Anda di halaman 1dari 4

#WATCHDOC

 Posted on 03 Mei 2019 11:19:15

Sesuai Visi RSMS adalah prima dalam pelayanan sub spesialistik dan pendidikan profesi, maka
mengembangkan pelayanan RS menjadi strategi utama dalam pencapaian visi dimaksud.Sumber
daya manusia yang professional menjadi syarat utama untuk mendorong pencapaian Visi RS.
Profesionalisme Dokter menjadi cermin pelayanan sebuah Rumah Sakit, karena RS memiliki fungsi
memberikan pelayanan kesehatan. Dalam rangka mendorong profesionalisme Dokter RSUD Prof.
Dr.Margono Soekarjo Purwokerto meluncurkan APLIKASI #WATCHDOC berbasis android dengan
tujuan adanya penilaian kinerja Dokter yang berkesinambungan agar ada jaminan mutu profesi.
Aplikasi ini berbasis android dengan sistem penilaian yang obyektif dan berkesinambungan karena
Dokter dinilai oleh banyak unsure mulai dari teman sejawat, atasan, unit layanan terkait (rawat jalan,
rawat inap, gawat darurat bedah sentral) serta masyarakat melalui rating penilaian dokter. Model
penilaian ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan 755 tahun 2011 yaitu OPPE (ON GOING
PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION). Aspek yang dinilai adalah:

1. Asuhan pasien (kepatuhan thd standar asuhan)


2. Pengetahuan medis klinis (kepatuhan thd ppk)
3. Kemampuan komunikasi (sejawat, pasien, tenaga kesehatan lain)
4. Praktek berbasis proses pembelajaran (kepatuhan prosedur)
5. Praktek berbasis sistem (kepatuhan terhadap sistem)
6. Profesionalisme (kepatuhan standar profesi)
7. Perilaku (kepatuhan thd budaya keselamatan)

Harapan diluncurkan aplikasi ini adalah adanya penilaian kinerja Dokter yang obyektif, periodik dan
berkesinambungan sehingga pasien terlindungi dan ditangani oleh tenaga medis yang kompeten.
Tingkatkan layanan, RSMS
Purwokerto luncurkan aplikasi
 Jumat, 3 Mei 2019 16:04 WIB

Wakil Direktur Pelayanan dan Kerja Sama RSMS Purwokerto dr. Moh. Targib Alatas, Sp.B.S. (kanan) didampingi
Ketua Komite Medik RSMS Purwokerto dr. Tri Budiyanto, Sp.U. saat memberi keterangan pers terkait dengan
peluncuran dua aplikasi baru untuk mendukung peningkatan pelayanan di RSMS Purwokerto, Jumat (3/5/2019).
(ANTARA/Sumarwoto)
Purwokerto (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr.
Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Jumat
meluncurkan aplikasi "#Watchdoc" dan "tt dik DePe" untuk mendukung
peningkatan pelayanan.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan dan Kerja Sama RSMS Purwokerto dr. Moh.
Targib Alatas, Sp.B.S. mengatakan peluncuran aplikasi "#Watchdoc", yang
berbasis Android, ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme dokter melalui
penilaian kinerja dokter berkesinambungan sesuai visi rumah sakit dalam
menyediakan pelayanan prima subspesialistik dan pendidikan profesi.
"Oleh karena itu, pengembangan pelayanan rumah sakit menjadi strategi utama
dalam pencapaian visi tersebut. Sumber daya manusia profesional menjadi
syarat utama untuk mendorong pencapaian visi rumah sakit," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, profesionalisme dokter menjadi cermin pelayanan sebuah
rumah sakit yang memiliki fungsi memberikan pelayanan kesehatan.

Targib mengatakan aplikasi "#Watchdoc" merupakan sistem penilaian yang


objektif dan berkesinambungan terhadap kinerja dokter.

Menurut dia, profesionalisme maupun kinerja dokter akan dinilai oleh banyak
unsur, mulai dari teman sejawat, atasan, unit layanan terkait yang meliputi rawat
jalan, rawat inap, gawat darurat, dan bedah sentral, serta masyarakat melalui
peringkat penilaian dokter.

"Aplikasi rating penilaian dokter ini telah kami luncurkan tahun lalu dan menjadi
bagian dari aplikasi RSMS Online (pendaftaran secara daring). Pasien yang
telah menjalani pemeriksaan dokter, secara otomatis akan diminta untuk
memberikan rating kepuasan atas layanan yang diberikan oleh dokter tersebut,"
katanya.

Ia mengatakan model penilaian dalam aplikasi "#Watchdoc" mengacu pada


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik di Rumah Sakit, khususnya yang berkaitan dengan "On Going
Professional Practice Evaluation (OPPE)".

Menurut dia, aspek yang dinilai meliputi kepatuhan terhadap standar asuhan
pasien, pengetahuan medis klinis, kemampuan komunikasi, praktik berbasis
proses pembelajaran, praktik berbasis sistem, profesionalisme, dan perilaku.

"Kami berharap dengan diluncurkannya aplikasi ini adalah adanya penilaian


kinerja dokter yang objektif, periodik, dan berkesinambungan sehingga pasien
terlindungi dan ditangani oleh tenaga medis yang kompeten," katanya.

Sementara aplikasi "tt dik DePe", Targib menjelaskan, berkaitan dengan


keberadaan RSMS Purwokerto sebagai rumah sakit regional di Jawa Tengah
yang menjadi rujukan wilayah Jawa Tengah bagian barat dan selatan termasuk
sebagian Jawa Barat dalam tiga tahun terakhir tingkat penggunaan tempat tidur
rawat inapnya (Bed Occupancy Rate/BOR) rata-rata di atas 85 persen.

Dengan kondisi yang demikian, ia menjelaskan, perlu ada informasi ketersediaan


tempat tidur yang akurat setiap waktu agar masyarakat bisa terlayani dengan
cepat, tidak perlu menunggu lama saat akan harus dirujuk ke RSMS Purwokerto.
"Aplikasi 'tt dik DePe' menginformasikan tempat tidur kosong yang dikoneksikan
dengan discharge planning (proses mempersiapkan pasien yang dirawat di
rumah sakit agar mampu mandiri merawat diri pasca-rawatan)," katanya.

Ia mengatakan pada prinsipnya, saat pasien masuk rumah sakit dan telah tegak
diagnosa maka sesuai dengan panduan praktik klinik dokter akan dapat
direncanakan hari atau lama rawat dan rencana kepulangan oleh dokter.

Menurut dia, informasi tentang lama rawat sesuai dengan diagnosa tersebut
dalam sistem akan dikoneksikan dengan informasi tempat tidur pasien sehingga
dalam akan ditampilkan tempat tidur kosong, tempat tidur terisi, tempat tidur
yang akan kosong H-1, dan tempat tidur yang pasiennya harus pulang pada hari
H.

"Dengan informasi ini, maka masyarakat akan mendapatkan informasi yang


akurat tentang ketersediaan tempat tidur," katanya.

"Kalau aplikasi di rumah sakit lainnya hanya sekadar menginformasikan


ketersediaan tempat tidur, sedangkan informasi yang disajikan aplikasi 'tt dik
DePe' lebih rinci dan real time," ia menambahkan.

Selain peluncuran dua aplikasi, manajemen RSMS Purwokerto pada Jumat (3/5)
juga mulai memfungsikan gedung parkir kendaraan yang lokasinya
berseberangan jalan dengan rumah sakit.

Gedung parkir lima lantai dengan kapasitas sekitar 300 kendaraan roda empat
dan 700 sepeda motor yang dilengkapi dengan jembatan penyeberangan orang
yang melintasi Jalan dr. Gumbreg tersebut dibangun lebih kurang selama satu
tahun dengan anggaran Rp43 miliar.

Anda mungkin juga menyukai