Anda di halaman 1dari 17

Hanif Hajjaj Miftah Fathan 1102017101

Anatomi dan Fisiologi

1. Nervus Cranialis
No Nama Jenis Fungsi Tempat Keluar-
Masuk Otak
I Olfactorius Sensorik Menerima rangsang dari hidung dan Bulbus olfaktorius
menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau

II Opticus Sensorik Menerima rangsang dari mata dan Chiasma optikum


menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual
III Occulomotorius Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata Pedunculus Cerebri,
sulcus oculomotorius
IV Trochlearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata Dorsal dari tectum
mesencephali
V Trigeminal Gabungan Sensorik: Menerima rangsangan dari wajah Tepi samping pons.
untuk diproses di otak sebagai sentuhan Ketiga cabang N.
Motorik: Menggerakkan rahang Trigeminus di
ganglion trigeminale
(Gasseri)
VI Abducens Motorik Abduksi mata Antara pons dan
pyramis
VII Facialis Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian Sudut jembatan otak
anterior lidah untuk diproses di otak kecil (Angulus
sebagai sensasi rasa pontocerebellaris)
Motorik: Mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah

VIII Vestibulocochlea Sensorik Sensorik sistem vestibular: Mengendalikan


ris keseimbangan
Sudut jembatan otak
Sensorik koklea: Menerima rangsang untuk
diproses di otak sebagai suara
kecil (Angulus
pontocerebellaris)

IX Glossopharyngea Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian Medula oblongata,


l posterior lidah untuk diproses di otak Sulcus
sebagai sensasi rasa posterolateralis
Motorik: Mengendalikan organ-organ (retroolivaris)
dalam

X Vagus Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari organ


dalam
idem
Motorik: Mengendalikan organ-organ
dalam
XI Accesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala Idem
XII Hypoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah Medula oblongata,
Sulcus
anterolateralis

2 Jaras motorik sadar dan Jaras sensorik


1.Motorik
Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan
diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks,
ganglia basalis, dan cerebellum.

Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan ekstrapiramidal:
Traktus piramidal s. Traktus Corticospinalis
Merupakan jaras motorik utama yang pusatnya di girus precentralis (area 4 Broadmann),
yang disebut juga korteks motorik primer. Impuls motorik dari pusat motorik disalurkan
melalui traktus piramidal berakhir pada cornu aanterior medulla spinalis. Pusat Jaras
Motorik:
a) Neuron Motorik Atas
Semua serabut saraf turun yang berasal dari sel pyramid cortex cerebri (Pusat
Supraspinal). Meliputi :
 Ganglia basalis  tractus corticostriata
 Di-encephalon tractus cortico-diencephalon
 Batang otak cortico bulbaris
Motorik atas terletak pada cortex cerebri, neuron yang ada dicortex cerebri sebagai
Neuron orde pertama (sel pyramidalis). Axon neuron pertama turun melalui corona
radiata  masuk crus posterior capsula interna  mes-encephalon, pons, medulla
oblongata dan medulla spinalis bersinap dengan neuron orde kedua pada cornu anterior
subt.grisea medulla spinalis.

Asal Neuron Orde pertama


 1/3 berasal dari Area 4 Brodmann (pusat motorik primer) pada gyrus precentralis
 1/3 berasal dari Area 6 Brodmann (pusat motorik sekunder) pada gyrus precentralis
 1/3 berasal dari Area 3,2,1 Brodmann (pusat
somastesi) pada gyrus postcentralis

b) Neuron Motorik Bawah (Pusat Spinal)


Cornu anterius medulla spinalis (Pusat Spinal) tractus
corticospinalis. Letak columna subt.grisea medulla spinalis terdapat dua neuron:
 Neuron orde kedua (neuron antara) terletak pada pangkal columna anterior
subt.grisea
 Neuron orde ketiga  axon neuron ketiga keluar dari medulla spinalis sebagai radix
anterior n.spinalis yang bergabung dengan radix posterior membentuk n.spinalis dan
akhirnya pergi ke efektor sadar

