Anda di halaman 1dari 22

ASKEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KGD & Manjamen Bencana

Disusun oleh kelompok 1 :

Ahmad Faiz

Deva Gustina

Herda Agustiyani

Muhammad Fajar Santika

Suci Nur Janah

Nopia

Zulfa Nabilah

3B

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

Jalan Walet No. 21 Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153 Telp. (0231) 201942

2020
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA ORANG DEWASA

KASUS

Tn.A 45 tahun dibawa keluargnya ke rs pada tanggal 01 September 2020 pada jam 14:55 WIB. klien
mengalami kecelakaan, kemudian klien di bawa ke IGD dengan keluhan nyeri pada dada samping kanan
bawah dan perut kanan atas karena terbentur stang motor dan di sertai sesak nafas, skala nyeri 8 (0-10).
Nyeri dirasakan seperti di tususk-tususk nyeri terasa di sekitar area trauma, nyeri di rasakan ketika klien
badannya di gerakan ,tangan di angkat, dan ketika batuk. Klien sempat pingsan pada saat kecelaan,
tetapi klien masih ingat dengan kejadian kecelakaan yang telah menimpanya, Hasil pemeriksaan di
dapatkan GCS 15 Eye : 5 Motorik: 6 Verbal : 5, Gerakan dada asimetris, irama nafas cepat, pola nafas
tidak teratur, terdapat retraksi dada, suara nafas terdengar Gurgling, TTV : TD: 90/60 mmHg RR :
30x/menit N : 80x/menit S: 35,9 C terdapat cuping hidung dan akral teraba dingin.

No. Rekam Medis : 0098765 Diagnosa Medis : Trauma Thorax


IDENTITAS

Nama : Tn. A Jenis Kelamin :L/P Umur : 45 th


Agama : Islam Status Perkawinan : Menikah Pendidikan:SMA
Pekerjaan : Kuli bangunan Sumber informasi:Ny. T Alamat : Cirebon
TRIAGE
P1 P2 P3 P4
PRIMER SURVEY

GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama : Nyeri dada disertai sesak nafas

Mekanisme Cedera : terjadi pneumothorax diperkirakan karena trauma thorax akibat


terbentur stang motor yang mengakibatkan fraktur pada costa yang pada akhirnya
patahan fraktur costa merobek pleura sehingga udara dapat masuk pada cavum pleura.

Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : √ Baik  Tidak Baik, ... ... ...
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan jalan nafas tidak
AIRWAY
efektif b/d obstruksi jalan
nafas akibat sekret darah
Jalan Nafas : √ Paten  Tidak Paten Kriteria Hasil : Menunjukkan
Obstruksi :  Lidah √ Cairan  Benda Asing perilaku mencapai bersihan
 N/A jalan nafas
Suara Nafas: Snoring √ Gurgling Stridor
 N/A Intervensi :
Keluhan Lain: - 1. Kaji frekuensi/kedalaman
pernafasan dan gerak dada
2. Auskultasi area paru, catat
area penurunan/tak ada
aliran udara dan bunyi
nafas
3. Bantu klien nafas sering
4. Penghisapan sesuai indikasi
5. Kolaborasi: Berikan obat
sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektotpran,
bronkhodilato.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola nafas tidak efektif b/d
BREATHING
penurunan ekspansi paru

Gerakan dada :  Simetris √ Asimetris Kriteria Hasil :


Irama Nafas : √ Cepat  Dangkal  Normal Mempertahankan frekuensi
Pola Nafas :  Teratur √ Tidak Teratur pernafasan yang efektiv.
Retraksi otot dada : √ Ada  N/A Mengalami perbaikan
Sesak Nafas : √ Ada  N/A  RR : 30 pertukaran gas-gas pada paru.
x/mnt Adaptive mengatasi faktor-
Keluhan Lain: Nafas tidak spontan, jenis nafas : faktor penyebab.
Dispnoe, cuping hidung (+),
Intervensi :
1. Pantau Rr irama dan
kedalaman pernapasan
klien.
2. Pantau adanya penggunaan
otot tambahan pernafasan
dan retraksi dinding dada
pada klien
3. Berikan posisi semi fowler
pada klien
4. Pantau status pernafasan
dan oksigenasi klien
5. Berikan dan pertahankan
masukan oksigen pada
klien sesuai indikasi

Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan perfusi jaringan
CIRCULATION perifer tidak efektif b/d
gangguan transport O2

Nadi : √ Teraba  Tidak Kriteria Hasil : Daerah perifer


teraba teraba hangat, tidak ada
Sianosis : √ Ya  Tidak sianosis, CRT kurang dari 3
CRT :  < 2 detik √ > 2 detik detik
Pendarahan :  Ya  Tidak ada
Keluhan Lain: akral teraba dingin Intervensi :
1. Monitor frekuensi dan
irama jaantung
2. Observasi perubahan status
mental
3. Observasi warna dan suhu
kulit/membran.
4. Pantau pemeriksaan
diagnostik dan
laboratorium, mis: EKG,
elektrolit, GDA.
5. Ukur hakuan urine dan
catat berat jenisnya
6. Kolaborasi: kolaborasi
dengan pemberian cairan
IV sesuai dengan indikasi

DISABILITY Diagnosa Keperawatan:


1. -
Respon : √ Alert  Verbal  Pain  Kriteria Hasil : … … …
Unrespon
Kesadaran: √ CM  Delirium  Somnolen Intervensi :
SURVEY

 ... ... ... 1. ........................


PRIMER

GCS : √ Eye 4 √ Verbal 5 √ Motorik 6


Pupil : √ Isokor  Unisokor  Pinpoint 
Medriasis
Refleks Cahaya: √ Ada  Tidak Ada
Keluhan Lain : -

Diagnosa Keperawatan:
EXPOSURE
1. .......................
Deformitas :  Ya √ Kriteria Hasil : ......................
Tidak
Contusio :  Ya √ Intervensi :
Tidak 1. .....................
Abrasi :  Ya √
Tidak
Penetrasi :  Ya √
Tidak
Laserasi :  Ya √
Tidak
Edema :  Ya √
Tidak
Keluhan Lain: -
……
SECONDARY SURVEY

Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut b/d agen
ANAMNESA cedera fisik, luka pada
dada

Riwayat Penyakit Saat Ini : Klien datang ke IGD Kriteria Hasil : Klien tidak
dibawa oleh keluarganya pada jam 14.55 WIB merasa nyeri lagi
tanggal 01 September 2020. Klien tabrakan dengan
kendaraan bermotor dengan keluhan nyeri pada Intervensi :
dada disertai sesak nafas, nyeri dirasakan seperti 1. Kaji skala nyeri, lokasi
ditusuk-tusuk, nyeri terasa di sekitar areal trauma, nyeri, karakteristik nyeri,
skala nyeri 8 (0-10), nyeri dirasakan ketika inspirasi, dan durasi
badan di angkat, tangan kanan di angkat dan ketika 2. Ajarkan tehnik menurunkan
batuk. ketegangan otot rangka
yang dapat menurunkan
intensitas nyeri dan juga
tingkatkan relaksasi masase
Alergi : -
3. Ajarkan metode ddistraksi
nyeri akut
4. Berikan kesempatan waktu
Medikasi : klien dipasang Water Seal Drainage
istirahaat bila terasa nyeri
(WSD) untuk mengeluarkan udara yang ada di
dan berikan posisi yang
cavum pleura, klien diberikan O2 10-12 lt/m, serta nyaman, mis: waktu tidur
dapat diberikan analgetik untuk mengurangi rasa belakangnya dipasang
sakit. bantal kecil
5. Tingkatkan pengetahuan
tentang sebab-sebab nyeri,
Riwayat Penyakit Sebelumnya: klien mengatakan dan menghubungkan berapa
tidak memiliki penyakit sesak nafas, klien tidak nyeri akan berlangsung
merokok 6. Kolaborasi dengan tim
medis/dokter untuk
pemberian analgetik
Makan Minum Terakhir: pukul 11.00 WIB (Katerolac 3x1 amp).
7. Observasi tingkat nyeri, dan
respon motorik klien, 30
Even/Peristiwa Penyebab: Klien laki-laki 45 tahun menit setelah pemberian
datang post KLL+2 jam SMRS, dada samping obat analgetik untuk
kanan bawah dan perut kanan atas terbentur stang mengkaji efektivitasnya.
motor, klien mengeluh nyeri dada kanan bawah
disertai sesak nafas dan nyeri perut kanan atas.
Nyeri dada bertambah jika klien bernafas, badan
digerakkan, dan batuk. Klien ingat kejadian, riwayat
pingsan disangkal

