Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada
Oleh:
2017
i
i
ii
iii
EVALUASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK DENGAN
CRITICAL PATH METHOD (CPM)
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Ruang Bersalin Dan Pembangunan
Instalasi Bedah Sentral RSUD Ambarawa)
Abstrak
Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa
tahun 2017 masih memiliki banyak kekurangan terutama setelah 22 minggu berjalan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi apakah pelaksanaan Pembangunan proyek
gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun 2017 sudah sesuai
rencana atau belum, ditinjau dari segi waktu maupun biaya serta melakukan pengendalian
waktu dan biaya serta penjadwalan ulang kegiatan dengan menggunakan metode CPM
(Critical Path Methode). Terjadinya cost over run menjadi bahan evaluasi terhadap
berjalannya proyek. Evaluasi pekerjaan dilakukan pada minggu ke 1 sampai minggu ke 22,
sehingga terdapat sisa waktu kontrak yaitu 7 minggu dari keseluruhan 29 minggu kalender.
Realisasi pelaksanaan Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral
RSUD Ambarawa tahun 2017 sampai minggu 22 mengalami keterlambatan sebesar 1,481%
dari jadwal yang di rencanakan. Dari segi biaya realisasi penggunaan dana sampai minggu 22
sebesar Rp. 9.380.000.000,- dari perencanaan yang hanya menghabiskan biaya
Rp.8.927.610.729,- yang berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (cost over run).
Selanjutnya dilakukan pengendalian pekerjaan yang belum terealisasikan dengan metode
percepatan (crashing) untuk mencari waktu paling optimal dan meminimalkan resiko
keterlambatan pekerjaan. Lintasan CPM yang dipilih adalah jalur CPM dengan lintasan yang
melalui kegiatan kritis, yaitu kegiatan finishing, elektrikal dan instalasi air. Setelah dilakukan
penjadwalan ulang dan menggunakan percepatan pekerjaan didapat waktu optimum menjadi
28 minggu dan efisiensi biaya sebesar Rp. 12.560.000,- dari total nilai kontrak sebesar Rp.
12.356.444.708,- yang didapat pada percepatan pekerjaan finishing, elektrikal dan instalasi
air.
Kata Kunci : Evaluasi Waktu dan Biaya, Rescheduling, CPM
Abstract
The construction of the maternity room and the central surgery installation of Ambarawa
Hospital in 2017 still has many shortcomings, especially after 22 weeks running. This study
aims to evaluate whether the implementation of the development of maternity room and
central surgery installation facility of Ambarawa Regional Hospital in 2017 is in accordance
with the plan or not, in terms of time and cost as well as controlling the time and cost as well
as rescheduling activities using CPM (Critical Path Methode). The occurrence of cost over
run into the material evaluation of the project run. The job evaluation is done on the 1st to the
22nd week, so there is 7 weeks remaining from the 29 calendar weeks. Realization of the
implementation Development of maternity room construction and central surgery installation
of Ambarawa Regional Hospital in 2017 until week 22 has delayed 1,481% of the planned
schedule. In terms of the cost of the realization of the use of funds until the week 22
amounted to Rp. 9.380.000.000, - from the planning that only cost Rp.8.927.610.729, - which
means the expenditure is greater than the budget (cost over run). Further work done that
control has not been realized with the method of acceleration (crashing) to find the most
optimal time and minimize the risk of delay in work. The chosen CPM path is the CPM path
with the passage through critical activities, namely finishing, electrical and water installation
activities. After rescheduling and using the acceleration of the work obtained optimum time
1
to 28 weeks and cost efficiency of Rp. 12,560,000, - out of the total contract value of Rp.
12.356.444.708, - obtained on the acceleration of finishing, electrical and water installation
work.
