(PENCERNAAN)
Disusun Oleh;
B.1810402
UNIVERSITAS DJUANDA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pencernaan manusia adalah suatu sistem dalam tubuh yang
berperan sebagai penerima makanan dari luar, yang kemudian diproses di dalam
organ-organ dimulai dari menerima makanan dari luar, mencerna, menyerap
bahan yang dapat diserap, serta mengeluarkan sisa-sisa pencernaan. Pada
manusia, makanan dicerna oleh alat-alat pencernaan yang dimulai dari mulut dan
berakhir di usus. .Hasil-hasil pencernaan kemudian diserap, sedangkan sisa-sisa
pencernaan dibuang melalui alat-alat pengeluaran khusus. Saluran pencernaan
mendapat dua persarafan yang berhu-bungan dengan SSP di otak dan medulla
spinalis. Mulai dari oesophagus sampai ke pertengahan colon transversum saluran
pencer-naan diurus oleh saraf parasimpatis yang berasal dari cabang n.vagus
(dengan badan sel di ganglion nodosum); sedangkan pada usus ba-gian distal
persarafan parasimpatis itu diurus oleh serabut-serabut saraf yang berpangkal
pada medulla spinalis segmen sacral 2-4. Persa-rafan simpatis diurus oleh serabut
saraf cabang n.splanchnicus major dan n.splanchnicus minor yang berasal dari
segmen thoracal.
Vitamin A, D, E, dan K adalah vitamin yang larut dalam lemak. Jika Anda
tidak memiliki aktivitas lipase pankreas yang baik, Anda tidak akan
menyerap vitamin ini di dalam tubuh
REVIEW JURNAL
3. Shi, W., Wang, Y., Zhang, H., Liu, Z., & Fei, Z. (2017). Probing deep into
the binding mechanisms of folic acid with α-amylase, pepsin and trypsin:
An experimental and computational study. Food chemistry, 226, 128-134.
Hasil Review : asam folat (FA) mampu menurunkan aktivitas enzimatik
α-amilase, pepsin, dan tripsin dengan pembentukan kompleks enzim-FA
10. Santoso, I. A. (2011). Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi
kesehatan. Magistra, 23(75), 35.
Hasil Review : Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary
fiber, merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun
dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan
penyerapan di usus halus manusia serta mengalami fermentasi sebagian atau
keseluruhan di usus besar. Jadi serat pangan merupakan bagian dari bahan
pangan yang tidak dapat dihirolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Santoso, I. A. (2011). Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi
kesehatan. Magistra, 23(75), 35
2. Wibowo, D. S. (2010). Memperkenalkan: Sistem Saraf Saluran
Pencernaan sebagai Otak Kedua. Maranatha Journal of Medicine and
Health, 5(1), 148603.
3. Kusharto, C. M. (2006). Serat makanan dan perannya bagi
kesehatan. Jurnal gizi dan pangan, 1(2), 45-54.
4. Permatasari, L., & Wangko, S. (2011). PERAN SEL GASTRIN (SEL G)
DALAM SALURAN PENCERNAAN. JURNAL BIOMEDIK:
JBM, 3(3).
5. Hasibuan, F. E. B., & Kolondam, B. J. (2017). Interaksi antara Mikrobiota
Usus dan Sistem Kekebalan Tubuh Manusia. Jurnal Ilmiah Sains, 17(1),
35-42.
6. Triana, V. (2006). Macam-macam vitamin dan fungsinya Dalam tubuh
manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 1(1), 40-47.
7. de la Iglesia-García, D., Huang, W., Szatmary, P., Baston-Rey, I.,
Gonzalez-Lopez, J., Prada-Ramallal, G., ... & Sutton, R. (2017). Efficacy
of pancreatic enzyme replacement therapy in chronic pancreatitis:
systematic review and meta-analysis. Gut, 66(8), 1354-1355.
8. Shi, W., Wang, Y., Zhang, H., Liu, Z., & Fei, Z. (2017). Probing deep into
the binding mechanisms of folic acid with α-amylase, pepsin and trypsin:
An experimental and computational study. Food chemistry, 226, 128-134.
9. Howard, W. (2015). Pengujian aktivitas enzim α-amilase. ITB. Bandung.
10. Supriyatna, A., Jauhari, A. A., & Holydaziah, D. (2015). Aktivitas enzim
amilase, lipase, dan protease dari larva Hermetia illucens yang diberi
pakan jerami padi. JURNAL ISTEK, 9(2).
11. Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.