Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang berbentuk kepulauan yang didalamnya berisi berbagai
macam Suku, Agama, Ras, Budaya, Bahasa Daerah, dan Golongan serta Beberapa Agama
yang diakui di Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa yang dimana
setiap bangsanya memiliki bahasa serta kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya.
Setiap Warga Negara Indonesia memiliki Hak untuk memeluk Agama yang ia yakini,
sesuai dengan Pancasila pada sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”
semua agama yang diakui di Indonesia berkedudukan sama, ada 6 agama yang diakui di
Indonesia yaitu Islam,Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, tidak
memandang mayoritas dan minoritas maka dari itu dibutuhkan Toleransi yang sesuai dengan
sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indoonesia” untuk
menyatukan bangsa Indonesia seperti pada sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia” agar tidak
terjadinya disintegrasi.

B. Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dari Makalah ini adalah tentang kasus Warga Lenteng
Agung yang menolak Lurah Susan yang dikarenakan perbedaan agama.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peranan Pancasila dalam
membangun rasa persatuan bangsa.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :


1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat bagaimana
menyikapi permasalahan perbedaan keyakinan.
2. Menyadarkan pembaca dan masyarakat akan pentingnya Pancasila dalam mewujudkan
rasa persatuan bangsa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata,
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.1
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur seluruh tatanan
kehidupan bangsa serta negara Indonesia, dalam artian segala sesuatu yang berhubungan
dengan pelaksanaan suatu sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) haruslah berdasarkan Pancasila. Hal tersebut berarti juga bahwa semua peraturan
yang ada dan berlaku di negara Republik Indonesia harus bersumberkan pada Pancasila2

B. Fungsi Pancasila

Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, maka Pancasila berfungsi sebagai: sumber
dari segala hukum ( sumber tertib hukum) Negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila
berfungsi secara lebih rinci sebagai berikut:3

1. Asas kerohanian tertib hukum Indonesia


2. Geistlichenhinterground (suasana kebatinan) dari UUD
3. Cita-cita hukum dasar negara
4. Sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia
5. Sebagai jiwa Bangsa Indonesia
6. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia, yang berarti Pancasila lahir bersama dengan
lahirnya bangsa Indonesia dan menjadi ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental
maupun tingkah laku
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
2

3
https://hasrilweb.wordpress.com

2
7. Sumber dari segala sumber tertib hukum, bahwa segala peraturan perundang-undangan
yang telah berlaku di Indonesia harus bersumberkan pada Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila
8. Sebagai cita-cita dan tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia
9. Sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia
10. Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

C. Definisi Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.4

D. Pancasila dan Permasalahan Perbedaan Agama di Indonesia


Berbicara tentang permasalahan perbedaan agama di Indonesia memang tidak akan ada
habisnya karena memang pada kenyataannya masih banyak Bangsa Indonesia yang belum
paham dan belum mengamalkan Pancasila pada kehidupan sehari-hari.
“Bhineka Tunggal Ika” itulah semboyan Indonesia, semboyan yang dikutip dari buku
atau kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Bhineka yang berarti beraneka ragam atau berbeda-
beda, tunggal yang berarti satu, dan ika berarti itu. Secara harfiah Bhineka Tunggal Ika
berarti “Beraneka Satu Itu” yang memiliki makna mesikupun berbeda-beda tetapi pada
hakikatnya Bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
Seakan kontras akan semboyan yang selama ini selalu dibicarakan, pada kenyataannya
justru jauh dari makna Bhineka Tunggal Ika. Seperti kasus memperlakukan seseorang secara
tidak adil hanya karena berbeda agama, contohnya adalah kasus Penolakan Lurah Susan
yang terjadi beberapa tahun lalu.