1. PENDAHULUAN
Dalam suatu proyek, pengendalian biaya dan waktu/jadwal proyek merupakan hal
yang sangat penting sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Bila jadwal tidak dikendalikan
sebagaimana mestinya, pemilik mempunyai kesulitan biaya dalam penyelesaian proyek
demikian juga dengan kontraktor yang melaksanakannya.
Pada pelaksanaan pembangunan konstruksi ada tiga komponen penting yang saling
berkaitan yaitu waktu, biaya, dan mutu. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik menarik.
Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya
biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus
berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek
dikaitkan dengan sejauhmana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi (Soeharto,1995, hal 2).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pembangunan gedung ruang bersalin
dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa, maka kontraktor perlu membuat
rencana pelaksanaan pada bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan. Yang
dimaksud adalah suatu pembagian waktu yang terperinci yang disesuaikan untuk masing-
masing bagian pekerjaan, mulai dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan akhir.
Jadwal rencana detail berlaku sebagai kerangka induk untuk dijabarkan lebih terperinci lagi
dalam bentuk jadwal, pengadaan material, alat alat dan tenaga kerja, penagihan, dan jasa
pembayaran prestasi.
2
a. Apakah realisasi waktu dan biaya pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa sudah sesuai dengan rencana
atau tidak?
b. Bagaimana pengendalian sisa pekerjaan pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa dengan menggunakan CPM
(Critical Path Method)?
c. Bagaimanakah optimasi biaya dan waktu dari sisa pelaksanaan pembangunan gedung
ruang bersalin dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa?
1.2. Tujuan
Tujuan Penelitian ini adalah
a. Mengetahui apakah pelaksanaan pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan
instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa sudah sesuai rencana atau tidak, ditinjau dari
segi waktu maupun biaya.
b. Melakukan pengendalian waktu dan biaya serta penjadwalan ulang kegiatan dengan
menggunakan CPM (Critical Path Method).
c. Melakukan optimasi waktu dan biaya pada pembangunan gedung ruang bersalin dan
pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa.
1. Menyelesaikan proyek tepat waktu sehingga penggunaan anggaran menjadi efisien dan
tidak terjadi pemborosan.
2. Mengetahui kegiatan mana yang harus diselesaikan agar jadwal dapat terpenuhi.
b. Bagi masyarakat
3
a. Lokasi proyek yang digunakan untuk pembahasan adalah proyek pembangunan gedung
ruang bersalin dan pembangunan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun anggaran
2017.
b. Evaluasi pelaksanaan dimulai dari minggu ke 1 sampai minggu ke 22.
c. Pengendalian menggunakan CPM (Critical Path Method).
d. Biaya dan waktu pekerjaan total pekerjaan diasumsikan maksimal dari biaya dan waktu
sesuai perjanjian kontrak yaitu 29 minggu.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Kurva Biaya Waktu Aktifitas Proyek
Kurva ini menampilkan hubungan antara durasi normal dan durasi yang dipercepat
pada sumbu datar dengan biaya langsung kegiatan pada durasi normal dan durasi yang
dipercepat pada sumbu tegak. Dari kurva ini, kemiringan biaya (cost slope), yaitu biaya yang
diperlukan untuk mempercepat durasi proyek untuk setiap waktu dapat ditentukan
Gambar II.9. Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipercepat Untuk suatu Kegiatan
( Soeharto, 1997 )
Titik A pada Gambar II.9 menunjukan kondisi normal, sedangkan pada titik B menunjukan
kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva
waktu- biaya.
Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang
digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini bergantung pada lamanya waktu
penyelesaian proyek. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Pada
4
Gambar II.10. ditunjukan hubungan biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya total
dalam suatu grafik serta terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya
yang terkecil.
Gambar II.10. Hubungan Waktu Dengan Biaya Total, Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung (Soeharto, 1997)
5
ACWP adalah biaya aktual yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Biaya tersebut menyangkut biaya konstruksi dan operasional.
