Anda di halaman 1dari 6

SISTEM AGROFORESTRY KEBUN PEKARANGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Konservasi
Tanah Dan Air

Dosen Pengampu : Dick Dick Maulana, S.P,.M.Si

Disusun oleh :

Ahmad Fauzan 41035003171046

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRONOMI / BUDIDAYA TANAMAN

BANDUNG 2020
Pola Pemanfaatan Lahan dalam Agroforestri Pekarangan

Agroforestri pekarangan merupakan salah satu bentuk agroforestri


tradisional dengan menanam pepohon di pekarangan lahan milik di pusat pusat
permukaan atau sekitar rumah tinggal. Sebagai contoh berbagai bentuk Wine and
oliver first gandes, yang juga dapat dijumpai di hampir selunih pula di Indonesia
(Sandjono, et al. 2003). Agroforestri pekarangan memiliki pola pertunangan yang
memanfaatkan sinar matahari dalam multistrat untuk meningkatan produktivitas
lahan. Sebagai contoh pada shidang tanah, seorang petani menanam sengon (Di
Akataria malaysia yang bertajuk tinggi dan luas dan di bawahnya, ditanam kopi for
pp) yang memang mebutuhkuri nauncan santuk dapat beprsdukni. Pada lapman
paling bavah di dekat permukaan tanah dimanfaatkan untuk ditanami empon-
empon atau turamani lainnya yang toleran terhadap naungan seperti gany a n doo),
Dengan menggunakan pola tanam agroforestri seperti ini, sebidang lahan mampu
menghasilkan beberapa komoditas bemilickonomis. Tidak hanya meningkatkan
produktivitan lahan, pola tartan agroforestri juga mencegah kerasakan dan
penganan kesuburan Inhan dengan mekanisme alami. Tanaman kayu yang berumur
panjang akan memompa zat-zat hara (marion) dari lapisan tanah yang lebih dalam
dan mentransfemya ke permukaan tanah dengan mekanisme hınıhnya biomasa
tanaman (Badiadi, 2i05).

Di Indonesia, jenis tanaman tahunan yang duunakan di lahan pekarangan


penduduk umumnya adalah berbagai jeris tanaman serbaguna dan tumbuh cepat,
eperti buah-buahan (rambutan, mangga, durian, melinjo dan lain-lain dan tanaman
tumbuh cepat (akasia, sengon, sungkai, matu dan gamal). Jenis tanaman semusim
yang dikembangkan adalah berbagai jenis barat pada skala plot dengan berbagai
tipe pengelolaan lahan yaitu, plor kopi dengan rumput kerbau (Palapa coninpatum)
selagai tanaman penutup tanah, kopi dengan penyiangan dan plot kopi tanpa
penyiangan. Kehilangan tanah yang terbesar dijumpai pada plot kopi dengan
penyiangan yaitu sebesar 21 Mg ha' pada tahun kedua dengan limpasan permukaan
mencapai 7-16 % jamlah ini menurun pada tahun kedua seiring dengan
pertumbuhan tanaman kopi Adanya P. conjugalum dapat menurunkan limpasan
permukaan dan kehilangan tanah setelah tahun ke tiga, Hal ini menunjukkan bahwa
sistem agroforestri kompleks lebih sastanabel dalam menjaga fungsi hidrologis
dalam ekosistem. Agroforestri pekarangan berbasis kopi multi strata/campuran
berdampak lebih hal terhadap ekosistem dibandingkan pertanaman kopi
monokultur maupun kopi naungan.

Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar


rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka
pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota
keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia.

Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat antara


lain :

- Sumber pangan, sandang dan papan penghuni rumah


- Sumber plasma nutfah dan ragam jenis biologi,
- Lingkungan hidup bagi berbagai jenis satwa,
- Pengendali iklim sekitar rumah dan tempat untuk kenyamanan,
- Penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen,
- Tempat resapan air hujan dan air limbah keluarga ke dalam tanah,
- Melindungi tanah dari kerusakan erosi
- Tempat pendidikan bagi anggota keluarga

Penataan Pekarangan

Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah, karena itu pemanfaatan


pekarangan bukan hanya mempertimbangkan hasil, tapi juga perlu
mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan, penataan pekarangan dapat
dilakukan sebagai berikut:

- Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak,
bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
- Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu
bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar
mandi
- Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu,
kandang ternak, tanaman industri

Potensi Pengembangan
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan
kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai
guna meliputi:

- Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan,


bumbu-bumbuan, obat
- Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong,
tanaman pot, tanaman taman, anggrek)
- Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
- Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.

Daur Ulang Di Pekarangan

Usahatani di pekarangan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah


karena limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang untuk kepentingan usahatani
berikutnya:

- Sampah pekarangan dan sampah rumah tangga dapat dikomposkan dengan


membuat lubang sampah atau bak-bak pengomposan.
- Selain untuk pupuk, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan
ternak dan ikan
- Pupuk kandang dan endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk Â
bagi tanaman

Budidaya Organik

Budidaya tanaman di pekarangan harus dilakukan secara organik atau


sesedikit mungkin menggunakan bahan kimia. melalui upaya tersebut bahan
pangan yang dihasilkan lebih sehat.

- Bahan organik berasal dari sisa tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga
atau lumpur endapan kolam ikan.
- Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan
biodekomposer yang banyak dijual di pasaran (EM4, STARDEC, BIODEC,
dan lain-lain)
Pola Tanam Vertikal (Tanam Bersusun)

Pola tanam vertikal merupakan usaha pertanian dengan memanfaatkan


lahan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan potensi ketinggian, sehingga
tanaman yang diusahakan per satuan luas lebih banyak. Pola ini mendukung tempat
juga hemat dalam penggunaan pupuk dan udara.

- Media tanam dapat menggunakan media campuran tanah, pupuk kandang


dan pasir / sekam dengan perbandingan 1: 1: 1 yang ditempatkan pada bak-
bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang diatur bersusun ke atas.
- Tanaman yang menginginkan keteduhan diletakan di bawah dan yang lebih
suka panas di atas.

Tabulampot

Tabulapot adalah menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya:


bunga) di dalam pot.

- Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara,


air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
- Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik
sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang (2015, 17 Desember). Pemanfaatan pekarangan. Diakses pada 19


desember 2020, dari
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/index.php/penyuluhan/info-krpl/632-
pemanfaatan-pekarangan

Octavia, Dona, dkk. 2020. Pengelolaan Hutan Secara Partisipatif Menuju KPH
Hijau Untuk Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta
: CV Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai