Anda di halaman 1dari 6

PERAN SEORANG PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SASARAN

KESELAMATAN PASIEN

APRILIANI PERMATA KHAIRUNNISA HARAHAP / 181101102

Email: aprilianipermata06@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan prioritas utama yang harus dilaksanakan oleh
rumah sakit. Hal ini sangat erat kaitannya baik dengan citra rumah sakit maupun keamanan
pasien dirumah sakit. Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini.

Tujuan: Sasaran Keselamatan Pasien adalah untuk mendorong rumah sakit agar melakukan
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran ini merupakan bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan rumah sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dari para ahli atas
permasalahan ini.

Metode :Menggunakan metode Literature-review,yang menggunakan jurnal dan buku,serta


dilengkapin dari e-journal dan juga e-book,dan dengan referensi yang jelas.

Hasil : Berdasarkan hasil pencarian literature didapatkan bahwa seorang peran memiliki peran
dalam melaksanakan sasaran keselamatan pasien dengan baik dan benar.

Kesimpulan : Dari hasil kajian yang saya kerjakan didapat hasil Sasaran Keselamatan Pasien
adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-
bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Kata kunci : sasaran,pasien,keselamatan


ABSTRACT
Background: Patient safety is a top priority that must be implemented by the hospital. This is
very closely related both to the image of the hospital and the safety of patients at the hospital.
The goal of Patient Safety is to encourage specific improvements in patient safety. The target
highlights the problem areas in health care and explains the evidence and solutions of the
evidence-based consensus and expertise on these issues.

Objectives: The goal of Patient Safety is to encourage hospitals to make specific improvements
in patient safety. These targets are the problematic parts of hospital services and explain the
evidence and solutions from experts on this problem.

Method: Using the Literature-review method, which uses journals and books, and is completed
from e-journals and e-books, and with clear references.

Results: Based on the literature search results found that a role has a role in implementing
patient safety goals properly and correctly.

Conclusion: From the results of the study I worked on obtained the results of the Patient Safety
Goal are encouraging specific improvements in patient safety. The target highlights the problem
areas in health care and explains the evidence and solutions of the evidence-based consensus and
expertise on these issues.

Keywords: target, patient, safety

PENDAHULUAN Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Latar Belakang Kesehatan yaitu no 1691/2011 tentang
Keselamatan pasien adalah prioritas utama . Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan
Hal ini sangat erat kaitannya baik dengan ini menjadi yang utama dalam Keselamatan
citra rumah sakit maupun keamanan pasien Pasien di rumah sakit seluruh Indonesia.
dirumah sakit. Tujuan dari pelaksanaan Banyak rumah sakit di Indonesia yang telah
keselamatan pasien di rumah sakit adalah berupaya membangun dan mengembangkan
untuk melindungi para pasien dari kejadian Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut
yang tidak diharapkan,seperti risiko jatuh. berdasarkan pemahaman manajemen
Risiko kejadian ini berasal dari proses terhadap Keselamatan Pasien. Peraturan ini
pelayanan yang dilakukan oleh tenaga memberikan panduan bagi manajemen
kesehatan melalui program-program yang rumah sakit agar dapat menjalankan spirit
telah ditetapkan oleh rumah sakit tersebut Keselamatan Pasien secara utuh dan baik.
(Depkes RI, 2008) Tujuan
Untuk mengetahui bahwa pentingnya saat pasien berpindah kea rah tempat
seorang mperawat mengetahui sasaran tidur,berpindah lokasi di dalam lingkungan
keselamartan pasien rumah sakit lupa identitas diri, atau
mengalami situasi lainnya.
Metode
Elemen penilaian sasaran 1 yaitu:
Kajian ini menggunakan metode Literature-
review,yang menggunakan jurnal dan 1. Ada yang mengatur pelaksanaan
buku,serta dilengkapin dari e-journal dan identifikasi pasien.
juga e-book,dan dengan referensi yang jelas.
2. Identifikasi pasien ini dilakukan sebelum
Hasil tindakan sesuai prosedur

