Efektifitas Jahe Merah Antimikrobia COLIFORM
Efektifitas Jahe Merah Antimikrobia COLIFORM
17 (3)
ISSN 1907-1760
Efektifitas Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) sebagai Additif Pakan dan Antimikrobia
terhadap Pertumbuhan Bakteri Anaerob dan Coliform Secara In Vivo pada Ayam Pedaging
The Effectivity of Red Gingger (Zingiber officinale Var. Rubrum) as Feed Additive and Anti-microbial
Agent to the - in vivo - Growth of Anaerob Bacteria and Coliform at Broiler
ABSTRAK
Jahe merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) dikenal sebagai bakteriasida. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakterial bubuk jahe terhadap pertumbuhan bakteri anaerob dan coliform
(Escherichia coli dan Salmonella sp.) secara in vivo pada Broiler. Penelitian ini menggunakan dua puluh
empat DOC dengan berat badan 40,7 g. Pemberian bubuk jahe diberikan pada Broiler selama 5 hari dengan
konsentrasi ekstrak jahe merah yaitu, 0,5, 1, dan 1,5% per kg pakan. Peubah yang diamati adalah berat
badan, asupan pakan dan koloni bakteri. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak jahe
merah pada total koloni bakteri yang cenderung menurun dengan semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe
merah, semakin tinggi efek hambatan pertumbuhan bakteri. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe merah
memiliki sejumlah aktivitas antibakteri untuk pertumbuhan bakteri anaerob dan coliform (E. coli dan
Salmonella sp.).
Kata kunci: antibakteri, jahe, Broiler
ABSTRACT
While the effect of bactericides - in vitro - had been identified in ginger (Zingiber officinale
Var. Rubrum), this research investigated the antibacterial activity of ginger powder based on in-
vivo test. It was observed at the gastrointestinal bacteria of anaerobe and coliform (Escherichia
coli and Salmonella sp.) in Broiler. This research was carried out at a common bacteria, anaerob
and coliform bacteria using in vivo method. Twenty-four heads of a Day-Old-Chicken with 40.7 g
body weight were used in this experiment. Broilers were fed by ginger powder for 5 days following
the concentration of red ginger extracts (0.5, 1, and 1.5 % per kg of feed). Body weight, feed intake
and bacterial colony in faeces were monitored. The results showed that red ginger powder affected
the bacterial colony forming unit where the higher of red ginger concentration extracts, the higher
the bacterial growth inhibition effect. In conclusion, ginger powder has antibacterial activity
toward anaerob and coliform (E. coli and Salmonella sp.).
Keywords : antibacterial effect, ginger, Broiler
terhadap obat, organisme tidak mudahresisten Mulawarman. Proses ekstraksi jahe merah
terhadap obat yang digunakan dan obat itu harus (Zingiber officinale Var. Rubrum) dilakukan
mencapai tempat infeksi (Schlegel, 1994).
Jahe merah dapat digunakan sebagai di Laboratorium Kimia Kayu Fakultas Kehu-
antibakteri karena mengandung 3,9% minyak atsiri tanan Universitas Mulawarman.
yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang Bahan yang digunakan dalam penelitian
merupakan isomer Euganol allypyrocatechine, ini adalah : jahe merah, pakan ayam, kandang
Cineol methil euganol, Caryophyllen (siskuiter- batrey, aquades dan PZ steril, alkohol 70 dan
pen), kavikol, kavibekol, estragol dan terpinen 96 %.
(Sastroamidjojo, 1997).
