Anda di halaman 1dari 50

SISTEM REPRODUKSI II

“PLASENTA PREVIA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

1. ALFIRA NISRINA 16.156.01.11.003


2. ANNISA FARIDA N 16.156.01.11.005
3. DEPI MULYANI 16.156.01.11.009
4. FHIKKA AULIA 16.156.01.11.015
5. M AKBAR R 16.156.01.11.021
6. NIA PAGUSTYA 16.156.01.11.024
7. RAHMAH HIDAYATI 16.156.01.11.029
8. RAYHAN ADITYA P 16.156.01.11.030
9. RIFKA TIFANI DEWI 16.156.01.11.032
10. SHEVIA NINGSIH 16.156.01.11.035
11. YOHANA RYOSHIN Y 16.156.01.11.039

3A ILMU KEPERAWATAN

STIKES MEDISTRA INDONESIA


Jl. CUT MEUTIA RAYA NO. 88A BEKASI, JAWA BARAT INDONESIA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR

1
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Plasenta previa.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 09 Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Definsi Plasenta Previa 6

B. Etiologi Plasenta Previa 7

C. Manifestasi klinis Plasenta Previa 8

D. Patofisiologi Plasenta Previa 9

E. Klasifikasi Plasenta Previa 12

F. Pemeriksaan Penunjang Plasenta Previa 14

G. Komplikasi Plasenta Previa 14

H. Penatalaksanaan Plasenta Previa 15

BAB III TINJAUAN KASUS 17

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Plasenta Previa 19

BAB IV PENUTUP 49

A. Kesimpulan 49

B. Saran 49

Daftar Pustaka 50

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikatorpenilaian status
kesehatan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih
dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit
ada satu perempuan yang meninggal. Di indonesia menurut survey demografi
kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian ibu (AKI) 390 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di sumatera barat 228 per 100.000 kelahiran
hidup.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kesehatan ibu
melahirkan adalah perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%. Padasebuah laporan
oleh chikaki, dkk disebutkan perdarahan obstetrik yang sampai menyebabkan
kematian maternal terdiri atas solusio plasenta 19%, koagulopati 14%, robekan jalan
lahir termasuk ruptur uteri 16%, plasenta previa 7% dan plasenta akreta atau inkreta
dan perkreta 6% dan atonia uteri. (Prawirohardjo, Sarwono. 2009)
Kasus perdarahan sebagai penyebab utama kematian ibu dapat terjadi pada
masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Salah satu penyebab perdarahan tersebut
adalah plasenta previa yaitu plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah
rahim (SBR) sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
uteri internum (OUI). Pada beberaparumah sakit umum pemerintah angka kejadian
plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%, sedangkan di negara maju kejadiannya
lebih rendah yaitu <1%. (Prawirohardjo, Sarwono. 2008).
Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada
beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya plasenta previa seperti jarak
kehamilan, paritas tinggi dan usia diatas 35 tahun (Prawirohardjo, Sarwono. 2008).
Menurut hasul penelitian wardana (2007), plasenta terjadi 1,3 lebih sering pada ibu
yang sudah beberapa kali melahirkan (multipara) dari pada ibu yang baru pertama kali
melahirkan (primipara). Semakin tua umur ibu maka kemungkinan untuk
mendapatkan plasenta previa lebih besar. Pada ibu yang melahirkan dalam usia40
tahun berisiko 2,6 kali untuk terjadinya plasenta previa (Santoso. 2006). Plasenta
previa juga sering terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan tunggal.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Definisi dari plasenta previa?
2. Apa saja Etiologi dari plasenta previa?
3. Bagaimana Manifestasi dari plasenta previa ?
4. Bagaimana Patofisiologi dari plasenta previa ?
5. Bagaimana klasifikasi plasenta previa?
6. Apa saja Pemeriksaan Penunjang dari plasenta previa?
7. Apa saja Komplikasi yang akan terjadi pada plasenta previa?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari plasenta previa?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari plasenta previa ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi dari plasenta previa?
2. Mengetahui saja Etiologi dari plasenta previa?
3. Mengetahui manifestasi dari plasenta previa ?
4. Mengetahui patofisiologi dari plasenta previa ?
5. Mengetahui klasifikasi plasenta previa?
6. Mengetahui emeriksaan Penunjang dari plasenta previa?
7. Mengetahui aja Komplikasi yang akan terjadi pada plasenta previa?
8. Mengetahui Penatalaksanaan dari plasenta previa?
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan dari plasenta previa ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PLASENTA PREVIA


Plasenta Previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae = di depan ;
vias : jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal,
ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang
rahim di daerah fundus uteri. (Winknjosastro, 1999).
Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
yang abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (osteum uteri internum).
Plasenta Previa adalah perdarahan yang terjadi pada implantasi plasenta yang
menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum.
Plasenta Previa adalah kondisi saat plasenta terimplantasi di kutub bawah
uterus. Implantasi ini dapat berupa :
1. Total atau complete : plasenta menutupi seluruh osteum uteri serviks
2. Parsial : hanya sebagian osteum uteri yang tertutupi
3. Marginal : ujung plasenta berada pada tepi osteum uteri
4. Letak-rendah : ujung plasenta berada sangat dekat dengan tepi osteum
Uteri

6
Secara normal, plasenta akan berimplantasi di daerah fundus (bagian atas)
uterus. Pada plasenta previa, plasenta tertanam di segmen bawah uterus sehingga
sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut serviks internal.

B. ETIOLOGI PLASENTA PREVIA


a. Faktor yang mempengaruhi lokalisasi implantasi :
 Fertilisasi cepat atau lambat
 Variabilitas dalam implantasi berpotensi menyebabkan blastokista
 Daya penerimaan dan kecukupan endometrium
b. Pada kehamilan kembar karena ukuran permukaan plasenta meningkat
c. Kecenderungan untuk menghindari implantasi pada jaringan parut uterus,
seperti seksio sesaria sebelumnya
d. Peningkatan insiden seiring dengan peningkatan paritas. Letak endometrium
berubah pada tempat perlekatan plasenta sebelumnya ; blastokista berupaya
melekat ke area yang tidak pernah ada plasenta sebelumnya
e. Insiden meningkat pada ibu multigravidae dari pada primigriviodae dari umur
yang lanjut, sebab dari plasenta previa terjadi kalau keadaan endometrium
kurang baik misalnya atrofi endometrium bisa juga plasenta previa disebabkan
implantasi telur yang rendah, keadaan misalnya terdapat pada multipara
terutama kalau jarak antar kehamilan pendek
f. Insiden meningkat pada ibu diabetes, kemungkinan karena plasenta lebih besar
dari biasanya
g. Pada mioma uteri karena curettage yang berulang-ulang.