4
https://kbbi.web.id/agama

3
Berikut ini adalah beritanya:

“KONTROVERSI LURAH CANTIK SUSAN”


Keberadaan lurah wanita bernama lengkap Susan Jasmine Zulkifli, yang terpilih untuk
memimpin Lenteng Agung menuai kontroversi. Warga menilai sosok perempuan cantik itu
dianggap tak layak memimpin, dengan alasan berbeda keyakinan alias non muslim.
Padahal, selama sekitar 2 bulan menjabat sebagai Lurah Lenteng Agung, kinerja Susan
yang gemar blusukan dianggap cukup baik. Nilai yang ia peroleh dari hasil seleksi lelang
jabatan beberapa bulan lalu juga memuaskan.
Penolakan itu ditunjukkan puluhan warga Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan dengan
berunjuk rasa di kantor Kelurahan Lenteng Agung yang terletak di Jalan Agung Raya pada
Rabu, 28 Agustus 2013.
Menanggapi hal itu, Pemprov DKI Jakarta menyatakan proses pencopotan jabatan
seorang pejabat ada aturan dan prosedurnya. Termasuk evaluasi atas kinerjanya selama 6
bulan."Proses mendudukkan seorang pejabat, ada aturan. Evaluasi juga ada sistem dan
mekanisme, jadi bukan karena selera tapi karena track record dan kinerja yang nyata," ujar
Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI, I Made Karmayoga, di Balai Kota, Jakarta.
Made menilai alasan penolakan atas Susan karena perbedaan agama tak tepat. Sebab
Pemprov DKI Jakarta tidak menempatkan seseorang berdasarkan latar belakang keyakinan,
tapi dari kompetensinya.

Jokowi Angkat Bicara


Mengetahui salah satu jajarannya diperlakukan seperti itu, Gubernur DKI Jakarta
Jokowi pun angkat bicara. Ia menilai protes sebagian warga Lenteng Agung yang menuntut
agar Susan dicopot sebagai lurah bukan murni karena adanya perbedaan keyakinan.
Melainkan karena adanya persaingan antar oknum di internal kelurahan.
"Ada persainganlah, kira-kira begitu saja," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta.
Namun, pemilik nama asli Joko Widodo itu enggan menjawab persaingan yang dimaksud.
Jokowi pun menegaskan, tidak akan mencopot Lurah Susan dari jabatannya. Bahkan ia
belum mau melakukan evaluasi terhadap Lurah Susan yang baru menjabat.

4
Sebab evaluasi baru akan dilakukan setelah ia menjabat selama 6 bulan.
"Saya belum tahu kinerjanya seperti apa. Karena kita kan juga belum lakukan evaluasi. Kalau
sudah 6 bulan, baru dievaluasi," tutur Mantan Walikota Solo itu.
Jokowi juga menegaskan hanya dapat mencopot bawahannya berdasarkan kinerja dan
prestasi kerja.

Ahok Geram
Tak hanya Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang bereaksi atas kontroversi kepemimpinan
Lurah Susan. Rekannya, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga. Malah
mantan Bupati Bangka Belitung itu lebih geram dari atasannya.
Ahok pun meminta warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tidak menolak kepemimpinan
Lurah Susan hanya karena berbeda keyakinan dengan mayoritas penduduk. Ia bahkan
menantang para penolak Lurah Susan untuk membuat surat dan mengumpulkan tanda tangan
warga Jakarta untuk menolak dirinya, yang juga berkeyakinan dan beragama berbeda dengan
mayoritas warga Ibukota.

Diselidiki
Kontroversi Lurah Susan pun akan ditindaklanjuti oleh Kepala Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) DKI Jakarta, I Made Karmayoga. Ia pun tak menampik jika aksi warga
Lenteng Agung karena adanya pengaruh sejumlah pihak yang kurang suka terhadap lurah
yang baru menjabat sekitar 2 bulan itu.
Namun, menurut dia, Pemprov DKI tidak menempatkan seseorang pada suatu jabatan
berdasarkan selera. Melainkan menilai dari kemampuan, kapabilitas, dan integritas yang
dihasilkan.
Walaupun penolakan warga nantinya dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam pembahasan
kinerja lurah Lenteng Agung, lanjut dia, namun masih akan diteliti kembali alasan
sebenarnya para warga. Apakah hanya karena agama, atau ada kepentingan lain di balik itu.
Tapi, apa reaksi Susan sendiri? Ketika ditanya mengenai demo yang dilakukan warganya
pada Rabu 28 Agustus kemarin. Mimik muka ibu beranak 1 ini langsung mengkerut. Dia
hanya berkata hanya ingin fokus menjalankan tugas sebagai Lurah di Lenteng Agung. Dia
juga tak memungkiri bahwa yang melakukan unjuk rasa itu adalah warganya.