2. Biaya pekerjaan pada saat pelaporan menurut anggaran atau Budgeted Cost of Work
Performed (BCWP)
BCWP adalah jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah
dilaksanakan dengan anggaran yang telah disediakan. BCWP inilah yang disebut dengan
nilai hasil (earned value).
3. Biaya pekerjaan menurut anggaran atau Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS)
BCWS adalah jumlah biaya pekerjaan yang telah dijadwalkan untuk diselesaikan dalam
durasi yang telah ditentukan.
4. Indeks kinerja biaya atau Cost Productivity Index (CPI)
CPI adalah perbandingan antara biaya yang direncanakan dengan biaya yang dikeluarkan.
Jika nilai CPI kurang dari satu berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (cost over
run), dan jika nilai CPI lebih dari satu berarti pengeluaran lebih kecil dari anggaran (cost
under run)
CPI = BCWP/ACWP....................................................................................(II.4)
5. Indeks kinerja jadwal atau Schedule Productifity Index (SPI)
SPI adalah perbandingan anatara biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan yang
telah dilaksanakan dan biaya yang dikeluarkan menurut rencana selama kurun waktu
tertentu. Jika nilai SPI kurang dari satu berarti proyek mengalami keterlambatan (schedule
delay) dan jika nilai SPI lebih dari satu berarti proyek lebih cepat dari jadwal (ahead of
schedule)
SPI = BCWP/BCWS....................................................................................(II.5)
6. Varian biaya atau Cost variance (CV)
CV adalah perbedaan antara biaya yang seharusnya dikeluarkan sesuai dengan prestasi
pekerjaan dengan biaya yang telah dikeluarkan. Bila CV bernilai positif berarti proyek
mengalami keuntungan, sedang bila CV bernilai negatif berarti proyek mengalami
kerugian
CV = BCWP-ACWP....................................................................................(II.6)
7. Varian jadwal atau Schedulle Variance (SV)
SV adalah perbedaan antara biaya yang seharusnya dikeluarkan sesuai dengan prestasi
pekerjaan dengan biaya yang telah dijadwalkan. Bila SV bernilai positif berarti proyek
mengalami kemajuan, dan bila SV bernilai negatif maka proyek mengalami keterlambatan
SV = BCWP – BCWS..................................................................................(II.7)
6
8. Perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa atau Extimation Temporary Cost (ETC)
ETC adalah perkiraan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersisa, dengan
menganggap kinerja biaya adalah tetap seperti pada saat pelaporan.
ETC = (Anggaran –BCWP)/CPI..................................................................(II.8)
9. Perkiraan biaya total proyek atau Estimation All Cost (EAC)
EAC adalah jumlah pengeuaran sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan biaya utuk
pekerjaan tersisa. EAC diperlukan untuk mengetahui apakah dana yang tersisa cukup
untuk menyelesaikan pekerjaan.
EAC = ACWP + ETC...................................................................................(II.9)
10. Perkiraan waktu untuk pekerjaan tersisa atau Estimation Temporary Scheduled (ETS)
ETS adalah perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa,
dengan menganggap kinerja jadwal adalah tetap seperti pada saat pelaporan.
ETS = (Rencana-Waktu Pelaporan)/SPI.....................................................(II.10)
11. Perkiraan waktu total proyek atau Estimation All Scheduled (EAS)
EAS adalah waktu pelaksanaan pekerjaan sampai pada saat pelaporan ditambah perkiraan
waktu yang diperlukan untuk menyekesaikan pekerjaan tersisa. EAS diperlukan untuk
memprediksi selesainya pekerjaan.
EAS = Waktu Pelaporan + ETS..................................................................(II.11)
2.3. Crashing
Banyak terjadi penetapan durasi suatu proyek ditetapkan oleh pemilik proyek tanpa
mempertimbangkan jenis kegiatan dan kompleksnya pekerjaan. Hal ini membuat para
scheduler melakukan penyesuaian durasi dari tiap pekerjaan dengan maksud dapat memenuhi
permintaan pemilik proyek terhadap durasi yang ditetapkan. Salah satu cara untuk
mempercepat durasi proyek dalam istilah asingnya adalah crashing.
Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara
melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan
yang berada pada jalur kritis.
7
5. Dengan mengunakan material yang dapat lebih cepat dipasang.
6. Menggunakan metode konstruksi lain yang lebih cepat.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian
8
3.2. Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera sebagai alat
dokumentasi, komputer dan printer serta alat lain sebagai pendukung, software yang
digunakan adalah program exel. Sedangkan bahan yang digunakan adalah denah lokasi,
gambar desain, laporan mingguan pelaksanaan proyek, laporan keuangan mingguan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dan time schedule (jadwal) proyek, analisis satuan pekerjaan, daftar
harga satuan upah, alat, bahan.
b).Tahap II : Pengumpulan dan pengolahan data yang didapat dari sumber eksternal
maupun internal, yaitu:
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
b. Analisis Satuan Pekerjaan
c. Daftar harga satuan upah, bahan, alat.
d. Time schedule
e. Laporan Mingguan pelaksanaan proyek
f. Laporan mingguan keuangan proyek
g. Denah dan desain proyek
c). Tahap III : Evaluasi rencana terhadap realisasi proyek, meliputi pelaksanaan
pekerjaan, waktu, biaya.
Identifikasi sisa pekerjaan, waktu dan biaya yang belum terealisasi.
d). Tahap IV : Penjadwalan ulang untuk memperoleh waktu optimum pelaksanaan.
e). Tahap V : Kesimpulan dan saran dari laporan penelitian.
9
Mulai
Tahap III
Tahap IV
Selesai
10
TIM E SCEDULLE
KEGIA TAN : PEMBAN GUN AN RUMAH SA KIT DAN PENINGKA TA N PELAYAN AN RUMAH SA KIT DAERAH BLUD
PEKERJAA N : PEMBAN GUN AN GEDUNG RUANG BERSAL IN DA N PEMBA NGUNAN INSTA LASI BEDA H SENTRAL
TA HUN ANGGARAN : 2017
A NGGARAN : A PBD 1,A PBD II,BLUD
A. LA NTAI 1
I. PEKERJAAN PERS IAPAN 0,6212 0,124 0, 124 0,124 0,124 0,124
II. PEKERJAAN TANAH 1,2109 0,303 0,303 0,303 0,303
III. PEKERJAAN PASANG AN 2,5854 0,517 0, 517 0, 259 0, 259 0, 259 0,259 0,259 0,129 0,129
IV. PEKERJAAN BETON 8,6024 1,434 1,434 1, 434 0, 717 0, 717 0, 717 0,717 0,717 0,358 0,358
V. PEKERJAAN KU SEN PINTU ,JENDELA ALU MU NIUM 1,0570 0, 264 0,264 0,264 0,264
VI. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 0,3053 0,102 0,102 0,102
VII. PEKERJAAN PLAF OND 0,7689 0,192 0,192 0,192 0,192
VIII. PEKERJAAN F INISHING 0,7290 0,182 0,182 0, 182 0,182
IX. PEKERJAAN ELEKTRIKAL 0,2823 0,071 0,071 0, 071 0,071
X. PEKERJAAN PLAMBING 0,4088 0,136 0, 136 0,136
APBD II
GEDUNG INSTALASI BEDAH SENTRAL
A. GA S MEDIK INSTAL ASI BEDAH SEN TRA L
I INSTALASI GAS MEDIK: RUANG IBS Lantai 1= 16 titik, 2,3682 0, 78 9 0 ,78 9 0 ,7 89
II INSTALASI GAS MEDIK: RUANG IBS Lantai 2 = 7 titik, 1,5199 0 ,7 60 0,7 60
III TESTING & COMMIS SIONING
JUMLA H GAS MEDIK INSTAL ASI BEDAH SENTRA L
B. PEKERJAA N LIFT INSTAL ASI BEDAH SEN TRA L
I PEKERJAAN PANEL, KABEL DAN KELISTRIKAN 2,1950 0, 73 2 0 ,73 2 0,7 32
II PEKERJAAN LIFT 4,4616 0,7 44 0,7 44 0, 74 4 0 ,74 4 0,7 44 0, 74 4
Dari gambar kurva S rencana dan realisasi dapat dilihat dari minggu ke 1 sampai
minggu ke 4 progres diatas rencana yang artinya lebih cepat dalam pelaksanaannya. Minggu
5-22 terjadi keterlambatan pekerjaan, sehingga prosentase kemajuan menjadi minus.