Traktus Ekstrapyramidal
Datang dari Batang Otak menuju Medulla Spinalis
a) Tractus reticulospinalis
Asal: Formatio reticulare yang terletak sepanjang mes-encephalon, pons dan medulla
oblongata (neuron orde pertama).
Jalan:
 Dari neuron yang ada di pons, dikirmkan axon lurus kebawah : traktus reticulospinlis
pontinus
 Dari neuron di medulla oblongata, menyilang garis tengah baru turun ke medulla
spinalis : traktus reticulospinalis medulla spinalis
Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal: neuron orde kedua dan ketiga)
Fungsi: mengontrol neuron orde kedua dan ketiga dalam bentuk fasilitasi dan inhibisi
kontraksi otot skelet berkaitan dengan fungsi kseimbangan tubuh.
b) Tractus Tectospinalis
Asal: Colliculus superior mes-encephalon (neuron orde pertama)
Jalan:
 Menyilang garis tengah dan turun melalui pons, medulla oblongata.
 Jalannya dekat sekali dengan fasciculus longitudinale medialis
Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal) dan bersinaps dengan neuron
orde kedua dan ketiga
Fungsi:
 Terjadinya reflex pupilodilatasi sbg. respon kalau lagi berada dalam ruang gelap
 Terjadinya reflex gerakan tubuh sbg. respon terhadap ransang penglihatan

c) Tractus Rubrospinalis
Asal: Nucleus ruber (neuron orde pertama) pada tegmentum
mes-encephalon setinggi coliculus superior.
Jalan: Axon neuron orde pertama menyilang garis tengah
turun kebawah melewati pns, medulla oblongata menuju cornu
anterior meulla spinalis subt. grisea (pusat spinal)
Fungsi: Memacu kontraksi otot fleksor dan menghambat
kontraksi otot ekstensor berkaitan dengan fungsi
keseimbangan tubuh

d) Tractus vestibulospinalis
Asal: Nuclei vestibularis = neuron orde pertama (dalam pons dan med. oblongata),
menerima akson dari auris interna melalui N.vestibularis dan cerebelum
Tujuan: Cornu anterius medulla spinalis (pusat spinal)
Fungsi: Memacu kontraksi otot ekstensor dan menghambat kontraksi otot fleksor
berkaitan dengan fungsi keseimbangan tubuh

e) Tractus olivospinalis
Asal: Nucleus olivarius inferius (neuron orde pertama),
menerima axon dari : cortex cerebrii, corpus striatum, nuceu
ruber
Tujuan: Cornu anterius med. spinalis (pusat spinal)
Fungsi:Mempengaruhi kontraksi otot skelet berkaitan
dengan fungsi keseimbangan tubuh

Datang dari Cortex Cerebri menuju Batang Otak


a) Tractus Corticothalamus
 Asal : Area brodmann 10, 11, 12
Tujuan : Nucleus medialis thalami
 Asal : Area brodmann 9 dan 11
Tujuan : nuclei septi thalami
 Asal : Area brodmann 9
Tujuan : Nucleus medialis et lateralis thalami
 Asal : Area brodmann 6
Tujuan : Nuclei septi thalami, nucleus medualis et lateralis thalami
 Asal : Area brodmann 4
Tujuan : Nuclei lateralis thalami
b) Tractus corticohypothalamicus
Asal : Cortec hypocampi
Tujuan : Hypothalamus
c) Tractus corticosubthalamicus
Asal : Area brodman 6
Tujuan : Subthalamus
d) Tractus Corticonigra
Asal : area brodmann 4, 6 dan 8
Tujuan : substantia nigra
e) Tractus yang berasal dari area brodmann 4 dan 6
Tujuan : tegmentum (mes-encephalon), nuclei pontis (pons), nucleus
Olivarius inferius (medulla oblongata)
2.Sensorik
Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus. Dengan
alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam dan
luar. Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan
mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf.
Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi:
a) Exteroseptorperasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba
b) Proprioseptor perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.
c) Interoseptorperasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung,
lambung, usus, dll.
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi:
a) MekanoreseptorKelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan,
memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan.
Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral. Contoh reseptornya : corpus
Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan
kasar dan tekanan).
b) Thermoreseptor Reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya :
bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
c) Nociseptor Reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang
dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh
reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk
tekanan).
d) Chemoreseptor Reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa, seperti : bu-
bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima
oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk
mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah,
glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.
e) Photoreseptor Reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan
oleh sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata.

Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut:
a) Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu: sinyal
diterima reseptor → dibawa ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju
cornu posterior medulla spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu
menyilang ke sisi lain medulla spinalis → membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu
traktus spinotalamikus → menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris
ke-3 → menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus
parietalis)
b) Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo: Sinyal diterima
reseptor → ganglion spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai
funiculus grasilis dan funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll → berganti menjadi
neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain medulla spinalis → menuju thalamus di
otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di
girus postsentralis (lobus parietalis).

3 Kapsula Interna
Capsula interna adalah berkas serabut syaraf berbentuk pita lebar substansia alba yang
memisahkan nucleus lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus. Pada penampang
lintang membentuk huruf V, di mana titik sudutnya disebut : genu, menghadap ke medial dan
kaki-kakinya disebut crus anterior dan crus posterior.

Crus anterior capsula interna


Terdapat di antara nucleus caudatus dan nucleus lenticularis di dalamnya terdapat :
a) Serabut corticopetal (serabut aferen) mengandung serabut radiatio anterior
thalamus
b) Serabut corticofugal (serabut eferen) mengandung tractus frontopontin yang
datang dari cortex lobus frontalis menuju nuclei pontisCrus posterior capsula
interna

Terdapat di antara thalamus dengan nucleus lenticularis, di dalamnya ada :


a) Pars lenticulothalamicus : Mengandung serabut radiatio thalamicus yang bercampus
dengan tractus eferen utama yang turun dari cortex cerebri antara lain :
Tractus corticobulbaris : menuju nuclei motorik nn.craniales. Terletak
pada genu.
Tractus corticospinalis : menuju nuclei motorik nn.spinales. Di belakang
tractus ini terdapat serabut yang menghubungkan thalamus ke cortex gyrus
centralis posterior yang merupakan pusat somathesia.
Tractus corticotubralis : menuju ke nucleus ruber pada mesencephalon.

b) Pars retrolenticularis : Terletak pada lateral dari thalamus dan di belakang nucleus
lenticularis. Mengandung radiatio thalamicus posterior

c) Pars sublenticularis : Letak : ventralis dari ujung posterior nucleus lenticularis,


mengandung :
Tractus temporopontin : dari cortex lobus temporalis ke nucleus pontin
Tractus geniculocalcarina : dari corpus geniculatum lateral ke cortex fissura
calcarina
Radiatio auditorius : dari corpus geniculatum medial ke gyrus temporalis
transversa
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK
Sistem saraf mengkoordinasi aktivitas otot :
Upper neuron motorik, berasal dari korteks serebri dan menjulur ke bawah, satu bagian
(kortikobulbaris) akan berakhir di batang otak dan bagian lain di (kortikospinalis) menyilang
bagian bawah medula oblongata dan terus turun ke dalam medula spinalis. Nuklei nervus
kranialis merupakan ujung akhir traktus kortikobulbaris, sedangkan traktus kortiko spinlais
berakhir di kornu anterior medula spinalis servikal sampai skral.
Lower neuron motorik, mencakup sel-sel motorik nuklei nervus kranialis dan aksonnya serta
sel-sel kornu anterior medula spinalis dan aksonnya. Serabut2 motorik keluar melalui radiks
anterior atau motorik medula spinalis dan mempersarafi otot-otot.
Kelainan fungsi motorik :
a. Distonia  gangguan ekstrapiramidal  posisi tubuh bertahan dalam keadaan
abnormal dengan sedikit tahanan sewaktu dilakukan gerakan pasif.
b. Paratonia  penyakit lobus frontal  tahanan terhadap gerkan pasif pada seluruh
tahanan
c. Kekakuan deserebrasi  cedera otak di atas pons  ekstensi dan pronasi lengan serta
ekstensi dari tungkai.
d. Hipotonia  gangguan serebelar  peningkatan macam gerakan sendi
e. Hemibalismus  penyempitan pembuluh darah otak mengenai mukleus subtalamikus
 gerakan unilateral mengenai bagian yg berlawanan dengan lesi
f. Tremor  lesi pada jaras serebelar  ritmik involunter (istirahat dan intensional)

Pemeriksaan fungsi motorik :


