Anda di halaman 1dari 17

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR

OBESITAS

Dosen Pembimbing :

Pande Putu Sri Sugiani,DCN.M.Kes

Oleh :

Ni Ketut Wahyuni Febri Yanti

P07131218051

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN GIZI

2020
KASUS 1
Seorang laki laki( bapak agus) umur 35 tahun. Pekerjaan sebagai kepala bagian
Pemasaran sebuah perusahaan transportasi pariwisata. Keseharian bapak ini dalam
memasarkan transportasi wisata tersebut selalu berhubungan dengan pihak hotel, restoran,
dan selalu dijamu setiap selesai menghantarkan tamu yang memesan transportasi, tanpa sadar
bapak ini selalu mengkonsumsi makanan yang berlebihan, seperti pizza, fast food, minuman
manis, dan terkadang minuman beralkohol seperti wine.
Keadaan fisik bapak ini pendek dan bulat. Akhir akhir ini, sering merasa kelelahan,
dan tidak kuat berjalan. Pada suatu waktu bapak ini mendapatkan klien seorang ahli gizi yang
akan melaksanakan wisata dan memesan transportasi kepada bapak ini. Ahli gizi tersebut
menyarankan untuk diet.
Setelah dilakukan pengkajian diperoleh data berat badan 96 kg dengan 160 cm. Hasil
recall yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: Konsumsi nasi dalam sehari 5 hingga 6
piring, sate kambing 10 tusuk dan gule satu mangkok, kentang gorng 2 piring, ayam
goreng/fast food 2 potong paha atas, kopi 3x, cake 2 potong, tidak konsumsi sayur dan buah.
Tidak melakukan olahraga rutin. Pengukuran darah menggunakan tensi meter elektrik
diperoleh nilai Tekanan Darah 160/90mmHg.
Penugasan :
1. Tuliskan Data Umum
2. Lakukan Assesment/ Identifikasi masalah
3. Buat Nutrition Diagnosis
4. Lakukan Intervensi dengan menetapkan :
a. Tujuan intervensi
b. Buat program intervensinya (Rencana)
c. Rekomendasi diet dan buatlah preskripsi diet
d. Susun standar makanan
e. Buat menu sehari dan analisis zat gizi (energy zat gizi makro, zat gizi mikro
terkait)/ buat booklet menu
f. Rancangan konseling atau edukasi yang diperlukan
g. Rancangan Monitoring dan Evaluasi
1. DATA UMUM
 Nama : Bapak Agus
 Jeniskelamin : laki-laki
 Usia : 35 tahun
 Pekerjann : kepala pemasaran
 Berat badan : 96 kg
 Tinggi badan : 160 cm
 Keadaan fisik : pendek bulat
 Keluhan : sering merasa kelelahan dan tidak kuat berjalan
 Diagnose : obesitas dengan hipertensi

2. ASSESSMENT / IDENTIFIKASI MASALAH


Data Terkait Gizi Standar Pembanding/Nilai Masalah
Normal
Antropometri:
 Jenis Kelamin: laki-laki  BBI BB ( kg ) 96
IMT= 2
= 2
=37,5 kg/m2
Umur: 35 tahun = (TB-100) - 10% TB ( m ) (1,6)

 BB: 96 kg = (160-100) - 10% Obesitas (Penuntun diet dan

 TB: 160 cm = 54 kg terapi gizi edisi 4)

 IMT: 18,5-25,0 kg/m2

Biokimia: - - -
Fisik /Klinis:
 Tekanan darah: 190/85  Tekanan darah :120/80 mm/Hg  Tekanan darah: 190/85 mmHg
mmHg (tinggi)
 sering merasa kelelahan
 tidak kuat berjalan

Diet/RiwayatGizi:
 Kebiasaan makan :  Kebiasaan makan : Pola  Kebiasaan makan: Pola makan
konsumsi berlebih seperti makan beragam dan seimbang tidak beragam,berlebih dan
pizza, fast food, minuman tidak seimbang
manis, alcohol (wine)
 Tidak konsumsi sayur dan
buah
Riwayat Individu
 Tidak berolah raga secara  Berolahraga sehari minimal
rutin 15-30 menit

3. NUTRITION DIAGNOSIS

No Problem Etiologi /Akar Masalah Tanda /Gejala

1. Domain Intake
Asupan tidak adekuat (berlebih) Berkaitan dengan jenis dan Audit gizi
rata-rata asupan pasien yang Konsumsi:
berlebih  Nasi 5-6 piring
 Sate kambing 10
tusuk
 gule 1 mangkuk
 kentang goreng 2
piring
 ayam goreng/fast
food 2 ptg paha atas
 kopi 3x
 cake 2 ptg
2. Domain Klinis:
Perubahan nilai laboraturium dan Berkaitan dengan penyakit  IMT : 37,5
keluhan pasien yaitu obesitas dengan  Tekanan darah: 180/90
hipertensi mmHg
 Sering merasa
kelelahan
 Tidak kuat berjalan
3. Domain Perilaku dan lingkungan:
Pola hidup yang tidak sehat
Berkaitan dengan riwayat Pasien tanpa sadar selalu
pasien yaitu pola makan tidak mengonsumsi makanan fast
seimbang,berlebih dan food,minuman manis dan
beragam serta tidak rutin alcohol (wine)serta jarang
berolahraga mengonsumsi buah dan
sayur serta tidak rutin
berolah raga.

4. INTERVENSI GIZI

NO Diagnosis Gizi Intervensi


1 P (Problem) Asupan tidak adekuat Tujuan:
(berlebih) Memberikan asupan yang adekuat
dengan gizi yang seimbang
E (Etiologi) Berkaitan dengan jenis dan Cara:
rata-rata asupan pasien yang Memberikan dan mengatur diet
berlebih rendah kalori.
Tidak rutin olahraga
S (Sign/Simptom) Audit gizi Target:
 sering merasa kelelahan Asupan zat gizi sesuai dengan
 tidak kuat berjalan kebutuhan sesuai perhitungan
kebutuhan berdasarkan BBI
Energi : 2.722 kkal
Protein : 64,8 gr
Lemak : 60,5 gr
Kh :408,3 gr
2 P (Problem) Pola hidup yang tidak sehat Tujuan:
Memberikan pemahaman kepada
pasien mengenai pola hidup yang
sehat sesuai dengan kondisi pasien
E (Etiologi) Berkaitan dengan riwayat Cara:
pasien yaitu pola makan tidak Memberikan edukasi kepada pasien
seimbang, berlebih dan
beragam serta tidak rutin
berolahraga
S (Sign/Simptom) Pasien tanpa sadar sering Target:
mengonsumsi fast Pasien tahu, mau dan dapat
food,minuman manis, mengubah perilaku mengarah ke
alcohol(wine), jarang pola hidup yang sehat
mengomsumsi buah dan sayur
serta tidak rutin berolah raga.

5. PREKRIPSI DIET
Jenis Diet : Diet Rendah Kalori
Tujuan Diet :
 Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai
dengan umur dan kebutuhan fisik untuk
mendapatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh
 Mencapai status gizi normal
 Mengurangi asupan energi sehingga tercapai
penurunan BB ½ - 1 kg per bulan untuk penderita
obes dengan IMT 27 – 35 dan 2 – 4 kg per bulan
untuk penderita dengan imt >35 atau penurunan BB
10% dari BB aktual

Syarat & Prinsip Diet :

Faktor penting dalam penurunan BB adalah keseimbangan energi negative,


pengurangan energi 500-1000 kalori per hari dapat menurunkan BB 0m5-1 kg BB per
minggu. Literatur mengidentifikasi diet 1200 kkal per hari untuk perempuan dan 1400
Kkal sampai 1500 per hari untuk laki-laki, merupakan anjuran diet yang dapat
diterima/diaplikasikan dengan peningkatan aktivitas fisik dapat menurunkan BB 2-4
kg perbulan.

Selama 6 bulan pertama terget penurunan BB adalah 10% dari BB awal.


Kepatuhan pasien pada diet ini lebih tinggi. Namun, pemberian diet 1200 Kkal atau
kurang pada umumnya tidak dapat memenuhi kebutuhan vitamin mineral, oleh sebab
itu, dianjurkan/direkomendasikan pemberian multivitamin.
Penurunan BB tidak bergantung pada komposisi zat gizi makro, tetapi
pembatasan energi merupakan kunci yang berhubungan dengan penurunan BB jangka
pendek. Diet rendah KH lebih cepat menurunkan BB daripada diet dengan KH
tinggi/sedang tetapi setelah 1 tahun penurunan BB pada diet ini tidak berbeda secara
signifikan. Distribusi makanan meliputi 3 kali makan utama dan 2 kali makanan
selingan, dianjurkan makan teratur dan tidak melewatkan salsalah satu waktu makan.