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tua nya kehamilan, segmen
bawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila
plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa
terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus, pada saat itu mulai lah terjadi
perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang
disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman (Winknjosastro,
1999).

7
Sumber perdarahannya adalah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan itu karena
sebagaimana serabut otot uterus menghentikan perdarahan pada kala III yang
letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh
karena itu perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada
plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai
(Sarwono, 2005).

a. Gangguan Kesuburan endometrium sehingga perlu perluasan implantasi :


 Multiparas dengan jarak hamil pendek
 Beberapa kali menjalani seksio sesarea
 Bekas dilatasi dan kuretase
 Ibu dengan gizi rendah
 Usia hamil pertama diatas usia 35 tahun
b. Pelebaran implementasi plasenta yang terjadi pada kehamilan ganda yang
memerlukan perluasan plasenta untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin
karena endometrium kurang subur.

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum plasenta previa meliputi perdarahan tanpa rasa sakit. Kondisi ini
terjadi pada saat pembentukan segmen bawa rahim, sehingga terdapat pergeseran
dinding bawah rahim dengan plasenta yang menimbulkan perdarahan. Bentuk
perdarahan yang dialami sedikit tanpa menimbulkan gejala klinis atau banyak disertai
gejala klinis pada ibu dan janin. Gejala klinis ibu bergantung pada keadaan umum dan
jumlah darah yang hilang, yang bersifat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah besar
dalam waktu singkat ; terjadi gejala kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi nadi
meningkat dan tekanan darah menurun, anemia, disertai bagian ujung jari dingin,
perdarahan banyak dapat menimbulkan syok sampai kematian. Sedangkan gejala
klinis janin meliputi bagian terendah belum masuk PAP atau terdapat kelainan letak,
perdarahan yang mengganggu sirkulasi, retroplasenter yang menimbulkan asfiksia
intrauterine sampai kematian janin, hemoglobin berkisar 5 g % dapat menimbulkan
kematian janin serta ibunya.

8
Tanda utama pada wanita yang mengalami plasenta previa adalah perdarahan
berwarna merah terang pervaginam yang tidak menimbulkan nyeri selama trimester
kedua dan ketiga. Perdarahan dapat berawal dari perdarahan bercak-bercak atau dapat
berawal dengan perdarahan masif. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau
bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan
berakibat fatal. Akan tetapi perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari
sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun
perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak jarang
pulan dimulai sejak kehamilan 20 minngu karena sejak itu segmen bawah uterus telah
terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Gejala-gejala dari plasenta previa perdarahn tanpa nyeri, sering terjadi pada
malam hari saat pembentukan segmen bawah rahum bagia terendah masih tinggi
diatas pintu atas panggul (kelainan letak). Perdarahan dapat sedikit atau banyak
sehingga timbul gejala. Biasa perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran
yang tidak berada dari abortus, perdarahn pada plasenta previa disebabkan karena
pergerakan antara pergerakan plasenta dan dinding rahim. Kepala anak sangat tinggi
karena plasenta terletak pada kutub bawah rahum, kepala tidak dapat mendekatai
pintu atas panggul karena hal terssebut diatas, juga ukuran panjang rahim berkurang
maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.(Winkjosastro, 1999).

D. PATOFISIOLOGI
Perdarahan pada plasenta previa dapat terjadi, karena sirkulasi retroplasenta
nya tetap berada di pembukaan serviks setiap gerakan yang akan membentuk segmen
bawah rahim pada trimester ke III yang menimbulkan pergeseran antara plasenta dan
timbulnya pembukaan kanalis servikalis, maka terjadinya perdarahan yang bentuknya
bervariasi.
Plasenta previa terjadi akibat gangguan implantasi karena vaskularisasi
endometrium yang abnormal yang terkait dengan atropi dan scaring akibat trauma
atau inflamasi. Hal ini menyebabkan implantasi embrio pada segmen bawah rahim.
Pertumbuhan plasenta menyebabkan plasenta menutupi serviks normalnya plasenta
berimplantasi di fundus uteri dan aliran darah di fundus lebih baik dari segmen bawah
uterus. Adanya implantasi abnormal dapat diakibatkan jaringan parut atau skar pada
uterus dan kerusakan pada uterus. Vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi
pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa
9
dimana plasenta yang letaknya normal akan memperluas permukaannya sehingga
mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.
Plasenta yang melekat pada segmen bawah rahim tidak dapat mengikuti
pembukaan serviks dan peregangan segmen bawah rahim yang semakin membesar
sesuai pertambahan usia kehamilan. Segmen bawah rahim dan serviks tidak cukup
kuat berkontraksi sehingga perdarahan tidak dapat terhindarkan. Makin rendah letak
plasenta, makin dini terjadi perdarahan. Segmen bawah rahim yang tipis sehingga
plasenta melekat lebih kuat.

10
Pathway

11
E. KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA
Belum ada kesepakatan tentang klasifikasi plasenta previa, karena klasifikasi
tidak didasarkan pada keadaan fisiologi yang dapat berubah-ubah sehingga dapat
berubah setiap waktu. Luas bagian plasenta yang menutupi lubang serviks internal
menentukan klasifikasi plasenta previa. Menurut Browne, klasfikasi plasenta previa
terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Tingkat 1 = plasenta previa letak rendah
Plasenta berimplantasi disegmen bawah rahim tetapi tidak menutupi ostium uteri
internal (OUI).

2. Tingkat 2 = Plasenta Previa Lateralis


Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan bagian tepi plasenta sedikit
menutupi OUI.

12
3. Tingkat 3 = Plasenta Previa Marginalis
Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan sebagian plasenta menutupi
ostium uteri internal.

4. Tingkat 4 = Plasenta Previa Totalis


Plasenta berimplantasi di segmen bawah rahim dan osteum uteri internal tertutup
seluruhnya oleh plasenta terutama pada pembukaan lengkap.