5
"Mereka warga saya, selama mereka mengeluarkan aspirasi ya tidak masalah. Mengeluarkan
pendapat itu wajar. Paling itu cuma beberapa ya warga saya," tuturnya sambil menurunkan
nada suaranya.
Susan enggan berkomentar mengenai siapa di balik aksi demo yang dilakukan sebagian
warganya yang menuntut dirinya mundur sebagai Lurah. "Kalau itu saya tidak tahu, saya di
sini kerja saja. Semampu saya. Kalau masalah itu saya tidak tahu. Kan masing-masing orang
punya pendapat," ucapnya. (Tnt)5

5
http://news.liputan6.com/read/678504/kontroversi-lurah-cantik-susan

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Menurut pandangan saya, Bangsa Indonesia sendiri memang masih sulit menerima
perbedaan apalagi menyangkut perbedaan Agama yang sangat sensitive, karena pada
dasarnya Bangsa Indonesia belum sepenuhnya paham arti dari Pancasila dan belum
sepenuhnya mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Karena setiap orang berhak memeluk agama sesuai yang ia yakini, dan semua agama
yang diakui di Indonesia itu berkedudukan sama dan memiliki hak yang sama sesuai dengan
Pancasila pada sila pertama dan terakhir yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan
“KeadilanSosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Seharusnya warga Lenteng Agung tidak melihat dari sisi Agama, tetapi melihat dari sisi
kinerja Ibu Susan sendiri, Agama tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak kepemimpinan
Ibu Susan sebagai Lurah karena Agama apapun berhak untuk menjadi pemimpin selama
tidak mengganggu dan merugikan agama dan pihak-pihak yang lain.

Ibu Susan pun bukan orang sembarangan yang tidak memiliki kemampuan dijadikan
Lurah begitu saja, Ibu susan sudah lulus seleksi dalam pelelangan jabatan bbrp bulan
sebelum ia dijadikan Lurah Lenteng Agung, Kinerja Ibu Susan selama ia menjabat pun
sangat baik dan tidak ada masalah apapun, jadi kenapa harus dipermasalahkan jika hanya
karena berbeda keyakinan atau Agama.

Karena sudah jelas dalam Pancasila yang menjadi dasar negara pada sila ke 5 yang
berbunyi “ Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang artinya seluruh rakyat
Indonesia berhak untuk diperlakukan secara adil dan tidak dibeda-bedakan hanya karena
perbedaan agama semata.

7
Saat seperti ini seharusnya menjadi ajang untuk merealisasikan Sila ke 3 pada Pancasila
yang berbunyi “Persatuan Indonesia” dengan cara menerapkan sikap Toleransi kepada
sesama, bukan malah menjadi ajang untuk saling memprovokasi dan menjatuhkan seperti
yang telah terjadi yang malah menimbulkan perpecahan pada Indonesia.

B. Saran

Kurangnya pemahaman akan Pancasila adalah faktor utama yang menimbulkan hal-hal
seperti ini terjadi, terutama pada sila pertama ketiga dan kelima. Makadari itu pemerintah
diminta untuk lebih mengedukasi masyarakat tentang makna-makna yang seharusnya
dipahami atas Pancasila demi terciptanya rasa persatuan, persaudaraan dan rasa cinta akan
Indonesia yang utuh.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://hasrilweb.wordpress.com

https://kbbi.web.id/agama

http://news.liputan6.com/read/678504/kontroversi-lurah-cantik-susan

Anda mungkin juga menyukai