Anda di halaman 1dari 11

Susunlah BAB 1 penelitian saudara sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang baik !

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Pada era globalisasi ekonomi saat ini dimana proses aktivitas ekonomi dan perdagangan
bebas berbagai Negara di seluruh dunia menjadi semakin terbuka luas pasarnya dan terintegerasi.
Berbagai terobosan mulai dilakukan oleh perusahaan khususnya perusahaan yang go public.
Sehingga hal tersebut menimbulkan persaingan perusahaan guna meningkatkan dan
memaksimalkan nilai perusahaannya ditengah persaingan yang kompetitif. Semakin tinggi harga
saham sebuah perusahaan maka makin tinggi pula kemakmuran pemegang saham, karena
meningkatnya harga saham perusahaan berarti meningkatnya nilai perusahaan itu sendiri dimana
ini mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga semakin meningkat (Mahendra, 2012).
Nilai yang tersaji dalam laporan keuangan dianggap belum cukup untuk menggambarkan
nilai dari suatu perusahaan. (Lev dan Zarowin, 1999) adanya kesenjangan antara nilai pasar dan
nilai buku dari saham yang dianggap sebagai patokan nilai perusahaan perbedaan antara kedua
tersebut kian melebar setiap tahunnya dikebanyakan Negara. Hal tersebut menunjukan bahwa
nilai buku yang disajikan perusahaan melalui perhitungan nilai aset masih belum cukup
menyajikan nilai yang berkontribusi dalam meningkatkan nilai perusahaan. Diantara aset tidak
berwujud, sumberdaya manusia, yang disebut intellectual capital (modal intelektual) menjadi inti
dari aset perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2005).
Menurut Petty dan Gutrie (2000) salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian
dan pengukuran intangible asset adalah pendekatan intellectual capital yang telah menjadi fokus
perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun
akuntansi. Menurut pulic (2000) intellectual capital sebagai kumpulan karyawan, organisasi dan
kemampuannya untuk menciptakan nilai tambah. Salah satu metode pengukuran intellectual
capital yang digunakan adalah VAICTM (value added intellectual coefficient). VAICTM
dikemukakan pertama kali oleh (Ante Pulic, 1998) dengan mengukur efisiensi dari tiga input,
yaitu: modal fisik dan modal keuangan, modal manusia, dan modal structural. VAICTM, menilik
model intelektual dengan melalui elemen-elemennya, yaitu VACA (value added capital
employed), VAHU (value added human capital), dan STVA (structural capital value added).
Selain intellectual capital, terdapat faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan yaitu earning per share (EPS). Earning per share merupakan salah satu rasio pasar
untuk mengukur seberapa besar pendapatan untuk setiap saham yang telah beredar (Gibson,
2008). Perusahaan dapat dikatakan mampu memaksimalkan nilai perusahaan jika laba per lembar
saham yang diperoleh terus meningkat. Dengan EPS yang tinggi maka menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik. EPS yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan
dimasa yang akan datang.
Selain intellectual capital dan earning per share (EPS), terdapat faktor lain yang
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu kebijakan pembagian dividen. Dividen
merupakan alasan bagi investor dalam menanamkan investasinya, dimana dividen merupakan
pengembalian yang akan diterima atas investasinya dalam perusahaan. Selain itu, tujuan
pembagian dividen juga untuk menujukkan likuiditas perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan
pemegang saham atas pendapatan riil, serta sebagai alat komunikasi antara manajer dengan
pemegang saham. Setiawan dan Hartono (2003) membuktikan bahwa investor di BEJ bereaksi
terhadap pengumuman dividen secara cepat, sehingga abnormal return yang dinikmati investor
terjadi pada saat pengumuman.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada
penelitian ini adalah:
1) Apakah intellectual capital memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
2) Apakah earning per share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
3) Apakah kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

3. Tujuan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh intellectual capital, earning per share (EPS) dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan, memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1) Untuk menguji apakah intellectual capital memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
2) Untuk menguji apakah earning per share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
3) Untuk menguji apakah kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.

