9319-Article Text-18401-6-10-20180414 PDF
9319-Article Text-18401-6-10-20180414 PDF
Pengaruh Perbedaan Intensitas Latihan Atlet Sepeda Terhadap Berat Badan dan
Body Water
Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih1, Marina Hardiyanti2, Fadhila Ika Sani3
Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.
Abstract
This research intended to determine the influence of various exercise intensities to hydration
status in cyclists based on body weight and body water alteration. This research was done by
measured body weight and body water before and after exercise in various intensities. The data
measured during April-June 2015 with nine cyclists of Pegasus Continental Cycling Team
located in Yogyakarta. Sampling technique used total sampling. Based on One-Way ANOVA
statistical analysis, showed significant differences between body weight alteration before and
after exercise in light intensity, moderate intensity, and strong intensity. The result proofed by
p-value 0,000<0,05. However, there are no significant differences between body water altera-
tion in average intensity and strong intensity. From the result, we can conclude that in various
exercise intensities, light, moderate, and high influence athletes hydration status based on
body weight and body water alteration before and after exercise. But, body water change in
average intensity and vigorous energy are not different. Whereas, body weight change in light
intensity is different from the average intensity and strong intensity.
pembuatan laporan. Ketika data sudah didapat- tas ringan ditujukan sebagai latihan recovery atau
kan selanjutnya data tersebut diolah menggu- pemulihan sehingga jaraknya dekat. Jarak tem-
nakan uji statistik One Way Anova menggunakan puh yang paling jauh yaitu pada intensitas berat.
software SPSS 16. Intensitas berat dititikberatkan pada latihan daya
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahan aerobik sehingga memiliki jarak tempuh
pengambilan data antara lain, sebelum atlet ber- yang paling jauh. Sebanding dengan peningkatan
latih, dilakukan penimbangan. Alat timbangan jarak tempuh, pada intensitas yang semakin berat
dapat mengukur berat badan dan body water. At- maka energi yang dikeluarkan untuk mengayuh
let diminta untuk berdiri di atas timbangan den- sepeda semakin besar pula.
gan posisi tegak, tenang, tidak bicara, pandangan
lurus ke depan, dengan pakaian minimal, tidak Tabel 2. Karakteristik Subyek Penelitian
mengenakan aksesoris, tidak membawa benda-
benda yang bisa menambah massa, dan tubuh Variabel minimum maksimum Mean
dalam keadaan kering. Langkah ini dilakukan Umur 18 27 22,72
pula ketika atlet selesai berlatih, maksimal 10 me- BB 51,4 67 59,47
nit setelah selesai latihan sebelum mengonsumsi
makanan dan minuman. TB 162 176 168,81
Pengukuran intensitas latihan menggu- IMT 19,5 25,3 21,07
nakan alat Garmin Serie EDGE510 yang dipa- Sistol 121 153 137,27
sang di sepeda dan sensor yang dipasang di tubuh
Diastol 61 87 72,36
atlet. Alat Garmin dapat merekam jarak tempuh
latihan, durasi latihan, kecepatan maksimal, Nadi 70 103 82,18
kecepatan rata-rata, rata-rata denyut jantung,
denyut jantung maksimal, dan estimasi pengelu- Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 9
aran energi selama latihan. orang dengan karakteristik usia 18-27 tahun dan
rata-rata usia 23 tahun, artinya bahwa subyek ma-
HASIL DAN PEMBAHASAN sih dalam kelompok umur yang tergolong dewasa
awal dan masih dalam usia yang produktif dalam
Data yang didapatkan dari alat Garmin berkarir dan mencetak prestasi di bidang olahra-
antara lain data jarak tempuh dan energi yang di- ga khususnya cabang olahraga sepeda. Rata-rata
keluarkan selama latihan. Data intensitas latihan berat badan subjek 59,47 kilogram dengan rata-
disajikan dalam Tabel 1. rata tinggi badan 168,81 cm. Dari perbandingan
berat badan dan tinggi badan didapatkan indeks
Tabel 1. Karakteristik Intensitas Latihan massa tubuh rata-rata 21,07 yang berarti sebagian
besar atlet indeks massa tubuhnya normal. Rata-
Intensitas Latihan Rerata Min Maks rata tekanan darah sistol 137,27 mmHg/dl yang
Intensitas J a r a k 38,6 31,7 42,4
masih tergolong tinggi. Sedangkan tekanan darah
ringan (km) diastol rata-ratanya normal yaitu 72,36 mmHg/
Energi dl. Nadi rata-rata sebesar 82 kali/menit termasuk
497 475 515 dalam kategori normal, namun untuk golongan
(kkal)
atlet/olahragawan yang terlatih nadi tersebut ma-
Intensitas J a r a k 97,32 62,9 133 sih tergolong tinggi.
sedang (km)
Untuk kelompok atlet yang terlatih dalam
Energi daya tahan aerobik, nadi terutama pada saat ban-
1404,6 735 2070
(kkal) gun tidur atau sebelum beraktivitas nilai optimal-
Intensitas J a r a k 142,17 nya kurang dari 60, bahkan lebih baik apabila
107 167
berat (km) kurang dari 50. Sedangkan denyut jantung istira-
Energi hat pada atlet yang terlatih adalah 40-60 kali per
1928 1520 2497 menit (American Heart Association, 2015). Me-
(kkal)
nurut penelitian yang pernah dilakukan Hapsari
Berdasarkan data dari alat garmin, data in- (2015) pada subyek penelitian yang sama, terjadi
tensitas latihan dikelompokkan menjadi 3 yaitu perubahan yang signifikan pada denyut nadi lati-
intensitas ringan, sedang, dan berat. Intensitas han dengan intensitas ringan, sedang, dan berat.
ringan memiliki jarak tempuh paling dekat se- Dimana, pada intensitas latihan sedang denyut
dangkan semakin bertambah intensitas maka se- nadinya meningkat dibandingkan dengan denyut
makin bertambah pula jarak tempuhnya. Intensi- nadi latihan intensitas ringan.
32 Mirza Hapsari Sari.T.P, dkk / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (1) (2016)
Olahraga yang bersifat aerobik seperti ber- sebab itu, pasokan oksigen ke seluruh tubuh da-
sepeda akan membuat ruangan atrium dan ventri- pat lebih cepat terpenuhi. Oleh karena itu atlet
kel pada jantung membesar. Dengan adanya hal yang terlatih daya tahan aerobiknya cenderung
tersebut maka volume darah yang dipompakan memiliki denyut jantung minimal dibawah 60
dalam sekali denyut menjadi lebih banyak. Oleh kali per menit.
Tabel 3. Perubahan Berat Badan dan Body Water pada Berbagai Intensitas Latihan
Kelompok B B BB setelah M e a n B W B W M e a n
sebelum difference sebelum setelah difference
Ringan 59,8 59,5 0,360 57,9 58,1 0,2
Sedang 59,9 58,8 1,147 57,5 58,4 0,86
Berat 60,1 58,5 1,612 57,5 58,5 1,0133
Perbedaan rata-rata perubahan berat ba- 2005). Karena komposisi air di dalam tubuh cu-
dan sebelum dan setelah latihan yang paling be- kup besar, maka kehilangan cairan tubuh tentu
sar adalah pada kelompok intensitas latihan be- saja sebanding dengan penurunan berat badan.
rat. Sedangkan perbedaan rata-rata yang paling Cairan tubuh tidak berarti hanya cairan dalam
kecil adalah pada kelompok intensitas latihan bentuk air. Cairan tubuh meliputi bentuk-bentuk
ringan. Hal tersebut sebanding dengan perbedaan lain seperti darah, dan kandungan air yang ada
rata-rata perubahan pada body water sebelum pada jaringan-jaringan yang membentuk organ
dan sesudah latihan, dimana pada intensitas be- dan sistem organ di dalam tubuh.
rat perbedaan rata-ratanya paling besar dan pada Pada intensitas ringan penurunan berat
intensitas ringan perbedaan rata-ratanya paling badan <1% berat badan awal, sedangkan pada
kecil. Berdasarkan hasil tersebut maka rata-rata intensitas sedang penurunan sebesar 1,9% dari
perubahan berat badan dan body water paling berat badan awal, dan intensitas berat penuru-
banyak yaitu pada kelompok latihan dengan in- nan sebesar 2,2%. Penurunan tersebut masih da-
tensitas berat. lam batas dehidrasi ringan, namun apabila atlet
Pada latihan dengan intensitas berat, jarak kehilangan cairan 1-3% dari berat tubuh dapat
tempuh bersepeda bertambah dari intensitas rin- menyebabkan rasa haus yang kuat, kehilangan
gan dan sedang. Semakin bertambahnya jarak, cita rasa, perasaan tidak nyaman, peningkatan
maka aktivitas mengayuh sepeda yang dilakukan denyut jantung, dan penurunan performa olahra-
juga semakin bertambah. Oleh karenanya, energi ga sebesar 10% (Santoso, 2011; Fink, 2013).