Tanda Vital :
BP : 90/60 mmHg N : 80 x/m S:35,9°C
RR : 30 x/m

Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN FISIK 1. … … …
2. … … …

Kepala dan Leher: Kriteria Hasil : … … …


Inspeksi: -
Palpasi: - Intervensi :
Dada: 1. ………
Inspeksi: Takipnea, penggembungan pada ruang 2. ………
interkosta pada sisi yang sakit, klien tampak sulit
bernafas, pernafasan cuping hidung, tampak gerakan
dada paradokx.
Palpasi: Emfisema subkutan, penurunan hingga
tidak adanya taktil fremitus pada sisi yang sakit
Perkusi: Resonansi atau hipersonansi di atas daerah
SECONDARY

yang terkena, pengembangan diagfragmatik pada


sisi yang sakit.
SURVEY

Auskultasi: Pernafasan: penurunan atau tidak


adanya nafas di atas daerah yang sakit, penurunan
atau tidak adanya vokal fremitus.
Kardiovaskuler: Takikardi
Abdomen: -
Inspeksi: -
Palpasi: -
Perkusi: -
Auskultasi: -
Pelvis: -
Inspeksi: -
Palpasi: -
Ektremitas Atas/Bawah: -
Inspeksi: -
Palpasi: -
Punggung :
Inspeksi: -
Palpasi: -
Neurologis : -
Diagnosa
Keperawatan:
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. … … …
2. … … …
√ RONTGEN  CT-SCAN  USG  EKG Kriteria Hasil : … … …
 ENDOSKOPI  Lain-lain, ... ...
Hasil : menunjukkan fraktur inkomplit pada costa 5 Intervensi :
dan 6 dekstra 1. ………
2. ………

Tanggal Pengkajian : 01 September 2020 TANDA TANGAN


Jam : 15.00 WIB PENGKAJI:
Keterangan :

NAMA TERANG :