4. Manfaat Penelitian
Manfaat peneltian mengenai pengaruh intellectual capital, earning per share (EPS) dan
kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1) Penelitian ini diharapka memiliki manfaat bagi investor yang berniat melakukan investasi
di Pasar Modal dalam menganalisis Pengaruh Intellectual Capital, Earning per Share,
dan kebijakan Dividen terhadap nilai perusahaan.
2) Penelitian ini juga bermanfaat bagi investor untuk menambah kajian dan pengetahuan
mengenai faktor – faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
3) Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi mahasiswa atau pembaca lain
yang berminat untuk membahas masalah mengenai pengaruh intellectual capital, earning
per share (EPS) dan kebijakan dividen, serta menambah pengetahuan bagi yang
membacanya.
Tentukan teori yang relevan dengan penelitian saudara!
Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang
diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa
informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain
(Ratna dan Zuhrotun, 2006). Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi
tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan
keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Teori Signal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan
sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan pemilik perusahaan (Jama’an, 2008). Sinyal
dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain. Informasi lain perusahaan dapat berupa laporan keuangan yang
didalamnya terdapat angka-angka akuntansi seperti ukuran perusahaan, EPS (Earning Per Share),
Leverage dan Profitabilitas yang mencerminkan nilai perusahaan tersebut. Sehingga dengan
mengetahui informasi tersebut investor akan segera melakukan analisis untuk mengambil
keputusan investasi.
Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa pengumuman yang menyatakan bahwa suatu
perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar saham mungkin diartikan
oleh penanam modal sebagai sinyalyang baik, karena dividen per saham yang lebih tinggi
menujukkan bahwa perusahaan yakin arus kas masa mendatang akan cukup besar untuk
menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan Copeland, 1995).
Susunlah BAB 2 penelitian saudara sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang baik!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori
A. Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan
yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa
yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain (Ratna dan Zuhrotun, 2006). Informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan
investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Teori Signal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan pemilik
perusahaan (Jama’an, 2008). Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Informasi
lain perusahaan dapat berupa laporan keuangan yang didalamnya terdapat angka-angka
akuntansi seperti ukuran perusahaan, EPS (Earning Per Share), Leverage dan
Profitabilitas yang mencerminkan nilai perusahaan tersebut. Sehingga dengan
mengetahui informasi tersebut investor akan segera melakukan analisis untuk
mengambil keputusan investasi.
Penggunaan dividen sebagai isyarat berupa pengumuman yang menyatakan
bahwa suatu perusahaan telah memutuskan untuk menaikkan dividen per lembar saham
mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai sinyalyang baik, karena dividen per
saham yang lebih tinggi menujukkan bahwa perusahaan yakin arus kas masa mendatang
akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan
Copeland, 1995).

B. Nilai Perusahaan
Meningkatkan dan memaksimalkan nilai perusahaan merupakan tujuan sebuah
perusahaan, semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan maka makin tinggi pula
kemakmuran pemegang saham, karena meningkatnya harga harga saham berarti
meningkatnya nilai perusahaan itu sendiri dimana ini mengindikasikan kemakmuran
pemegang saham juga meningkat (Mahendra, 2012).
Sujoko dan Soebiantoro (2007) menjelaskan bahwa nilai perusahaan merupakan
persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan
harga saham. Nilai perusahaan memberikan gambaran kepada manajemen mengenai
persepsi investor mengenai kinerja masa lalu dan prospek perusahaan dimasa yang akan
datang (Brigham dan Houston, 2003). Nilai perusahaan berperan penting dalam
memproyeksikan kinerja perusahaan sehingga dapat mempengaruhi investor dan calon
investor terhadap suatu perusahaan (Mulianti, 2010 dalam setiaji, 2011).
Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur dari beberapa aspek, salah satunya
adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan
mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan
Pawestri, 2006). Menurut Van Home (dikutip Diyah dan Erman, 2009). ”Value is
represented by the market price of the company’s common stock which in turn, is a
function of firm’s investment, financing and dividend decision”. Nilai perusahaan dapat
direfleksikan melalui harga saham dimana harga pasar merupakan barometer dari kinerja
perusahaan.
Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to book value (PBV). Price to
book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan.
Karena, nilai perusahaan berperan penting dalam memproyeksikan kinerja perusahaan
sehingga dapat mempengaruhi investor dan calon investor terhadap suatu perusahaan
(Mulianti, 2010 dalam setiaji, 2011). Hal ini juga yang menjadi keinginan pemilik
perusahaan, karena nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran
pemegang saham yang juga tinggi (Soliha dan Taswan, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh fama (1978) yang dalam
penelitiannya menggunakan pendekatan konsep nilai pasar untuk mengukur nilai
perusahaan sampelnya. Nilai pasar berbeda dari nilai buku. Jika nilai buku merupakan
harga yang dicatat pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham
yang terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh permintaan dan penawaran saham
oleh para pelaku pasar. Nilai pasar perusahaan merefleksikan profitabilitas perusahaan
dimasa depan dan juga menggambarkan profitabilitas saat ini (Lee dan Ball, 2015). Pada
dasarnya, membeli saham berarti membeli prospek perusahaan (Samsul, 2006). PBV
yang tinggi membuat investor yakin atas prospek perusahaan dimasa mendatang.

