SURAT DAKWAAN
No: PDM/123/VI/PN. Jak‐Sel

Identitas Terdakwa
1. Nama Lengkap : Suparno Maryo
2. Tempat Lahir : Semarang
3. Umur/Tanggal Lahir : 25, 17 Mei 1985
4. Jenis Kelamin : Laki‐laki
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat Tinggal : Jalan Ciliwung No. 12, Jak‐Sel
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Pegawai Swasta
Penahanan:
· Ditahan Penyidik Kepolisian Resort Jakarta Selatan tanggal 1 Febuari 2008
sampai dengan tanggal 10 Maret 2008.
· Ditahan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan tanggal 10 Maret
2008 sampai dengan tanggal 30 Maret 2008.
· Ditahan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 30 Maret 2008 sampai dengan
sekarang.
DAKWAAN:
KESATU
Bahwa ia Terdakwa Suparno Maryo sejak tanggal 1 Januari 2008 sampai tanggal 30
Januari 2008 atau setidak‐tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2008, bertempat di Jalan
Citarum No. 14, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau setidak‐tidaknya di tempat lain
yang termasuk di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksan dan mengadili, telah mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum, yang dilakukan sebagai berikut:
____________________________________________________
____________________________________________________
Perbuatan terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur dan diancam dengan
Pasal 362 KUHP.
ATAU
KEDUA
Bahwa ia Terdakwa Suparno Maryo sejak tanggal 1 Januari 2008 sampai tanggal 30
Januari 2008 atau setidak‐tidaknya suatu hari pada bulan Januari 2008, bertempat di Jalan
Citarum No. 14, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau setidak‐tidaknya di tempat lain
yang termasuk di dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang
berwenang memeriksan dan mengadili, telah dengan sengaja dan melawan hukum
mengaku sebagai milik sendiri barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, yang
dilakukan sebagai berikut:
____________________________________________________
____________________________________________________
Perbuatan terdakwa telah melanggar sebagaimana diatur dan diancam dengan
Pasal 372 KUHP.

1 Agustus 2008

Anton Sudrajat,S.H
Jaksa Pratama
NIP. 1212839

Anda mungkin juga menyukai