Keberhasilan dalam penanganan penyakit Tahap pelaksanaan penelitian
yang menyerang ternak merupakan kunci utama Jahe merah dicuci bersih lalu diangin-
keberhasilan suatu peternakan. Penyakit yang anginkan, kemudian dikeringkan dengan oven
menyerang ternak dapat disebabkan oleh virus, dengan suhu 40 °C sampai kering, kemudian
jamur, parasit dan juga bakteri (Subronto, 1989).
diremas dan dihaluskan sampai menjadi
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada
ternak antara lain golongan bakteri koliform
serbuk menggunakan blender.
seperti Escherichia coli dan Salmonella sp. Stok konsentrasi ekstrak jahe merah
Pada unggas, berbagai serotype E. coli yang akan divariasikan adalah mulai dari 0,5,
hidup pada saluran pencernaan dan dapat 1, dan 1.5% dari pakan harian yang diberikan
menginfeksi unggas tersebut. Tidak jarang selama 5 hari.
dijumpai di lapangan bakteri ini bersifat sebagai
Uii In vivo pada Ayam Pedaging
bakteri opportunistik atau bakteri yang
menyebabkan suatu penyakit bertambah parah Uji in vivo dilakukan untuk menguji dan
namun terkadang E. coli juga secara tunggal dapat mengetahui aktivitas terbaik dari ekstrak jahe
menyebabkan penyakit. merah dalam menghambat pertumbuhan
Antibiotik biasa digunakan untuk bakteri anaerob, E. coli dan Salmonella sp.
mencegah infeksi penyakit dan pemacu Penelitian ini menggunakan 16 ekor
pertumbuhan pada peternakan ayam pedaging. ayam pedaging yang berumur 28 hari yang
United States of Drug Administration (USDA) terdiri dari 4 perlakuan masing-masing
menetapkan kadar antibiotik yang diperboleh- kelompok P0 kontrol, P1 dengan pemberian
kan untuk pecegahan sebesar 200 g per ton jahe merah 0,5 g, P2 dengan pemberian jahe
pakan. Penggunaan antibiotik secara berlebi- merah 1 g dan P3 dengan pemberian jahe
han pada pakan ayam dapat menimbulkan merah 1,5 g dalam pakan ayam pedaging.
residu dan resistensi (Hilemaman dan Ayam dikelompokan dalam kandang baterai
Washington, 1999). Jika daging dan hati ayam dengan pakan campuran jahe merah dan
dikonsumsi dalam jangka waktu cukup minum diberikan secara ad libitum.
panjang beresiko munculnya berbagai penya- Pemeriksaan Laboratorium
kit pada manusia sebagai konsumen akhir Ayam broiler yang telah diberikan
produk asal ternak. perlakuan selama 5 hari lalu disembelih,
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis kemudian dibawa ke laboratorium untuk
tertarik untuk menggunakan melakukan uji dinekropsi. Setelah ayam tersebut dinekropsi
sensitifitas ekstrak jahe merah pada bakteri didapatkan organ pencernaanya yaitu usus,
anaerob, E. coli dan Salmonella sp. secara in lalu dipotong di bagian sekumnya dan
vivo. dimasukkan ke dalam tabung steril.
Perhitungan mikroba (bakteri)
METODE berdasarkan jumlah koloni, dapat dilakukan
Penelitian dilaksanakan pada bulan dengan pengenceran-pengenceran sampel
yang akan diperiksa sampai konsentrasi
September 2015 di Laboratorium Produksi
tertentu, kemudian diambil sejumlah volume
dan Teknologi Peternakan Universitas tertentu dari pengenceran ini dan ditanam
biosintesis senyawa ini turunan asam amino yang dapat memepengaruhi pertumbuhan bakteri
protein aromatik yaitu fenilalanin (Padmawinata, E.coli dan Salmonella sp.
1987).
Komponen minyak atsiri yang diduga KESIMPULAN
berperan aktif sebagai antibakteri adalah sabinen,
Dari hasil penelitian tentang pengaruh
β-mirsen, α-pinen, α-tuyan, trans-kariofilen, β-
ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Var.
pinen. Senyawa α- pinen dan β-pinen merupakan
Rubrum) yang dicampurkan dalam pakan ternak
senyawa terpenoid yang dikenal mempunyai efek
terhadap pertumbuhan bakteri coliform dan
antimikroba (Senthilkumar dan Venketesalu,
anaerob dengan metode ekstraksi diperoleh
2009). Menurut Filipoiwes (2003) α-pinena dan β-
kesimpulan bahwa ekstrak jahe merah (Zingiber
pinena memiliki kemampuan untuk merusak
officinale Var. Rubrum.) dengan konsentrasi 0.5,
intregitas seluler dan respon penghambatan serta
1, dan 1.5 % dalam tiap kilogram pakan
dapat merusak proses transport.
berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri umum,
Karvakol bersifat sebagai desinfektan dan
anerob, dan coliform (E. coli dan Salmonella sp.)
antijamur sehingga bisa digunakan sebagai
dalam saluran gastointestinal ayam yang
antiseptik, euganol dan methyl-euganol dapat
ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah
digunakan untuk mengurangi sakit gigi (Syukur
bakteri yang terbentuk pada media uji. Semakin
dan Hernani, 1997). Selain itu didalam jahe merah
tinggi konsentrasi ekstrak jahe merah dalam pakan
juga terdapat flavanoid, saponin, dan tannin.
menunjukkan semakin tinggi kemampuan
Menurut Mursito (2002) saponin dan tannin
penghambatan pertumbuhan jumlah koloni
bersifat sebagai antiseptik pada luka permukaan,
mikroorganisme enterik.
bekerja sebagai bakteriostatik yang biasanya
digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan
melawan infeksi pada luka. Flavanoid selain
UCAPAN TERIMAKASIH
berfungsi sebagai bakteriostatik juga berfungsi Penelitian ini merupakan bagian dari
sebagai anti inflamasi. Kartasapoetra (1992) penelitian Hibah Bersaing DIKTI dengan judul
menyatakan jahe merah antara lain mengandung “Pemanfaatan Enkapsulasi Minyak Atsiri dari Jahe
kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) Sebagai
dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima Aditif Pakan dan Antimikrobia Pengganti
kali lipat dari fenol biasa. Antibiotik Terhadap Kualitas Karkas Ayam
Cara kerja fenol dalam membunuh Pedaging”.
mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi
protein sel (Pelczar dan Chan, 1981). Dengan DAFTAR PUSTAKA
terdenaturasinya protein sel, maka semua aktivitas
metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang Departemen Kesehatan. 1988. Inventaris Obat
merupakan suatu protein (Lawrence dan Block, Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan
1968). Pengembangan Kesehatan. Departemen
Perbedaan kemampuan bahan dalam jahe Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
merah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Ekwenye, UN., and N.N. Elegalam. 2005.
karena perbedaan struktur dinding sel yang Antibacterial activity of ginger (Zingiber
dimiliki oleh masing-masing bakteri. Misalnya E. officinale) roscoe and garlic (Allium sativum
coli karena dinding sel terdiri dari beberapa lapis L.) extracts on Escherichia coli and
peptidoglikan dengan adanya tiga polimer Salmonella typhi. International Journal of
pembungkus yang terletak diluar lapisan Molecular Medicine and Advance Sciences,
peptidoglikan yaitu lipoprotein, selaput luar dan Vol. 1: 411-417.
lipopolisakarida seperti yang dimiliki oleh E. coli
memiliki lapisan peptidoglikan maka selnya akan Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan.
mudah terdenaturasi oleh bethel phenol yang PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian
terkandung dalam ekstrak jahe merah (Jawetz et Bogor. PT. Rapi Grafindo Persada. Jakarta.
al., 1986). Fillpowiez N, 2003. Antibacterial and antifungial
Berdasarkan uraian diatas, membuktikan activity of Juniper Berry oil and its selected
bahwa jahe merah mempunyai dasar kuat component. J. ACS. 17, 227-231.
digunakan sebagai bahan obat karena mengandung
minyak atsiri dengan komponen fenol alamnya Indu, MN., A.A.M. Hatha, C. Abirosh, U. Harsha,