KASUS DEKUBITUS
OLEH :
PO.713241181026
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena gesekan kulit pada
baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi. Dekubitus dapat
terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada
Seseorang yang tidak im-mobil yang dan tidak hanya berbaring ditempat tidur
sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat berganti posisi beberapa
kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk
Terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat dan juga keadaan umum
dari penderita.
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter
mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase
terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam
perawatan.
Pasien stroke dan usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus
3. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis
dan rapuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dekubitus
Dekubitus sering disebut ulkus dermal / ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi
akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi
(Harnawatiaj, 2008).
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area
(Hidayat,2009).
jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam
jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP], 1989).
akibat gangguan aliran darah setempat dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang
menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips,
pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka waktu yang lama.
B. Epidemologi
Prevalensi adalah jumlah kasus yang ada dalam sebuah populasi pada saat waktu
tertentu (AHCPR, 1994). Angka prevalensi bervariasi pada berbagai keadaan klien .
Angka prevalensi yang dilaporkan dari rumah sakit berada di rentang antara 3% - 11%
(Allman, 1989), 11% (Meehan, 1994), 14% (Langemo dkk, 1989) dan 20% Leshem dan
Skelskey, 1994). (Angka prevalensi pada tempat perawatan pemulihan dan perawatan
jangka panjang berada pada rentang dari 3,5% Leshem dan Skelskey, 1994), 5% (Survey
McKnight, 1992), sampai 23% (Langemo dkk, 1989; Young 1989). Prevalensi dekubitus
pada individu yang dirawat di rumah tanpa supervisi atau dengan bantuan tenaga
C. Etiologi
Luka Dekubitus disebabkan oleh kombinasi dari faktor ekstrinsik dan intrinsik
padapasien.
1. Faktor Ekstrinsik
a) Tekanan : kulit dan jaringan dibawahnya tertekan antara tulang dengan permukaan
keras lainnya, seperti tempat tidur dan meja operasi. Tekanan ringan dalam waktu
yang lama sama bahayanya dengan tekanan besar dalam waktu singkat. Terjadi
kekuatan per unit area antara tubuh dengan permukaan matras. Apabila tekanan
antar muka lebih besar daripada tekanan kapiler rata rata, maka pembuluh darah
kapiler akan mudah kolap, daerah tersebut menjadi lebih mudah untuk terjadinya
iskemia dan nekrotik. Tekanan kapiler rata rata adalah sekitar 32 mmHg.
integritas jaringan rusak. Kulit mengalami regangan, lapisan kulit bergeser terjadi
(friction) dan perobekan jaringan (shear). Inkontinensia alvi lebih signifikan dalam
perkembangan luka tekan daripada inkontinensia urin karena adanya bakteri dan
d) Kebersihan tempat tidur, alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik
yang menyebabkan klien terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan
terjadinya dekubitus.
2. Fase Intrinsik
a) Usia : pada usia lanjut akan terjadi penurunan elastisitas dan vaskularisasi.Pasien
yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena luka tekan karena kulit
penurunan elastisitas kulit, serta penurunan kohesi antara epidermis dan dermis.
Perubahan ini berkombinasi dengan faktor penuaan lain akan membuat kulit
merobek. Selain itu, akibat dari penuaan adalah berkurangnya jaringan lemak
kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
mengalami penurunan untuk merasakan sensari nyeri akibat tekanan diatas tulang
yang menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan mudah terkena
luka tekan. karena nyeri merupakan suatu tanda yang secara normal mendorong
memiliki lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan
Karena itu klien malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.
Menurut penelitian Guenter (2000) stadium tiga dan empat dari luka tekan pada
orang tua berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin,
Pasien yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah
posisi beresiko tinggi untuk terkena luka tekan.Orang-orang yang tidak dapat
f) Merokok : Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
penelitian Suriadi (2002) ada hubungaan yang signifikan antara merokok dengan
i) Anemia
penyembuhannya.
D. Patofisiologi
1988). Semakin besar tekanan, maka semakin besar pula insiden terbentuknya luka. Kulit
dan jaringan subkutan dapat mentoleransi beberapa tekanan. Tapi pada tekanan eksternal
terbesar daripada tekanan dasar kapiler akan menurunkan atau menghilangkan aliran
darah ke dalam jaringan sekitarnya. Jaringan ini menjadi hipoksia sehingga terjadi cedera
iskemia. Jika tekanan ini lebih besar dari 32mmHg dan tidak dihilangkan dari tempat
(Maklebust,1987). Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka sirkulasi pada
Pembentukan dekubitus juga berhubungan dengan adanya gaya gesek yang terjadi
saat menaikan posisi klien di atas tempat tidur . Efek tekanan juga dapat ditingkatkan
oleh distribusiberat badan yang tidak merata. Jika tekanan tekanan tidak terdistribusi
secara merata pada tubuh maka gradien tekanan jaringan yang mendapatkan tekanan akan
iskemia dibanjiri dengan darah ketika tekanan dihilangkan. Peningkatan aliran darah
yang disebabkan oleh tekanan dapat kembali normal. Hyperemia reaktif akan efektif
merasa bahwa interval sebelum terjadi kerusakan berkisar antara 1 sampai 2 jam. Tetapi,
hal ini interval waktu subjectif, dan tidak berdasarkan data pengkajian klien.