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas akibat sekret darah

2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan eksfansi paru

3. Gangguan perfusi jaringan perifer b/d gangguan transport O2

4. Nyeri akut b/d agen cedera fisik, luka pada dada

INTERVENSI

No Diagnosa Rencana Keperawatan


. Tujuan Intervensi Rasional
1. Bersihan Setelah diberikan 1. Kaji 1. Untuk
jalan nafas asuhan frekuensi/kedalaman mengetahui
tidak keperawatan pernafasan dan gerak frekuensi
efektif b/d selama 15 menit, dada pernafasan
obstruksi bersihan jalan 2. Auskultasi area paru, 2. Untuk
jalan nafas nafas klien efektif catat area penurunan/tak mendengar
akibat dengan kriteria ada aliran udara dan bunyi nafas
sekret hasil : bunyi nafas 3. Untuk
darah Menunjukkan 3. Bantu klien nafas sering mempertahanka
perilaku mencapai 4. Penghisapan sesuai n jalan nafas
bersihan jalan indikasi 4. Untuk
nafas 5. Kolaborasi: Berikan 5. Untuk
obat sesuai indikasi: membantu
mukolitik, proses
ekspektotpran, membuka jalan
bronkhodilato nafas.
2. Pola nafas Setelah diberikan 1. Pantau Rr irama dan 1. Untuk
tidak asuhan kedalaman pernapasan mengetahui
efektif b/d keperawatan klien. kekuatan irama
penurunan selama 15 menit, 2. Pantau adanya pernafasan
ekspansi pola nafas klien penggunaan otot 2. Untuk
paru efektif dengan tambahan pernafasan mengetahui
kriteria hasil : dan retraksi dinding retraksi dinding
Mempertahankan dada pada klien dada
frekuensi 3. Berikan posisi semi 3. Untuk
pernafasan yang fowler pada klien mengefektifkan
efektiv. 4. Pantau status pernafasan pola nafas dan
Mengalami dan oksigenasi klien memberikan
perbaikan 5. Berikan dan pertahankan rasa nyaman
pertukaran gas-gas masukan oksigen pada 4. Untuk
pada paru. klien sesuai indikasi mencegah
Adaptive terjadinya henti
mengatasi faktor- nafas
faktor penyebab. 5. Untuk
membantu
pernafasan klien
3. Gangguan Setelah diberikan 1. Monitor frekuensi dan 1. Untuk
perfusi asuhan irama jaantung memantau
jaringan keperawatan 2. Observasi perubahan frekuensi irama
perifer selama 30 menit, status mental jantung
efektif b/d jaringan perfusi 3. Observasi warna dan 2. Untuk
gangguan perifer efektif suhu kulit/membran. 3. Untuk
transport dengan kriteria 4. Pantau pemeriksaan mengetahui
O2 hasil : diagnostik dan sianosis
Daerah perifer laboratorium, mis: EKG, 4. Untuk
teraba hangat elektrolit, GDA. pemeriksaan
Tidak ada sianosis 5. Ukur hakuan urine dan penunjang
CRT kurang dari 3 catat berat jenisnya 5. Untuk
detik 6. Kolaborasi: kolaborasi mengetahui
dengan pemberian cairan 6. Untuk
IV sesuai dengan mencegah
indikasi kekurangan
cairan
4. Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji skala nyeri, lokasi 1. Untuk
b/d agen asuhan nyeri, karakteristik mengetahui
cedera keperawatan nyeri, dan durasi skala nyeri klien
fisik, luka selama 1 jam, nyeri 2. Ajarkan tehnik 2. Untuk relaksasi
pada dada berkurang dengan menurunkan ketegangan dan mengurangi
kriteria hasil : otot rangka yang dapat rasa nyeri
Klien tidak merasa menurunkan intensitas 3. Untuk
nyeri lagi dengan nyeri dan juga mengurangi
skala nyeri 0 dari tingkatkan relaksasi nyeri
(1-10) masase 4. Untuk
3. Ajarkan metode memberikan
distraksi nyeri akut rasa nyaman
4. Berikan kesempatan 5. Untuk
waktu istirahaat bila mengetahui
terasa nyeri dan berikan lamanya nyeri
posisi yang nyaman, 6. Untuk proses
mis: waktu tidur penyembuhan
belakangnya dipasang mengurangi/me
bantal kecil nghilangkan
5. Tingkatkan pengetahuan rasa nyeri
tentang sebab-sebab 7. Untuk
nyeri, dan mengetahui
menghubungkan berapa efektivitas obat.
nyeri akan berlangsung
6. Kolaborasi dengan tim
medis/dokter untuk
pemberian analgetik
(Katerolac 3x1 amp).
7. Observasi tingkat nyeri,
dan respon motorik
klien, 30 menit setelah
pemberian obat
analgetik untuk
mengkaji efektivitasnya.

Implementasi

Tanggal & Jam Dx Implementasi paraf

02-09-2020 1. Bersihan jalan I : Mengkaji frekuensi/kedalaman


nafas tidak pernafasan dan gerak dada
08:00-12:00
efektif b/d R : klien mengatakan nafas masih
obstruksi jalan sering sesak
nafas akibat I : menguskultasi area paru, catat
sekret darah. area penurunan/tak ada aliran
udara dan bunyi nafas
R: perawat mengatakan Masih
terdengar bunyi pada saat klien
bernafas
I : Membantu klien nafas sering
Penghisapan sesuai indikasi
R : klien mengatakan Sudah bisa
melakukan nafas dengan cara
penghisapan.
I : mengkolaborasikan/ Memerikan
obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkhodilator

R : klien mengatakan klien di beri


obat ekspektoran dan
bronkhodilator.