Keadaan lain adalah vasa previa, suatu keadaan dimana pembuluh-pembuluh janin
berjalan melewati selaput ketuban dan terdapat di osinterna.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG PRASENTA PREVIA


1. USG (ultrasonographi)

13
Untuk mengetahui posisi rendan berbaring plasenta tapi apakah plasenta melapisi
serviks tidak bisa diungkapkan
2. Sinar X
Untuk menampakkan kepadatan jaringan lembut, untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh.
3. Pemeriksaan laboratorium
Untuk mengetahui nilai hemoglobin dan hematokrit menurun.faktor pembekuan
pada umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Untuk mendiagnosa plasenta previa tapi seharusnya ditunda jika memungkinkan
hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesudah 34 minggu). Pemeriksaan
ini disebut pula prosedur susunan ganda
5. Isotop scanning
6. Amniocentesis
Jika 35-36 minggu kehamilan tercapai,penduan ultrasound pada amniocentesis
untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin/spingomyelin [LS] atau
kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.

G. KOMPLIKASI PLASENTA PREVIA


Komplikasi yang bila terjadi pada ibu hamil dengan plasenta previa menurut
manuaba 2008, yaitu :
1.      Komplikasi pada ibu
a.       Dapat terjadi anemi bahkan syok
b.      Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c.       Infeksi pada perdarahan yang banyak
2.    Komplikasi pada janin
a.       Kelainan letak janin
b.     Asfiksia intauterine sampai dengan kematian
c.   Prematuritas, morbiditas dan mortalitas yang tinggi

14
H. PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA
1. Terapi Ekspektatif

Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis. Upaya diagnosis
dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.

Syarat pemberian terapi ekspektatif :

a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.


b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.

 Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.


 Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia
kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
 Berikan tokolitik bila ada kontriksi :

1. MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam


2. Nifedipin 3 x 20 mg/hari
3. Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin

 Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
 Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di sekitar
ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas sehingga perlu
dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan
gawat darurat.
 Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih lama, pasien
dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar kota
dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2 jam) dengan pesan segera kembali ke
RS apabila terjadi perdarahan ulang.

2. Terapi Aktif (Tindakan Segera)

15
 Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin.
 Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan persalinan,
setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
- Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal :
anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5
atau 3/5 pada palpasi luar)

Dalam skema menghadapi plasenta previa dapat dilakukan tindakan oleh


bidan yang menghadapinya dengan cara berikut :

1. Pasang infuse dengan cairan pengganti (chloret, laktat ringer, glukosa ringer)
2. Jangan melakukan pemeriksaan dalam karena akna berakibat perdarahan bertambah
banyak
3. Segera melakukan tindakan rujukan ke Rumah sakit dengan fasilitas yang cukup
untuk tindakan operasi dan sebagainya
Disamping itu bila terpaksa melakukan persalinan pada janin dalam keadaan
prematuritas maka diperlakukan asuhan neonates di unit perawatan intensif.
Dalam kasus yang sangat istimewa, misalnya prematuritas,dan setelah dilakukan
pemeriksaan dalam dikamar operasi ternyata ditemukan plasenta previa marginalias,
dapat dilakukakn terapi “memcah ketuban” untuk menghentikan perdarahan.
Tekanan bagian terrendah janin akan menekan plasenta previa sehingga perdarahan
berhenti. Dalam hal ini seolah olah janin dikorbankan karena memang keadaannya
sangat inferior sehingga kehidupan dapat dipastikan terlalu lama. Tujuannya untuk
menyelamatkan jiwa ibunya dari morbiditas serta mortalitas yang tinggi.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus 2

Ny.F 36 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu datang ke BPM dengan keluhan waktu bangun
tidur mengeluarkan darah segar lewat jalan lahir dan perdarahan berulang dengan volume
yang lebih banyak dan sebelumnya disetiap bangun tidur, tidak disertai nyeri perut. Pada
uterus tidak teraba keras dan tegang. Hasil pemeriksaan KU lemah, pucat, TD 90/60 mmHg,
Hb : 8,49 %.

STEP 1

1. BPM
2. G1P0A0
3. Hamil 30 minggu
4. Uterus
5. Lemah
6. Pucat
7. KU
8. TD
9. Hb

STEP 2

1. BPM adalah bidan praktik mandiri yang memiliki izi untuk mendirikan rumah bersalin
dan pelayanan kehamilan lainnya yang diberikan izin secara legal dan sah oleh
pemerintah
2. G1P0A0 artinya G1 (Gravida 1) yaitu kehamilan pertama, P0 (Partus 0) adalah belum
pernah melahirkan dan A0 (Abortus 0) adalah tidak pernah mengalami keguguran
3. Hamil ke-30 minggu adalah usia kehamilan 7 bulan
4. Uterus adalah organ reproduksi wanita yang terletak diantara kandung kemih dn rectum,
didaerah panggul
5. Lemah adalah tidak kuat, tidak berdaya, keadaan lemah
6. Pucat adalah kondisi wajah terlihat tidak sehat/sedikit lesu dan tampak kekuningan, tidak
merona sama sekali
7. KU adalah kondisi keadaan umum

17
8. TD adalah tekanan darah, yaitu ukuran seberaa kuatnya jantung memompa darah ke
seluruh tubuh
9. Hb adalah Hemoglobin, yaitu metalloprotein didalam sel dadrah merah yang berfungsi
sebagai pengangkut )2 dan paru-paru ke seluruh tubuh

STEP 3

1. Mengapa ibu tidak mengalami nyeri perut saat perdarahan terjadi ?


2. Mengapa pada pasien mengalami perdarahan dengan jumlah banyak dari sebelumnya ?
3. Mengapa pad pasien uterus tidak teraba kerasa dan tidak tegang

STEP 4

1. Karena pada pasien jmlah serabut otot bagian uterus sangat minimal sehingga ibu tidak
nyeri pada perutnya
2. Karena pada akhir kehamilan akan mulai terbentuk segmen bawah Rahim, yang
menyebabkan lapisan uterus semaikin menipis sehingga tapak plasenta yang
berimplantasi didekat osteum uteri internum akan mengalami laserasi, keadaan ini
menimbulkan perdarahan, perdarahan ini diperbanyak karena segmen bawah Rahim dan
serviks tidak dapat berkontraksi dengan kuat, karena elemen jaringan ototnya sangat
minimal
3. Karena pada pasien tidak terjadi kontraksi pada uterus, sehingga uterus tidak teraba keras
dan tidak tegang

STEP 5

LO : Plasenta Previa

18
ASUHAN KEPERAWATAN

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Pasien
- Nama : Ny.F
- Usia : 36 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Bekasi
- Suku : Sunda
- Status pernikahan : Menikah
- Agama : Islam
- Diagnosa medis : Plasenta Previa
- No.RM : 1001
- Tanggal masuk : 05-12-2018
- Tanggal pengkajian : 05-12-2018

2. Penanggung jawab Pasien


- Nama : Tn.R
- Usia : 34 Tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Karyawan
- Hubungan dengan klien : Suami

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengeluh waktu bangun tidur mengeluarkan darah segar lewat jalan
lahir

III. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien Ny.F 36 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu datang ke BPM dengan keluhan
waktu bangun tidur mengeluarkan darah segar lewat jalan lahir dan perdarahan
berulang dengan volume yang lebih banyak dan sebelumnya disetiap bangun tidur,
tidak disertai nyeri perut.

