Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN FT PADA

KONDISI LUKA BAKAR

Kelompok 3 :

MARDYANA MARDIN
MELDA
SUMARHAM SUWANDI S
Luka bakar adalah kerusakan
jaringan tubuh terutama kulit
akibat trauma panas, elektrik,
kimia dan radiasi (Smith, 1998)

Luka bakar adalah kerusakan


pada kulit diakibatkan oleh
DEFINISI panas, kimia atau radio aktif
(Wong, 2003)

Luka bakar disebabkan oleh


perpindahan energi dari sumber
panas ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui konduksi
dan radiasi elektro magnetic.
(Effendi. C, 1999).
PENYEBAB LUKA BAKAR
Menurut wong 2003 luka bakar di sebabkan oleh :

Panas Kimia

Listrik Radiasi
DERAJAT I

DERAJAT LUKA
BAKAR DERAJAT II

DERAJAT III
Kedalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar
yaitu luka bakar derajat I, derajat II, derajat III

1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering
kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7 hari dan tidak
ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit
bagian dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau
nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah
kulit), luka merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri,
sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada,
luka merah keputih-putihan (seperti merah yang
terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau
hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong
juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan
yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
AKUT

FASE LUKA SUB AKUT


BAKAR

LANJUT
FASE LUKA BAKAR
• Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan
nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation
(sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera
atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat
terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah
penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada
fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik
Lanjutan...
• Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi
adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak
denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
– Proses inflamasi dan infeksi.
– Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang,
epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
– Keadaan hipermetabolisme

• Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi
parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ
fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit
berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya
tidak perlu dirawat di rumah sakit. Untuk membantu
menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut,
sebaiknya lepaskan semua pakaian penderita. Kulit segera
dibersihkan dari bahan kimia (termasuk asam, basa dan
senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika:
• Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau
kaki
• Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat
lukanya
• secara baik dan benar di rumah
• Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari
70 tahun
• Terjadi luka bakar pada organ dalam.
LUKA BAKAR RINGAN
Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke
dalam air dingin. Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak
dan selama mungkin. di ruang emergensi, luka bakar dibersihkan secara
hati-hati dengan sabun dan air untuk membuang semua kotoran yang
melekat. Jika kotoran sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat
bius dan digosok dengan sikat. Lepuhan yang telah pecah biasanya
dibuang. Jika daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka
dioleskan krim antibiotik (misalnya perak sulfadiazin). Untuk melindungi
luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang verban.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka,
karena jika lapisan kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan
maka bisa terjadi infeksi yang dengan mudah akan menyebar. Jika
diperlukan, untuk mencegah infeksi bisa diberikan antibiotik.
Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang
mengalami luka bakar biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang
lebih tinggi dari jantung.
LUKA BAKAR BERAT
Luka bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa
penderitanya harus segera ditangani, sebaiknya dirawat di
rumah sakit. Kepada korban kebakaran biasanya diberikan
oksigen melalui sungkup muka (masker) untuk membantu
menghadapi efek dari karbon monoksida (gas beracun
yang sering terbentuk di lokasi kebakaran). Di ruang
emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi
pernafasan, luka lainnya di tubuh serta dilakukan
pengobatan untuk menggantikan cairan yang hilang dan
untuk mencegah infeksi. Untuk mengobati luka bakar
yang berat kadang digunakan terapi oksigen hiperbarik,
dimana penderita ditempatkan dalam ruangan khusus
yang mengandung oksigen bertekanan tinggi.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
• TTV
• Pemeriksaan Kepala dan rambut, Mata,
Hidung, Mulut, Telinga dan Leher.
• Pemeriksaan kulit
• Muskuloskletal
• Urogenital
• Abdomen
MANAJEMEN FISIOTERAPI
• Breathing Exc
• Mempertahankan fungsi
• Mencegah kontraktur
• Mengembalikan ROM
• Streching
Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita
mendapatkan pertolongan untuk mengatasi
shock dan luka telah dirawat oleh tim medis lain.
Tindakan Fisioterapi Harus Dilaksanakan
Segera Mungkin Meliputi
• Proper positioning (posisi penderita)
• Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai dengan
fungsi)
• Stretching
• Splinting / bracing
• Mobilisasi / ambulasi awal
Proper positioning
Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya
kontraktur dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu
selama penderita dirawat di tempat tidur.
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
• Leher : ekstensi / hiperekstensi
• bahu : abduksi, rolasi eksterna
• Antebrakii : supinasi
• Trunkus : alignment yang lurus
• Lutut : lurus, jlarak antara lutut kanan dan kiri 20”
• Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
• Pergelangan kaki : dorsofleksi
EXERCISE
Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara
lingkup gerak sendi dan mencegah kontraktur
Adapun macam-macam exercise adalah :
• Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri.
• Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
• Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita
sendiri tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik
atau anggota gerak penderita yang sehat.
• Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita
dengan melawan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau
alat mekanik
• Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis
terhadap penderita.
Stretching
Kontraktur ringan dilakukan strectching 20-30
menit, sedangkan kontraktur berat dilakukan
stretching selama 30 menit atau lebih
dikombinasi dengan proper positioning.
Splinting / bracing
lingkup gerak sendi exercise dan positioning
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
pada luka bakar, untuk mempertahankan posisi
yang baik selama penderita tidur atau melawan
kontraksi jaringan terutama penderita yang
mengalami kesakitan dan kebingungan
Lanjutan...
Splint adalah alat bantu yang kaku dan tidak bersendi yang dipasang
pada anggota gerak dengan:
• Luka bakar derjat II-III dekat sendi
• Sulit melakukan proper positioning terutama pada usia lanjut,
anak, kesadaran menurun
• Periode imobilisasi pasca skin grafting
• Ada cedera tendon atau perifer
Pedoman penggunaaan:
• Bahan tidak mengganggu pengobatan topical serta harganya tidak
mahal
• Ukuran pas dan nyaman
• Tidak memberikan penekanan
• Mudah dikenakan, dilepas dan dibersihkan
Daerah luka bakar Deformitas Posisi Pencegahan