Berdasarkan hasil pencarian literature 3. Identifikasi pasien dilakukan sebelum


didapatkan bahwa seorang peran memiliki dilakukan tindakan, prosedur diagnostic dan
peran dalam melaksanakan sasaran juga terapi
keselamatan pasien dengan baik dan benar.
4. Pasien diidentifikasi sebelum diberikan
PEMBAHASAN obat, darah, pengambilan spesimen, dan
pemberian diet.
Keselamatan pasien adalah suatu dimana
rumah sakit membuat asuhan keperawatan 5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian
terhadap pasien lebih aman dan nyaman radioterapi, dan juga saat menerima cairan
yang meliputi risiko, identifikasi pasien dan intravena,pengambilan darah atau
pengelolaan hal yang berhubungan dengan pengambilan spesimen lain untuk
risiko pasien tersebut , pelaporan insiden identifikasi terhadap pasien koma.
dan analisis insiden juga termasuk,
kemampuan belajar insiden dan tindak 2. Sasaran II ( Meningkatkan Komunikasi
lanjutnya dan juga implementasi solusi Yang Efektif )
terhadap untuk meminimalkan timbulnya Komunikasi dianggap efektif bila tepat
terjadi risiko dan juga mencegah terjadinya waktu, akurat, lengkap, tidak mendua, dan
cedera. diterima oleh penerima informasi yang
Adapun 6 Sasaran keselamatan Pasien bertujuan mengurangi kesalahan-kesalahan
dirumah sakit yaitu: dan meningkatkan keselamatan pasien.

1.Sasaran I (Mengidentifikasi Pasien Elemen Penilaian sasaran 2 yaitu :


Dengan Benar) 1. Ada komunikasi efektif antarprofesional
Kesalahan identifikasi dapat terjadi di pemberi asuhan.
seluruh aspek diagnosis dan juga tindakan. 2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif
Keadaan yang dapat membuat identifikasi antar profesional pemberi asuhan
ini salah adalah jika pasien dalam keadaan komunkasi.
terbius, tidak sadar, dalam keadaan koma,
3. Pesan secara verbal atau verbal lewat Tindakan bedah dan prosedur invasif
telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh memuat semua prosedur investigasi dan atau
penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh memeriksa penyakit serta kelainan dari
pemberi pesan. tubuh manusia melalui mengiris,
mengangkat, memindahkan, mengubah atau
3. Sasaran 3 (Meningkatkan Keamanan memasukkan alat laparaskopi/ endoskopi ke
Obat-Obat Yang Harus Diwaspadai ) dalam tubuh untuk keperluan diagnostik dan
terapeutik.
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat
membahayakan pasien, bahkan bahayanya Elemen penilaian sasaran ke empat yaitu:
dapat menyebabkan kematian atau kecacatan
pasien, terutama obatobat yang perlu 1. Ada prosedur untuk melaksanakan
diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai penandaan lokasi operasi atau tindakan
adalah obat yang mengandung risiko yang invasif.
meningkat bila kita salah menggunakan dan
dapat menimbulkan kerugian besar pada 2. Tampak terlihat bukti rumah sakit
pasien. menggunakan satu tanda di empat sayatan
operasi pertama atau tindakan invasif yang
Elemen penilaian sasaran 3 yaitu : segera dapat dikenali dengan cepat sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang
1. Tentang penyediaan, penyimpanan, ditetapkan rumah sakit.
penataan, penyiapan, dan penggunaan obat
yang perlu diwaspadai 3. Tmpak ada bukti untuk sebagai
penandaan lokasi operasi dilakukan oleh staf
2. Rumah sakit mengimplementasikan atau pegawai medis yang melakukan operasi
regulasi yang telah dibuat .

3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat 5. Sasaran ke V (Mengurangi Risiko Infeksi
yang perlu diwaspadai yang disusun Terkait Pelayanan Kesehatan)
berdasar atas data spesifik sesuai dengan
regulasi. Pencegahan dan pengendalian infeksi
merupakan sebuah tantangan di lingkungan
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, dan fasilitas kesehatan. Secara umum, infeksi
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai terkait pelayanan kesehatan terjadi di semua
termasuk obat NORUM diatur di tempat unit layanan kesehatan, termasuk infeksi
aman. saluran kencing disebabkan oleh kateter,
infeksi pembuluh/aliran darah terkait
4.Sasaran ke IV (Memastikan Lokasi pemasangan infus baik perifer maupun
Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang sentral, dan infeksi paru-paru terkait
Benar, Pembedahan Pada Pasien Yang penggunaan ventilator.
Benar).
Elemen Penilaian sasaran ke 5 yaitu:
1. Ada regulasi tentang pedoman kebersihan diagnosis, dan lokasi terindikasi berisiko
tangan (hand hygiene) yang mengacu pada tinggi jatuh sesuai dengan regulasi di rumah
standar WHO terkini. sakit

2. Rumah sakit melaksanakan program 3.Langkah-langkah diadakan untuk


kebersihan tangan (hand hygiene) di seluruh mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari
rumah sakit sesuai dengan regulasi. situasi dan lokasi yang menyebabkan pasien
jatuh.
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci
tangan sesuai dengan prosedur. PENUTUP
4. Ada bukti pegawai melaksanakan cuci Kesimpulan
tangan
Dari hasil kajian yang saya kerjakan didapat
5. Prosedur desinfeksi di rumah sakit
hasil Sasaran Keselamatan Pasien adalah
dilakukan sesuai dengan prosedur
mendorong perbaikan spesifik dalam
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
evaluasi guna mencegah terjadinya infeksi bagian-bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti
6. Sasaran ke VI (Mengurangi Risiko serta solusi dari konsensus berbasis bukti
Cedera Pasien Akibat Terjatuh) dan keahlian atas permasalahan ini. Desain
sistem yang baik secara intrinsik adalah
Operasi dan/atau anestesi, perubahan
untuk memberikan pelayanan kesehatan
mendadak kondisi pasien, serta penyesuaian
yang aman dan nyaman serta juga bermutu
pengobatan.Rumah sakit harus menetapkan
tinggi.
kriteria untuk identifikasi pasien yang
dianggap berisiko tinggi jatuh. Lokasi DAFTAR PUSTAKA
spesifik dapat menyebabkan risiko jatuh
bertambah karena layanan yang diberikan. Azwar, A 2010, Pengantar administrasi
Misalnya, terapi fisik (rawat jalan dan rawat kesehatan, edk 3, Binarupa Aksara,
inap) memiliki banyak peralatan spesifik Tangerang
digunakan pasien yang dapat menambah
risiko pasien jatuh seperti parallel bars, KARS, 2012, Standar akreditasi rumah sakit
freestanding staircases, dan peralatan lain 6. Dedi, Uus, Fitriyani 2013, ‘Analisis
untuk latihan. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
pada Rumah Sakit Islam Karaw.
Elemen Penilaian sasaran ke 6 yaitu:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
1. Ada regulasi yang mengatur tentang (2009) Undang-Undang Republik Indonesia
mencegah pasien cedera karena jatuh. Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Indonesia
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses
terhadap semua pasien dengan kondisi,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit’,
(2014) Peraturan Menteri Kesehatan Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia,
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Samra, R. et al. (2016) ‘How to Monitor
Indonesia. Patient Safety in Primary Care? Healthcare
Professionals’ Views’, Journal of the Royal
Simamora, R. H. “Buku Ajar Keselamatan Society of Medicine
Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR.” Ulrich, B. and Kear, T. (2014) ‘Patient
(2018).\ Safety and Patient Safety Culture:
Foundations of Excellent Health Care
Shobirin (2016) ‘Hubungan Penerapan Delivery.’, Nephrology Nursing Journal
Manajemen Puskesmas dan Komitmen
Kerja Petugas dengan Mutu Pelayanan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Pengobatan di Poli Umum Puskesmas Indonesia Nomor 755 Tahun 2011,
Kabupaten Bangkalan’, Jurnal Penelitian Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah
Administrasi Publik, 2(2), pp. 513–526. Sakit
Available
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
R.H. Simamora. (2019). Buku Ajar 29 Tahun 2004, Praktek Kedokteran.
Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Uwais
Inspirasi Indonesias

R.H. Simamora. (2019). The Influence Of


Training Handover based SBAR
Communication for Improving Patients
Safety . Indian Journal of Public Health
Research & Development

R.H. Simamora. (2019). Documentation of


Patient Identification into the Electronic
System to Improve the Quality of Nursing
Serices. International Journal of scientific
& Technology Research

Stephen P. Robbins, T. A. J. (2008) Perilaku


Organisasi. 12th edn. Jakarta: Salemba
Empat

Sumarni (2017) ‘Analisis Implementasi


Patient Safety Terkait Peningkatan Mutu

Anda mungkin juga menyukai