2. Pola nafas tidak I :Memantau Rr irama dan


efektif b/d kedalaman pernapasan klien.
penurunan R : Perawat mengatakan irama
ekspansi paru nafas klien Cepat dan tidak
teratur RR: 27x/menit
I: Memantau adanya penggunaan
otot tambahan pernafasan dan
retraksi dinding dada pada klien
R : Keluarga klien mengatakan
retraksi dinding dada/
pergerakan dinding dada masih
Blm stabil
I : Memerikan posisi semi fowler
pada klien
R : klien mengatakan sesak nafas
menjadi berkurang ketika posisi
dia seperti itu (semi fowler)
I : Memantau status pernafasan dan
oksigenasi klien
R : RR : 27x/ menit
I :Memberikan dan pertahankan
masukan oksigen pada klien
sesuai indikasi
R : Keluarga klien mengatakan
klien selalu terpasang oksigen

3.Gangguan I : Mengobservasi perubahan status


perfusi jaringan mental
perifer tidak R: keluarga klien mengatakan
efektif b/d bahwa klien tidak ada
gangguan perubahan sikap atau
transport O2. mentalnya.
I :Mengobservasi warna dan suhu
kulit/membran.
R : suhu klien sekarang 36,9 C
I : MengKaji skala nyeri, lokasi
nyeri, karakteristik nyeri, dan
durasi
R : klien mengatakan nyerinya 4(0-
10) nyeri masih seperti di tusuk-
tusuk durasi hanya sekitar
Kurang lebih 1menit jila
merasakan nyeri
I : Mengajarkan tehnik
menurunkan ketegangan otot
rangka yang dapat menurunkan
intensitas nyeri dan juga
tingkatkan relaksasi masase
R: Keluarga klien mengatakan
setelah dilakukan relaksasi
masae klien tampak tenang dan
klien mengatakan nyeri
berkurang
I : Mengajarkan metode ddistraksi
nyeri akut
R : klien mengatakan jika nyeri
datang klien biasanya
mengobrol dan menonton tv
yang ada rs.
I : Memberikan kesempatan waktu
istirahaat bila terasa nyeri dan
berikan posisi yang nyaman,
mis: waktu tidur belakangnya
dipasang bantal kecil
R : keluarga klien mengatakan jika
klien ingin duduk selalu
memasangkan bantal kecil di
belakang punggungnya
I : Meningkatkan pengetahuan
tentang sebab-sebab nyeri, dan
menghubungkan berapa nyeri
akan berlangsung
R : klien mengatakan perawat telah
mengajarkan theknik untuk
meredahkan nyeri yaitu dengan
napas dalam dan mengalihkan
ke hal-hal yang saya sukai
I : mengkolaborasiKan dengan tim
medis/dokter untuk pemberian
analgetik (Katerolac 3x1 amp).
R : keluarga klien mengatakan
klien mendapatkan obat dari
dokter namanya keterolak dan
rutin dan tepat di berikannya.
I : Observasi tingkat nyeri, dan
respon motorik klien, 30 menit
setelah pemberian obat
analgetik untuk mengkaji
efektivitasnya.
R : klien mengatakan setelah
meminum obat nyeri dalam
beberapa menit berkurang.

4. Nyeri akut b/d I : Mengkaji skala nyeri,


agen cedera fisik, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, dan
luka pada dada. durasi
R : Klien mengatakan nyeri di
bagian dada samping kanan
bawah dan perut kanan
atas , skala nyeri 8 (0-10).
Nyeri dirasakan seperti di
tususk-tususk nyeri terasa di
sekitar area trauma.
I : Mengajarkan tehnik
menurunkan ketegangan
otot rangka yang dapat
menurunkan intensitas nyeri
dan juga tingkatkan
relaksasi masase
R : Klien melakukan tarik
nafas dalam untuk mengurangi
nyeri.
I : Mengajarkan metode
distraksi nyeri akut
R : Klien mengatakan saat
nyeri suka berimajinasi
atau pengalihan
menjauhkan perhatian
terhadap rasa nyeri nya.
I : Memberikan kesempatan
waktu istirahaat bila terasa
nyeri dan berikan posisi
yang nyaman, mis: waktu
tidur belakangnya
dipasang bantal kecil
R : Klien mengatakan suka
tidur atau menggunakan
posisi yang nyaman saat
nyeri yang dirasakannya
kambuh.
I : Meningkatkan
pengetahuan tentang sebab-
sebab nyeri, dan
menghubungkan berapa
nyeri akan berlangsung.
R : Klien mengatakan tahu
sebab-sebab nyeri yang di
rasakan oleh klien.
I : Mengkolaborasi dengan
tim medis/dokter untuk
pemberian analgetik
(Katerolac 3x1 amp).
R : Klien mengatakan nyeri
berkurang karena di berikan obat
analgetik.
I : Mengobservasi tingkat
nyeri, dan respon motorik
klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik
untuk mengkaji
efektivitasnya.
R : Klien mengatakan nyeri
mulai berkurang.

