7, November 2019
437
Abstrak
Epidemi penyakit HIV/AIDS mempunyai tantangan tersendiri, dimana penyakit menular lainnya cenderung
berkurang sebaliknya penyakit tidak menular terus meningkat. Fenomena unik dimana penularan
HIV/AIDS cenderung terus meningkat. Apalagi mengingat saat ini, HIV/AIDS hingga sekarang belum
ditemukan sebagai upaya penyembuhan. Angka temuan HIV di Sulawesi Utara menurut Kementerian
Kesehatan per Desember 2017 yakni sebesar 3.671, serta temuan AIDS sebanyak 1.467, dimana ada
kecenderungan naik setiap tahunnya. Berbagai upaya pengobatan telah ditempuh oleh pasien HIV/AIDS,
salah satunya dengan menggunakan obat tradisional. Penderita HIV/AIDS biasanya menggunakan
layanana kesehatan tradisional sebagai support treatment. Melalu penelitian ini, yang akan dilakukan di
Kota Manado, dengan mewawancarai secara mendalam ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) akan mencoba
menggali informasi tentang penggunaan obat tradisional asli Sulawesi Utara. Penelitian ini dibiayai oleh
Universitas Sam Ratulangi dan dilakukan pada Maret – Agustus 2019.
Abstract
The epidemic of HIV / AIDS has its own challenges, where other infectious diseases tend to decrease
whereas non-communicable diseases continue to increase. The unique phenomenon where HIV / AIDS
transmission tends to continue to increase. Especially considering that at present, HIV / AIDS has not yet
been found as a healing effort. The number of HIV findings in North Sulawesi according to the Ministry
of Health as of December 2017 is 3,671, and the AIDS findings are 1,467, where there is an upward trend
every year. Various treatment efforts have been taken by HIV / AIDS patients, one of them is by using
traditional medicine. HIV / AIDS sufferers usually use traditional health services as support treatment.
Through this research, which will be carried out in the city of Manado, by in-depth interviewing ODHA
(people with HIV / AIDS) will try to dig up information about the use of traditional medicines native to
North Sulawesi. This research was funded by Sam Ratulangi University and was conducted in March -
August 2019.
438
penanganan HIV/AIDS (Chou, 2005; Hawkins, (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap
2006; Monforte, 2000). Dengan demikian berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar
penggunaan ARV bukanlah solusi yang lengkap jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami
bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan. defisiensi kekebalan (Sepkowitz, 2001)
Oleh karena ini penggunaan obat tradisional dan Acquired immune deficiency syndrome
berbagai metode pengobatan tradisional lainnya (AIDS) disebabkan oleh infeksi HIV dan ditandai
menjadi salah satu alternative pilihan (Park, dengan berbagai gejala klinik, termasuk
2009). Pada umumnya penderita HIV/AIDS immunodefisiensi berat disertai infeksi
umumnya menggunakan pengobatan tradisional oportunistik dan kegananasan, dan degenerasi
dengan alasan yaitu meningkatkan daya tahun susunan saraf pusat. Virus HIV menginfeksi
tubuh, mengobati gejala, meningkatkan kualitas berbagai jenis sel sistem imun termasuk sel T
hidup dan mengurangi efek samping dari CD4+, makrofag dan sel dendritik. Tingkat HIV
pengobatan (Wang, 2010; Liu, 2007). Oleh dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
karena itu, perlu penelitian khusus akan tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV
gambaran penderita HIV/AIDS di Kota Manado telah berkembang menjadi AIDS. Menurut
dalam penggunaan obat tradisional. Depkes RI (2003), AIDS adalah singkatan dari
Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
TINJAUAN PUSTAKA merupakan dampak atau efek dari perkembang
HIV/AIDS biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup.
HIV merupakan singkatan dari Human Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau
Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena
retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem sel CD4 pada sel darah putih yang banyak
kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positif dirusakoleh Virus HIV.21 Pada tahun 1993, CDC
T-sel dan makrofag– komponenkomponen utama memperluas definisi AIDS, yaitu dengan
sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau memasukkan semua orang HIV positif dengan
mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini jumlah CD4+ di bawah 200 per μL darah atau
mengakibatkan terjadinya penurunan sistem 14% dari seluruh limfosit (CDC, 1992).
kekebalan yang terus-menerus, yang akan Faktor risiko epidemiologis infeksi HIV
mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. adalah sebagai berikut :
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem 1. Perilaku berisiko tinggi :
tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya o Hubungan seksual dengan pasangan
memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang berisiko tinggi tanpa menggunakan
yang kekebalan tubuhnya defisien kondom
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019
439
o Pengguna narkotika intravena, terutama sebuah warisan luhur yang dapat memberi
bila pemakaian jarum secara bersama tanpa kontribusi positif pada usaha-usaha intervensi
sterilisasi yang memadai. kesehatan secara holistic (Rahman, 2014).
o Hubungan seksual yang tidak aman : multi Pengobatan tradisional kini menjadi tren
partner, pasangan seks individu yang global. Menurut laporan World Health
diketahui terinfeksi HIV, kontaks seks per Organization (WHO) 80% populasi dunia
anal. bergantung pada pengobatan tradisional terutama
2. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual. di negara berkembang (Pathak, 2013).
