Anda di halaman 1dari 8

BAB II

KETERBAGIAN

1. Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan


Pokok Bahasan : Keterbagian
Sub Pokok Bahasan : a. Faktor dan Kelipatan
b. Algoritma Pembagian
c. FPB dan Algoritma Euclides
d. KPK
Alokasi Waktu : 4 × 3 × 50 menit (4 × 3sks)
2. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)
Mahasiswa menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
Matematika tentang faktor dan Kelipatan, algoritma pembagian, FPB,
algoritma Euclides, dan KPK.

3. Indikator
Mahasiswa mampu
- mendefinisikan faktor dan kelipatan dari suatu bilangan bulat,
- menggunakan algoritma pembagian dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan tentang bilangan bulat.
- menemukan faktor persekutuan terbesar dari sejumlah berhingga bilangan
bulat,
- menggunakan algoritma Euclides dalam menemukan faktor persekutuan
terbesar.
- menemukan kelipatan persekutuan terkecil dari sejumlah berhingga
bilangan bulat,

K eterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan,


sehingga sifat-sifat pada keterbagian banyak digunakan pada pembahasan
konsep-konsep bilangan bulat selanjutnya. Asumsi dasar dari pembagian,
‘hindari membagi dengan nol’. Suatu bilangan bulat, jika dibagi oleh sebuah
bilangan bulat taknol akan menghasilkan sebuah bilangan bulat atau bukan
bilangan bulat. Misalkan bilangan 15; jika dibagi oleh 5 akan menghasilkan 3;
tetapi jika dibagi oleh 2, maka hasilnya bukan bilangan bulat, yaitu 7, 5. Kita
mengatakan bahwa 15 habis dibagi oleh 5, tetapi tidak habis dibagi oleh 2.

-13-
14

Gambar 2.1
Berikut secara eksplisit pengertian dari membagi.

A. Faktor dan Kelipatan


Definisi 2.1
Misalkan a dan b bilangan bulat dengan b≠0. Kita katakan b membagi a jika
terdapat bilangan bulat k sehingga a = kb.

Jika b membagi a, maka a dikatakan kelipatan dari b, dan b dikatakan


𝑎
pembagi atau faktor dari a. Dalam hal ini b membagi a, nilai dari adalah suatu
𝑏

bilangan bulat. Selanjutnya kita menotasikan :


b∣a untuk menyatakan b membagi a atau a habis dibagi oleh b, dan
b∤a untuk menyatakan b tidak membagi a atau a tidak habis dibagi oleh b.
Jadi, lima pernyataan berikut adalah ekivalen, artinya semua cara yang berbeda
menunjukkan sifat yang sama.
1. d∣n
2. d membagi n.
2. d adalah pembagi dari n.
3. d adalah suatu faktor dari n.
4. n adalah kelipatan dari n.

Contoh
1. 5∣15, karena ada bilangan bulat, yaitu 3, sehingga 3.5 = 15.
2. 7│-21, sebab ada bilangan bulat, yaitu -3, sehingga (-3).7 = -21.
3. -6│24, sebab ada bilangan bulat, yaitu -4, sehingga (-4).(-6) = 24.
15

4. 8│27, sebab tidak ada bilangan bulat k, sedemikian hingga k.8 = 27.
5. Faktor-faktor dari 8 adalah 1, 1, 2, 2, 4, 4, 8, dan 8, sebab
1∣8, 1∣8, 2∣8, 2∣8, 4∣8, 4∣8, 8∣8, dan 8∣8.

Setiap bilangan bulat taknol n merupakan pembagi dari 0, atau n∣0, karena
0 = 0n. Fakta ini bukan berarti bahwa 0 ∣ 0, sebab pembagi adalah bilangan
taknol. Karena itu untuk suatu bilangan bulat n memiliki kelipatan
0, n, 2n, 3n, .
Apabila a, b dan k adalah bilangan-bilangan bulat dengan a  0 dan b = ka,
maka k disebut hasilbagi (quotient) dari b oleh a. Disebut pula bahwa jika k  0,
maka k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen (sekawan) dari a, atau
dengan singkat dikatakan bahwa a dan k adalah pembagi-pembagi sekawan
(komplementer) dari b.
Selanjutnya, pernyataan a | b sudah mempunyai makna a  0 meskipun itu
tidak disebutkan. Berdasarkan definisi di atas berlaku sifat-sifat dasar berikut:
(a) 1∣a untuk setiap bilangan bulat a, karena a = a1.
(b) a∣0 untuk setiap bilangan bulat taknol a, karena 0 = 0a.
(c) jika a∣b, maka berlaku salah satu dari hubungan berikut a < b, atau
a = b, atau a > b.
Sifat (a) menyatakan bahwa bilangan 1 disebut juga faktor trivial (trivial
factor) dari setiap bilangan bulat.

