Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Surabaya 2017
PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, FIRM SIZE, DAN LIQUIDITY TERHADAP
KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN PERBAN KAN INDONESIA

Friska Saragih
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Friskasaragih28@mhs.unesa.ac.id

Musdholifah
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
musdholifah@unesa.ac.id

Abstract
Hedging is one of the alternatives used to minimize risk in the company, especially the risk due to
exchange rate fluctuations. The banking company is the company that has the highest capital sourced from
the debt, banking operational activities are also very close to foreign exchange. So it is possible to conduct
hedging activities to protect the company from the risk of exchange rate fluctuations. The purpose of this
study was to determine the effect of growth opportunity, firm size, and liquidity of the hedging decision on
Indonesian banking company. In this study, measurement companies use hedging or not will be seen in the
annual financial statements. The object used in this study were banking companies listed in Indonesia
Stock Exchange for the period 2012-2015. Sample in this study uses 28 banks by using purposive sampling
method. This study uses a quantitative approach and data used secondary data. The analytical method
used is logistic regression. The results showed that the variable growth opportunity and firm size have a
significant positive effect on hedging decision making. The liquidity variable did not influence hedging
decision in Indonesian banking company. This study shows that the higher the value of growth opportunity
and firm size will increase the probability of using hedging activity in banking companies in Indonesia.

Key word: hedging, growth opportunity, firm size, leverage.

untuk memperoleh satu unit mata uang asing


PENDAHULUAN (Griffin et al., 2005:185).
Era gobalisasi yang semakin berkembang saat Perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan
ini sehingga tidak satu negara pun yang dapat hidup risiko yang lebih besar, jika risiko tersebut tidak
sendiri, maka sangat jelas bahwa perdagangan diperhatikan dengan hati-hati dan tidak diatur
internasional atau perdagangan antar negara juga dengan baik maka dapat mengakibatkan risiko yang
akan semakin luas, tentunya suatu perusahaan akan sangat besar dalam perusahaan juga negara. Risiko
membutuhkan berinteraksi dengan perusahaan lain yang paling sering dihadapi dalam perdagangan
baik perusahaan domestik dan juga perusahaan internasional adalah dengan adanya fluktuasi nilai
asing. Banyak hal yang mendukung terjadinya tukar, suku bunga, juga harga komoditas yang dapat
perdagangan internasional, seperti dorongan dalam memberikan dampak yang negatif dalam arus kas,
memenuhi kebutuhan baik barang atau jasa, untuk nilai perusahaan, serta dapat mengancam
memperoleh keuntungan dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Putro dan
pendapatan dalam negara, dan juga adanya Chabachib, 2012). Fluktuasi mata uang asing yang
perbedaan pengetahuan atau kemampuan dalam tidak terduga akan berpengaruh pada penjualan
teknologi untuk mengolah sumber daya yang ada. dalam perusahaan, harga, dan juga laba perusahaan
Dalam melakukan transaksi dengan perusahaan dalam proses eksportir dan importir. Sehingga hal
domestik akan berbeda saat perusahaan melakukan ini menjadi risiko yang paling penting dalam
transaksi dengan perusahaan asing, dimana masalah perusahaan yang melakukan perdagangan
yang dihadapi akan semakin sulit dikarenakan internasional. Permintaan dan penawaran yang tidak
adanya mata uang yang berbeda di setiap negara, seimbang pada suatu mata uang akan
selain itu juga adanya perbedaan budaya, kebijakan mengakibatkan nilai tukar mengalami fluktuasi
hukum dalam perdagangan dan batasan wilayah. sehingga pergerakan nilai tukar tidak pasti maka hal
Nilai tukar mata uang disebut banyaknya jumlah ini akan menimbulkan risiko kurs (Griffin et al.,
mata uang lokal yang dibayarkan dengan tujuan 2005:88).

1
Friska Saragih, Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size, dan Liquidity Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Perbankan Indonesia