19
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit serius seperti hipertensi. Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien mengatakan
tidak mempunyai alergi terhadap apapun.

3. Riwayat penyakit keluarga


Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa.

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 15 tahun
b. Haid teratur/tidak : Teratur
c. Lama : 7 hari
d. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
e. Sifat Darah : Encer
f. Siklus Haid : 28 hari
g. Nyeri Haid : Tidak pernah
h. HPHT : 9 Juli 2018
i. TP : 13 April 2019

5. Riwayat Kehamilan saat ini


a. Pergerakan Janin : Ada
b. Keluhan ibu sesuai umur kehamilan saat ini :
Ibu mengatakan waktu bangun tidur mengeluarkan darah segar lewat jalan lahir.
c. Diet/makan
1. Frekuensi : 3 kali sehari, teratur
 Makan Pagi : pukul 07.00 WIB
a) Frekuensi : 1 kali
b) Komposisi : 1 piring kecil nasi dan 1 mangkok kecil sayur
dan goreng tempe
c) Frekuensi minum : 2 gelas
d) Jenis : Air mineral
 Makan siang : Pukul 13.00 WIB

20
a) Frekuensi : 1 kali
b) Komposisi : 1 piring nasi dan lauk nya
c) Frekuensi minum : 2 gelas
d) Jenis : air mineral
 Makan malam : Pukul 18.30 WIB
a) Frekuensi : 1 kali
b) Komposisi : 1 piring nasi dan lauk
c) Frekuensi minum : 2 gelas
d) Jenis : air mineral
2. Perubahan makan : Meningkat
3. BB sebelum hamil : 50 kg
d. Pola Eliminasi
1) Frekuensi : BAB 1x sehari, BAK > 7 x sehari
2) Sifat feses dan urin : Feses lunak, kekuningan, urin putih jernih dan
bau khas urin
3) Keluhan yang dirasakan : Tidak ada keluhan
e. Perilaku Kesehatan
1. Pola istirahat dan tidur :Malam ± 7 jam, tidur siang 1 jam
selama
hamil
2. Pekerjaan rutin sehari-hari :Menyapu, mengepel, mencuci baju,
mengurus suami dan anak maupun
sebelum hamil
3. Kebiasaan merokok : Tidak pernah
4. Penggunaan alkohol : Tidak pernah
5. Pengunaan Jamu-jamuan : Tidak pernah
6. Kebersihan diri : Mandi 2x sehari
7. Seksualitas :Tidak pernah selama hamil
f. Pemeriksaan Kehamilan
1) Frekuensi ANC : 4 kali kunjungan
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali
Trimester III : 2 kali

21
Usia kehamilan : 30 minggu
Yang dirasakan : Ibu mengatakan waktu bangun tidur mengeluarkan
darah segar lewat jalan lahir.
Terapi : tidak ada
2) Tempat Pemeriksaan : Poli Kandungan RS Ibu dan Anak
g. Kontrasepsi
1) Kontrasepsi yang pernah digunakan :KB Suntik 3 bulan
2) Keluhan terhadap kontrasepsi :Tidak ada
h. Riwayat Kesehatan
 Riwayat sesak nafas : Tidak ada
 Riwayat penyakit kuning : Tidak ada
 Riwayat penyakit malaria : Tidak ada
 Riwayat TBC : Tidak ada
 Riwayat penyakit DM : Tidak ada
 Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
 Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
 Riwayat penyakit turunan : Tidak ada
 Riwayat menular seksual : Tidak ada
 Riwayat operasi : Tidak ada
i. Cedera selama hamil ini
 Jatuh : Tidak pernah
 Terbakar : Tidak pernah

22
Tahun Tempat Usia Jenis Keadaan
No Penolong Penyulit JK BB PB
Persalinan Persalina kehamilan persalinan Anak

1. Hamil ini - - - - - - - - -

6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu


7. Riwayat Sosial
a. Perkawinan
1) Status Perkawinan : Sah
2) Jumlah perkawinan : 1 Kali
3) Lama Perkawinan : 1 Tahun

8. Anggota keluarga yang tinggal serumah


No Hubungan Umu Pendidikan Pekerjaan Kebiasaan Keadaan kesehatan
keluarga r hidup yang anggota keluarga
menggangg
u kesehatan
1 Suami 34 SMA karyawan Tidak ada Sehat
tahun

9. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Tidak ada


10. Data Psikologis dan Sosial
a. Alasan kehamilan ini
Ibu mengatakan kehamilannya di rencanakan
b. Reaksi ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini
keluarga merasa cemas dengan kondisi kehamilannya saat ini karena perdarahan
yang dialami
c. Kecemasan yang paling dirasakan saat ini
Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisi kehamilannya saat ini
d. Tuntutan terhadap jenis kelamin anak

23
Ibu mengatakan suami dan keluarga tidak menuntut jenis kelamin apapun
e. Kondisi hubungan ibu, suami, keluarga saat ini
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan harmonis
f. Beban pikiran yang dirasakan saat ini
Ibu mengatakan memiliki beban pikiran terhadap kondisinya
g. Pola aktivitas dan latihan dan Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √

Keterangan :
0 : Mandiri, 1 : Memerlukan alat bantu, 2 : Dibantu orang lain, 3 : Dibantu orang lain
dan memerlukan alat bantu , 4 : Membutuhkan bantuan total

Latihan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas sehari – hari
seperti bekerja,dll.
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, Pasien
merasa lemah.