EVALUASI
Tanggal & Jam Dx Evaluasi Paraf
03-09-2020 1. Bersihan jalan S : Klien mengatakan
08:00-12:00 nafas tidak nafaasnya masih
efektif b/d sesak.
obstruksi jalan O : Klien tampak masih
nafas akibat sering kesakitan
sekret darah. saat bernafas dan
irama nafas terlihat
masih cepat.
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
1.kaji
frekuensi/kedalaman
pernafasan dan gerak
dada
2. Auskultasi area paru,
catat area
penurunan/tak ada
aliran udara dan bunyi
nafas
3. Kolaborasikan/
Memerikan obat sesuai
indikasi: mukolitik,
ekspektoran,
bronkhodilator

2. Pola nafas tidak S : Klien mengatakan


efektif b/d pola nafas masih sesak
penurunan O : Klien tampak masih
ekspansi paru tampak kesakitan retraksi
dinding dada masih
terlihat
A : Masalah Belum
teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
1. Pantau Rr irama dan
kedalaman pernapasan
klien.
2. Pantau adanya
penggunaan otot
tambahan pernafasan
dan retraksi dinding
dada pada klien
3.Berikan posisi semi
fowler pada klien
4.Pantau status
pernafasan dan
oksigenasi klien
5.Berikan dan
pertahankan masukan
oksigen pada klien
sesuai indikasi

3. Gangguan perfusi S : - Klien mengatakan


jaringan perifer badan masih terasa sakit.
tidak efektif b/d -TD : 90/80 mmHg.
gangguan - R : 27x/menit
transport O2. - N : 80x/menit
- S : 36,5 C
O : klien tampak terlihat
pucat
A : Masalah Belum
teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
1.Monitor frekuensi dan
irama jaantung
2. Observasi perubahan
status mental
3.Observasi warna dan
suhu kulit/membran.
4.Pantau pemeriksaan
diagnostik dan
laboratorium, mis:
EKG, elektrolit, GDA.
5.Ukur hakuan urine dan
catat berat jenisnya
6.Kolaborasi: kolaborasi
dengan pemberian cairan
IV sesuai indikasi

4. Nyeri akut b/d S : Klien mengatakan


agen cedera fisik, nyeri berkurang sengan
luka pada dada. skala 4 (0-10).
O : Klien masih tampak
kesakitan muka masih
sering meringis-meringis
A : Masalah Belum.
P :Intervensi diLanjutkan
1. Kaji skala nyeri, lokasi
nyeri, karakteristik
nyeri, dan durasi
2. Ajarkan tehnik
menurunkan
ketegangan otot
rangka yang dapat
menurunkan intensitas
nyeri dan juga
tingkatkan relaksasi
masase
3. Ajarkan metode
distraksi nyeri akut
4. Berikan kesempatan
waktu istirahaat bila
terasa nyeri dan
berikan posisi yang
nyaman, mis: waktu
tidur belakangnya
dipasang bantal kecil
5. Tingkatkan
pengetahuan tentang
sebab-sebab nyeri, dan
menghubungkan
berapa nyeri akan
berlangsung
6. Kolaborasi dengan tim
medis/dokter untuk
pemberian analgetik
(Katerolac 3x1 amp)

Anda mungkin juga menyukai