Salah satu contoh perusahaan yang tidak luput karena adanya transaksi instrumen detivatif yang
dari risiko adalah perbankan. Bank adalah dilakukan.
perusahaan yang memiliki fungsi untuk Instrumen derivatif yang paling sering
menghimpun dan menyalurkan dana kepada digunakan untuk melakukan aktivitas hedging
masayarakat selain itu juga menyediakan pelayanan adalah kontrak opsi, forward, future, dan swap.
jasa perbankan. Contoh aktivitas operasionalnya Selain faktor internal aktivitas lindung nilai juga
adalah memberikan kredit kepada nasabah, dalam dapat dipengaruhi dari faktor eksternal perusahaan,
pemberian kredit ini tidak menutup kemungkinan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hedging
bahwa nasabah mengalami gagal bayar dengan dari eksternal adalah nilai tukar (Utomo, 2000).
berbagai faktor yang menyebabkannya. Risiko ini
disebiut sebagai risiko kredit, risiko ini tidak dapat
dihilangkan atau dihindari namun dengan kebijakan
perusahaan risiko ini dapat dikelola dengan baik
untuk meminimalisir risiko dalam perusahaan.
Hanafi (2009:1) mengatakan risiko adalah
ketika hasil yang didapatkan kemungkinan tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Risiko adalah
sebuah ancaman dan juga kemungkinan tindakan
yang memberikan dampak yang bertolak belakang
dengan tujuan yang ingin dicapai, atau dapat disebut
risiko merupakan sisi yang tidak mendukung suatu
tindakan untuk mencapai tujuan (Idroes, 2011:4).
Berbagai cara dapat dilakukukan untuk
meminimalisir risiko tersebut dengan manajemen Sumber : www.bi.go.id, Diolah
risiko. Kasidi (2010:4) menyatakan bahwa
manajemen risiko adalah sebuah usaha yang Grafik 1
bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan Pergerakan Nilai Tular Rupiah Terhadap Dollar
terjadinya kerugian atas risiko yang akan dihadapi.
Dengan melakukan teknik pengalihan risiko yaitu Grafik 1.1 diatas menunjukkan bahwa pada
melakukan hedging atau lindung nilai, maka risiko periode 2012–2015 fluktuasi nilai tukar rupiah
dapat diminimalisir (Brigham dan Houston, terhadap dollar sangat beragam, tetapi secara
2001:319). Instrumen derivatif adalah salah satu keseluruhan pada gambar tersebut terlihat bahwa
alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan nilai rupiah hampir secara terus-menerus melemah
dalam melakukan strategi lindung nilai atau hedging terhadap dollar, maka ini akan berkibat pada hutang
dalam pasar modal. Derivatif disebut dengan dollar yang ada dalam perusahaan. Depresiasi yang
kontrak antara dua pihak dengan tujuan membeli semakin besar otomatis nilai hutang yang dimiliki
maupun menjual sejumlah barang (termasuk aset oleh perusahaan juga akan membesar, ini akan
finansial maupun komoditas) yang akan berdampak kerugian pada perusahaan maka untuk
dilaksanakan atau jatuh pada tanggal yang telah meminimalisir kerugian akibat fluktuasi kurs
disetuji oleh kedua pihak tersebut (Utomo, 2000). tersebut perusahaan dapat melakukan hedging pada
Hedging merupakan salah satu tindakan yang hutang perusahaan (Dewi dan Purnawati, 2016).
dapat digunakan untuk menjaga perusahaan dalam Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal,
meminimalisir risiko keuangan dari fluktuasi valuta perusahaan yang memiliki valuta asing juga akan
asing atas terjadinya transaksi bisnis dalam terdorong untuk melakukan hedging karena
perusahaan. Hedging adalah salah satu fungsi beberapa faktor internal. Seperti beberapa penelitian
ekonomi yang diberikan dalam perdagangan sebelumya, hedging dipengaruhi oleh growth
berjangka, pada dasarnya hedging bertujuan untuk opportunity (Putro dan Chabachib, 2012), firm size
melindingi suatu aset (underliying asset) dari (Ahmad dan Haris, 2012; Putro dan Chabachib,
fluktuasi harga yang tidak menentu melalui 2012) dan liquidity (Gunarti, 2014).
instrumen derivatif (Putro dan Chabachib, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh (Ahmad dan
Biasanya dalam penggunaan hedging ini dilakukan Haris, 2012; Putro dan Chabachib, 2012; Dewi dan
dengan membentuk sebuah portofolio dengan Purnawati, 2016), menyatakan bahwa growth
instrumen derivatif valuta asing, sehingga penjualan opportunity berpengaruh positif signifikan terhadap
atau pembelian mata uang yang dilakukan oleh kebijakan penggunaan hedging, hal ini
perusahaan dapat terhindar dari risiko fluktuasi menunjukkan bahwa ketika pertumbuhan dalam
perusahaan semakin meningkat maka akan semakin

2
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya 2017
mendorong perusahaan untuk melakukan lindung Dalam hal berhubungan dengan nilai tukar,
nilai. Dikarenakan perusahaan yang peluang perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang
pertumbuhanya tinggi akan menarik investor untuk memiliki modal tertinggi yang bersumber dari
berinvestasi dan perusahaan akan membutuhkan hutang, ketika dana yang masuk ke dalam bank
tambahan dana untuk membiayai kegiatan tersebut berasal dari luar negeri atau berbentuk mata
perusahaan. Sebaliknya penelitian yang dilakukan uang asing maka akan lebih rentan dengan risiko.
oleh Allayannis dan Ofek (1997); Ameer (2010); Selain itu perbankan juga sangat dekat dengan
Widyagoca dan Lestari (2016) mengatakan bahwa aktivitas pertukaran uang asing sehingga sangat
growth opportunity berpengaruh negatif terhadap memungkinkan akan melakukan aktivitas hedging
pengambilan keputusan hedging. Sedangkan untuk melindungi perusahaan dari risiko fluktuasi
penelitian yang dilakukan oleh Gunarti (2014); nilai tukar. Kegiatan operasional perbankan
Nuzul dan Lautania (2015) yang menunjukan hasil memiliki risiko yang sangat tinggi serta sangat
bahwa growth opportunity tidak signifikan terhadap dipengaruhi faktor eksternal, terutama dengan nilai
kebijakan hedging. tukar dan juga faktor internal. Maka dalam
Peneltian Putro dan Chabachib (2012); Gunarti penelitian ini, peneliti mengambil perusahaan
(2014) bahwa firm size berpengaruh positif terhadap perbankan sebagai objek penelitian untuk melihat
kebijakan hedging, dimana hal tersebut menunjukan pengambilan keputusan hedging dalam
bahwa ukuran perusahaan yang semakin meningkat perusahannya.
maka probabilitas perusahaan untuk melakukan Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka
hedging juga akan semakin meningkat, dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
sebaliknya jika ukuran perusahaan yang semakin pengaruh growth opportunity, firm size, dan
rendah maka kemungkinan untuk melakukan liquidity terhadap keputusan hedging pada
hedging juga akan semakin menurun. Hal ini perusahaan perbankan di Indonesia.
didukung juga dalam penelitian Allayannis dan
Ofek (1997); Afza dan Alam (2011). Sedangkan KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
dalam penelitian Allayannis dan Weston (2001) HIPOTESIS
memperoleh hasil bahwa firm size berpengaruh
negatif terhadap pengambilan keputusan hedging. Bank
Sementara penelitian Ahmad dan Haris (2012), Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki
menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana
terhadap kebijakan hedging dalam perusahaan, hasil masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat,
ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan dan juga memberikan pelayana jasa bagi yang
oleh (Ameer, 2010). membutuhkan layanan jasa bank. Berdasarkan
Penelitian yang dilakukan oleh Gunarti (2014); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Dewi dan Purnawati (2016), menyatakan bahwa Perbankan dimana yang telah diubah dengan
liqudity berpengaruh negatif terhadap kebijakan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Bahwa
hedging. Dimana menjelaskan bahwa semakin bank harus atau wajib memlihara untuk tingkat
tinggi rasio likuiditas dalam perusahaan maka kesehatan bank sesuai dengan tingkat kecukupan
probabilitas penggunaan hedging pada perusahaan modal, kualitas aset, kulaitas manajemen, likuiditas,
tersebut akan semakin rendah. Dikarenakan rentabilitas, solvabilitas, dan asepk lain yang
perusahaan memiliki dana menganggur dan risiko berhubungan usaha bank, dan wajib melakukan
kesulitan keuangan juga semakin rendah, karena usaha dengan prinsip kehati-hatian. Bank wajib
dengan dana mengaggur perusahaan memiliki melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan
cadangan dana untuk menghadapi berbagai risiko. menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank
Hal ini di dukung dengan penelitian yang dilakukan Rating) baik secara individual maupun secara
oleh Clarck et al., 2006); Ameer (2010). Sedangkan konsolidasi (PBI No:13/1/PBI/2011 pasal 3). Hal ini
dalam penelitian yang dilakukan oleh Afza dan ditetapkan karena Bank Indonesai adalah badan
Alam (2011); Widyagoca dan Lestari (2016) yang bertanggung jawab atas pengawasan
menyatakan bahwa liquidity berpengaruh positif perbankan dan juga pemerintah, karena jika bank
terhadap kebijakan hedging. Berbeda dengan hasil gagal dalam melakukan tugasnya dan tidak menjaga
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Haris kesehatan bank akan memberikan dampak yang
(2012); Putro dan Chabachib (2012) yang buruk terhadap perekonomian.
menyatakan bahwa liquidity tidak signifikan Mekanisme penilaian tingkat kesehatan bank
terhadap kebijakan hedging. secara individual maupun secara konsolidasi,
dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor

3
Friska Saragih, Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size, dan Liquidity Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Perbankan Indonesia

sebagai berikut: Profil risiko (risk profile), Good fluktuasi kurs valuta asing. dimana prinsip dasar
Corporate Governance (GCG) , Rentabilitas dari hedging ini adalah melakukan komitmen untuk
(earnings), dan Permodalan (capital). Surat Edaran menyeimbangkan dalam valuta asing yang sama
Bank Indonesia Nomor: 13/24/DPNP tanggal 25 (Fitriasari, 2011).
Oktober 2011, bank harus memperhatikan prinsip-
prinsip umum sebagai landasan dalam menilai Growth opportunity menunjukkan bahwa
tingkat kesehatan bank, yaitu berorientasi risiko, perusahaan tersebut berkembang dengan baik
proporsionalitas, materialitas, komprehensif dan dengan adanya kebutuhan dana yang jumlahnya
terstruktur. cukup besar dalam perusahaan yang digunakan
Manajemen risiko merupakan pendekatan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut
terstruktur yang dilakukan dalam mengelola ketidak dimasa depan. Maka perusahaan akan berusaha
pastian. Adapun tahapan dalam manajemen risiko untuk mempertahankan pendapatannya untuk
adalah mengukur, mengidentifikasi, dan kembali menginvestasikannya, dan pada saat
memanejemeni. Cara yang dilakukan oleh lembaga tersebut perusahaan diharapkan akan selalu
financial ataupun investor dalam memanejemeni mengandalkan pendanaan dengan utang yang lebih
risiko yaitu meminimalisir risiko dengan tinggi (Gunarti, 2014). Proksi yang digunakan
menggunakan instrumen keuangan derivatif yaitu dalam pengukuran variabel growth opportunity
hedging. Selain itu juga dapat menyediakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
cadangan untuk menopang dan mentransfer risiko perbandingan dari MVE (market value of equity)
dengan menggunakan credit derivatives (Sunaryo, dan BVE (book value of equity). Dapat dirumuskan
2009). sebagai berikut :