3. Riwayat menerima transfusi darah berulang Kecenderungan pemanfaatan pengobatan
tanpa penapisan. tradisional, selain di negara-negara berkembang
4. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau ternyata juga dialami oleh negara-negara maju.
sirkumsisi dengan alat yang tidak Namun berbeda dengan negara-negara
disterilisasi. berkembang, negara-negara maju cenderung
memanfaatkan pengobatan tradisional untuk
Layanan Kesehatan Tradisional menangani penyakit kronis (WHO, 2001).
Menurut WHO (2010), pengobatan Sebanyak 42% penduduk Amerika Serikat, 48%
tradisional adalah jumlah total pengetahuan, penduduk Australia, 70% penduduk Kanada dan
keterampilan, dan praktek-praktek yang 77% penduduk Jerman menggunakan pengobatan
berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan alternatif dan komplementer (Bodeker dkk,
pengalaman masyarakat yang mempunyai adat 2005). Bahkan ada kecenderungan untuk
budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, penggunaan layanan kesehatan tradisional
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta sebagai solusi untuk penanggulangan HIV/AIDS
dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau (Vickers, 2000).
pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan METODOLOGI PENELITIAN
disebutkan bahwa Pelayanan Kesehatan Penelitian ini merupakan penelitian
Tradisional adalah pengobatan dan/atau kualitatif, dimana data diperoleh melalui rekaman
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu hasil wawancara mendalam pada narasumber
pada pengalaman dan keterampilan turun yang memenuhi prinsip kesesuaian
temurun secara empiris yang dapat (appropriatness). Penggunaan metode kualitatif
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai berusaha untuk memahami fenomena empirik
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Maka yang kompleks di lapangan yang menyiratkan
disimpulkan, pengobatan tradisional merupakan proses dan makna. Populasi penelitian ini adalah
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019
440
ODHA yang tergabung dalam komunitas menjalankan layanan kesehatan tradisional, salah
populasi kunci dari PKBI Sulawesi Utara di Kota satu fungsinya adalah sebagai sumber informasi
Manado. Penelitian dilakukan dalam waktu 6 kesehatan tradisional. Mengingat informasi
bulan. tentang layanan kesehatan tradisional sering kali
salah bias, maka peran layanan kesehatan sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN sumber informasi sangatlah penting.
Berikut hasil dan pembahasan hasil Sejauh ini memang layanan kesehatan
wawancara mendalam kepada 15 responden yang tradisional di Puskesmas lebih diarahkan pada
bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini. upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan,
Sumber Informasi bukan pada upaya pengobatan atau penyembuhan
Tabel 1. Sumber Informasi Responden tetang penyakit. Namun demikian beberapa Rumah
Obat Tradisional Sakit memiliki layanan kesehatan tradisional
Sumber Informasi Ya Tidak sebagai salah satu pilihan tindakan kesehatannya.
Layanan kesehatan 1 14
Salah satunya di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Keluarga 7 8
Teman 12 3 dimana terdapat Poliklinik SP3T (Sentra
Media cetak / elektronik 5 10 Pengembangan dan Penerapan Pengobatan
Internet 13 2
Tradisional) dimana menjalankan layanan
layanan kesehatan tradisional di layanan Dari 15 respon hanya 3 orang yang menyatakan
kesehatan. Hanya 1 orang dari 15 respon pernah pernah menggunakan obat tradisional sebagai
Informasi obat tradisional justru lebih alasan coba-coba sebanyak 2 orang, dan 1 orang
banyak diperoleh melalui keluarga dan teman karena rekomendasi keluarga. Adapun jenis
dari responden. Mayoritas responden juga layanan kesehatan tradisional berupa daun pangi
mendapatkan informasi tentang obat tradisional (pangium edule reinw) yang diolah dalam bentuk
Idealnya layanan kesehatan menjadi conoideus), dan jus buah mengkudu (morinda
sumber edukasi tentang layanan kesehatan citrifolia). Penggunaan obat tradisional menurut
tradisional, terutama batasan aman tidaknya 3 respon tersebut tidaklah efektif dan tidak
penggunaan obat tradisional. Sesuai dengan digunakan secara berkelanjutan. Alasan mereka
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, pada karena tidak mendapatkan perubahan berarti
tahun 2019 ditargetkan 75% Puskesmas setelah menggunkannya, disarankan oleh petugas
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019
441
modern seperti penggunaan ARV sebagai solusi Mocroft, A., S. Vella, T. L. Benfield, et al.,
“Changing Patterns of Mortality across
satu-satunya untuk penderita HIV/AIDS. Oleh Europe in Patients Infected with HIV-1.
karena itu, penelitian kepada kelompok penderita EuroSIDA Study Group,” Lancet, Vol.
352, No. 9142, 1998, pp. 1725-1730.
HIV/AIDS yang memiliki keterbatasan akses doi:10.1016/S0140-6736(98)03201-2
layanan kesehatan akan bisa lebih mendapatkan Monforte, A. d’Arminio., A. C. Lepri, G. Rezza,
informasi yang beragam. et al., “Insights into the Reasons for
Discontinuation of the First Highly
Active Antiretroviral Therapy (HAART)
DAFTAR PUSTAKA Regimen in a Cohort of Antiretroviral
Naive Patients. I. CO. N. A. Study
Bodeker, G., C.K. Ong, C. Grundy, G. Burford, Group. Italian Cohort of Antiretroviral-
dan K. Shein. 2005. Global Atlas of
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 7, November 2019
442