yang dikeluarkan tubuh untuk mengayuh sepeda Pada latihan dengan intensitas berat, per-
pun menjadi lebih banyak. Selain energi yang ke- bedaaan perubahan persen body water nilai rata-
luar, cairan juga ikut keluar melalui keringat. Hi- ratanya paling besar. Namun, berbeda dengan be-
langnya air melalui keringat sangat dipengaruhi rat badan yang berkurang setelah latihan, persen
oleh aktivitas fisik (Shapiro, 1982 dalam Sawka, body water justru bertambah setelah latihan. Hal
2005). Selain itu, kondisi lingkungan yang panas ini dapat dipengaruhi oleh proses rehidrasi yang
juga menambah pengeluaran cairan tubuh mela- terjadi selama atlet berlatih. Rehidrasi bertujuan
lui keringat. Proses tubuh mengeluarkan keringat untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang
merupakan salah satu kompensasi tubuh dengan hilang saat latihan. Rehidrasi atau penggantian
tujuan untuk mendinginkan tubuh dari suhu pa- cairan yang hilang dilakukan dengan mengasup
nas yang berlebihan. sejumlah cairan yang dapat berupa air mineral,
Sebagian besar komponen tubuh merupa- air putih, minuman olahraga, minuman yang
kan air. Pada rata-rata laki-laki dewasa muda, mengandung kalori, dan minuman yang men-
jumlah keseluruhan air di dalam tubuh mencapai gandung elektrolit. Pemberian cairan pada atlet
50-70% dari berat badan (Altman, 1961 dalam tujuan utamanya adalah untuk mencegah terja-
Sawka, 2005). Jumlah keseluruhan air di dalam dinya dehidrasi pada atlet dan menjaga keadaan
tubuh ini berbeda pada masing-masing individu, keseimbangan cairan tubuh. Menurut Primana
tergantung komposisi tubuhnya yang terdiri dari (2007), ketika berlatih panas tubuh meningkat
massa lemak tubuh dan masa non lemak tubuh. sedangkan apabila panas tubuh berlebih dan ti-
Massa tubuh non lemak memiliki kadar air men- dak diimbangi dengan penggantian cairan dapat
capai 73% dan massa lemak tubuh mempunyai terjadi cedera.
kadar air 10% (Van Loan, 1996 dalam Sawka, Pada saat bersepeda dengan jarak puluhan
Mirza Hapsari Sari.T.P, dkk / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (1) (2016) 33
hingga ratusan kilometer, dengan variasi jalur atau gula ke dalam minuman pengganti cairan
yang dilalui baik mendatar, mendaki, menurun, tubuh (Casa, 2000).
dan berkelok tentu saja banyak energi yang di- Penambahan glukosa atau karbohidrat da-
keluarkan oleh atlet untuk melakukan aktivitas lam minuman pengganti cairan tubuh memang
tersebut. Dengan banyaknya energi yang dikelu- penting, namun jumlahnya juga harus sesuai dan
arkan, wajar apabila seorang atlet membutuhkan tidak berlebihan. Menurut Casa (2000), batas pe-
asupan selama perjalanan. Atlet sepeda Pegasus nambahan glukosa yang dianjurkan adalah tidak
Continental Cycling Team selalu membawa asu- lebih dari 8%. Sebab, penambahan glukosa lebih
pan berupa buah pisang rebus, minuman isoto- dari 8% dapat menginduksi kerja insulin sehing-
nik, dan air putih, terkadang ditambah pula den- ga kadar glukosa darah justru akan menurun. Ke-
gan snack bar. lebihan glukosa juga dapat memperlambat proses
Menurut rekomendasi William (2007), air absorbsi air oleh tubuh.