Hedging
Hedging diartikan sebagai kebijakan perusahaan
dalam meminimalisir risiko fluktuasi valuta asing
yang dapat merugikan perusahaan, dengan cara
menggunakan instrumen derivatif yaitu future, opsi,
swap, dan forward (Jiwandhana dan Triaryati,
2016). Options disebut sebagai perjanjian atau
kontrak antara penjual dengan pembeli, Kontrak Nilai pasar (market value of equity) dihasilkan
opsi berfungsi untuk membatasi kerugian melalui perhitungan unsur laba bersih yang ada pada
maksimum, dan juga selalu terbuka kesempatan perusahaan, dimana nilainya akan turun jika
untuk menguntungkan dengan adanya pergerakan perusahaan mengalami kesulitan dalam keuangan
harga. Kontrak opsi ini juga tersedia untuk jangka dan kebangkrutan karena perusahaan tersebut
pendek. Futures yaitu pertukaran janji dagang yang memiliki hutang dalam mata uang asing, dan juga
pasti atau harus dilakukan dengan telah menentukan akan mengalami risiko fluktuasi nilai tukar dan juga
harga dalam menjual atau membeli suatu aset di eksposur valuta asing. (Putro dan Chabachib, 2012).
masa yang akan datang, ini lah yang menjadi Dalam perhitungan book value of equity diharapkan
perbedaannya dengan option, dimana futures tidak akan mempunyai nilai yang lebih kecil karena
mempunyai pilihan untuk melakukan pembelian menunjukkan bahwa penggunaan hutang lebih kecil
atau tidak, jika sudah melakukan perjanjian (Putro maka akan dapat meningkatkan nilai book value of
dan Chabachib, 2012). forward adalah suatu equity (Aretz et al., 2007). Dalam book value
persetujuan untuk melakukan pembelian atau terdapat hutang yang didominasi oleh hutang asing
penjualan suatu aset tertentu yang akan dilakukan yang dimiliki oleh perusahaan yang bisa
dimasa mendatang dan dengan harga yang telah memberikan kesulitan keuangan pada perusahaan
disepakati (Madura, 2009). Swap adalah perjanjian dan juga kemungkinan kebangkrutan yang lebih
yang dilakukan kedua belah pihak untuk melakukan besar. Perusahaan yang peluang pertumbuhannya
pertukaran suatu aliran arus kas untuk aliran kas sangat tinggi dan membutuhkan biaya tambahan
lainnya dari pihak eksternal, akan memiliki insentif yang
Hedging termasuk salah satu alternatif dalam lebih tinggi untuk aktiviatas hedging daripada
fungsi ekonomi yang diberikan dalam perdagangan eksposur mereka dibandingkan dengan perusahaan
berjangka dengan tujuan untuk transfer of risk. yang pertumbuhannya lambat atau tingkat
Hedging digunakan sebagai sebuah strategi pertumbuhan yang masih rata-rata.
keuangan dalam menjamin bahwa nilai valuta asing Firm Size mempengaruhi dalam pengambilan
yang di pakai untuk membayar (outflow) ataupun keputusan dalam perusahaan, dan juga
yang diterima (inflow) tidak akan dipengaruhi oleh mempengaruhi kemudahan dalam memperoleh
sumber pendanaan yang berasal dari internal

4
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya 2017
ataupun eksternal. Semakin besarnya perusahaan Nilai LDR yang tinggi menunjukkan bahwa bank
akan cenderung menggunakan aktivitas hedging tersebut tidak likuid dan sebaliknya jika nilai LDR
untuk melindungi aset-aset yang ada pada rendah menunjukkan bahwa tingkat likuiditas bank
perusahaanya karena semakin besarnya perusahaan tersebut rendah. Bank yang memiliki nilai LDR
risiko yang dihadapi juga akan semakin besar. yang rendah maka tingkat likuiditasnya akan tinggi
Sehingga perusahaan besar pasti akan melakukan dan hal tersebut akan cenderung mendorong
suatu manajemen risiko yang lebih baik dalam perusahaan untuk melakukan hedging, karena jika
perusahaannya dibanding dengan perusahaan yang likuiditas tinggi menunjukkan bahwa memiliki dana
masih kecil (Putro dan Chabachib, 2012). Proksi yang menganggur dan hal ini memiliki risiko yang
yang digunakan dalam mengukur ukuran tinggi sehingga mendorong perusahaan melakukan
perusahaan ini adalah : aktivitas hedging (Tai et al., 2014).

METODE
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Nguyen dan Faff (2002) mengatakan bahwa asosoiatif. Penelitian asosiatif yaitu penbelitian yang
semakin besarnya suatu perusahaan maka risiko bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut juga atau lebih dan hubungan antara variabel tersebut
akan semakin besar, maka perusahaan akan akan dianalisis dengan menggunakan statistik
bertindak secara hati-hati dalam mengelola disesuaikan dengan data penelitian yang ada untuk
perusahaannya dan cenderung melakukan aktivitas menguji hipotesis yang telah diajukan.
hedging. Gunarti (2014) perusahaan yang Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
ukurannya semakin besar akan lebih dilihat oleh seluruh perusahaan yang bergerak di bidang jasa
masyarakat, maka perusahaan lebih menjaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
perusahaannya dan lebih berhati-hati melakukan Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
aktivitasnya sehingga perusahaan akan sebanyak 43 bank. Penentuan sampel dalam
membutuhkan manajemen risiko yang lebih ketat penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
lagi. sampling, dimana menentukan sampling dengan
Liquidity digunakan untuk menunjukkan pertimbangan tertentu dengan kriteria yang
persediaan uang tunai dalam perusahaan dan juga ditetapkan oleh peneliti agar mudah dalam
aset yang lain yang mudah dijadikan uang tunai. memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
Likuiditas lebih mengarah pada seberapa cepat melakukan penelitian. Adapun kriteria yang yang
suatu aset dapat diubah menjadi kas. Dalam hal ini ditentukan adalah:
likuiditas sebenarnya memiliki dua dimensi yaitu 1. Prusahaan yang bergerak dibidang jasa
kemudahan diubah dan juga hilangnya nilai. Sutojo perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
(1997:174) bank dikatan likuid apabila bank Indonesia (BEI) selama periode 2012-2015
tersebut memiliki saldo yang likuid atau cadangan 2. Perusahaan yang secara periodik selalu
uang tunai yang cukup untuk menutup kebutuhan melaporkan laporan keuangan tahunan periode
uang tunai yang bersifat segera atau mendadak, 2012-2015
seperti membayar kewajiban segera kepada pihak sampel akhir yang digunakan dalam penelitian
ketiga yang ditagih, menyediakan dana kredit untuk ini yaitu sebanyak 28 perusahaan setiap tahunnya
disalurkan, dan juga membiayai operasi perusahaan. selama periode 2012-2015. Dari sampel tersebut
Selain itu bank juga dapat dikatakan likuid ketika dengan periode 2012-2015 maka akan diperoleh
bank tersebut mampu dengan cepat mengumpulkan total sebanyak 112 sampel penelitian.
dana dari sumber lain untuk menutupi kekurangan Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini
dalam perusahaan. adalah data sekunder yaitu data yang telah ada pada
Perhitungan likuiditas diproksikan dengan lembaga tertentu yang telah mengumpulkan data
LDR. Pinjaman atau loan diasumsikan sebagai aset dan telah dipublikasikan dimana data tersebut dapat
yang tidak likuid, sementara deposit merupakan digunakan oleh masyarakat sebagai informasi atau
sumber utama pendapatan sebuah bank dan aset sebagai bahan penelitian. Data sekunder dalam
paling likuid. penelitian ini merupakan laporan keuangan tahunan
perusahaan perbankan periode 2012-2015 yang
didapatkan dari situs web resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu dari www.idx.co.id,
www.sahamok.com, dan juga Indonesia Capital
Market Directory (ICMD), dan sumber lainnya.