1. Koordinasi dan gaya berjalan
Mencakup jalan tendem (penderita dperintahkan untuk berjalan pada satu garis
dengan tumit d tempelkan pada ujung jari kaki yang lainnya), kemampuan
penderita untuk meniru gerakan sedrhana yang cepat, kemampuan meletakkan
tumi kaki kiri pada lutut kaki kanan kemudian menggesernya sepanjang kaki
bagian depan. Jika ad gangguan serebelar akan menyebabkan gerakan lambat dan
tidak ritmik.
Selain itu dapat di nilai gaya berjalan, dilihat jarak kaki,gerakan tangan.
2. Tonus dan kekuatan otot
Tonus otot adalah resistensi yang terdeteksi oleh pemeriksa saat menggerakkan
sendi secara pasif. Gangguan UMN meningkatkan tonus otot dan sebaliknya.
Yg pelu diamati,kelemahan,fasikulasi dan kontraktur. Dengan membandingkan
sisi satu dan yg lain.
3. Refleks
Refleks tendon disebut juga refleks tegang otot. Refleks superfisial dengan menggoreskan
benda keras pada kulit. Refleks plantar ditimbulkan dengan menggores permukaan lateral
telapak kaki, dari tumit sampai ke bantalan kaki dan melengkung ke medial melintasi
bantalan kaki.

Pemeriksaan saraf cranial


PEMERIKSAAN N. I (N. OLFACTORIUS)
 Tanya ada pilek atau polip
 Tutup mata, tutup lubang hidung bergantian
 Stimulus bau

 Anosmia adalah hilangnya daya penghiduan.

 Hiposmia adalah bila daya ini kurang tajam.

 Hiperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka.

PEMERIKSAAN N. II (N. OPTICUS)


 Redupkan ruangan
 Cek pupil dengan senter
 Tes hitung jari (makin mundur)
 Tes warna dengan bola
 Tes lapang pandang donder +/- 1 m
PEMERIKSAAN N. III (N. OCULOMOTORIUS), N. IV (N. TROCHLEARIS) DAN N. VI (N.
ABDUSCENS)
 Gerak Bola Mata dan Miosis Pupil:
 N. III
Medial (m. rectus medialis)
Atas luar (m. rectus superior)
Bawah luar (m. rectus inferior)
Atas dalam (m. obliquus inferior)
Membuka kelopak mata (m. levator palpebra)
Miosis pupil (m. sphingter pupil)
 N. IV
Oblik hingga nasal (m. obliquus superior)
 N. VI
Lateral (m. rectus lateral)
 Pemeriksaan miosis pupil dengan mendekat jauhkan jari, lalu menggunakan
senter pd salah satu mata.
- Direk/langsung : cahaya ditujukan seluruhnya kearah pupil. Normal, akibat
adanya cahaya maka pupil akan mengecil (miosis). Perhatikan juga apakah
pupil segera miosis, dan apakah ada pelebaran kembali yang tidak terjadi
dengan segera.

- Indirek/tidak langsung: refleks cahaya konsensuil. Cahaya ditujukan pada satu


pupil, dan perhatikan pupil sisi yang lain.

 Diplopia (melihat kembar)

 Strabismus (juling)

 Nistagmus (gerakan bola mata diluar kemauan pasien)

 Eksoftalmus (mata menonjol keluar)

PEMERIKSAAN N. V (N. TRIGEMINUS)


 Motorik
Mengunyah/menggigit dan relaksasi. Raba m. masseter dan m. temporalis
Pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba M. masseter
dan M. temporalis. Normalnya kiri dan kanan kekuatan, besar dan tonus nya
sama.
 Sensorik

- Dengan kapas lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah.

- Refleks kornea : Mata ikuti tangan pemeriksa. Sentuhkan kapas pada putih
mata. Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup
matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.

- Refleks masseter : Dengan menempatkan satu jari pemeriksa melintang


pada bagian tengah dagu, lalu pasien dalam keadaan mulut setengah
membuka dipukul dengan ”hammer reflex” normalnya didapatkan sedikit
saja gerakan, malah kadang kadang tidak ada. Bila ada gerakan hebat
yaitu kontraksi M. masseter, M. temporalis, M. pterygoideus medialis
yang menyebabkan mulut menutup ini disebut refleks meninggi.