minum direkomendasikan untuk latihan yang ti- Pemberian cairan pada atlet yang menjadi
dak terlalu lama namun pada suhu yang cukup subyek penelitian dilakukan tanpa aturan khusus
panas. Apabila latihan dilakukan lebih dari 90 melainkan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
menit sebaiknya diberikan cairan yang mengan- masing-masing atlet sendiri. Masing-masing atlet
dung elektrolit dan glukosa. Cairan yang men- membawa makanan dan minuman supply on the
gandung elektrolit dan glukosa akan membantu go sesuai kebutuhan masing-masing dan mereka
dalam peningkatan osmolalitas yang dapat me- minum sesuai kondisi masing-masing. Masing-
ningkatkan reabsorbsi air dari usus ke dalam sir- masing atlet membawa bidon air yang diletakkan
kulasi darah (William, 2007). di sepeda sehingga setiap saat ketika mereka ber-
Menurut Jeukendrup (1999), dibutuhkan latih mereka dapat mengasup cairan sesuai kebu-
minuman pengganti cairan tubuh yang mengan- tuhannya.
dung elektrolit khususnya natrium dan kalium Asupan berupa pisang rebus dan minuman
serta glukosa selama berolahraga. Minuman isotonik yang diasup oleh atlet Pegasus Conti-
elektrolit yang mengandung natrium akan me- nental Cycling Team pada waktu latihan, men-
ningkatkan retensi cairan dan menstimulasi rasa gandung karbohidrat dalam bentuk sederhana.
ingin minum (Fink, 2013). Pemberian glukosa Selama latihan, karbohidrat sederhana sangat
selama latihan menjadi penting sebab glukosa diperlukan sebab bisa dicerna dan diserap lebih
dapat mencegah penurunan kadar glukosa darah cepat. Otot yang bekerja selama berlatih mem-
yang terlalu drastis selama berolahraga. Pada saat butuhkan energi yang dapat diserap secara cepat
berolahraga, tubuh akan memecah glikogen otot untuk proses pemulihan stamina. Pada minuman
menjadi glukosa untuk menghasilkan energi se- isotonik pun terkandung elektrolit berupa nat-
hingga gula darah meningkat pada awal periode rium, kalium, serta adanya glukosa. Hal ini sesu-
dehidrasi. Kadar glukosa darah ini perlu diperta- ai dengan rekomendasi jenis zat gizi yang diper-
hankan dengan cara menambahkan karbohidrat lukan untuk proses rehidrasi.
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Perubahan Berat Badan dan Body Water terhadap Intensitas Latihan
Hasil analisis data menggunakan uji One tersebut memengaruhi sirkulasi cairan di dalam
Way Anova didapatkan hasil bahwa ada perbe- tubuh yang dapat berpengaruh terhadap berat
daan yang signifikan antara perubahan berat ba- badan. Sehingga terdapat perbedaan yang signi-
dan pada sebelum dan sesudah latihan baik pada fikan pada berat badan dan body water sebelum
intensitas ringan, sedang, maupun berat. Hasil ini dan sesudah latihan pada variasi ketiga intensitas.
dibuktikan dengan nilai p 0,000 < 0,05. Ada per- Pada variabel berat badan, setiap terjadi
bedaan yang signifikan antara perubahan body peningkatan intensitas, terjadi penurunan berat
water pada sebelum dan sesudah latihan baik badan yang lebih banyak (Tabel 3). Selain kare-
pada intensitas ringan, sedang, dan berat. Hasil na pengaruh cairan tubuh, penurunan berat ba-
ini dibuktikan dengan nilai p 0,000 < 0,05. dan lebih berkaitan dengan pembakaran kalori
Uji lanjut Anova untuk variabel perubahan untuk memenuhi energi selama latihan. Hal ini
berat badan yaitu menggunakan uji Bonferroni sesuai dengan pernyataan CDC (2011), bahwa
sedangkan untuk variabel perubahan body water apabila aktivitas fisik yang dilakukan meningkat
menggunakan uji lanjutan Games-Howell. maka lebih banyak kalori yang dibakar untuk di-
Dari hasil uji Bonferroni didapatkan bah- gunakan sebagai sumber energi, hal inilah yang
wa rata-rata perubahan berat badan pada latihan menurunkan berat badan (CDC, 2011). Hal ini
ringan berbeda signifikan dengan latihan sedang. juga sejalan dengan pendapat Lyne Bryck (2001)
Rata-rata perubahan berat badan pada latihan bahwa dengan meningkatnya aktivitas fisik akan
ringan berbeda signifikan dengan latihan berat. membuat cadangan lemak tubuh terbakar untuk
Rata-rata perubahan berat badan pada latihan memenuhi kebutuhan kalori pada saat latihan.
sedang berbeda signifikan dengan dengan latihan Selain itu, hasil ini juga sejalan dengan peneliti-
berat. an yang dilakukan Utomo (2012) pada 10 remaja
Pada prinsipnya latihan adalah memberi- putri obesitas yang diberi perlakuan berupa se-
kan tekanan fisik secara teratur, sistematik, dan nam aerobik.