Setelah diadakan penelitian maka diperoleh hasil untuk realisasi pelaksanaan fisik
hampir sama dengan perencanaan karena mengunakan acuan pelaksanaan standard dan RKS
dengan tetap mengutamakan mutu hasil kegiatan dan waktu rencana.
11
untuk diselesaikan dalam durasi yang telah ditentukan (BCWS), data ini didapat dari kontrak
kerja pemilik dengan rekanan.
Tabel IV.3. Rekapitulasi dana keluar
Rencana Rencana
Realisasi
No Keterangan Menurut Schedule Menurut Pelapor
(ACWP)
(BCWS) (BCWP)
1 Minggu 1 46.250.000 37.006.001 64.624.206
2 Minggu 2 132.340.000 107.551.748 190.820.576
3 Minggu 3 456.220.000 178.097.494 291.500.887
4 Minggu 4 725.780.000 286.049.032 334.118.265
5 Minggu 5 965.700.000 392.050.878 377.983.644
6 Minggu 6 1.050.000.000 659.860.106 436.182.498
7 Minggu 7 1.260.000.000 973.802.565 610.025.319
8 Minggu 8 1.490.000.000 1.282.433.260 784.851.218
9 Minggu 9 1.650.000.000 1.470.537.979 864.209.743
10 Minggu 10 2.070.000.000 1.648.790.043 1.164.842.043
11 Minggu 11 2.260.000.000 1.803.105.390 1.359.085.353
12 Minggu 12 2.410.000.000 1.984.467.567 1.673.556.871
13 Minggu 13 2.620.000.000 2.344.586.941 2.116.164.721
14 Minggu 14 2.750.000.000 2.677.284.769 2.487.105.191
15 Minggu 15 3.220.000.000 3.136.574.639 2.880.157.296
16 Minggu 16 3.600.000.000 3.556.475.637 3.281.871.714
17 Minggu 17 4.080.000.000 4.061.609.271 3.824.319.637
18 Minggu 18 4.850.000.000 4.623.171.011 4.570.648.898
19 Minggu 19 5.760.090.000 5.555.063.452 5.439.306.960
20 Minggu 20 6.950.000.000 6.744.825.521 6.657.652.409
21 Minggu 21 8.100.000.000 7.905.701.611 7.754.904.699
22 Minggu 22 9.380.000.000 8.927.610.729 8.744.655.920
12
= Rp. 8.744.655.920,- - Rp. 8.927.610.729,-
= - Rp. 182.954.809,-
g). CV = BCWP-ACWP
= Rp. 8.744.655.920,- - Rp. 9.380.000.000,-
= -Rp.635.344.080,-
h). ETC = (Total Anggaran –BCWP)/CPI
= (Rp. 12.356.444.708,05- Rp. 8.744.655.920,-)/ 0,932
= Rp. 3.874.203.759,-
i). ETS = (Rencana Waktu-Waktu Pengamatan)/SPI
= (29-22):0,979
= 7,146 minggu
j). EAC = ETC +ACWP
= Rp. 3.874.203.759,- + Rp. 9.380.000.000,-
= Rp. 12.991.788.788,-
k). EAS = ETS +Waktu Pengamatan
= 7,146+22
= 29,146
l). Rencana biaya total proyek = Rp. Rp. 12.356.444.708,-
EAC = Rp. 12.991.788.788,-
Selisih biaya Rp. 635.344.080,-
13
Perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) adalah sebesar Rp.3.874.203.759,-.
Perkiraan biaya total proyek atau Estimation All Cost (EAC) sebesar Rp. 12.991.788.788,-.
Sedangkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tersisa
adalah 7.146 minggu.
10.000.000.000
9.000.000.000
8.000.000.000
7.000.000.000
Biaya Komulatif
6.000.000.000
BCWP
5.000.000.000
BCWS
4.000.000.000
ACWP
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
Waktu ( Minggu )
Gambar III.3. Perbandingan nilai antara ACWP, BCWP, BCWS sampai minggu 22
Perbandingan antara indeks kinerja biaya (CPI) dan indeks kinerja jadwal (SPI)
dihitung berdasarkan konsep nilai hasil secara menyeluruh dari minggu 1 sampai minggu 22
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
14
Tabel IV.4. Nilai Hasil
BCWS BCWP ACWP SV CV SPI CPI
No Minggu (4)= (5)= (6)= (7)=
(1) (2) (3)
(2)-(1) (2)-(3) (2)/(1) (2)/(3)
1 1 37,01 64,62 46,25 27,62 18,37 1,75 1,397
2 2 107,55 190,82 132,34 83,27 58,48 1,77 1,442
3 3 178,10 291,50 456,22 113,40 - 164,72 1,64 0,639
4 4 286,05 334,12 725,78 48,07 - 391,66 1,17 0,460
5 5 392,05 377,98 965,70 - 14,07 - 587,72 0,96 0,391
6 6 659,86 436,18 1.050,00 - 223,68 - 613,82 0,66 0,415
7 7 973,80 610,03 1.260,00 - 363,78 - 649,97 0,63 0,484
8 8 1.282,43 784,85 1.490,00 - 497,58 - 705,15 0,61 0,527
9 9 1.470,54 864,21 1.650,00 - 606,33 - 785,79 0,59 0,524
10 10 1.648,79 1.164,84 2.070,00 - 483,95 - 905,16 0,71 0,563
11 11 1.803,11 1.359,09 2.260,00 - 444,02 - 900,91 0,75 0,601
12 12 1.984,47 1.673,56 2.410,00 - 310,91 - 736,44 0,84 0,694
13 13 2.344,59 2.116,16 2.620,00 - 228,42 - 503,84 0,90 0,808
14 14 2.677,28 2.487,11 2.750,00 - 190,18 - 262,89 0,93 0,904
15 15 3.136,57 2.880,16 3.220,00 - 256,42 - 339,84 0,92 0,894
16 16 3.556,48 3.281,87 3.600,00 - 274,60 - 318,13 0,92 0,912
17 17 4.061,61 3.824,32 4.080,00 - 237,29 - 255,68 0,94 0,937
18 18 4.623,17 4.570,65 4.850,00 - 52,52 - 279,35 0,99 0,942
19 19 5.555,06 5.439,31 5.760,09 - 115,76 - 320,78 0,98 0,944
20 20 6.744,83 6.657,65 6.950,00 - 87,17 - 292,35 0,99 0,958
21 21 7.905,70 7.754,90 8.100,00 - 150,80 - 345,10 0,98 0,957
22 22 8.927,61 8.744,66 9.380,00 - 182,95 - 635,34 0,98 0,932
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa prestasi pelaksanaan pekerjaan ini kurang baik.
Angka SPI dari minggu pertama sampai minggu ke empat sudah baik karena sudah bernilai
lebih dari satu, namun mulai minggu ke lima menurun menjadi kurang dari satu, yang berarti
pekerjaan mengalami kemunduran dari jadwal walaupun memang deviasinya sangat kecil.
Sedangkan CPI mayoritas kurang dari satu yang berarti cost over run yang diakibatkan
pembengkakan biaya untuk biaya pembongkaran bangunan lama yang memakan waktu lebih
lama dari jadwal.
4.2. Pengendalian Waktu Sisa Pekerjaan
Pengendalian waktu dilakukan setelah melakukan evaluasi dan identifikasi pekerjaan
yang belum terealisasi dari minggu 1- minggu ke 22. Berdasarkan laporan realisasi pekerjaan
dari konsultan pengawas dan dilihat dari time schedule yang ada maka, sampai minggu ke-22
diketahui volume dan waktu pekerjaan yang belum direalisasikan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.8 Rekap Volume dan Biaya Pekerjaan Yang Belum Direalisasikan Terkoreksi.
15
NO Uraian Kegiatan Satuan Volume Sisa Biaya Sisa (Rp) Bobot (%)
16
Tabel IV.10. Tabel jaringan kerja CPM
42
7
1
28
A
7
0 28
D
0 4
28
0 28
E
7 B 21
7 49
2 6
28 49
C G
28
21
28 35
3 F 5
28
7 28
Menentukan jalur kritis dapat dilakukan dengan cara mengetahui nilai EET dan LET dari
suatu kegiatan
17
a. Perhitungan ke depan untuk menghitung EET (Earlist Event Time)
EET j = EET i + D ij
b. Perhitungan mundur untuk menghitung LET (Latest Event Time )
LET i = LET j - D ij
Dari perhitungan diatas maka didapat nilai total float masing masing kegiatan
pada Tabel IV.11 dengan persamaan TF = LET j – D ij – EET i
No Kegiatan LET j D ij EET i TL = LET j - D ij - EET i Keterangan
1 A 28 7 0 21 non kritis
2 B 49 21 28 0 kritis
3 C 28 28 0 0 kritis
4 D 28 28 0 0 kritis
5 E 28 7 0 21 non kritis
6 F 49 7 28 14 non kritis
7 G 49 21 28 0 kritis
8 H 49 42 0 7 non kritis
18
Setelah dilakukan percepatan pada pekerjaan finishing, elektrikal, dan instalasi air maka
diperoleh schedule baru seperti pada tabel IV.13
Tabel IV.13. Kurva S dengan percepatan
Dengan menambah jumlah pekerja didapat hasil distribusi pekerja sebagai berikut pada Tabel
IV.14 dibawah ini.
Tabel IV.14. Tabel distribusi pekerja setelah percepatan dengan penambahan jumlah pekerja.
Bobot Minggu
NO Uraian Kegiatan
(%) 23 24 25 26 27 28 29
A Pekerjaan penututup lantai 9,07 86
B Pekerjaan finishing 7,75 160 160
C Pekerjaan elektrikal 13,78 59 59
D Pekerjaan instalas i air 3,91 82
E Pekerjaan sanitasi 2,72 12
F Pekerjaan lain lain 2,86 10
G Gas medik 34,78 x x x
H Lift 25,13 x x x x x x
pekerjaan pintu dan jendela
Jumlah 100,00 157 141 160 160 10 0 0
19
Tabel IV.20. Perbandingan biaya upah durasi dipercepat dengan metode lembur dan
penambahan jumlah tenaga kerja.
Biaya
Minggu
No Durasi dipercepat dengan Durasi dipercepat dengan
ke-
metode lembur metode penambahan jumlah
1 23 119.960.000 119.960.000
2 24 88.760.000 88.760.000
3 25 114.390.000 108.120.000
4 26 112.285.000 108.120.000
Jumlah 435.395.000 424.960.000
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat Tabel IV.21 perbandingan antara waktu dan
biaya dengan percepatan dari 29 minggu menjadi 28 minggu.