PEMERIKSAAN N. VII (N. FASCIALIS)

 Pemeriksaan fungsi motorik :


Segmen atas
 Angkat alis kerutkan dahi (m. frontalis)
dibagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam
 Tutup mata (m. orbicularis oris)
menutup mata dengan rapat dan coba buka dengan tangan
pemeriksa
Segmen bawah
 Menyeringai (labionasalis simetris)
 Gembungkan pipi (m. buccinators)  lumpuh: makanan
terkumpul
 Bersiul (m.orbicularis oris)
Moncongkan bibir atau menyengir, memperlihatkan gigi, bersiul (suruh pasien
bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan kanan apakah sama
kuat. Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar kebagian sisi yang
lumpuh)

 Pemeriksaan fungsi sensorik :

 Lidah : Pasien disuruh untuk menjulurkan lidah, kemudian


diletakkan gula, asam,garam atau sesuatu yang pahit. Pasien cukup
menuliskan apa yang terasa diatas secarik kertas. 

PEMERIKSAAN N. IX ( N. GLOSSOPHARYNGEUS) DAN N. X (N. VAGUS)


 Motorik:
 Pasien bersuara (disfonia atau afonia)
 Pasien buka mulut, minta pasien mengucapkan aaaaa
Lihat palatum molle dan arkus faring. Uvula simetris/tdk
 Reflex muntah dengan spatel (jangan di depan pasien)

Cara 1 : Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan huruf


“a”. Jika ada gangguan maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat
dan menyempit dan akibatnya rongga hidung dan rongga mulut masih
berhubungan sehingga bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf “a”
dinding pharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan tampak
uvula tidak simetris tetapi tampak miring tertarik kesisi yang sehat

Cara 2 : Pemeriksa menggoreskan atau meraba pada dinding pharynx


kanan dan kiri dan bila ada gangguan sensibilitas maka tidak terjadi
refleks muntah.

PEMERIKSAAN N. XI (N. ACCESSORIUS)


 M. sternocleidomastoideus: Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan
kekiri dan ditahan oleh pemeriksa, kemudian dilihat dan diraba tonus dari m.
sternocleidomastoideus
 M. trapezius: Dengan menekan pundak pasien dan pasien diminta untuk
mengangkat pundaknya.
PEMERIKSAAN N. XII (N. HYPOGLOSSUS)
 Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka perkataan-perkataan tidak
dapat diucapkan dengan baik, hal demikian disebut: dysarthria.
 Julur dan gerak lidah.
Dysarthria: dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser
kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun. Bila lidah dijulurkan maka
lidah akan membelok kesisi yang sakit.
 Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah.
 Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah kesamping pada
pipi dan dibandingkan kekuatannya pada kedua sisi pipi.

3. Memahami & Menjelaskan Stroke


Definisi
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Kelompok
Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999).

Klasifikasi dan Etiologi


Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi anatomi (lesi),
stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah) (Misbach, 1999).
1)Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
 Stroke iskemik
 Transient Ischemic Attack (TIA)
 Trombosis serebri
 Emboli serebri
 Stroke hemoragik
 Perdarahan intraserebral
 Perdarahan subarakhnoid
2)Berdasarkan stadium:
 Transient Ischemic Attack (TIA)
 Stroke in evolution
 Completed stroke
3)Berdasarkan lokasi (sistem pembuluh darah):
 Tipe karotis
 Tipe vertebrobasiler

Faktor Resiko
1.Non modifiable risk factors :
 Usia
 Jenis kelamin
 Berat badan lahir rendah
 Ras/etnis
 genetik
2.Modifiable risk factors
 Well-documented and modifiable risk factors
1.Hipertensi
2.Paparan asap rokok
3.Diabetes
4.Atrial fibrilasi dan beberapa kondisi jantung tertentu
5.Dislipidemia
6.Stenosis arteri karotis
7.Sickle cell disease
8.Terapi hormonal pasca menopause
9.Diet yang buruk
10.Inaktivitas fisik
11.Obesitas
 Less well-documented and modifiable risk factors
1.Sindroma metabolik
2.Penyalahgunaan alkohol
3.Penggunaan kontrasepsi oral
4.Sleep-disordered breathing
5.Nyeri kepala migren
6.Hiperhomosisteinemia
7.Peningkatan lipoprotein (a)
8.Peningkatan lipoprotein-associated phospholipase
9.Hypercoagulability
10.Inflamasi
11.Infeksi

 
Patofisiologi
Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir,2003)
Tahap 1 :
a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis

Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan permeabilitas
patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis,
peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yang diperantarai oleh
radikal bebas. (Sherki dkk,2002)
Gejala klinik
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi
sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau,
mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun,
ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai
Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal
stroke.

