Anda di halaman 1dari 7

UPAYA PEMENUHAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Rina Mardiani / 181101005


Rnmardiani354@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Penyelenggaraan program keselamatan pasien di rumah sakit memerlukan dukungan
semua komponen dari tingkat pelaksana sampai tingkatan manajer rumah sakit. Komponen yang paling
penting dalam menjalankan sasaran keselamatan pasien yaitu perawat. Perawat perlu mengetahui upaya
apa saja yang dapat memenuhi standar dan sasaran keselamatan pasien di rumah sakit agar program
keselamatan pasien dapat dijalankan dengan baik
Tujuan : dari penulisan kajian ini yaitu untuk menjelaskan Upaya perawat dalam pemenuhan sasaran
keselamatan pasien agar dapat meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit terjalan dengan baik
Metode : pengkajian ini menggunakan metode kualitatif, yang dimana metode ini lebih cenderung
menonjolkan bersifat subjektif dimana proses penelitian ini lebih memperlihatkan dan cenderung lebih
focus pada landasan teori yang dikutip
Hasil : Dalam menjalankan setiap sasaran dari keselamatan pasien diperlukan adanya upaya untuk
pemenuhan sasaran keselamatan pasien yaitu dengan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan
profesionalisme perawat dalam menjalankan dan menerapkan asuhan keperawatan dalam keadaan yang
menguntungkan dan memberikan keselamatan pada pasien.
Kesimpulan : Perawat Dalam upaya pemenuhan sasaran keselamatan pasien dapat menerapkan dan
memusatkan seluruh pengetahuannya dalam setiap tindakan atau prosedur yang ingin diberi dalam
menjalankan asuhan keperawatan.
Kata kunci : Sasaran keselamatan pasien, Perawat, Rumah sakit, Fasilitas pelayanan
Kesehatan

PENDAHULUAN
Keselamatan pasien merupakan suatu Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun
system yang membuat asuhan pasien lebih 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa
aman, meliputi asasmen risiko, identifikasi rumah sakit di Indonesia diwajibkan untuk
dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan meningkatkan mutu pelayanan melalui
analisis insiden, kemampuan belajar dari akreditasi rumah sakit minimal dalam jangka
indiden dan tindak lanjutnya, serta waktu 3 (tiga) tahun sekali. Standar
implementasi solusi untuk meminimalkan akreditasi rumah sakit terdiri dari empat
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya kelompok, yang salah satunya adalah
cedera yang disebabkan oleh kesalahan kelompok sasaran keselamatan pasien.
akibat melaksanakan suatu tindakan atau Sehingga keselamatan pasien merupakan
tidak mengambil tindakan yang seharusnya bagian yang sangat penting dalam akreditasi
diambil (Menteri Kesehatan RI, 2017). rumah sakit (KARS,2014).