Contoh
1) 1 ∣ 3, 1 ∣ 5, 1 ∣ 10;
2) 5 ∣ 0, 16 ∣ 0, 7 ∣ 0;
3) 3 ∣ 6, 3 ∣ 3, 3 ∣ -3, dimana 3 < 6, 3 = 3, dan 3 > -3.

Proposisi 2.2
Misalkan a, b, c bilangan bulat. Sifat dasar berikut berlaku:
(a) Jika a  0, maka a∣a (sifat refleksif);
(b) Jika a | b, maka a | bc.
(c) jika a | b dan b | c maka a | c (sifat transitif)
16

(d) jika a | b dan b | a, maka a =  b .


(e) jika c ≠ 0 dan a | b mengakibatkan ac | bc
(f) jika a | b dan b  0, maka |a| |b|;
(g) jika a | b dan a, b > 0, maka a b;

(h) Untuk m ≠0, a | b jika dan hanya jika ma | mb.


(i) jika a | b dan a | c maka a | (kb + lc) untuk setiap bilangan bulat k, l;
(j) a | b dan a | b  c, maka a | c;
𝑏
(k) jika a | b dan b  0, maka ∣b.
𝑎

Bukti (a)
Misalkan a bilangan bulat taknol. Dari sifat sistem pada bilangan bulat berlaku
a = 1a. Jadi a∣a.

Bukti (b)
Misalkan a | b dan b | c maka ada bilangan bulat m dan n sehingga
b = ma dan c = nb.
Akibatnya c = n(ma) = (nm)a. Jadi a | c.

Bukti (e)
Misalkan a | b dan c adalah bilangan bulat taknol, maka ada bilangan bulat m
b = ma.
Akibatnya bc = (ma)c = (m)ac. Jadi ac | bc.

Bukti (f)
Misalkan a | b dan b  0, maka ada bilngan bulat m sehingga b = ma. Jadi |n|1,
akibatnya
|b| = |ma| = |m||a|  |a|.
Jadi |a| |b|.

Bukti (j)
Misalkan a | b dan a | c maka ada bilangan bulat m dan n sehingga
b = ma dan c = na.
17

Akibatnya untuk setiap bilangan bulat k dan l berlaku


kb + lc = k(ma) + l(na) = (km)a + (ln)a = (km +ln)a
untuk suatu bilangan bulat km +ln. Jadi a | kb + lc.

Bukti (j)
Misalkan a | b dan a | b + kc, maka ada bilangan bulat m dan n sehingga
b = ma dan b + kc = na.
Akibatnya
kc = na  b = na  ma = (n  m)a.
Jika diberikan nilai k =  1, maka jelaslah a | c.

Bukti (k)
Misalkan a | b dan b  0, maka ada bilangan bulat m sehingga
b = ma.
Akibatnya
𝑏 1 1 1
= b = (ma) = m(𝑎 𝑎) = m1 = m.
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏
Karena b  0, maka m  0. Jadi m∣b, atau 𝑎∣b.

Proposisi 2.3
Jika a∣b, maka a∣b + ka.

Bukti
Misalkan a∣b, semantara a∣ka. Menggunakan proposisi 2.2 diperoleh a∣b + ka.

Definisi berikut menunjukkan suatu bentuk hubungan bilangan bulat


tertentu dengan beberapa bilangan bulat lain.

Definisi 2.4
Suatu bilangan bulat c dikatakan kombinasi linier dari bilangan-bilangan bulat
a 1 , a 2 , a 3 , , a n , jika terdapat bilangan bulat k 1 , k 2 , k 3 , , k n sehingga berlaku
c = k 1 a 1 + k 2 a 2 + k 3 a 3 + k n a n .
18

Jadi, pernyataan (e) dalam Teorema 2.3 mengatakan bahwa jika a membagi b dan
c, maka a membagi semua kombinasi linear dari b dan c. Khususnya, a membagi
b + c dan b  c.

Berikut jenis-jenis bilangan bulat berdasarkan keterbagian:


1. Bilangan Genap dan Ganjil
Sebuah bilangan bulat positif a disebut bilangan genap bila salah satu
faktor dari a adalah 2. Bilangan bulat yang bukan genap disebut
bilangan ganjil. Kumpulan semua bilangan genap disebut himpunan
bilangan genap. Sedangkan kumpulan semua bilangan ganjil disebut
himpunan bilangan ganjil, secara berturut-turut adalah
{0, 2, 4, } dan { 1, 3, 5, }.
Jadi, himpunan bilangan bulat dapat dipartisi menjadi dua himpunan
bagian, yaitu himpunan bilangan ganjil dan himpunan bilangan genap:

Berikut ini diberikan beberapa sifat dasar:


(1) suatu bilangan ganjil mempunyai bentuk 2k + 1, untuk suatu
bilangan bulat k;
(2) suatu bilangan genap mempunyai bentuk 2k, untuk suatu bilangan
bulat k;
(3) jumlahan dari dua bilangan ganjil adalah suatu bilangan genap;
(4) jumlahan dari dua bilangan genap adalah suatu bilangan genap;
(5) jumlahan dari suatu bilangan ganjil dan genap adalah suatu bilangan
ganjil;
(6) hasil kali dari dua bilangan ganjil adalah suatu bilangan ganjil;
(7) hasil kali dari bilangan-bilangan bulat adalah genap jika dan hanya
jika ada dari faktor-faktornya bilangan genap.

2. Bilangan Komposit dan Prima


Sebuah bilangan bulat positif k ≠ 1 disebut bilangan komposit bila
bilangan k tersebut dapat dinyatakan sebagai hasil kali dua atau lebih
bilangan bulat positif ≠ 1.Jadi, bilangan komposit memiliki faktor selain
1 dan dirinya sendiri. Kumpulan semua bilangan komposit disebut
19

himpunan bilangan komposit. Sebaliknya, sebuah bilangan bulat positif


p ≠ 1 disebut bilangan prima bila bilangan p tersebut merupakan
perkalian antara 1 dan p, atau bilangan p hanya mempunyai 2 faktor
yaitu 1 dan p sendiri. Jika p bilangan prima dan
p = ab, maka a = 1 atau b = 1. Kumpulan semua bilangan prima disebut
himpunan bilangan prima.
Jadi, himpunan bilangan bulat positif (atau himpunan bilangan
asli) terpartisi atas tiga himpunan bagian, yaitu
{1}, {k | k bilangan komposit}, dan {p | p bilangan prima},
atau secara berurutan
{1}, {4, 6, 8, 9, 10, 12, }, dan {2. 3, 5, 7, 11, 13, 17, }.

Contoh
1) bilangan 4 adalah komposit, karena 4 = 22.
2) bilangan 15 adalah komposit, karena 15 = 35.
3) bilangan 7 adalah prima, karena hanya memiliki faktor 1 dan 7.
4) bilangan 2 adalah prima, karena hanya memiliki faktor 1 dan 2.

Latihan/Tugas
1. Berapa banyak bilangan bulat dari 1 sampai 100 yang dapat dibagi oleh
9?
2. Berapa banyak bilangan bulat dari 1 sampai 2000 yang dapat dibagi
oleh 9?
3. Jika n dan a adalah bilangan bulat positif, berapa banyak bilangan bulat
dari 1 sampai n yang dapat dibagi oleh a ?
4. Berapa banyak bilangan bulat antara 25 dan 250 yang dapat dibagi oleh
11 ?.
5. Berapa banyak bilangan bulat antara 250 dan 25000 yang dapat dibagi
oleh 11 ?.
6. Jika n, m, dan a adalah bilangan-bilangan bulat positif dan n > m,
berapa banyak bilangan bulat antara m dan n yang dapat dibagi
oleh a ?
7. Jika a, b, dan c adalah bilangan-bilangan bulat taknol, buktikan bahwa
20

ac∣bc jika dan hanya jika a∣b.


8. Buktikan atau tidak bisa dibuktikan pernyataan berikut: Jika d≠0 dan
c = ax + by dan d∣c dan d∣b, maka d∣a.
9. Misalkan n suatu bilangan bulat. Tunjukkan bahwa bilangan n 2 tidak
bisa berbentuk 3k +2, tetapi dapat berbentuk 3k atau 3k + 1.
10. Tunjukkan bahwa untuk semua bilangan bulat n, maka 4 ∤n 2 + 2.
11. Tunjukkan bahwa untuk setiap bilangan bulat n, maka
a. 2∣n 2  n.
b. 6∣n 3  n.

12. (a) Tunjukkan bahwa setiap bilangan bulat n terdapat bilangan bulat k
dan r sehingga n = 3k + r dan r = 1, 0, atau 1.
(b) Dapatkah anda menggeneralisasi permasalahan (a)?
𝑛
13. Untuk setiap bilangan bulat positif n, buktikan bahwa 32 + 1 dapat
dibagi oleh 2 tetapi tidak untuk 4
14. Tentukan semua bilangan bulat a ≠ 3 sehingga a – 3 | a 3 – 3.
15. Misalkan n adalah suatu bilangan bulat yang lebih besar dari 1.
Buktikan bahwa
(a) 2 n adalah jumlahan dari dua bilangan bulat ganjil berturutan.
(b) 3 n adalah jumlahan dari tiga bilangan bulat berturutan.

Anda mungkin juga menyukai