Faktor Resiko
 Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung,
diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.
 Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat
(junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral,
Narkoba, Obesitas.
 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93%
pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah
tinggi.
 Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-
marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi
makanan yang berlemak.

Pemeriksaan
 Computerized tomography:
Digunakan untuk mencari perdarahan atau massa didalam otak.
 MRI scan: ]Magnetic resonance imaging (MRI)
 MRA (magnetic resonance angiogram)
Suatu MRI scan dapat juga digunakan untuk secara khusus melihat pembuluh-
pembuluh darah secara non-invasif (tanpa menggunakan tabung-tabung atau
suntikan-suntikan), suatu prosedur yang disebut suatu MRA (magnetic resonance
angiogram).
 Diffusion weighted imaging (DWI).
Teknik ini dapat mendeteksi area kelainan beberapa menit setelah aliran darah ke
suatu bagian dari otak telah berhenti.
 Computerized tomography dengan angiography:
Menggunakan dye yang disuntikan kedalam suatu vena di tangan, gambar-gambar
dari pembuluh-pembuluh darah didalam otak dapat memberikan informasi tentang
aneurysms atau arteriovenous malformations. Begitu juga, kelainan-kelainan lain
dari aliran darah otak mungkin dievaluasi.Dengan peningkatan teknologi yang
canggih, CT angiography telah menggantikan angiogram-angiogram konvensional.
 Angiogram Konvensional:
Suatu angiogram adalah tes lain yang adakalanya digunakan untuk melihat
pembuluh-pembuluh darah. Suatu tabung kateter yang panjang dimasukkan
kedalam suatu arteri (biasanya di area pangkal paha) dan dye disuntikan ketika x-
rays secara simultan diambil. Dimana suatu angiogram memberikan beberapa dari
gambar-gambar yang paling detil dari anatomi pembuluh darah, ia juga adalah
suatu prosedur invasif dan digunakan hanya ketika diperlukan secara mutlak.
 Carotid Doppler ultrasound:
Suatu carotid Doppler ultrasound adalah suatu metode non-invasif yang
menggunakan gelombang-gelombang suara untuk menyaring/melihat
penyempitan-penyempitan dan pengurangan aliran darah pada arteri karotid (arteri
utama pada leher yang mensuplai darah ke otak).
 Tes-Tes Jantung:
 Tes-Tes Darah:
Tes-tes darah seperti suatu angka pengendapan (sedimentation rate) dan C-reactive
protein dilakukan untuk mencari tanda-tanda dari peradangan yang dapat
menyarankan arteri-arteri yang meradang.Protein-protein darah tertentu yang dapat
meningkatkan kesempatan stroke dengan menebalkan atau mengentalkan darah
diukur.Tes-tes ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab stroke
yang dapat dirawat atau untuk membantu mencegah luka yang lebih jauh.Tes-tes
penyaringan darah yang mencari infeksi yang potensial, anemia, fungsi ginjal, dan
kelainan-kelainan elektrolit mungkin juga dipertimbangkan.

Diagnosis
 Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak.
 Dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus
stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu
Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
 CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan
relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang
sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
 Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.
Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari
stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu
penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau
fluoroskopi.

Diagnosis serangan mendadak


Cincinnati Prehospital Stroke Scale (CPSS)
Menurut suatu studi oleh University of North Carolina, tiga perintah-perintah mungkin
digunakan untuk menilai apakah seseorang mungkin mengalami suatu stroke. Orang-orang
awam dapat memerintahkan seorang korban stroke yang berpotensi untuk:
1. Senyum
2. Mengangkat kedua tangan
3. Mengucapkan suatu kalimat sederhana
Jika seseorang mempunyai kesulitan dengan salah satu dari perintah-perintah sederhana ini,
pelayanan-pelayanan darurat (911) harus segera dipanggil dengan suatu penjelasan situasi,
memberitahukan bahwa anda mencurigai orang itu sedang mendapat suatu stroke.