Tabel IV.21. perbandingan biaya normal dan dipercepat
biaya
no kegiatan
durasi normal shift + lembur shift + penambahan tenaga kerja
1 Pekerjaan penututup lantai 68.160.000 68.160.000 68.160.000
2 Pekerjaan finishing 218.640.000 226.675.000 216.240.000
3 Pekerjaan elektrikal 87.680.000 84.080.000 84.080.000
4 Pekerjaan instalasi air 53.280.000 46.720.000 46.720.000
5 Pekerjaan sanitasi 9.760.000 9.760.000 9.760.000
Jumlah 437.520.000 435.395.000 424.960.000
Selisih 2.125.000 12.560.000
Dengan dilakukan percepatan waktu pada lintasan kritis maka akan didapatkan efisiensi biaya
tenaga kerja sebesar Rp. 2.125.000,- bila dilakukan kerja lembur dan shift, Rp. 12.560.000,-
bila dilakukan dengan penambahan jumlah tenaga kerja dan kerja shift seperti pada Gambar
IV.5 dibawah ini.
20
5. KESIMPULAN
Dari penelitian pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan instalasi
bedah sentral RSUD Ambarawa tahun anggaran 2017 setelah diadakan penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Realisasi pelaksanaan pembangunan gedung ruang bersalin dan pembangunan instalasi
bedah sentral RSUD Ambarawa belum sesuai rencana. Ditinjau dari segi waktu mengalami
keterlambatan sebesar 1,481%, sedangkan biaya realisasi penggunaan dana sampai
minggu 22 sebesar Rp. 9.380.000.000,- dari perencanaan yang hanya menghabiskan biaya
Rp.8.927.610.729,- yang berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran (cost over run). Hal
ini disebabkan oleh pekerjaan bongkaran bangunan lama yang memakan waktu dan biaya
yang melebihi jadwal dan anggaran.
2. Setelah dilakukan penjadwalan ulang dan menggunakan percepatan diperoleh waktu
optimum 28 minggu dari waktu rencana 29 minggu, didapat efisiensi biaya sebesar
Rp.2.125.000,- untuk pekerjaan dipercepat dengan penambahan jam lembur dan kerja
shift, dan Rp. 12.560.000,- untuk pekerjaan yang dipercepat dengan penambahan jumlah
pekerja dan mengunakan kerja shift yang didapat pada percepatan pekerjaan finishing,
sedangkan pada pekerjaan elektrikal dan instalasi air cukup dilakukan percepatan.
DAFTAR PUSTAKA
Badri, 1997. Dasar dasar Network Planning, PT. Rika Cipta, Jakarta
Barry R dan Joe, H 2001 Prinsip-prinsip Manajemen Operasional, Salemba Empat Jakarta
Dipohusodo, I 1996 Manajemen Proyek Dan Konstruksi, Cetakan Pertama, Penerbit Kanisius
Yogyakarta
Dipohusodo, I 1996 Manajemen Proyek Dan Konstruksi, Cetakan Kedua, Penerbit Kanisius
Yogyakarta
21
Heizer dan Render. 2005. Rescheduling Waktu Pekerjaan Guna Optimasi Biaya
Pembangunan Rusunawa Siwalankerto Surabaya.
Kusumah dan Wardhani, 2008. Optimasi Waktu dan Biaya pada Jaringan Kerja Critical
Path Method (CPM) dan Preceden Diagram Method (PDM).
Maharani, Leny dan Fajarwati, 2006. Analisis Optimasi Percepatan Durasi Proyek dengan
Metode Least Cost Analysis.
Maharesi, 2002. Pengendalian Biaya dan Waktu Menggunakan Metode Konsep Nilai Hasil :
Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah.
Meredith, Jack R., and Mantel, 2006. Project Management : A Managerial Approach.
Hoboken.
Munawaroh, 2003. Analisa Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan Program Primavera 6.0 :
Studi Kasus Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading.
22