IV. PENGKAJIAN FISIK


1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmetis
3. Tanda – tanda Vital
a) Tekanan Darah : 90/60 mmHg
b) Nadi : 90 x/menit , teraba lemah
c) Suhu : 37oC

24
d) Pernafasan : 18 x/menit
4. Berat Badan saat ini : 60 Kg
5. Tinggi Badan : 155 cm
6. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok dan tidak ada nyeri tekan
b. Wajah : Terdapat cloasmagravidarum, wajah terlihat pucat
c. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak kuning
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak terdapat serumen
e. Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada polip
f. Mulut : Bersih, bibir, pucat, tidak terdapat caries gigi
g. Leher : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, tyroid, vena
jugularis
h. Aksila : Bersih, tidak ada pembengkakan

a. Dada dan Payudara


 Pembesaran : Ada
 Putting susu : Menonjol
 Areola : Kehitaman
 Pengeluaran kolostrum : Tidak ada
 Rasa nyeri : Tidak ada
 Benjolan : Tidak ada

b. Abdomen
 Inspeksi
- Hiperpigmentasi : terdapat striegravidarum
- Kulit abdomen : Bersih
- Bekas luka operasi : Tidak ada
- Konsistensi : Lunak
- Kontraksi rahim : Belum ada
 Palpasi
- TFU : 30 Cm
Leopold :

25
- Leopold 1 : Fundus dapat teraba dipertengahan diantara PX dan pusat,
pada fundus teraba keras bundar melenting yang berarti kepala 
- Leopold 2 : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan tahanan
yang besar berarti punggung janin. (PUKI) perut sebelah kanan teraba
bagian-bagian janin yang kecil berarti extremitas. DJJ janin : 180x/menit
- Leopold 3 : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu bantalan yang
mengganjal pada bagian segmen bawah rahim.
- Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk PAP (konvergen)

c. Ekstremitas
 Tangan : Bersih, tidak ada luka, tidak ada oedema, Turgor kulit tidak
Elastis, CRT > 3 detik
 Kaki : Bersih, tidak ada luka, tidak ada oedem, Turgor kulit tidak
Elastic
 Varises : Tidak ada
 Reflek patella : Kanan (+) Kiri (+)

d. Pemeriksaan Genitalia
 Inspekulo
- Tampak pengeluaran darah dari OUE
- Pengeluaran darah = 900cc

e. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Darah Hasil Nilai Normal
3
Leukosit 13.000 sel/mm 6000-10.000 sel/mm3
Haemoglobin 8,49 % 12-14gr%
Trombosit 200.000 mm3 250.000-500.000 mm3

 Pemeriksaan USG

Hasil Nilai Normal

26
Letak plasenta sebagian menutupi jalan Letak plasenta tidak menutupi jalan
lahir lahir

27
DATA FOKUS
Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan
No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Pasien mengeluh waktu bangun tidur 1. Keadaan Umum : Lemah
mengeluarkan darah segar lewat jalan 2. Kesadaran : Composmetis
lahir 3. Tanda – tanda Vital
2. Pasien mengeluh perdarahan berulang Tekanan Darah : 90/60 mmHg
dengan volume yang lebih banyak dan Nadi : 90 x/menit , teraba lemah
sebelumnya disetiap bangun tidur, tidak Suhu : 37oC
disertai nyeri perut Pernafasan : 18 x/menit
3. Keluarga merasa cemas dengan kondisi 4. Usia pasien 36 tahun
kehamilannya saat ini karena 5. Berat Badan saat ini : 60 Kg
perdarahan yang dialami 6. Wajah terlihat pucat
4. Ibu mengatakan merasa cemas dengan 7. Mata : konjungtiva anemis
kondisi kehamilannya saat ini 8. Ekstremitas
5. Ibu mengatakan memiliki beban pikiran - Tangan : Bersih, tidak ada
terhadap kondisinya luka, tidak ada oedema, Turgor
6. Pasien mengatakan saat sakit kesulitan kulit tidak Elastis, CRT > 3
melakukan aktivitas sehari-hari, Pasien - Kaki: Bersih, tidak ada luka, tidak
merasa lemah. ada oedem, Turgor kulit tidak
Elastic
9. Pemeriksaan Genitalia
Inspekulo
- Tampak pengeluaran darah dari
OUE
- Pengeluaran darah = 900cc
10. Pemeriksaan lab:
- Leukosit : 13.000 sel/mm3
- Haemoglobin : 8,49%
- Trombosit : 200.000mm3
11. Pasien terlihat cemas

28
12. Letak plasenta sebagian menutupi
jalan lahir

29
ANALISA DATA

Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan


No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DS : Hipovolemi Perdarahan
1. Pasien mengeluh waktu bangun tidur
mengeluarkan darah segar lewat
jalan lahir

DO :
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmetis
3. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit , teraba lemah
Suhu : 37OC
Pernafasan : 18 x/menit
4. Ekstremitas
- Tangan: Bersih, tidak ada luka,
tidak ada oedema, Turgor kulit
tidak Elastis, CRT > 3 detik ,
kulit teraba hangat
- Kaki: Bersih, tidak ada luka,
tidak ada oedem, Turgor kulit
tidak Elastic
5. Mata : konjungtiva anemis
6. Pemeriksaan Genitalia Inspekulo
- Tampak pengeluaran darah dari
OUE
- Pengeluaran darah = 900cc
7. Pemeriksaan lab:
- Leukosit : 13.000 sel/mm3

30
- Haemoglobin : 8,49%
- Trombosit : 200.000mm3
2. DS :
1. Pasien mengeluh waktu bangun tidur
mengeluarkan darah segar lewat jalan
lahir
2. Pasien mengatakan saat sakit
kesulitan melakukan aktivitas sehari-
hari, Pasien merasa lemah

DO : Resiko Gangguan Komplikasi kehamilan


3. Keadaan Umum : Lemah Hubungan Ibu-Janin (Plasenta Previa)
4. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit , teraba lemah
Suhu : 37OC
Pernafasan : 18 x/menit
5. Usia pasien 36 tahun
6. Letak plasenta sebagian menutupi
jalan lahir
3. DS : Ansietas Ancman Terhadap
1. Keluarga merasa cemas dengan Kehamilan
kondisi kehamilannya saat ini karena
perdarahan yang dialami
2. Ibu mengatakan merasa cemas
dengan kondisi kehamilannya saat ini
3. Ibu mengatakan memiliki beban
pikiran terhadap kondisinya

DO :
4. Keadaan Umum : Lemah
5. Kesadaran : Composmetis
6. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit , teraba lemah

31
Suhu : 37OC
Pernafasan : 18 x/menit
7. Pasien terlihat cemas
8. Wajah terlihat pucat

32
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan


No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

1. Hipovolemmia b/d Perdarahan d/d Pengeluaran darah segar dari jalan lahir sebnayak
900cc, Haemoglobin : 8,49%, dan Trombosit : 200.000mm3
2. Resiko gangguan hubungan ibu-janin b/d Komplikasi kehamilan (plasenta previa) d/d
usia ibu diatas 35 tahun dan hasil USG menunjukan letak plasenta menutupi jalan lahir
sebagian
3. Ansietas b/d Ancaman terhadap kehamilan d/d gelisah terhadap keadaan janin yang di
kandungnya

33
NURSING CARE PLAN

Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan


No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

Tujuan dan kriteria


No Dx.Kep Intervensi Justifikasi
hasil
1. Hipovolemia b/d Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :
Perdarahan tindakan keperawatan 1. Monitor TTV dan 1. Kekurangan atau
selama 3 x 24 jam Test Hb perpindahan cairan
diharapkan penurunan meningkatkan
cairan intravascular, frekuensi jantung,
interstisial, dan menurunkan tekanan
intraseluler dapat darah, dan mengurangi
teratasi dengan volume nadi.
kriteria hasil : 2. Monitor status hidrasi 2. Penurunan curah
1. TTV dalam batas (membrane mukosa jantung mempengaruhi
normal lembab, denyut nadi perfusi atau fungsi
2. Keseimbangan adekuat) serebral. Kekurangan
intake dan output cairan juga dapat
dalam 24 jam diidentifikasi dengan
terjaga penurunan turgor kulit,
3. Turgor kulit tidak dan membrane mukosa
terganggu kering
4. Membrane 3. Jaga intake atau 3. Memberikan informasi
mukosa lembab asupan yang akurat tentang status cairan
5. Hb dalam rentang dengan cara secara umum.
normal(12-14gr%) menganjurkan pasien Kecenderungan
untuk banyak minum keseimbangan cairan
2 Liter/hari dan catat negative dapat
output pasien menunjukkan
terjadinya defisit
4. Anjurkan pasien 4. Untuk mengatasi
untuk mmperbanyak anemia pada pasien

34
asupan makanan
yang mengandung zat
besi, seperti sayuran
hijau, hati, dan
kacang-kacangan
5. Anjurkan pasien 5. Jumlah darah yang
mengenakan keluar saat terjadi
pembalut untuk perdarahan harus
memonitor dimonitor untuk
perdarahan pasien mengetahui tingkat
secara ketat kekurangan cairan
pasien
6. Instruksikan pasien 6. Mencegah kelelahan
untuk pembatasan berlebihan dan
aktivitas menyimpan energy
untuk penyembuhan

Kolaborasi :
1. Kolaborasikan 1. Pemberian kalnex
dengan dokter dalam berfungsi untuk
pemberian obat menghentikan
kalnex dan sulfas perdarahan dan sulfas
ferosus ferosus untuk
mengatasi anemia
ringan akibat darah
yang keluar
2. Kolaborasikan 2. Ringer Laktat adalah
dengan dokter dalam cairan fisiologis yang
pemberian Infus (RL) berfungsi
menggantikan darah
dengan cairan
kristaloid nya yang
serupa dengan cairan
metabolit tubuh.
35
2. Resiko Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :
gangguan tindakan keperawatan 1. Pantau TTV 1. Untuk mengetahui
hubungan ibu- selama 3 x 24 jam kelainan pada pasien
janin d.d diharapkan sejauh seperti peningkatan/
komplikasi mana tanda-tanda penurunan TD, Nadi,
kehamilan janin berada dalam suhu, dan RR
(plasenta previa) batas normal dari 2. Kaji kondisi fisik 2. Untuk mengetahui
konsepsi sampai pasien kelainan pada kondisi
persalinan, dengan fisik pasien
kriteria hasil : 3. Menganjurkan klien 3. Karena sperma
1. DJJ normal dalam untuk tidak coitus mengandung hormon
rentang 120- prostaglandin yang
160x/menit dapat memicu
2. Pola perlambatan kontraksi
dalam monitoring 4. Anjurkan pasien 4. Karena aktivitas yang
elektronik pada untuk bed rest berat dapat menambah
janin normal tekanan pada plasenta
3. Hasil yang terletak di bawah
ultrasonografi 5. Cek secala berkala 5. Untuk memantau
janin normal terhadap denyut kondisi janin di dalam
4. Frekuensi gerakan jantung janin kandungan
janin normal
6. Diskusikan resiko- 6. Pada kasus plasenta
resiko pada janin previa tertentu terdapat
dihubungkan dengan resiko kelahiran
kelahiran premature premature untuk
pada usia kemahilan menyelamatkan ibu dan
yang berbeda-beda janin.
Kolaborasi :
1. Lakukan test untuk 1. Untuk memantau
mengevaluasi status keadaan janin atau
janin dan fungsi perubahan janin selain
plasenta, seperti Non mengecheck DJJ
Stress Test (NST),
36
Oksitocin Challenge
Test (OCT), profil
biofisik janin dan
USG
2. Kolaborasikan hasil 2. Sebagai penanganan
pemantauan dengan lebih lanjut untuk
bidan atau dokter pasien
yang bertanggung
jawab.
3 . Ansietas b.d Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri :
Ancaman tindakan keperawatan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengungkapkan
terhadap selama 3x24 jam verbal dan non verbal perasaan terhadap
kehamilan diharapkan keparahan kecemasan control diri dan
darit tanda-tanda meningkatkan
ketakutan, kemandirian
ketegangan, atau 2. Gunakan pendekatan 2. Meningkatkan
kegelisahan yang yang tenang dan perasaan akan
berasal dari sumber meyakinkan kepada keberhasilan dan
yang tidak dapat pasien penyembuhan
diidentifikasi dapat 3. Identifikasi situasi 3. Dengan mengetahui
teratasi dengan yang memicu segala hal yang dapat
Kriteria Hasil : kecemasan memicu kecemasan
1. Tidak terjadi dapat mencegah
distress terjadinya kecemasan
2. Tidak ada berlanjut
perasaan gelisah 4. Berada di sisi klien 4. Untuk memperhatikan
3. Rasa cemas dan untuk meningkatkan kebutuhan psikologis
takut disampaikan rasa aman dan pasien agar pasien
secara lisan mengurangi mampu
4. Tidak menarik diri ketakutan mengekspresikan
5. Tidak terjadi perasaannya dengan
gangguan tidur orang lain
5. Dukung penggunaan 5. Untuk menciptakan
mekanisme koping kepercayaan kepada

37
yang sesuai perawat dalam
menyelesaikan
masalah yang dialami
yang mungkin saja bisa
menakutkan bagi
pasien
6. Instruksikan klien 6. Dapat meringankan
untuk menggunakan ansietas dan pasien
teknik relaksasi merasa jauh lebih
nyaman
7. Gunakan relaksasi 7. Dapat meringankan
sebagai strategi ansietas dan pasien
tambahan dengan merasa jauh lebih
penggunaan obat- nyaman
obatan medic atau
sejalan dengan terapi
lainnya yang tepat.