5
Friska Saragih, Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size, dan Liquidity Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Perbankan Indonesia

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan Pada tabel 1 menjelaskan bahwa nilai Chi-
untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan square yang diperoleh adalah 9,383, dan nilai
pengumpulan data yang dilakukan dengan signifikansi yang diperoleh sebesar 0,311 dimana
menggunakan instrumen penelitian, analisis data nilai ini lebih besar dari 0,05. Dalam ketentuan
yang sifatnya kuantitatif/statistik dengan tujuan hosmer and lemeshow test model akan dikatakan fit
menguji hipotesis yang telah ditetepkan (Sugiyono, atau sesuai dengan data apabila nilai signifikansinya
2012:8). Pengumpulan data yang dilakukan dalam lebih besar dari 0,05, sehingga pada penelitian ini
penelitian ini adalah dokumentasi. dapat dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit
Teknik analisis data yang dilakukan dalam dengan data.
penelitian ini adalah dengan menggunakan model
regresi logistik, dikarenakan dalam penelitian ini Uji Signifikansi Model
variabel dependen adalah variabel kategori dimana Dalam uji signifikansi model regresi dikatakan
memberikan nilai 1 pada perusahaan yang layak atau baik apabila -2LogL = 0 > -2LogL = 1.
melakukan hedging dan memberikan nilai 0 pada Pada tabel 4.5, terlihat bahwa nilai -2LogL = 0
perusahaan yang tidak melakukan hedging. Regresi dimana model hanya memasukkan konstanta maka
logistik adalah model regresi yang digunakan untuk nilainya adalah sebesar 149.127 sedangkan pada
menguji apakah probabilitas terjadinya variabel tabel 4.6 nilai -2LogL = 1 telah memasukkan
dependen dapat diprediksi melalui variabel konstanta dan variabel independen sehingga
independenya (Ghozali, 2016:321). Dalam analisis nilainya adalah sebesar 122.590. Dari nilai tersebut
regresi logistik ini tidak membutuhkan asumsi terlihat bahwa -2LogL = 0 (149.127) > -2LogL =
normalitas pada data variabel bebasnya, maka 1(122.590) maka dalam penelitian ini model regresi
analisis ini dipakai jika asumsi multivariate normal dikatakan layak. Dalam tabel 4.6 dapat dilihat
distribution tidak dapat dipenuhi. bahwa nilai cox & snell R Square sebesar 0,218 dan
Nagelkerke R Square sebesar 0,291, yang berati
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN bahwa variabilitas variabel dependen yang mampu
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan dijelaskan oleh variabilitas variabel independen
perbankan di Indonesia yang terdaftar di BEI, sebesar 29,1% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-
dengan jumlah populasi sebanyak 43 bank. Untuk faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian
pengambilan sampel penelitian ini menggunakan ini.
purposive sampling dengan kriteria bank yang
terdaftar di BEI selama periode 2012-1015, dan juga Tabel Klasifikasi
perusahaan perbankan yang secara periodilk selalu
melaporkan laporan keuangan tahunan selama 2012- Tabel 2.
2015. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebanyak Classification Table
28 bank, namun dalam pengolahan data peneliti Observed Predicted
menemukan data outlier. Ghozali (2016:41) Hedging Percentage
Tidak Hedging Correct
mengatakan bahwa untuk melihat data yang outlier Hedging
dengan mengonversi nilai kedalam skor Step Hedging Tidak 34 16 68.0
standardized, standar skor dengan nilai ≥ 2,5 akan 1 Hedging
Hedging 15 43 74.1
dinyatakan outlier. Dalam penelitian ini, peneliti Overall Percentage 71.3
menemukan data yang outlier yaitu pada bank J
Sumber: Hasil Olahan SPSS.
Trust Indonesia Tbk, dengan nilai z-score sebesar
4,3 sampai 6,3. Sehingga sampel tersebut
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka dapat
dikeluarkan dan sampel akhir dari penelitian ini
diketahui bahwa tingkat persamaan regresi logistik
sebanyak 27 perusahaan. Maka secara keseluruhan
yang telah terbentuk dapat membuat klasifikasi
jumlah sampel dalam penelitian ini 108, dengan
dalam penaksiran Y, yaitu sebesar 71,3%. Hasil
tahun penelitian selama 4 tahun.
SPSS menunjukkan bahwa pada kolom prediksi
perusahaan yang melakukan hedging ada sebanyak
Penilaian Model Fit
59 perusahaan. Sedangkan pada baris hasil
Tabel 1.
observasi yang sesungguhnya perusahaan yang
Hosmer and Lemeshow Test
melakukan hedging sebanyak 43 perusahaan,
Step Chi- Df Sig. sehingga ketepatan model ini adalah 43/59 dimana
square hal ini berarti bahwa hasil observasi dengan perdiksi
1 9,383 8 .311 memiliki ketepatan sebesar 71,3%.
Sumber: Hasil Olahan SPSS.

6
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya 2017
Pengujian Hipotesis penelitian ini bahwa growth opportunity tertinggi
Tabel 3. yaitu pada bank Mayapada International Tbk, bahwa
Hasil Pengujian Regresi Logistik Estimasi dengan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti
Parameter bank Mayapada tersebut benar melakukan aktivitas
B Wald Sig. hedging pada perusahaannya.
Step Growth .498 4.311 .038 Hasil penelitian ini tidak didukung oleh
1a FirmSize .619 15.189 .000 penelitian yang dilakukan oleh Gunarti (2014), Afza
Liquidity -2.563 1.681 .195 dan Alam (2011), Nuzul dan Lautania (2015),
Constant -17.875 14.667 .000 Allayannis dan Weston (2011) mengatakan bahwa
a.Variable(s) entered on step 1: Growth, FirmSize, growth opportunity tidak berpengaruh terhadap
Liquidity. pengambilan keputusan hedging. Menunjukkan
Sumber: Hasil Olahan SPSS. bahwa perusahaan perbankan yang melakukan
aktivitas hedging tidak dipengaruhi oleh tinggi atau
Berdasarkan tabel 4.9 maka dapat diketahui rendahnya growth opportunity dan juga peluang
bahwa variabel independen yang signifikan dalam investasi yang dimilki oleh perusahaan perbankan
penelitian ini adalah growth opportunity (X1) dan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
firm size (X2), maka dengan demikan dapat Penelitian yang dilakukan oleh Allayannis dan
terbentuk persamaan regresi logistik dalam Ofek (1997), Ameer (2010), Widyagoca dan Lestari
penelitian ini yaitu sebagai berikut: (2016) juga tidak sesuai dengan hasil penelitian ini
yang mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
pertumbuhan tinggi akan mengakibatkan
pengambilan keputusan hedging akan semakin
rendah
Dari tabel dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pengaruh Firm Size terhadap Hedging
Pengaruh Growth Opportunity terhadap Hedging Variabel firm size yang dihitung dengan ln total
Variabel growth opportunity yang dihitung asset, dengan koefisien regresi adalah 0,619 dan
melaui perbandingan dari MVE (market value of nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000, nilai wald
equity) dan BVE (book value of equty) memiliki statistic sebesar 15,189. Hal ini menunjukkan
koefisien regresi 0,498 dengan nilai probabilitas bahwa variabel firm size signifikan dengan
(sig) sebesar 0,038 dan nilai wald statistic sebesar keputusan aktivitas hedging, dikarenakan variabel
4.311. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari
growth opportunity berpengaruh positif signifikan 0,05, dan nilai wald statistic lebih besar dari nilai
dengan keputusan pengambilan hedging dalam chi square table 3,841. Hal ini berarti menyatakan
perusahaan perbankan, dikarenakan varabel ini bahwa variabel firm size berpengaruh positif
memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari signifikan terhadap pengambilan keputusan
0,05, dan nilai wald statistic lebih besar dari nilai hedging. Dalam setiap kenaikan nilai firm size
chi square table 3,841. Dalam setiap kenaikan nilai sebesar 1% akan meningkatkan log of odds
growth opportunity sebesar 1% akan meningkatkan (probabilitas) aktivitas hedging sebesar 0,619
log of odds (probabilitas) aktivitas hedging sebesar dengan asumsi variabel yang lainnya dianggap
0,498 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Maka dalam penelitian ini H0 diterima.
dianggap konstan. Maka dalam hal ini berarti H0 Ukuran perusahaan yang lebih besar aktivitas
diterima . operasionalnya pasti lebih banyak dan akan lebih
Perusahaan yang memiliki peluang berisiko dibanding dengan perusahaan yang lebih
pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan kecil. Perusahaan yang besar kemungkinan besar
tambahan modal dari pihak luar atau eksternal untuk transaksi yang dilakukan akan mencapai beberapa
membiayai kegiatan operasional yang akan negara, dan ketika telah melintasi berbagai negara
dilakukan perusahaan. Dana eksternal yang maka perusahaan tersebut akan menghadapai
dibutuhkan tersebut dapat diperoleh dari luar transaksi dengan berbagai mata uang yang berbeda.
maupun dalam negeri, ketika memperoleh dari luar Maka akan terdapat eksposur transaksi dalam
negeri maka akan menghadapi risiko fluktuasi nilai perusahaan dan mengahadapi risiko fluktuasi nilai
tukar. Ketika mata uang lokal terdepresiasi maka tukar, sehingga perusahaan yang memiliki ukuran
perusahaan akan mengalami kerugian, sehingga besar akan lebih cenderung melakukan manajemen
untuk meminilamlisir risiko tersebut perusahaan risiko dengan hedging untuk melindungi perusahaan
akan membutuhkan hedging. Terlihat dalam data

7
Friska Saragih, Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size, dan Liquidity Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Perbankan Indonesia

mereka (Allayannis dan Ofek, 1997), (Clarck et al., yaitu sebesar Rp. 106.919.167.000.000 dimana dari
2006). total dana tersebut yang bersumber dari mata uang
Berdasarkan data dalam penelitian ini bahwa asing hanya sebesar Rp.19.663.409.000.000 atau
ukuran perusahaan yang tertinggi ada pada Bank hanya sebesar 18% dari keseluruhan dana pihak
Mandiri (Persero) Tbk tahun 2015 yaitu 35,44, dan ketiga.
hasil observasi yang didapatkan bahwa bank Hasil dalam penelitian ini tidak mendukung
Mandiri melakukan aktivitas hedging dalam penelitian yang dilakukan oleh Widyagoca dan
perusahaannya selama periode penelitian atau 4 Lestari (2016), (Afza dan Alam, 2011) yang
tahun berturut-turut yaitu tahun 2012-2015. Selain mengatakan bahwa liquidity secara signifikan
itu bank lainnya yang termasuk dalam perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan hedging,
besar yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat yang berarti jika tingkat likuiditas meningkat maka
Indonesia, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, probabilitas pengambilan keputusan hedging pada
Bank Danamon Indonesia, dan lainnya juga perusahaan akan semakin meningkat dengan asumsi
melakukan hedging pada perusahaannya selama bahwa variabel yang lain bernilai konstan. Selain itu
periode penelitian ini. penelitian dari Clarck et al., (2006), Ameer (2010),
Hasil dalam penelitian ini tidak sama dengan Dewi dan Purnawati (2016) juga tidak sama dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ameer penelitian ini. mengatakan bahwa rasio likuiditas
(2010) dan juga Ahmad dan Haris (2012) yang yang tinggi pada perusahaan akan menurunkan
menyatakan bahwa firm size tidak signifikan probabilitas penggunaan hedging dalam perusahaan,
terhadap keputusan hedging, dimana dijelaskan dan sebaliknya jika perusahaan memiliki tingkat
bahwa ukuran perusahaan tidak selalu menjadi likuiditas yang rendah kemungkinan penggunaan
kekuatan atau menjadi hal yang akan pendorong hedging akan semakin tinggi.
perusahaan untuk melakukan aktivitas hedging
dengan menggunakan instrumen derivatif. PENUTUP
Simpulan
Pengaruh liquidity terhadap Hedging Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Variabel liquidity yang dihitung dengan proksi pengaruh dari growth opportunity, firm size, dan
LDR (loan to deposit ratio) memiliki koefisien liquidity terhadap keputusan hedging pada
regresi -2,563 dan nilai probabilitas (sig) sebesar perusahaan perbankan indonesia yang terdaftar di
0,152 dan nilai wald statistic sebesar 1,681. Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Analisis
sehingga variabel liquidity tidak signifikan, yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
dikarenakan variabel ini memiliki nilai signifikansi logistik, hasil yang diperolah dari penelitian ini
yang lebih besar dari 0,05, dan nilai wald statistic adalah sebagai berikut:
lebih kecil dari nilai chi square table yaitu 3,841. Growth opportunity, dan firm size berpengaruh
Hal ini menyatakan bahwa variabel liquidity tidak positif signifikan terhadap pengambilan keputusan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan perbankan Indonesia.
hedging sehingga H0 yang menyatakan bahwa Semakin tinggi nilai growth opportunitydan firm
varaiabel liquidity berpengaruh terhadap keputusan size maka probabilitas penggunaan hedging akan
hedging ditolak dikarenakan hasil yang tidak semakin tinggi. Sementara Liquidity tidak
signifikan. berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan hedging pada perusahaan perbankan Indonesia.
dikarenakan perusahaan yang memiliki rasio Artinya bahwa tinggi rendahnya rasio likuiditas
likuiditas tinggi, dana pihak ketiga yang masuk pada perusahaan tidak akan mempengaruhi
dalam perusahaan tersebut cenderung dana yang probabilitas penggunaan aktivitas hedging.
berasal dari lokal atau bukan berasal dari luar Berdasarkan hasil analisis dan hail yang telah
negeri. Sehingga perusahaan tidak terlalu ditemukan, maka dalam penelitian ini terdapat
membutuhkan aktivitas hedging, karena mata uang keterbatasan yaitu : hanya menjelaskan pengaruh
asing yang ada dalam perusahaan tersebut hanya dari veriabel growth opportunity, firm size, dan
sedikit. Sehingga dalam hal ini risiko fluktuasi yang liquidity terhadap keputusan penggunaan aktivitas
dihadapi oleh perusahaan tidak tinggi. penggunaan hedging pada perusahaan perbankan
Penelitian ini menunjukkan bahwa rasio sebesar 29,1%. Dimana hal ini berarti bahwa masih
likuiditas yang tinggi terdapat pada Bank Permata terdapat variabel lain yang dapat menjelaskan
Tbk di tahun 2012 yaitu sebsar 115%. Pada bank pengambilan keputusan hedging pada perusahaan
Permata tersebut terlihat bahwa dari total dana pihak perbankan selain variabel dalam peelitian ini.
ketiga yang masuk lebih didominasi oleh mata uang penelitian ini hanya menunjukkan perusahaan yang
lokal atau mata uang rupiah. Total dana pihak ketiga menggunakan instrumen derivatif secara