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan Sedangkan dari hasil uji Games-Howell di-
kemampuan fisik dalam melakukan aktivitas dapatkan bahwa rata-rata perubahan body water
(Fox, 1993) dalam Alim (2012). Meningkatkan pada intensitas ringan berbeda signifikan dengan
intensitas merupakan cara untuk mencapai tuju- intensitas sedang. Rata-rata perubahan body wa-
an tersebut. Dalam penelitian ini, tekanan yang ter pada intensitas ringan berbeda signifikan den-
diberikan dalam rangka meningkatkan kemam- gan intensitas berat. Rata-rata perubahan body
puan fisik yaitu dengan menambah jarak tempuh water pada intensitas sedang tidak berbeda signi-
latihan sepeda. Dari intensitas ringan ke intensi- fikan dengan intensitas berat.
tas berat jarak tempuhnya semakin bertambah. Jarak tempuh bersepeda pada intensitas
Begitu pula dengan trek yang harus dilalui, ada ringan dibandingkan dengan intensitas sedang,
trek yang lurus, mendatar, menurun, naik, dan memiliki selisih jarak sebesar 58,72 kilometer.
berkelok. Sedangkan intensitas ringan dibandingkan den-
Dengan jarak yang semakin bertambah di gan intensitas berat selisihnya 103,57 kilometer.
tiap intensitas latihan maka usaha untuk meny- Namun, pada intensitas sedang bila dibandingkan
elesaikan jarak tersebut pun semakin besar. Me- dengan intensitas berat, jarak tempuhnya berbe-
nurut Leiper (2001), peningkatan aktivitas ber- da 44,85 kilometer. Perbedaan jarak tempuh pada
sepeda 50 km setiap hari pada cuaca yang cerah intensitas sedang dibandingkan intensitas berat
meningkatkan perubahan jumlah air di dalam kurang dari 50 kilometer. Sehingga, perubahan
tubuh sebesar 1,2 hingga 1,4 L/hari. Peruba- jumlah cairan tubuh yang diindikasikan dengan
han jumlah air tersebut termasuk dalam proses persen body water pada intensitas sedang diban-
kehilangan cairan lewat keringat dan pengganti- dingkan dengan intensitass berat, perbedaannya
an cairan atau rehidrasi. Hal ini sejalan dengan tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil pene-
penelitian Sawka (2005). Untuk cabang olahraga litian Leiper (2001) bahwa penambahan aktivitas
sepeda, kehilangan cairan selama bersepeda ra- bersepeda 50 kilometer setiap hari meningkatkan
ta-rata sebanyak 0,8 L/hari (Rehrer dan Burke, perubahan siklus air di dalam tubuh. Perubahan
1996) dalam Sawka (2005). siklus air ini meliputi proses kehilangan keringat
Mekanisme hilangnya cairan tubuh ber- dan proses rehidrasinya yang tercatat bahwa pe-
hubungan dengan berat badan. Sebab sebagian rubahan siklus air mencapai 1,2-1,4 liter/hari.
besar komposisi badan merupakan cairan. Apa-
bila volume cairan tubuh berubah tentu saja hal SIMPULAN
ini juga merubah berat badan. Intensitas yang
Intensitas latihan ringan, sedang, dan berat
meningkat menjadikan aktivitas meningkat, hal
Mirza Hapsari Sari.T.P, dkk / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (1) (2016) 35
berpengaruh terhadap status hidrasi atlet sepeda Hapsari, Mirza. dkk. 2015. Perbedaan Perubahan
berdasarkan indikator perubahan berat badan Berat Badan dan Body Water pada Berbagai
dan persen body water. Berat badan setelah lati- Intensitas Latihan Atlet Balap Sepeda. Jurnal
han menurun dibandingkan sebelum latihan. Hal Keolahragaan. 3 (1):218-227.
Irawan, M.A. 2007. Konsumsi Cairan dan Olahraga.
ini terjadi karena adanya perubahan jumlah pada
Sport Science Brief.
siklus cairan dalam tubuh selama latihan dan Jeukendrup, A. E., A.J.M. Wagenmakers, J. H. C. H.
adanya pembakaran kalori untuk memberikan Stegen, A. P. Gijsen, F. Brouns, and W. H. M.
energi selama latihan. Sedangkan persen body Saris. 1999. Carbohydrate ingestion can com-
water setelah latihan meningkat dibandingkan pletely suppress endogenous glucose produc-
sebelum latihan. Hal ini terjadi karena adanya tion during exercise. The American Physiologi-
proses rehidrasi dengan asupan cairan on the go cal Society. 276:672-683.
selama latihan yang berupa air putih, minuman Leiper J, Pitsiladis Y, Maughan R. 2001. Comparison
isotonik, dan pisang. Latihan dengan intensitas of water turnover rates in men undertaking
prolonged cycling exercise and sedentary men.
berat paling memengaruhi penurunan berat ba-
Int J Sports Med. 22:181–185.
dan. Namun, pada indikator body water tidak Lyne Brick. 2001. Bugar Dengan Senam Aerobik. Ja-
ada perbedaan yang signifikan antara pengaruh karta : PT Raja Gasindo Persada.
intensitas latihan sedang dan berat. Mardiana dkk. 2012. Pemberian Cairan Karbohidrat
Elektrolit, Status Hidrasi dan Kelelahan pada
DAFTAR PUSTAKA Pekerja Wanita. Media Medika Indonesiana.
46 (1):6-11
Alim, Abdul. 2012. Persepsi Atlet Terhadap Kebutuhan
Ray, M.L. dkk. 1998. Effect of sodium in rehydration
Cairan (Hidrasi) Saat Latihan Fisik dan Recov-
beverage when consuming as a fluid or meal. J.
ery pada Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga
Appl Physiol. 85:1329-36.
Universitas Negeri Yogyakarta. (Skripsi). Yog-
Rehrer NJ, Burke LM. 1996. Sweat losses during vari-
yakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universi-
ous sports. Aust J Nutr Diet. 53:13–16.
tas Negeri Yogyakarta.
Santoso, B.I, Hardinsyah. 2011. Air bagi Kesehatan.
Altman P. 1961. Blood and Other Body Fluids. Wash-
Jakarta:Centra Communications.
ington, DC: Federation of American Societies
Sawka, Michael N. dkk. 2005. Human Water Needs.
for Experimental Biology..
Nutrition Reviews. 63 (6):30-39.
Armstrong, Lawrence. 2007. Assessing Hydration
Shapiro Y, Pandolf KB, Goldman RF. 1982. Predict-
Status: The Elusive Gold Standard. Jour-
ing sweat loss response to exercise, environ-
nal of the American College of Nutrition. 26
ment and clothing. Eur J Appl Physiol Occup
(14):575-584.
Physiol. 48:83–96.
Asiah, Nur. 2013. Air dan Gangguan Fungsi Kognitif.
Utomo, Galih Tri. dkk. 2012. Latihan Senam Aerobik
Majalah Kesehatan Pharmamedika. 5 (1): 38.
Untuk Menurunkan Berat Badan, Lemak, dan
Casa, J.D. dkk. 2000. National athletic trainers associa-
Kolesterol. Journal of Sport Sciences and Fit-
tion position statement: fluid replacement for
ness. 1 (1).
athletes. Journal of athletic training. 35 (2):212-
Van Loan M, Boileu R. 1996. Age, gender, and fluid
224.
balance. Boca Raton, FL: CRC Press.
Fink HH, Alan EM, Lisa AB. 2013. Practical Applica-
Wahyuningsih, Mei Sandy. Kontribusi Tinggi Badan,
tions in Sports Nutrition 3rd ed. Canada: Jones
Rentang Lengan, Kekuatan Otot Lengan Dan
and Bartlett Publishers.
Otot Tungkai, Serta Vo2max Terhadap Prestasi
Fox, Bowers, Foss. 1993. The Physiological Basis
Mendayung Mesin Rowing Jarak 2000 Meter
of Physical Education and Athletics Saunders
Pada Atlet Dayung Nasional. Jurnal ACTIVE.
College Publishing.
4:12, 2252-2256 (Semarang, Desember 2015).
Hanifah, Siti. Survei Pembinaan Atlet Tarung Derajat
Williams, M. 2007. Nutrition for Health, Fitness and
Di Satuan Latihan Se-Kota Semarang Tahun
Sports Eighth Edition. New York: Americas.
2014. Jurnal ACTIVE. 4:11, 2203-2206 (Sema-
Wilson, J. 2003. Harrison’s Principle of Internal Medi-
rang, November 2015).
cine 12th edition. New York: McGraw-Hill.Inc.