38
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan


No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

Waktu
Tgl Jam No.DX Implementasi Respon Pasien

05-12-18 08.00 1 Mandiri : 08.00 WIB


/ 07-12- WIB 1. Me-monitor TTV dan test S :
18 Hb 1. Tidak ada
O:
1. TTV :
- Tekanan Darah : 110/90
mmHg
- Nadi : 75 x/menit
- Suhu : 37OC
- Pernafasan : 18 x/menit
2. Me-monitor status hidrasi - Hb : 13 gr%
(membrane mukosa 08.05 WIB
lembab, denyut nadi S :
adekuat) 1. Pasien mengatakan minum
air 2L/ hari sesuai anjuran
dari perawat
O:
1. Mukosa bibir pasien tidak
kering dan pucat
3. Membantu pasien menjaga 2. N : 75x/mnt
intake atau asupan yang 08.10 WIB
akurat dengan cara S :
menganjurkan pasien untuk 1. Pasien mengatakan sudah
banyak minum 2 Liter/hari banyak minum sesuai
dan catat output pasien anjuran perawat
O:
1. Input secara oral : 2L

39
Output melalui urine : 2L
4. Menganjurkan pasien untuk
mmperbanyak asupan 08.20 WIB
makanan yang S:
mengandung zat besi, 1. Pasien mengatakan sudah
seperti sayuran hijau, hati, memakan sayuran hijau,
dan kacang-kacangan hati dan kacang-kacangan
O:
1. Tempat makan pasien
terlihat kosong, pasien
terlihat menghabiskan
5. Menganjurkan pasien makanannya
mengenakan pembalut
untuk memonitor 08.20 WIB
perdarahan pasien secara S :
ketat 1. Pasien mengatakan sudah
mengenakan pembalut
sesuai anjuran perawat
O:
1. Perawat melakukan
penimbangan pembalut
6. Meng-instruksikan pasien setiap 3 kali sehari
untuk pembatasan aktivitas
08.25 WIB
S:
1. Pasien mengatakan tidak
melakukan banyak aktivitas
O:
1. Pasien tampak beristirahat
dan tidak melakukan
banyak aktivitas
Kolaborasi :
1. Berkolaborasi dengan 08.30 WIB
dokter dalam pemberian S :
40
obat 1. Pasien mengatakan sudah
2. Berkolaborasi dengan minum satu tablet kalnex
dokter dalam pemberian O :
Infus 1. Kalnex masuk secara oral
,tidak ada tanda-tanda
alergi.
2. Perdarahan berkurang
500cc
05-12-18 09.00 2 Mandiri : 09.00 WIB
/ 07-12- WIB 1. Memantau TTV S:
18 1. Tidak ada
O:
1. TTV :
- Tekanan Darah : 110/90
mmHg
- Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 37OC
- Pernafasan : 18 x/menit

2. Mengkaji kondisi fisik 09.10 WIB


pasien S:
1. Pasien mengatakan bahwa
dirinya lebih bertenaga
O:
1. Wajah pasien tidak pucat
dan lebih bersemangat

3. Menganjurkan klien untuk 09.15 WIB


tidak coitus S:
1. Pasien mengatakan tidak
melakukan coitus
O:
1. Tidak ada tanda-tanda
kontraksi pada rahim

41
4. Menganjurkan pasien untuk 09.25 WIB
bed rest S:
1. Pasien mengatakan
kebutuhan istirahat
tercukupi
O:
1. Pasien terlihat rilex

5. Mendiskusikan resiko- 09.30 WIB


resiko pada janin S :
dihubungkan dengan 1. Pasien mengatakan dia
kelahiran premature pada akan melakukan apapun
usia kemahilan yang asalkan anaknya bisa
berbeda-beda selamat
O:
1. Pasien terlihat sedikit
cemas dengan kondisi
janinnya saat ini
Kolaborasi : 09.35 WIB
1. Berkolaborasi dengan S :
dokter untuk melakukan 1. Pasien mengatakan bahwa
test untuk mengevaluasi ia akan bekerja sama
status janin dan fungsi selama prosedur di lakukan
plasenta, seperti Non Stress O :
Test (NST), Oksitocin 1. Pasien terlihat penasaran
Challenge Test (OCT), dengan hasil testnya
profil biofisik janin dan 2. Hasil Test menunjukan
USG bahwa DJJ janin 180x/mnt
2. Berkolaborasikan hasil 3. Hasil USG menunjukan
pemantauan dengan bidan perletakan plasenta tidak
atau dokter yang pada tempatnya (sebagian
bertanggung jawab. mengahalangi jalan lahir)
42
4. Dokter menyarankan untuk
menginduksi persalinan
05-12-18 10.00 3 Mandiri : Mandiri
/ 07-12- WIB 1. Mengkaji tanda-tanda 10.00 WIB
18 verbal dan non verbal S :
kecemasan 1. Pasien merasa cemas
dengan kondisi
kehamilannya saat ini
O:
1. Pasien tampak cemas dan
2. Mengidentifikasi situasi gelisah
yang memicu kecemasan 10.05 WIB
S:
1. Pasien mengatakan merasa
cemas setiap kali
mengingat kondisi
kehamilannya
3. Berada di sisi klien untuk O:
meningkatkan rasa aman 1. Pasien tampak murung
dan mengurangi ketakutan 10.10 WIB
S:
1. Pasien mengatakan merasa
lebih nyaman ketika ada
yang menemaminya
O:
1. Pasien tampak ditemani
4. Menginstruksikan klien oleh keluarganya dan juga
untuk menggunakan teknik sesekali ditemani oleh
relaksasi perawat
10.30 WIB
S:
1. Pasien mengatakan merasa
lebih rileks dan tenang
setelah melakukan teknik