Leher    
Bagian anterior sirkumferensial Kontraktur fleksi leher Tidak memakai bantal dibawah kepala
Bagian posterior Kontraktur ekstensor leher Prone: Bantal dibawah dada bagian atas
 
Supine: bantal kecil dibawah leher
Axilla    
Anterior Adduksi dan internal rotasi Sendi bahu abduksi 80˚-90˚ dan eksternal
rotasi
Posterior Abduksi dan eksternal rotasi Bahu fleksi anterior dan abduksi 80˚-90˚
Elbow    
Anterior atau sirkumferensial Fleksi dan pronasi Lengan bawah ekstensi dan supinasi
Wrist    
Total Fleksi Splint ekstensi 15˚
Volar dorsal Ekstensi Splint flexi 15˚
Hip    
Termasuk inguinal dan personal Rotasi interna, fleksi, adduksi Rotasi netral dan abduksi serta mempertahankan
  ekstensi dengan posisi
Sublukasi sendi bila kontraktur berat prone atau bantal di bawah pantat
Knee    
Popliteal atau sirkumferensial Fleksi
Ekstensi splint posterior atau penyangga tumit
Tanpa Bantal
Dibawah lutut saat supine
 
Dibawah ankle saat prone

Ankle    
  Plantar fleksi bila otot dorsofleksor kaki Dorsofleksi 90˚ lebih baik dengan splint
MENCEGAH KONTRAKTUR
• Lokal massage à efflurage, friction, kneading
dsb.
• PROMEX + AROMEX
• Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)
• Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)
MENCEGAH STIFF JOINT
• PROMEX full Rom
• Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.
• Manual therapy
MENCEGAH DISUSE ATROPY
• Statik kontraksi
• Asisted exc
• PNF
GANGGUAN CHEST
• Class exc
• Individual Exc à BE, Pengembangan thorax

MEMPERBAIKI AKTIFITAS FUNGSIONAL

• Strengthening Exc
• ADL Exc, dll

Anda mungkin juga menyukai