Anda di halaman 1dari 5

ANALISA JURNAL

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

Dosen Pengampu :

Ns. Wulan Novika Ambarsari., MAN

Disusun oleh :

Enaf Fantiah Nurwanti (C.0105.20.168)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKes BUDI LUHUR CIMAHI
2020
JUDUL PENELITI PENERBIT TAHUN METODE HASIL KESIMPULAN
KEPERCAYA Juariah Sosiohuma 2018 Penelitian Kepercayaan Masyarakat
AN DAN ,Badan niora - ini Dan Praktik Desa
PRAKTIK Penelitian Jurnal Ilmu- menggun Budaya Pada Karangsari
BUDAYA dan ilmu Sosial akan Masa Kehamilan masih
PADA MASA Pengemb dan metode mengikuti
KEHAMILAN angan Humaniora penelitian (Kebiasaan Yang kebiasaankebi
MASYARAKA Daerah deskriptif Dilakukan Ibu asaan yang
T DESA Provinsi analisis, Pada Saat Hamil) harus
KARANGSAR Jawa melalui dilakukan ibu
I, Barat kajian 1Membawa pada saat
KABUPATEN studi benda-benda hamil dan
GARUT kasus tajam seperti juga
untuk gunting, peniti pantangan/lar
mengeksp yang diikatkan angan yang
lorasi pada baju atau harus
kepercaya pakaian dalam dihindari oleh
an dan ibu hamil ibu hamil.
praktik menjaga ibu dan Mereka
budaya bayinya dari meyakini jika
pada gangguan roh pantangan itu
masa jahat dan dilanggar akan
kehamila makhluk halus mengakibatka
n. Jenis 2 Banyak n hal buruk
data bergerak dan pada ibu dan
dalam jalanjalan bayi yang
penelitian terutama pada dikandungnya.
ini adalah pagi hari saat Suami
data udara masih memiliki
primer segar keterlibatan
dan data supaya dengan
sekunder. persalinannya kehamilan
Data lancar istrinya yang
primer 3 Ibu yang hamil ditunjukkan
didapatka tua, dianjurkan dengan
n dari untuk sering kepatuhan
hasil melakukan suami
wawancar gerakan mengikuti
a dengan menungging keharusan dan
informan termasuk pantangan
sedangka mengepel lantai dan keyakinan
n data dengan akan akibat
sekunder menggunakan jika kebiasaan
merupaka tangan tersebut tidak
n hasil supaya janin diikuti. Adat
telaah yang di dalam upacara opat
dokumen. kandungan cepat bulanan dan
Pengump turun dan nujuh bulanan
ulan data membuka jalan masih
dilakukan lahir serta dipertahankan
dengan membuat oleh
persalinan lancar
wawancar tanpa kesulitan. masyarakat
a dan 4 Ibu hamil yang desa ini,
menelaah berambut walaupun
dokumen panjang dalam
yang ada dianjurkan untuk pelaksanaanny
yaitu mengikat a disesuaikan
profil rambutnya dengan
desa supaya kelihatan kemampuan
rapi dan bersih ibu hamil dan
5 Dianjurkan keluarganya.
untuk makan Maraji
lebih banyak dan memiliki peran
lebih sering, penting dalam
banyak memimpin
mengkonsumsi upacara-
sayuran, upacara ini.
buahbuahan, Dengan
susu dan demikian
makanan bergizi maraji masih
supaya ibu dan memiliki
bayi yang otoritas dalam
dikandungnya pelayanan
sehat kehamilan,
6 Dianjurkan walaupun
untuk makan pemanfaatann
daun galing yaitu ya oleh
tumbuhan masyarakat
sejenis pakis berdampingan
yang dan saling
mengandung melengkapi
banyak lendir dengan tenaga
Memperlancar kesehatan.
proses
persalinan
7 Dipijat (bahasa
sunda:‘disangsur
keun’)
Supaya bayi
tidak turun ke
bawah dan posisi
bayi tidak
berubah.
Pantangan/Lara
ngan Yang Harus
Diikuti Ibu Pada
Saat Hamil
Keharusan untuk
memperhatikan
perilaku atau
aktifitas pada ibu
hamil di Desa
Karangsari juga
ditemukan di
berbagai daerah,
seperti di Ghana
ibu hamil tidak
boleh
menyiapkan atau
mendekati api,
dilarang
melilitkan
handuk atau kain
di leher,
memperlihatkan
dada, membawa
atau memikul
barang-barang
berat (Otoo:
2015). Selain itu,
Ibu hamil di Desa
Karangsari juga
dilarang keluar
dan jalan-jalan di
malam hari
karena khawatir
diganggu oleh
roh jahat.
Syukuran atau
Upacara Pada
Masa Kehamilan
Desa Karangsari
masyarakat
masih
mempertahanka
n kebiasaan
upacara opat
bulanan dan
nujuh bulanan.
Upacara opat
bulanan
dilaksanakan
pada saat usia
kehamilan ibu
menginjak
empat bulan
karena diyakini
pada usia ini
ditiupkan ruh ke
dalam janin.
Ritual Suami
Dalam
Kehamilan
Desa Karangsari
antara lain suami
harus sering
mengucapkan
‘amit-amit’
terutama jika
melihat atau
mendengar
halhal yang tidak
disukai atau
tidak
menyenangkan.
Hal ini agar bayi
terhindar dari
yang tidak
diinginkan.
Selain itu, setiap
matahari
meredup atau
datang waktu
magrib, seorang
suami harus
mengunyah
‘panglay’
(bumbu dapur
sejenis lengkuas)
lalu
dimuntahkan di
setiap sudut
rumah dan di
depan pintu agar
tidak ada yang
mengganggu.

Anda mungkin juga menyukai