Seorang mahasiswi, Nn. M 27 tahun datang ke poli mata RSS dengan keluhan pandangan
mata kabur dan nyeri pada kedua mata. Di samping itu dia merasakan sering batuk, dahak (+),
BB Turun (+), keringat malam (+), sariawan di mulut (+), dan nafsu makan menurun (+). Pasien
disarankan periksa ke poli Edelwis. Pasien di diagnosis HIV / B20. Tegak dengan gejala klinis
dan Elisa Reaktif serta PCR (+) dan TB paru. Pasien menjalani pengobatan TB mulai 5 Agustus
2013, pasien berada pada stadium I : HIV dan stadium II : Asimtomatis.
Pasien ke poli Edelweis untuk kontrol, mengambil OAT dan memulai terapi ARV.
Karena HB rendah, pasien disarankan mondok untuk transfusi darah. Dari wawancara diketahui
pasien mempunyai faktor resiko unsafe sex (+) dan tatto (+).
Hasil pemeriksaan laboraturium di dapatkan hasil: HB 6,7 g/dl, Asam urat 10,6 mg/dl, Fe
26, Na 133, Kalium 2,8, Ig G CMV (+), Ig M CMV (+) dan CD4 = 43. Data antropometri pasien
TB = 165 cm, BB = 60,2 kg. Hasil Asupan zat gizi pasien berdasarkan recall 24 jam E : 77 % , P:
50 % , L : 57 % , KH : 80 % dan Fe : 27 %
Terapi medis yang diberikan : Infus Nacl 20 tpm, Cotrimuxazole 1 x 960 mg, OAT
Crifampisin, INH, Pirazinamid & etambutol 1 x 4 tab, Kcl 3 x 1, acyclovir 5 x 800 mg, sistenol 3
x 1 tab dan transfusi PRC sampai Hb mencapai > 10 g/dl ( 3 kolf).