C. Intellectual Capital
Intellectual capital merupakan salah satu objek penelitian yang memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan pada beberapa penelitian. Penelitan Marr dan Moustaghfir
(2005), menyebutkan bahwa modal intelektual pertama kali di definisikan oleh
(Galbraith, 1969) sebagai bentuk pengetahuan, kecerdasan, dan aktivitas kekuatan otak
yang menggunakan ilmu pengetahuan untuk menciptakan nilai. Diantara aset tidak
berwujud, sumberdaya manusia, yang disebut intellectual capital (modal intelektual)
menjadi inti dari aset perusahaan (Sawarjuwono dan Kadir, 2005).
Menurut Petty dan Gutrie (2000) salah satu pendekatan yang digunakan dalam
penilaian dan pengukuran intangible asset adalah pendekatan intellectual capital yang
telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi
informasi, sosiologi, maupun akuntansi. Intellectual capital sangat penting bagi
perusahaan khususnya perusahaan yang memiliki saham yang likuid. Perusahaan yang
memiliki tingkat likuiditas, perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar, serta
perusahaan yang memiliki kinerja yang baik memiliki ketertarikan tersendiri bagi para
investor.
Bontis et al. (2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti
mengindentifikasi tiga konstruk utama dari intellectual capital, yaitu: human capital
(HC), structural capital (SC) dan customer capital (CC).HC merepresentasikan
individual knowlagde stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawanya. HC
merupakan kombinasi generic inheritance, education, experience, and attitude tentang
kehidupan bisnis. SC meliputi seluruh nonhuman storehouses of knowlagde dalam
organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process
manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar
daripada nilai materialnya. Sedangkan CC adalah pengetahuan yang melekat dalam
marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi
mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et al., 2000). Menurut Pulic (2000)
intellectual capital sebagai kumpulan karyawan, organisasi dan dan kemampuaanya
untuk menciptakan nilai tambah. Salah satu metode pengukuran intellectual capital yang
digunakan adalah VAICTM (value added intellectual coefficient). VAICTM dikemukakan
pertama kali oleh (Ante Pulic, 1998) dengan mengukur efisiensi dari tiga input, yaitu:
modal fisik dan modal keuangan, modal manusia, dan modal structural. VAICTM , menilik
model intelektual dengan elemen-elemenya, yaitu VACA (value added capital
employed), VAHU (value added human capital), dan STVA (structural capital value
added).
Banyak penelitian yang dilakuka untuk mengetahui lebih banyak mengenai modal
intelektual serta pengaruhnya namun memiliki hasil penelitian yang beragam. Penelitian
yang dilakukan oleh Chen, Cheng dan Hwang (2005), tentang hubungan antara modal
intelektual, nilai pasar perusahaan dan performa keuangan perusahaan menunjukan
bahwa modal intelektual memiliki pengaruh terhadap nilai pasar dan performa
perusahaan. Najibullah (2005) juga sependapat dengan penelitian tersebut dengan
menyatakan bahwa modal intelektual memiliki hubungan positif dengan nilai pasar
perusahaan dan performa perusahaan.

D. Earning per Share (EPS)


Earning per share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar untuk mengukur
seberapa besar pendapatan untuk setiap saham yang telah beredar (Gibson, 2008).
Perusahaan dapat dikatakan mampu memaksimalkan nilai perusahaan jika laba per
lembar saham yang mereka peroleh terus meningkat. Pada penelitian Irayanti dan Altjie
(2014), yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Pengaruhnya terhadap Nilai
Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman” menunjukan EPS mempunyai
pengaruh positif signifikan. Hal ini menunjukan bahwa jika EPS mengalami kenaikan
maka nilai perusahaan akan meningkat dan sebaliknya jika EPS mengalami penurunan
maka nilai perusahaan juga akan ikut turun.
Tjiptono dan Hendry (2001:139) menyatakan earning per share merupakan rasio
yang menunjukan seberapa besarnya keuntungan diperoleh investor atau pemegang
saham per lembar saham. Perusahaan dapat dikatakan mampu memaksimalkan nilai
perusahaan jika laba per saham yang mereka peroleh terus meningkat. Nilai EPS yang
tinggi akan menunjukan kinerja yang baik. EPS yang semakin meningkat dapat
menujukan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan penelitan terdahulu diperoleh hasil bahwa earning per share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Tanaka, 2009), yang berarti bahwa para
investor akan menilai suatu saham dari tingkat profitabilitas setiap sahamnya. Perusahaan
akan menilai lebih perusahaan yang memiliki earning per share yang tinggi.

E. Kebijakan Dividen
Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham
atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang
berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan
besarnya dividen yang dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk
kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Menurut Hin (2001), pengertian dividen adalah
pembagian bagian keuntungan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang
dibagikan perusahaan ditentukan oleh para pemegang saham pada saat berlangsungnya
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat arus
kas pada suatu periode tertentu, manajemen dihadapkan pada keputusan pemanfaatan
laba tersebut. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah: (1) dibagikan sebagai
dividen, atau (2) ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings). Keputusan inilah yang
dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu menentukan seberapa besar atau proporsi laba
yang akan dibagikan sebagai dividen.
 Dividend Payout Ratio
Menurut Hin (2001) dalam Deitiana (2011) dividend payout ratio adalah
perbandingan dividen yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per saham.
Menurut Arifin dan Fakhrudin (2001), yang dimaksudkan dividend payout ratio adalah
presentase pendapatan yang dibayarkan secara tunai kepada para pemegang saham.
Menurut Riyanto (2001) mengmukakan bahwa dividend payout ratio adalah
presentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai
dividen kas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dividend payout ratio yang ditetapkan
oleh perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan oleh
perusahaan. Menurut Keown (2005) rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen
yang dibayarkan relative terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap
lembar.
 Langkah-langkah pembayaran dividen
Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah pengumuman emiten
atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan
pengumuman dividen (Ang, 1997). Adapun rincian tanggal-tanggal yang perlu
diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut:
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi diumumkan
oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang
akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular. Isi
pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni:
tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar.
b. Tanggal pencatatan
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham.
Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut
diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal
pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.
c. Tanggal cum-date
Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih
melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen
saham.
d. Tanggal ex-date
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hak untuk
memperoleh dividen. Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau
sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk
mendapatkan dividen.
e. Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut,
para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang
diumumkan oleh emiten.
2. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait dengan judul penelitian ini sebagai berikut:

TABEL 1.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nomo Nama Peneliti dan Judul Variabel yang Hasil


r Tahun Diteliti Penelitian

1 Suparno dan Pengaruh Dependen : Intellectual


Ristika Ramadani Intellectual Nilai Capital dan
(2017) Capital, Perusahaan Earning per
Earning per Share (EPS)
Share Independen : secara
terhadap Intellectual bersama-sama
Nilai Capital, dan berpengaruh
Perusahaan Earning per terhadap nilai
(Studi ShareI perusahaan
empiris pada pada LQ45
perusahaan yang terdaftar
LQ45 yang di Bursa Efek
terdaftar di Indonesia
bursa efek tahun 2010-
Indonesia 2014.
periode 2010
– 2014) Intellectual
Capital
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
pada LQ45
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
tahun 2010-
2014.

Earning per
Share (EPS)
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan
pada
perusahaan
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
tahun 2010-
2014.

2 Dita Kumalasari Pengaruh Dependen : Keputusan


dan Akhmad Keputusan Nilai investasi yang
Riduwan (2018) Investasi, Perusahaan diukur melalui
Keputusan Price Earning
Pendanaan Independen : Ratio (PER)
dan Keputusan berpengaruh
Kebijakan Investasi, positif
Dividen Keputusan terhadap nilai
terhadap Pendanaan, perusahaan.
Nilai dan Kebijakan
Perusahaan Dividen Keputusan
pendanaan
yang diukur
melalui Debt
to Equity
Ratio (DER)
tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.

Kebijakan
dividen diukur
melalui
Dividend
Payout Ratio
(DPR)
berpengaruh
positif
terhadap nilai
perusahaan.
3. Kerangka Penelitan

Intellectual Capital (X1)


H1 H1

H2

Earning per Share (X2) Nilai Perusahaan (Y)


H3

Kebijakan Dividen (X3)

4. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009) merupakan jawaban sementara terhadap rumusan


masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukan di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) H1 = Diduga Intellectual Capital berpangaruh terhadap nilai perusahaan (Studi empiris


pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2019).
2) H2 = Diduga Earning per Share (EPS) berpangaruh terhadap nilai perusahaan (Studi
empiris pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 –
2019).
3) H3 = Diduga Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan, (Studi empiris
pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2019).

Anda mungkin juga menyukai