8
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 5 Nomor 2 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya 2017
keseluruhan, belum dapat membeda-bedakan jenis Derivatif Valuta Asing. Jurnal Manajemen
instrumen derivatif yang digunakan oleh masing Bisniss, 1(1), 89-102.
masing perusahaan. Ghozali, H. I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete
Berdasarkan hasil yang telah ditemukan dalam Dengan Program Ibm Spss 23. Semarang:
penelitian ini, maka diketahui bahwa variabel Badan Penerbit-Undip.
growth opportunity dan likuiditas berpengaruh Griffin, Ricky, Pustay, dan M. W. (2005). Bisnis
positif signifikan terhadap pengambilan keputusan Internasional. Indonesia: PT. Indeks Kelompok
hedging pada perusahaan perbankan Indonesia. Gramedia.
Maka dari hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi perusahaan yang akan melakukan Gunarti, F. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Aktivitas Hedging Dengan Instrumen Derivatif
aktivitas hedging untuk dapat memperhartikan
Valuta Asing. Jurnal Dinamika Manajemen,
tingkat growth opportunity dan likuditas. Hal 5(1), 64-79.
tersebut dianjurkan supaya perusahaan dapat
meminimalisir risiko, khusunya risiko fluktuasi Hanafi, M. (2012). Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP
valuta asing. STIM YKPN.
Idroes, F. (2011). Manajemen Risiko Perbankan. Jakrata:
DAFTAR PUSTAKA Rajawali Pers.
Afza, T., dan A. Alam. (2011). Determinants of Indonesia, B. (2011). Peraturan Bank Indonesia Nomor
Corporate Hedging Policies: A Case of Foreign 13/1/Pbi/2011 Tentang Penilaian Tingkat
Exchange and Interest Rate Derivative Usage. Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Inoesia.
African Journal of Business Management, 5(14),
5792-5797. Idnonesia, R. (1998). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tentang Perubahan Atas
Ahmad, N., dan B. Haris. (2012). Factors for Using Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Derivatives: Evidence from Malaysian Non- Perbankan. Jakarta: Presiden Republik
Financial Companies. Research Journal of Indonesia.
Finance and Accounting, 3(9), 79-88.
Ismail. (2010). Manajemen Perbankan: Dari Teori
Allayannis, G., dan E. Ofek. (1997). Exchange Rate Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Exposure, Hedging, and the Use of Foreign Media Group.
Currency Derivatives. Departement of Finance,
1-40. Jiwandhana, R. S. P., dan N. Triaryati. (2016). Pengaruh
https://archive.nyu.edu/jspui/bitstream/2451/268 Leverege Dan Profitabilitas Terhadap
42/2/wpa98002.pdf Keputusan Hedging Perusahaan Manufaktur
Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 31-
Allayannis, G., dan J. P. Weston. (2001). The Use of 58.
Foreign Currency Derivatives and Firm Market
Value. The Review of Financial Studies Spring, Kasidi. (2010). Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia
14(1), 243-276. Indonesia.

Ameer, D. R. (2010). Determinants of Corporate Hedging Madura, J. (2009). Keuangan Perusahaan Internasional.
Practices in Malaysia. International Business Jakarta: Salemba Empat.
Research, 3(2), 120-130. Nguyen, H., dan R. Faff. (2002). On the Determinants of
Brigham, E. F., dan J. F. Houston. (2001). Manajemen Derivative Usage by Australian Companies.
Keuangan, (A. A. Yulianto Ed.). Jakarta Australian Journal of Management, 27(1), 1-24.
Erlangga. Nuzul, H., dan M. F. Lautania. (2015). Pengaruh
Clarck, E., A. Judge, dan W. S. Ngai. (2006). The Leverage, Financial Distress Dan Growth
Determinants and Value Effects of Corporate Options Terhadap Aktivitas Hedging Pada
Hedging: An Empirical Study of Hong Kong Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di
and Chinese Firms. Accounting and Finance Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika
Group, 1-41. Akuntansi Dan Bisnis, 2(2), 104-113.

Dewi, N. K. R. U., dan N. K. Purnawati. (2016). Putro, S. H., dan M. Chabachib. (2012). Analisis Faktor
Pengaruh Market to Book Value Dan Likuiditas Yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen
Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan
Manufaktur Di Bei. E-Jurnal Manajemen Unud, Hedging. Diponegoro Business Review, 1(1), 1-
5(1), 355-384. 11.

Fitriasari, F. (2011). Value Drivers Terhadap Nilai Sugiyono, P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
Pemegang Saham Perusahaan Yang Hedging Di Kulaitatif, Dan R&D. Bandung: ALFABETA.

9
Friska Saragih, Pengaruh Growth Opportunity, Firm Size, dan Liquidity Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan
Perbankan Indonesia
Sunaryo, T. (2009). Manajemen Risiko Financial.
Jakarta: Salemba Empat.
Sutojo, S. (1997). Manajemen Terapan Bank. Jakrta: PT
Pustaka Binaman Pressindo.
Tai, V. W., T.-H. Lai, dan L. Lin. (2014). Local
Institutional Shareholders and Corporate
Hedging Policies. The North American Journal
of Economics and Finance, 28, 287-312.
Utomo, L. L. (2000). Instrumen Derivatif: Pengenalan
Dalam Strategi Manajemen Risiko Keuangan.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2(1).
Widyagoca, I. G. P. A., dan P. V. Lestari. (2016).
Pengaruh Leverage, Growth Opportunities, Dan
Liquidity Terhadap Pengambilan Keputusan
Hedging Pt. Indosat Tbk. E-Jurnal Manajemen
Unud, 5(2), 1282-1308.

10

Anda mungkin juga menyukai