43
relaksasi
O:
1. Pasien tampak lebih rileks

44
EVALUASI

Nama : Ny. F Dokter : dr. Rayhan


No. RM : 1001 Perawat : Fhikka
Dx. Medis : Plasenta Previa Ruangan :Kenanga

Waktu
DX SOAP
Tgl Jam TTD
07-12-18 08.30 Hipovolemia b.d S:
perdarahan 1. Pasien mengatakan minum air 2L/ hari
sesuai anjuran dari perawat
2. Pasien mengatakan sudah memakan
sayuran hijau, hati dan kacang-
kacangan
3. Pasien mengatakan sudah mengenakan
pembalut sesuai anjuran perawat
4. Pasien mengatakan tidak melakukan
banyak aktivitas
5. Pasien mengatakan sudah minum satu
tablet plasminex
O:

1. TTV :
- Tekanan Darah : 110/90 mmHg
- Nadi : 75 x/menit
- Suhu : 37OC
- Pernafasan : 18 x/menit
- Hb : 13 gr%
2. Mukosa bibir pasien tidak kering
dan pucat
3. Input secara oral : 2L
4. Output melalui urine : 2L
5. Tempat makan pasien terlihat
kosong, pasien terlihat
menghabiskan makanannya
6. Perawat melakukan penimbangan

45
pembalut setiap 3 kali sehari
7. Pasien tampak beristirahat dan
tidak melakukan banyak aktivitas
8. Plasminex masuk secara oral ,tidak
ada tanda-tanda alergi.
9. Perdarahan berkurang

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

07-12-18 10.00 Resiko gangguan S :


hubungan ibu-janin 1. Pasien mengatakan bahwa dirinya lebih
b.d komplikasi bertenaga
kehamilan (plasenta 2. Pasien mengatakan tidak melakukan
previa) coitus
3. Pasien mengatakan kebutuhan istirahat
tercukupi
4. Pasien mengatakan dia akan melakukan
apapun asalkan anaknya bisa selamat
5. Pasien mengatakan bahwa ia akan
bekerja sama selama prosedur di
lakukan
O:
1. Wajah pasien tidak pucat dan lebih
bersemangat
2. Tidak ada tanda-tanda kontraksi pada
Rahim
3. Pasien terlihat rilex
4. Pasien terlihat sedikit cemas dengan
kondisi janinnya saat ini
5. Pasien terlihat penasaran dengan hasil
testnya
6. Hasil Test menunjukan bahwa DJJ
janin 180x/mnt

46
7. Hasil USG menunjukan perletakan
plasenta tidak pada tempatnya
(sebagian mengahalangi jalan lahir)
8. Dokter menyarankan untuk
menginduksi persalinan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
07-12-18 10.30 Ansietas b.d ancaman S:
terhadap kehamilan 1. Pasien merasa cemas dengan kondisi
kehamilannya saat ini
2. Pasien mengatakan merasa cemas
setiap kali mengingat kondisi
kehamilannya
3. Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman ketika ada yang
menemaminya
4. Pasien mengatakan merasa lebih rileks
dan tenang setelah melakukan teknik
relaksasi
O:
1. Pasien tampak ditemani oleh
keluarganya dan juga sesekali
ditemani oleh perawat
2. Pasien tampak lebih rileks
A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

47
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Plasenta Previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae = di depan ; vias :
jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal, ialah
rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi
plasenta yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang rahim di daerah
fundus uteri. (Winknjosastro, 1999).
Faktor yang mempengaruhi lokalisasi implantasi :

1. Pada kehamilan kembar karena ukuran permukaan plasenta meningkat


2. Kecenderungan untuk menghindari implantasi pada jaringan parut uterus, seperti
seksio sesaria sebelumnya
3. Peningkatan insiden seiring dengan peningkatan paritas. Letak endometrium
berubah pada tempat perlekatan plasenta sebelumnya ; blastokista berupaya
melekat ke area yang tidak pernah ada plasenta sebelumnya
4. Insiden meningkat pada ibu lansia
5. Insiden meningkat pada ibu diabetes, kemungkinan karena plasenta lebih besar
dari biasanya

Gejala klinis ibu bergantung pada keadaan umum dan jumlah darah yang hilang,
yang bersifat sedikit demi sedikit atau dalam jumlah besar dalam waktu singkat ;
terjadi gejala kardiovaskuler dalam bentuk frekuensi nadi meningkat dan tekanan
darah menurun, anemia, disertai bagian ujung jari dingin, perdarahan banyak dapat
menimbulkan syok sampai kematian.

Sedangkan gejala klinis janin meliputi bagian terendah belum masuk PAP atau
terdapat kelainan letak, perdarahan yang mengganggu sirkulasi, retroplasenter yang
menimbulkan asfiksia intrauterine sampai kematian janin, hemoglobin berkisar 5 g %
dapat menimbulkan kematian janin serta ibunya.

Menurut Browne, klasfikasi plasenta previa terbagi menjadi 4, yaitu :

1. Tingkat 1 = plasenta previa letak rendah


2. Tingkat 2 = Plasenta Previa Lateralis
3. Tingkat 3 = Plasenta Previa Marginalis

48
4. Tingkat 4 = Plasenta Previa Totalis

Pemeriksaan Penunjang :

1. USG (ultrasonographi)
2. Sinar X
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pengkajian vaginal
5. Isotop scanning
6. Amniocentesis

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, tetapi


semoga pembaca memaklumi adanya. Makalah ini akan membantu pengetahuan
pembaca terkait dengan plasenta previa. Penulis berharap pembaca mampu
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

49
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M.dkk.2013.Nursing Intervention Classification (NIC).(Edisi


keenam).Mosby : Elsevier Inc

Indriyani, Diyan.2013.Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan Antenatal. Edisi


1.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Manuaba,Chandranita,dkk.2008.Gawat Darurat Obstetri-Ginekeologi dan Obstetri-


Ginekeologi sosial untuk Profesi Bidan.Jakarta : EGC

Masriroh, Siti.2013.Keperawatan Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Imperium.

Moorhead,Sue.dkk.2013.Nursing Outcomes Classification(NOC).(Edisi kelima). Mosby :


Elsevier Inc

Morgan, Geri & Carole Hamilton.Obstertri & Ginekologi : panduan praktik.Edisi 2.Jakarta :
EGC.

Reeder,dkk.2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita,Bayi dan Keluarga.Jakarta :


EGC

Rukiyah, Ai Yeyeh.dkk.2010.Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan.Jakarta : TIM

Tim Pojka SDKI DPP PPNI, (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Dewan
Pengurus Pusat PPNI

50

Anda mungkin juga menyukai