1) Kebutuhan energi : kebutuhan energi pada penderita obesitas sebaiknya


dihitung RMR (resting metabolic rate) menggunakan indirect calorimetry
dapat hitung dengan menggunakan rumus Mifflin_St.Jeor,sbb:
Laki-laki
RMR = 10 (BB dalam kg) + 6,25 (TB dalam cm) – 5 (umur dalam tahun) + 5
Perempuan
RMR = 10(BB dalam kg)+ 6,25 (TB dalam cm) – 5 (umur dalam tahun) – 161
BB yang digunakan adalah BB aktual.

Tingkat aktivitas fisik Faktor aktivitas


Berbaring 1,2
Ambulasi 1,3
Ringan 1,6-1,7
Sedang 1,8-1,9
Berat 2,0-2,4

2) Kebutuhan zat gizi makro


a. Protein : kebutuhan protein tinggi 0,8-1,2 g per kg BB per hari, yaitu
berkisar 72-80 gram per hari dengan sumber protein berkualitas tinggi.
Asupan protein <40 gram per hari akan beresiko aritmia ventricular.
b. Lemak : diberikan sekitar 20-30% dari total energi, lemak jenuh
dibatasi, yaitu sekitar 6-8% dari total energi lemak.
c. Karbohidrat : diberikan 50-60% dari energi total, karbohidrat dapat
membatu mencegah kehilangan jaringan otot. Untuk mencegah
terjadinya ketosis, pemberian KH >100 g per hari akan menurunkan
resiko asam urat. Makanan yang mengandung serat tinggi dapat
memberikan rasa kenyang dan memperlambat pengosongan lambung.
Serat dianjurkan 20-35 g per hari. KH dengan indeks glikemik rendah
tidak dianjurkan karena terbukti tidak efektif .
3) Kebutuhan vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan (AKG), kebutuhan
serat 20-35 gram per hari.
4) Mengontrol besar porsi setiap makanan dengan menggunakan alat makan
(piring) lebih kecil, mengunyah makanan lebih lama, aktivitas makan tidak
bersamaan dengan menonton TV, menggunakan gawai (gadget).

Perhitungan Nilai Gizi


BBI = (TB - 100) – 10%
= (160 - 100) – 10 %
= (60 – 10%)
= 54 kg
RMR = 10 (BB actual dalam kg) + 6.25 (TB dalam cm) – 5 (Umur dalam tahun) + 5
= 10 (96 kg) + 6.25 (160 cm) – 5 (35 Tahun) + 5
= 960 + 1.000 – 175 + 5
= 1.790 kkal
Ak. Fisik = 1.8 x BBI (kg)
= 1.8 x 1.790 kkal
= 3.222 kkal
Kurangi energy bertahap, 3.222 – 500 = 2.722 kkal

Protein = 1.2 gr x BBI (kg)


= 1.2 gr x 54 kg
= 64.8 gr
Lemak = 20% x Total Energi
= 20% x 2.722 kkal
= 544.4 kkal : 9
= 60.5 gr
KH = 60% x 2.722 kkal
= 1.633.2 kkal : 4
= 408.3 gr
Kebutuhan Makan Pagi + Snack (35%)
Energi : 35% x 2.722 kkal = 952.8 kkal
Protein : 35% x 64.8 gr = 22.7 gr
Lemak : 35% x 60.5 gr = 21.2 gr
Karbohidrat : 35% x 408.3 = 142.9 gr

Kebutuhan Makan Siang + Snack (35%)


Energi : 35% x 2.722 kkal = 952.8 kkal
Protein : 35% x 64.8 gr = 22.7 gr
Lemak : 35% x 60.5 gr = 21.2 gr
Karbohidrat : 35% x 408.3 = 142.9 gr

Kebutuhan Makan Malam + Snack (30%)


Energi : 30% x 2.722 kkal = 816.7 kkal
Protein : 30% x 64.8 gr = 19.4 gr
Lemak : 30% x 60.5 gr = 18.2 gr
Karbohidrat : 30% x 408.3 = 122.5 gr

Menu sehari

Bahan Protein LEMA


Waktu Menu Berat Energi HA
Makanan Hewani Nabati K
Beras
pagi 07.00 nasi giling 50 180 0 3,4 0,35 39,45
  telur goreng Telur ayam 50 81 6,4 0 5,75 0,35
Tempe
tempe kedele
  goreng murni 40 59,6 0 7,32 1,6 5,08
Minyak Minyak
kelapa 10 87 0 0,1 9,8 0 kelapa
sup ayam
  sayur Ayam 25 75,5 4,55 0 6,25 0
    Sawi 35 7,7 0 0,805 0,105 1,4
Kol
    kembang 25 6,25 0 0,6 0,05 1,225
    Jagung 40 56 0 1,88 0,52 13,24
segar
kuning
Jeruk
  jus alpukat manis 100 45 0 0,9 0,2 11,2
Susu
kental tak
    manis 20 27,6 1,4 0 1,58 1,98
 Selingan hunkwe Tepung
10.00 nangka hunkkwe 60 218,4 0 2,7 0,6 50,1
    Gula pasir 15 54,6 0 0 0 14,1
Nangka
masak
    pohon 15 15,9 0 0,18 0,045 4,14
Sub Total 914,55 12,35 17,885 26,85 142,265

Bahan Protein
Bera LEMA
Waktu Menu Makana Energi Hewan Nabat HA
t K
n i i
siang Beras
13.00 nasi giling 50 180 0 3,4 0,35 39,45
Ikan
  udang crispy segar 30 33,9 5,1 0 1,35 0
Tepung
    terigu 15 54,75 0 1,335 0,195 11,595
tumis buncis
  wortel Buncis 50 17,5 0 1,2 0,1 3,85
    Wortel 50 21 0 0,6 0,15 4,65
Minyak
    kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0
Tempe
kedele
  tempe bacem murni 40 59,6 0 7,32 1,6 5,08
    Kecap 5 2,3 0 0,285 0,065 0,45
  buah Alpukat 100 85 0 0,9 6,5 7,7
Susu
kental
    manis 10 33,6 0,82 0 1 5,5
roti pisang
Selinga coklat dan Roti
n 16.00  pisang putih 100 248 0 8 1,2 50
Coklat
manis,
    batang 25 118 0 0,5 7,45 15,675
Pisang
    ambon 30 29,7 0 0,36 0,06 7,74
                 
Sub Total 926,85 5,92 23,95 24,92 151,69

Bahan Protein LEMA


Waktu Menu Berat Energi HA
Makanan K
Hewani Nabati
malam bihun
19.00 goreng Bihun 75 270 0 3,525 0,075 61,575
Telur
    ayam 55 89,1 7,04 0 6,325 0,385

    Tahu 100 68 0 7,8 4,6 1,6

    Sawi 50 11 0 1,15 0,15 2

    Wortel 50 21 0 0,6 0,15 4,65

   Biscuit Biscuit 70 320,6 0 4,83 10,08 52,57

buah Semangka 115 32,2 0 0,575 0,23 7,935


Sub Total
811,9 7,04 18,48 21,61 130,715
Edukasi Gizi:

1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi.
Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori,
sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi
dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Penyebab Obesitas
Obesitas dapat terjadi ketika kita sering mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori,
dengan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai. Kebutuhan rata-rata kalori bagi
wanita dewasa yang aktif secara fisik per hari adalah sekitar 2000, sedangkan bagi pria
dewasa yang juga aktif secara fisik adalah 2500 kalori.
Masalah berat badan berlebih atau obesitas timbul saat kita mengonsumsi makanan dengan
kadar kalori dan lemak melebihi dari jumlah yang dibutuhkan. Kalori yang tidak berubah
menjadi energi dan tidak terpakai tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.
Seiring waktu, penumpukan lemak ini menambah berat badan yang mengarah pada berat
badan berlebih hingga obesitas.
Selain pola makan yang tidak sehat serta tubuh yang kurang aktif bergerak, obesitas juga bisa
disebabkan oleh faktor-faktor lainnya, seperti:

 Keturunan atau genetik. Faktor ini dapat berpengaruh pada jumlah lemak yang diserap
tubuh atau digunakan sebagai energi. Contoh masalah genetik yang langka
adalah sindrom Prader-Willi.
 Efek samping obat-obatan. Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan kenaikan
berat badan adalah antidepresan, antipsikotik, antikonvulsan, kortikosteroid, obat
diabetes, dan obat penghambat beta.
 Kehamilan. Saat hamil, wanita akan membutuhkan banyak asupan nutrisi dari
makanan. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang mengalami kesulitan untuk
menurunkan berat badannya kembali setelah melahirkan.
 Kurang tidur. Perubahan hormon yang terjadi ketika kita kurang tidur dapat
meningkatkan nafsu makan. Hal ini dapat mengarah kepada obesitas.
 Pertambahan usia. Makin tua usia kita, maka makin besar pula risiko bertambahnya
berat badan. Hal ini diakibatkan oleh metabolisme tubuh yang menurun dan massa
otot yang berkurang.
 Penyakit atau masalah medis tertentu. Contohnya adalah sindrom Cushing dan
hormon tiroid yang kurang dalam tubuh (hipotiroidisme ).

