PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 1.1 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa
Tinggi Fundus
Involusi Berat Uterus
Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
Pertengahan pusat
1 Minggu 500 gram
simpisis
Tidak teraba di atas
2 Minggu 350 gram
simpisis
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar Normal 30 gram
Sumber : (Sukaryati, 2011)
b. Lokhea
Lokhea adalah cairan yang dikeluarkan dari vagina pada masa nifas.
Lokhea dibedakan menjadi empat berdasarkan warna dan waktu keluarnya,
yaitu :
Lokhea Rubra
Lokhea yang keluar berwarna merah karena mengandung darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, dan mekonium. Keluar dari
hari ke 1-4 post-partum.
Lokhea Sanguinolenta
Lokhea yang keluar berwarna kecokelatan dan berlendir. Berlangsung
dari hari ke 4-7 post-partum.
Lokhea Serosa
Lokhea berwarna kuning kecokletan dan kuning karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke
7-14 post-partum.
Lokhea Alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel epitel, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati. Berlangsung selama 2-6 minggu post-
partum.
Lokhea yang menetap pada awal periode post-partum menunjukkan adanya
tanda-tanda pendarahan sekunder yang disebabkan oleh tertinggalnya sisa
atau selaput plasenta. Lokhea alba dan serosa yang berlanjut menandakan
adanya endometritis terutama bila diserta dengan demam dan nyeri pada
abdomen. Bila terjadi infeksi akan keluar cairan nanah berbau busuk yang
disebut lokhea purulenta(Safitri, 2010).
c. Vagina
Vagina dan vulva mengalami pengenduran dan akan kembali kebentuk
semula seperti sebelum hamil dan labia menjadi menonjol setelah 3 minggu
post partum (Maryunani, 2009).
d. Perineum
Pada hari ke-5 post partum, perineum tetap lebih kendur daripada
keadaan sebelum hamil, namun sudah mendapatkan kembali tonusnya.
e. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks akan menganga seperti corong. Warna
serviks berubah menjadi kehitaman karena mengandung banyak pembuluh
darah dengan konsistensi lunak. Setelah melahirkan serviks masih melebar
dan bisa dilewati oleh tangan pemeriksa. Setelah 2 jam persalinan serviks
hanya bisa dilewati 2-3 jari. Setelah 1 minggu serviks hanya bisa dilewati
oleh 1 jari. Pada minggu ke-6 serviks akan kembali menutup (Ambarwati&
Wulandari, 2009).
2) Perubahan Sistem Pencernaan
Terjadinya konstipasi setelah persalinan karena saat melahirkan alat
pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya
asupan makan, dan kurangnya aktivitas tubuh (Ambarwati& Wulandari,
2009).
3) Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan, ibu akan mengalami sulit buang air kecil
selama 24 jam pertama. Hal ini diakibatkan karena terdapat spasme sfinkter
dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi antara kepala
janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung(Safitri, 2010).
4) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah
yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit sehingga akan
menghentikan pendarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis serta fasia
yang meregang saat persalinan akan berangsur-angsur kembali ke kondisi
sebelum melahirkan. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan (Safitri, 2010).
5) Perubahan Vital Sign
Pada masa nifas, terdapat beberapa tanda vital yang harus diperhatikan,
antara lain (Safitri, 2010):
a. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) post-partum, suhu badan akan meningkat sedikit yaitu
sekitar 37,5º- 38,5ºC yang disebabkan oleh kehilangan cairan dan kelelahan
saat melahirkan. Dalam keadaan normal, suhu tubuh akan suhu badan akan
menjadi biasa. Hari ketiga, suhu tubuh akan meningkat lagi yang
disebabkan oleh adanya pembentukan ASI, namun apabila suhu tidak
menurun maka kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.
b. Nadi
Denyut nadi pada orang dewasa yang normal adalah 60-80 kali/menit,
namun setelah melahirkan denyut nadi menjadi lebih cepat. Denyut nadi
yang melebihi 100 kali/menit harus diwaspadai kemungkinan terjadinya
dehidrasi, infeksi, ataupun pendarahan post-partum.
c. Tekanan Darah
Tekanan darah tidak berubah biasanya. Tekanan darah yang lebih rendah
setelah ibu melahirkan kemungkinan disebabkan oleh adanya pendarahan,
sedangkan tekanan yang tinggi pada saat post-partummenandai adanya
preeklampsi post-partum.
d. Pernafasan
Kondisi pernafasan berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu badan dan denyut nadi tidak normal, pernafasan akan mengikuti
kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Pernafasan pada post-
partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
3.1 Kesimpulan
Nifas merupakan masa yang penting bagi seorang ibu karena dalam masa ini ibu
dalam masa pemulihannya untuk kembali seperti normal sedia kala sebelum
melahirkan. Latihan yang baik dan tepat dalam gerakan dan fungsinya selama proses
ini akan membantu ibu untuk mempercepat dalam proses pemulihan pasca
melahirkan yaitu masa nifas ini.
4.1 Saran
Makalah ini tak luputnya dari kekurangan kami mohon agar kekurangan-
kekurangan dari makalah ini dapat dilihat, disimak dan dibenahi kembali oleh
peneliti lain yang hendak menggunakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rossana Dewi. 2012. Standar Operasional Prosedur Senam Nifas. Bandung :
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Jurusan Keperawatan
Bandung.
Anggriyana, Tri Widianti. 2010. Senam Kesehatan Aplikasi Senam Untuk Kesehatan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Ambarwati, E. R., & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Danuatmaja, Bonny & Mila Meiliasari. 2003. 40 Hari Pasca Persalinan: Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Estiani, M., & Aisyah. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Diastasis Rekti Abdominis pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Sukaraya Baturaja. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Vol 5 (2). pp
24-31.
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta :
Trans Info Medika.
Maryunani, A dan Sukaryati, Y. 2011. Senam Hamil, Senam Nifas, dan Terapi Musik.
Jakarta: Trans Info Media.
McCabe, L., Young, K., and Ferguson, S. 2017. Pelvic Floor “Kegel Exercise”.
University Health Network.
Nugroho, T., Nurrezki., Warnaliza, D. dan Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3
Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sukaryati, I., & Wahyu. 2011. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusi Uteri pada
Ibu Post Partum Primigravida di RSIA Srikandi Jember.
Ulfah, Mariah., & Safitri, Maya. 2016. Efektivitas Kombinasi Latihan Otot Dasar
Panggul dan Perut terhadap Involusi Uteri pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah
Kebidanan. Vol 5 (2). pp 127-135.
Sancho MF, Pascoal AG, Mota P, Bo K. 2015. Abdominal exercises affect inter-rectus
distance in postpartum women: a 2D ultrasound study. (3): 286-91
Benjamin DR, et al. 2013. Effects of exercise on diastasis of the rectus abdominis
muscle in the antenatal andpostnatal periods: a systematic
review.http://dx.doi.org/10.1016/j.physio.2013.08.005
Endleman I, Critchley DJ. 2008. Transversus abdominis and obliquus internus activity
during Pilates exercises: measurement with ultrasound scanning. Arch Phys
Med Rehabil;89:2205-12
Da-eun Jung, PT, MS., Kyoung Kim, PT, PhD., Su-kyoung Lee, PT, PhD., 2014.
Comparison of Muscle Activities Using a Pressure Biofeedback Unit during
Abdominal Muscle Training Performed by Normal Adults in the Standing and
Supine Positions. J. Phys. Ther. Sci. 26: 191–193.
Deydre S. Teyhen, PT, PhD,. 2009. Changes in Lateral Abdominal Muscle Thickness
During the Abdominal Drawing-in Maneuver in Those With Lumbopelvic
Pain. journal of orthopaedic & sports physical therapy; 39(11): 791- 798.
Nisa, M,K,. 2014. Pengaruh Pemberian Senam Nifas Terhadap Kekuatan Otot Perut
Pada Ibu Post Sectio Caesaria. Program Studi Diploma IV Fisioterapi. Fakultas
Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.