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitus
dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi
menjadi tiga :
1) Tipe normal mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC
dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu.
Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah
ulkus dengan kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat
dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh
dalam 16 minggu.
3) Tipe terminal terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan
sembuh.
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap
utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas
tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat
tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis
jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler
masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring
beberapa kali perjammnya. Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan
1) Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan
2) Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat
Keadaan ini terjadi bila penderita immobil, tidak dibaringkan terlentang mendatar,
tetapi pada posisi setengah duduk. Ada kecenderungan dari tubuh untuk meluncur
kebawah, apalagi keadaannya basah. Sering kali hal ini dicegah dengan memberikan
penhalang, misalnya bantal kecil/balok kayu pada kedua telapak kaki. Upaya ini hanya
akian mencegah pergerakan dari kulit, yang sekarang terfiksasi dari alas, tetapi rangka
pada jaringan subkutan yang sekan-akan tergunting pada tempat-tempat tertentu, dan
akan terjadi penutupan arteriole dan arteri-arteri kecil akibat terlalu teregang bahkan
Sebagai tambahan dari shering forces ini, pergerakan dari tubuh diatas alas
tempatnya berbaring, dengan fiksasi kulit pada permukaan alas akan menyebabkan
terjadinya lipatan-lipatan kulit (skin folding). Terutama terjadi pada penderita yang kurus
dengan kulit yang kendur. Lipatan-lipatan kulit yang terjadi ini dapat
Sebagai tambahan dari efek iskemia langsung dari faktor-faktor diatas, masih harus
inidapat menyebabkan nekrosis jarigan akibat lebih terganggunya aliran darah kapiler.
Kerusakan endotil juga menyebabkn pembuluh darah mudah rusak bila terkena trauma.
G. KARAKTERISTIK DEKUBITUS
1) Derajat I : Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah
2) Derajat II : Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan
3) Derajat III : Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
4) Derajat IV : Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus
tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang
Jika tidak ditangani dengan baik, maka dekubitus dapat meningkat dari iritasi yang
kecil tanpa disertai dengan robeknya kulit sampai tahap yang dapat mengancam jiwa
saraf/deficit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara
sederhana stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak
karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh sesaat atau gejala berat
sampai hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa berupa iskemik maupun
perdarahan (hemoragik).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerotik atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah, melaui proses aterosklerosis. Pada
stroke pendarahan (hemoragik), pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi
tidak normal, dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya.
satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti
5) Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai
keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya
tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak lancar, hanya
11) Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari
14) Vertigo ( pusing, puyeng ), atau perasan berputar yang menetap saat tidak
beraktifitas
15) Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat
tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda
sesaat
18) Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau
pendengaran berkurang
Jadi perlu diperhatikan titik potensial untuk terjadinya dekubitus pada pasien post stroke
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
PENGELOLAAN DEKUBITUS
dekubitus dengan mengenal penderita risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada
Usaha untuk meremalkan terjadinya dekubitus ini antara lain dengan memakai
sistem skor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya
memandikan setiap hari. Sesudah keringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion,
terutama dibagian kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan
dekubitus adalah:
hidrasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn) ditambahkan. khusus; coba
1) Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keberatan pada
cara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah
menyakitkan.
2) Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekan yang terjadi pada tubuh penderita,
misalnya; kasur dengan gelembung tekan udara yang naik turun, kasur air yang
temperatur airnya dapat diatur. (keberatan alat canggih ini adalah harganya mahal,
3) Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempat
a) Menjaga posisi penderita, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atau
b) Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil utuk menahan tubuh
c) Diluar negeri sering digunakan kulit domba dengan bulu yang lembut dan tebal
diaplikasikan baik pada pengobatan kasus akut, subakut dan luka kronis.
electrical therapy terdiri dari alat terapi stimulasi dengan electrode yang dibalut
dan electrode yang dicelupkan. Elektrode yang kontak dengan luka adalah
electrode yang dibalut dengan balutan steril lapisan medical grade hydrogel yang
tidak hanya melembabkan luka tetapi juga mengabsorbsi cairan luka yang
berlebihan.
Begitu tampak kulit yang hiperemis pada tubuh penderita, khsusnya pada tempat-
tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usahan diatas dilakukan dengan
lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi, sebab sekali terjadi
Bila sudah terjadi dekubitus, tentukan stadium dan tindakan medik menyesuaikan
a) Dekubitus derajat I
kulit yang kemerahan dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal; Perawatan luka harus memperhatikan
jaringan muda/granulasi, Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan
sering sudah ada infeksi; Usahakan luka selalu bersih dan eksudat disusahakan
dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu tebal dan sebaliknya transparan
Kelembaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenarasi sel-
sel kulit. Jika luka kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis.
Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta
jaringan/epitelisasi.
Beberapa preparat enzim coba diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan
luka secara alami dapat diharapkan. Beberapa usaha mempercepat adalah antara
PENUTUP
1. KESIMPULAN
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara
dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada
Luka Dekubitus disebabkan oleh kombinasi dari faktor ekstrinsik dan intrinsik pada
pasien.
Pasien stroke dan usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus
c. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis
dan rapuh.
2. SARAN
agar dapat sedini mungkin dan segera memeriksakan diri ke dokter atau fisioterapis.
agustus 2017.
agustus 2017.