Penanganan obesitas dapat dilakukan melalui program penurunan berat badan yang
melibatkan dokter gizi, dokter endokrin, atau psikiater. Program tersebut memiliki target awal
penurunan berat badan yang aman, atau sekitar 3-5 persen dari total berat badan. Dalam
program ini, penderita disarankan mengubah pola makan dan pola aktivitas fisik. Kendati
demikian, perubahan tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan secara
keseluruhan, serta tingkat obesitas yang dialami penderita.
Program penurunan berat badan meliputi:
 Perubahan pola makan. Perubahan ini bertujuan mengurangi asupan kalori dan
menjalankan kebiasaan makan yang lebih sehat. Dalam mengurangi asupan kalori,
penderita disarankan mengurangi asupan energi sebanyak 600 kalori setiap hari.
Asupan kalori harian yang dianjurkan pada wanita adalah sebanyak 1400 kalori,
sedangkan pada pria adalah 1900 kalori. Cara terbaik menjalankannya adalah dengan
mengganti makanan atau minuman tinggi kalori dengan pilihan makanan yang
mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah, serta menghindari makanan dengan
kadar garam dan gula yang tinggi, atau makanan atau minuman dengan tambahan
pemanis buatan.
 Peningkatan aktivitas fisik. Di samping penurunan asupan kalori, peningkatan
aktivitas fisik yang membakar energi juga dapat mempertahankan penurunan berat
badan yang aman. Selain itu, peningkatan aktivitas fisik juga dapat memberi banyak
keuntungan dari segi kesehatan, seperti menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Peningkatan ini dilakukan dengan cara berolahraga secara teratur, setidaknya selama
150 menit tiap minggu, untuk mencegah penambahan berat badan dan
mempertahankan penurunan berat badan yang aman. Guna menurunkan berat secara
signifikan, maka disarankan berolahraga setidaknya selama 300 menit tiap minggu.
Peningkatan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan peningkatan
kebugaran dan ketahanan fisik Jenis olahraga yang dapat dilakukan, antara lain jalan
cepat, jogging, berlari, bersepeda, atau berenang. Selain berolahraga, peningkatan
aktivitas fisik juga bisa diperoleh dengan melakukan aktivitas yang lebih membakar
kalori dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya adalah bila berpergian dengan jarak
yang tidak terlalu jauh, lebih memilih berjalan dibanding naik kendaraan.
 Perubahan perilaku. Upaya ini bisa dilakukan dengan
mengikuti psikoterapi atau support group untuk mengubah pola pikir dan mengatasi
masalah emosi atau perilaku yang terkait dengan konsumsi makanan.

Jika perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik belum berhasil menurunkan berat
badan, dokter dapat membantu dengan meresepkan obat penurun berat badan. Namun, obat
tersebut baru diberikan jika nilai IMT melebihi 30 atau penderita mengalami penyakit
penyerta, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau sleep apnea. Obat yang biasa diresepkan
adalah orlistat dan liraglutide.
Sebelum memberikan obat, dokter akan mempertimbangkan riwayat medis dan efek samping
yang dapat ditimbulkan. Selama mengonsumsi obat, dokter akan memantau dan mengawasi
kondisi pasien.
Tindakan lain yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi penderita obesitas adalah operasi
yang berfungsi untuk menurunkan berat badan atau dikenal sebagai operasi bariatrik. Operasi
ini akan membuat perubahan dalam sistem pencernaan, sehingga membatasi asupan
makanan, sehingga menurunkan penyerapan kalori. Operasi bariatrik baru dapat dilaksanakan
jika penderita sudah menjalani metode penurunan berat badan namun tidak berhasil, serta
mengalami obesitas ekstrim dengan nilai IMT di atas 40, atau nilai IMT di atas 35 dengan
penyakit penyerta, misalnya hipertensi atau diabetes.
Operasi bariatrik yang dapat dilakukan meliputi:

 Bypass  lambung. Dalam operasi ini, dokter bedah akan membuat kantong kecil di
atas lambung dan terhubung langsung dengan usus halus. Aliran makanan dan
minuman akan masuk ke kantong tersebut untuk menuju usus halus, dan tidak
melewati lambung.
 Laparoscopic adjustable gastric banding. Dalam operasi ini, lambung akan diikat
untuk menahan perluasan lambung.
 Biliopancreatic diversion with duodenal switch. Dalam prosedur ini, sebagian
lambung akan diangkat, dan ujung lambung akan dipotong serta langsung
disambungkan dengan bagian akhir usus halus. Bagian usus halus yang terpotong
akan disambungkan kembali agar empedu dan enzim pencernaan tetap mengalir.
 Gastric sleeve. Dalam operasi ini, dokter bedah akan mengangkat sebagian lambung,
sehingga membuat lambung menjadi lebih kecil untuk menyimpan makanan.

2. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80
mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah
lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti
gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

Gejala Hipertensi
Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa gejala,
sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa muncul bila
tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan, antara lain:

 Sakit kepala
 Lemas
 Masalah dalam penglihatan
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Aritmia
 Adanya darah dalam urine

Factor Penyebab Hipertensi


Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar.
Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita
biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat
darah tinggi
 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang
dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang
mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah,
sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya
denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan,
yang merupakan faktor risiko hipertensi.
 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit, yang
berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan jantung.

Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi, yaitu:

 Perubahan gaya hidup. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan
tekanan darah dalam beberapa minggu. Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani,
antara lain:
o Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu
pola makan dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur-sayuran, susu
rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan, dibandingkan dengan daging
merah dan makanan yang mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
o Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
o Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
o Menurunkan berat badan.
o Berhenti merokok.
o Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
o Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
o Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan
stres.

Cara-cara di atas bisa dilakukan dengan atau tanpa dibarengi konsumsi obat anti hipertensi.
Meski demikian, penerapan gaya hidup sehat lebih awal bisa membuat penderita terhindar
dari konsumsi obat anti hipertensi.

 Penggunaan Obat-obatan. Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus


mengonsumsi obat untuk seumur hidup. Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau
menghentikan pengobatan jika tekanan darah penderita sudah terkendali dengan
mengubah gaya hidup. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat dalam dosis
yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek samping yang muncul.
Beberapa jenis obat hipertensi antara lain:

o Diuretik. Obat diuretik bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di


tubuh melalui urine. Di antara jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
o Antagonis kalsium. Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah dengan
melebarkan pembuluh darah. Beberapa contoh obat ini adalah amlodipine dan
nifedipine.
o Beta  blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan
pembuluh dan memperlambat detak jantung. Contoh obat golongan beta-
blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
o ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara
membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini
adalah captopril dan ramipril.
o Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama dengan
ACE inhibitor yaitu membuat dinding pembuluh darah menjadi rileks,
sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan secara bersamaan. Contoh
obat ini adalah losartan dan valsartan.
o Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim
yang dihasilkan ginjal dan berfungsi menaikkan tekanan darah. Contoh obat
penghambat renin adalah aliskiren.
Monitoring dan Evaluasi

Parameter Target/Tujuan Capaian/Hasil Monitor Evaluasi Tindak lanjut


Tgl: Tgl: Tgl:
08/03/20 11/03/20 14/03/20
Intake Asupan zat gizi E 3.300 E 3.100 E 2.750 Asupan Memepertahanka
tidak berlebih dan P 140 P 95 P 65 sudah n pemberian
perlahan L170 L 110 L 65 mencapai asupan tinggi
berkurang selama Kh 850 Kh 650 Kh 450 80% dari energi, protein
satu minggu kebutuhan dan cairan
Fisik/Klinis Mencapai tekanan 160 130 120 Tekanan Mempertahankan
darah normal mmHg mmHg MmHg darah sudah nilai tekanan
mencapai darah yang
normal normal
Perilaku Pasien dapat 5 menit / 15 20 Melaksanak Mempertahankan
dan melakukan hari menit / menit / an olahraga olahraga rutin 15
lingkungan olahraga secara hari hari secara rutin – 30 menit per
rutin 15 – 30 hari
menit per hari

Anda mungkin juga menyukai