Menurut Depkes RI (2011), mengatakan Penyelenggaraan program keselamatan


bahwa keselamatan pasien merupakan pasien di rumah sakit memerlukan dukungan
sistem yang bertujuan memberikan asuhan semua komponen dari tingkat pelaksana
memberikan asuhan keperawatan terhadapa sampai tingkatan manajer rumah sakit.
pasien secara aman sebgai upaya mencegah Komponen yang paling penting dalam
kejadian yang tidak diinginkan. Sehangga menjalankan sasaran keselamatan pasien
setiap unit pelayanan kesehatan harus dapat yaitu tim kesehatan (perawat). Perawat
memenuhi dan menerapkan sistem perlu mengetahui upaya apa saja yang dapat
keselamatan pasien. memenuhi standar dan sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit agar program
Sistem Keselamatan pasien sudah menjadi
keselamatan pasien dapat dijalankan dengan
tuntutan bagi masyarakat maka pelaksanaan
baik sehingga citra rumah sakit dapat
program keselamatan pasien rumah sakit
meningkat dan proses asuhan keperawatan
perlu dilakukan. Karena itu diperlukan
dapat diberikan dengan optimal.
pedoman nasional untuk melaksanakan
keselamatan pasien di Rumah sakit. TUJUAN
Pedoman nasional keselamatan pasien di
Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu untuk
rumah sakit berisi Standar Keselamatan
menjelaskan Upaya perawat dalam
pasien rumhan sakit.
pemenuhan sasaran keselamatan pasien agar
dapat meningkatkan keselamatan pasien di pasien itu sendiri yaitu dengan
rumah sakit terjalan dengan baik tanpa meningkatkan kemampuan dan
adanya hambatan dari komponen sasaran profesionalisme perawat dalam menjalankan
keselamatan pasien. dan menerapkan asuhan keperawatan dalam
keadaan yang menguntungkan dan
METODE
memberikan keselamatan pada pasien.
Pada pengkajian ini digunakan metode
PEMBAHASAN
kualitatif, yang dimana metode ini lebih
cenderung menonjolkan bersifat subjektif Dalam kode etik keperawatan disebutkan
dimana proses penelitian ini lebih bahwa perawat memiliki tanggung jawab
memperlihatkan dan cenderung lebih focus agar senantiasa memelihara mutu pelayanan
pada landasan teori yang dikutip dari keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
leterature review serta memberikan profesional yang menerapkan pengetahuan
penjelasan. serta ketrampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan klien. Dalam
HASIL
hubungannya dengan teman sejawat,
Hasil yang dapat disimpulkan dari kajian ini perawat berkewajiban melindungi klien dari
bahwa Sasaran Keselamatan pasien terdiri tenaga kesehatan yang memberikan
dari enam sasaran yaitu: Mengidentifikasi pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,
pasien dengan benar; Meningkatkan tidak etis dan illegal (Cahyono, 2015).
komunikasi yang efektif.; Meningkatkan
Tujuan dari sasaran keselamatan pasien
keamanan obat-obatan yang harus
menurut Permenkes (2017), adalah untuk
diwaspadai ; Memastikan lokasi
meninggiatkan perbaikan-perbaikan tertentu
pembedahan yang benar, prosedur yang
dalam soal keselamtan pasien. Sasaran
benar, pembedahan pada pasien yang
dalam SKP menyoroti bidang- bidang yang
benar. ; Mengurangi resiko infeksi akibat
bermasalah dalam perawatan kesehatan,
perawatan kesehatan,; Mengurangi resiko
memberikan bukti dan solusi hasil
cedera pasien akibat jatuh.
konsesnsus yang berdasarkan nasihat para
Dalam menjalankan setiap sasaran dari pakar. Dengan mempertimbangkan bahwa
keselamatan pasien diperlukan adanya upaya untuk menyediakan perawatan kesehatan
untuk pemenuhan sasaran keselamatan yang aman dan berkualitas tinggi diperlukan
desain sistem yang baik, sasaran biasanya peningkatan komunikasi yang dilakukan
sedapat mungkin berfokus pada solusi yang secara efektif, laporan berbasis SBAR di
berlaku untuk keseluruhan sistem. rekam medis.
3. Meningkatkan keamanan obat- obatan
Secara nasional di Indonesia terdapat Enam
yang harus diwaspadai
sasaran keselamatan pasien untuk seluruh
Upaya perawat dalam mengamankan
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri
obat- obatan yang berbahaya dan perlu
dari : mengidentifikasi pasien dengan benar,
diwaspadai ( high- alert medications)
meningktakan komunikasi yang efektif,
sesuai dengan yang terdapat dalam
meningkatkan keamanan obat-obatan yang
permenkes (2017), elektrolit konsentrat
harus diwaspadai, memastikan lokasi
tidak berada di unit pelayan pasien
pembedahan yang benar, prosedur yang
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan
benar, pembedahan pada pasien yang benar,
tindakan diambil untuk mencegah
mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
pemberian yang tidak sengaja di area
kesehatan, mengurangi risiko cedera akibat
tersebut.
terjatuh ( Permenkes, 2017).

Upaya perawat dalam pemenuhan sasaran Bahan elektrolit konsesntrat yang


keselamatan pasien dapat dimulai disimpan di unit pelayan pasien harus

1. Mengindetifikasi pasien dengan benar. diberi label yang jelas, dan disimpan

Upaya yang dapat perawat lakukan yaitu pada area yang dibatasi ketat (

dengan pemasangan gelang identitas Restricted). Lalu jika perawat mau

pada pasien dan pemeriksaan identitas melakukan tindakan pemberian obat

klien sebelum melakukan tindakan. makan perawat harus memriksa kembali

2. Meningkatkan komunikasi yang efektif. identitas pasien secara jelas dan

Komunikasi yang buruk merupakan memberikan obat menggunakan prinsip

penyebab yang paling sering 12 benar.

menimbulkan efek samping disemua 4. Memastikan lokasi pembedahan yang

aspek pelayanan kesehatan, sehingga benar, prosedur yang benar, pembedahan

menimbulkan permasalahan dalam pada pasien yang benar.

mengidentifikasi pasien. Dalam hal ini Perawat dapat menanyakan ulang nama

perawat dapat melaksanakan dan tgl lahir sebelum dioperasi,


memastikan ketepatan lokasi mengambil tindakan menjaga keamanan
pembedahan sesuai dari instruksi dokter, dari area perawatan pasien, miasalnya
lalu perawata juga harus memastikan dengan memasang bedside drills,
bahwa prosedur operasi yang di jalankan menghindari adanya lantai yang lincin
sesuai dengan prosedur yang ada. yang membahayakan bagi pasien dan
Menurut permenkes (2017), perawat keluarga.
dapat memverifikasi lokasi, prosedur dan
pasien yang benar. Penandaan lokasi
Perawat dalam memberikan upaya
operasi melibatkan pasien dan dilakukan
pemenuhan sasaran keselamatan pasien
dengan tanda yang segera dapat dikenali.
dapat dengan meningkatkan kemampuan
Tanda itu harus digunakan secara
dan profesionalisme perawat dalam
konsisten diseluruh fasilitas pelayanan
menjalankan dan menerapkan asuhan
kesehatan. Pasien yang benar dengan
keperawatan dalam keadaan yang
memastikan bahwa semua dokumen,
menguntungkan dan memberikan
foto dan hasil pemeriksaan yang relevan.
keselamatan pada pasien. Sehingga sasaran
5. Mengurangi risiko infeksi akibat
keselamatan pasien dapat terpenuhi dan
perawatan kesehatan
program keselamatan pasien dapat
Menurut permenkes (2017), fasilitas
dijalankan dengan baik.
pelayanan kesehatan menerapkan
program hand hygiene yang efektif. KESIMPULAN

Perawat dapat dapat memberikan Program keselamatan pasien memilik 5


pendidikan kesehatan kepada pasien dan komponen, komponen yang paling penting
keluarga agar dapat terhindar dan dan utama yaitu sasaran keeprawatan.
mengurangi infeksi perawatan yang bisa Dalam menjalankan sasaran keselamatan
jadi disebabkan oleh banyaknya pasien diperlukan upaya dari perawat untuk
mikroorganisme yang terdapat di tempat memenuhi 6 sasaran keselamatan pasien.
pelayanan kesehatan tersebut.
Perawat Dalam upaya pemenuhan sasaran
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat
keselamatan pasien dapat menerapkan dan
terjatuh
memusatkan seluruh kemampuan secara
Upaya perawat dalam mengurangi resiko
profesionalisme dalam menjalankan asuhan
cedera akibat terjatuh ini dengan
keperawatan dengan menjaga keamanan dari
pasien dan lingkungan serta dari suatu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
tindakan yang akan dilakukan. Sehingga (2013). Panduan Keselamatan Pasien.
tindakan yang akan diberikan dapat memberi Jakarta : Kementerian Kesehatan
manfaat untuk kesehatan serta kesejahteraan Republik Indonesia.
pasien dan keamanan pada pasien.
KKP-RS. (2007). Pedoman Pelaporan
DAFTAR PUSTAKA Keselamatan Pasien. Jakarta : KKP-RS.

Cahyono, Agung. (2015). Hubungan Kementerian Kesehatan Republic Indonesia


Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan (2015). Pedoman Nasional Keselamatan
Perawat Terhadap Pengelolaan Pasien Rumah Sakit ( Patient Safety).
Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Edisi 3.
Jurnal Ilmiah WIDYA. Volume 3 ( 2), 97-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
99
(2013). Panduan Keselamatan Pasien.
Depkes RI, (2008). National Patient Safety Jakarta : Kementerian Kesehatan
Agency (NPSA). Jakarta : Depkes RI Republik Indonesia

Depkes RI. (2011). Panduan Nasional Simamora, R. H. (2019 November 08).


Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien
: Depkes RI dengan Menggunakan Media Audiovisual
Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat
Iskandar, Edy .(2017). Tata Kelola dan
Inap. Jurnal Keperawatan Silampari,
Kepatuhan Penerapan Standar Patient
342-251.
Safety Penyakit Stroke di Rumah Sakit
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015. Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar :
Jurnal ARSI, 5 (1). Pelaksanaan Identifikasi Pasien.
Ponorogo, Jawam Timur : Uwais
Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Inspirasi Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Simamora, R. H. (2019). Documentation of
Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta : Patient Identification into the Electronic
Kementerian Kesehatan RI. System To Improve The Quality of
Nursing ServicesInternational. Journal
Of Scientific & Technology Research. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
8((), 1884-1886 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Sekretariat
Kabinet Republik Indonesia. 2009

Anda mungkin juga menyukai