Penatalaksanaan
 Tissue plasminogen activator (TPA)
Suatu obat penghancur bekuan atau gumpalan untuk memecahkan bekuan darah
yang menyebabkan stroke.Ada suatu jendela yang sempit dari kesempatan untuk
menggunakan obat ini. Lebih awal ia diberikan, lebih baik hasilnya dan lebih
kurang berpotensi untk komplikasi perdarahan kedalam otak.
 Heparin dan aspirin
Obat-obat untuk pengencer darah (anticoagulation; contohnya, heparin) juga
adakalanya digunakan dalam merawat pasien-pasien stroke dalam harapan untuk
memperbaiki kesembuhan atau kepulihan pasien.
 Mengendalikan Persoalan-Persoalan Medis Lain
 Kontrol tekanan darah dan Kolestrol
 Kontol gula darah (pasien DM)
 Rehabilitasi
 terapi kemampuan berbicara
 terapi pekerjaan
 terapi fisik
 pendidikan keluarga untuk mengorientasikan mereka pada perawatan untuk orang
yang dicintai mereka di rumah dan tantangan-tantangan yang akan mereka hadapi.

Prognosis
 Indikator prognosis adalah : tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat
kesadaran
 Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan strokeiskemik
 Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalamikecacatan jangka
panjang
 Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jamsetelah serangan, 33%
diantaranya mungkin akan pulih dalamwaktu 3 bulan

 Prognosis pasien dgn stroke hemoragik (perdarahanintrakranial) tergantung pada


ukuran hematoma : - hematoma > 3 cm umumnya mortalitasnya besar

- Hematomayang massive biasanya bersifat lethal

 Jika infark terjadi pada spinal cord prognosis bervariasitergantung keparahan


gangguan neurologis, jika control motorik dan sensasi nyeri terganggu maka
prognosis jelek
LI 4 MM Kewajiban Suami dan Istri Menurut Islam
Lima hal hak istri yang harus ditunaikan oleh suami :

1) Suami tidak membiarkan istrinya keluar rumah tanpa ada hal penting, karena istri
merupakan aurat dan keluarnya dihadapan orang banyak menyebabkan dosa dan
merusak kesopanan.
2) Suami harus mengajarkan ilmu agama, terutama ilmu dalam beribadah yang wajib
seperti cara beruwudhu, sholat, puasa dan lainya.
3) Memberikannya makanan yang halal, karena makanan yang haram akan menjadikan
daging yang tumbuh karenanya menjadi bahan bakar api neraka. Memberikannya pun
akan diganjar pahala oleh allah SWT, Rosullulah Muhammad SAW bersabda, “ Dinar
itu ada empat macam, yakni yang kamu nafkahkan di jalan allah, dinar yang kamu
berikan untuk orang miskin, dinar yang kamu belanjakan untuk memerdekakan
budak, dan dinar yang kamu nafkahkan untuk keluiargamu. Yang paling banyak
pahalanya adalah dinar yang kamu belanjakan untuk keluargamu .”
4) Tidak boleh menganiaya nya, karena istri adalah amanat baginya. Dari Abu Hurairah
RA, rosullullah SAW bersabda,“ Barang siapa mengawini seorang perempuan dengan
mas kawin yang telah ditentukan, sedangkan ia berniat untuk tidak memenuhinya
maka ia berbuat zina dan barangsiapa yang mempunyai hutang sedangkan ia berniat
untuk tidak mengembalikannya maka ia adalah pencuri.” Dari abul Qasim asy-
syananadzi dengan sanad dari Al-hasan al-bashri dari rosullullah SAW ,” Berpesan
pesanlah yang baik dengan para istri karena sesungguhnya mereka tidak memiliki
apa-apa atas diri mereka sendiri di sisimu, dan sesungguhnya kamu mengambil
mereka dengan amanat allah dan kamu menghalalkan kemaluan mereka dengan
kalimat Allah SWT .”

Bila timbul perasaan yang tidak baik, hendaklah bersabar dan anggaplah sebagai
peringatkan baginya, jangan sampai terjadi yang lebih berbahaya dari yang telah terjadi.”
Yang paling penting dan harus selalu di ingat oleh para suami adalah bahwa mereka adalah
pemimpin dalam rumah tangga, suatu saat apa yang dilakukan terhadap istri mereka di
dunia kelak akan diminta pertanggung jawaban nya di hadapan Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai