Anda di halaman 1dari 20

NITRASI PEMBUATAN NITROBENZENE

I. TUJUAN PERCOBAAN
 Mahasiswa dapat membuat Nitrobenzene sebagai contoh dan proses reaksi
nitrasi
 Dapat menghitung persen yield produk

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Alat yang digunakan :
- Erlenmeyer 250 ml - Labu bundar leher dua 500 ml
- Gelas kimia 250 ml, 400 ml - Termometer
- Gelas ukur 100 ml - Wadah es
- Corong kaca, kertas saring - Batu didih
- Kaca arloji, spatula - Kondensor, klem, statif
- Corong pisah 250 ml - Batang pengaduk
- Penangas minyak - Pipet tetes

2. Bahan yang Digunakan


- Asam Nitrat Pekat 37,5 ml - Kalsium Diklorida (CaCl.2H2O) 5 gr
- Asam Sulfat Pekat 40 ml - Air Aquadest
- Benzene 30 ml - Es

III. DASAR TEORI


Nitrasi adalah suatu reaksi pembentukan senyawa organik nitrit (XNO2) yang
dicirikan dengan penggunaan asam nitrat sebagai reagen, asam sulfat sebagai
katalis dan senyawa organik aromatik berbentuk cincin. Tidak semua senyawa
aromatik bentuk cincin dapat mengalami nitrasi karena syarat nitrasi adalah
senyawa aromatik tersebut harus mengandung gugus yang dapat menarik elektron
dengan kaut.
Benzene dan turunnya pada kondisi yang tepat dengan mudah bereaksi
substitusi aromatik elektrofilik (suatu elektrofil disubstitusiakan untuk satu atom
hidrogen aromatik). Pada reaksi substitusi ini, atom hidrogen digantikan oleh gugus
1
Nitro (NO2), dengan mencampurkan antara asam nitrat dan aromatik hidrokarbon

2
dan asam sulfat sebagai katalisnya. Fungsi asam sulfat adalah mengubah asam nitrat
menjadi ion Nitronium, NO2 yang sangat reaktif dan bersifat elektrofilik.

H2SO4 + ArH + HNO3- Ar NO2 + H2O

Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom


(biasanya hidrogen) yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.
Reaksi terpenting di kelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik,
sulfonasi aromatik, asilasi, dan alkilasi reaksi Friedel-Craft (Anonim, 2011).
Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi elektrofilik aromatik.
Dalam reaksi ini, suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada cincin aromatik,
yakni gugus nitro (- NO2). Nitrasi dapat dilakukan dengan menggunakan HNO3 dan
H2SO4 pekat, atau larutan HNO3 dalam suasana asam asetat glasial. Pemilihan suatu
penitrasi tergantung kepada antara lain kereaktifan senyawa yang akan dinitrasi
(substrat) dan kelarutannya dalam medium penitrasi. Dalam percobaan ini nitrasi
benzena dilakukan dengan menggunakan campuran HNO3 pekat dan H2SO4 pekat
pada suhu antara 50 - 600 oC.
H2SO4
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O

Reaksi substitusi elektrofilik pada benzena berlangsung pada tiga tahap, yaitu :
1) Pembuatan elektrofil,
2) Serangan elektrofil pada inti benzena membentuk zat antara kation
benzenonium, dan
3) Pelepasan proton menghasilkan produk.

Pada sintesis nitrobenzena ini, prinsip utamanya adalah:


1. Nitrasi, yaitu menerapkan suatu reaksi yang melibatkan pemasukan gugus nitro
kedalam sebuah molekul.
2. Subtitusi, yaitu penggantian salah satu atom atau gugus atom dalam sebuah
molekul oleh atom atau gugus atom lain.
BENZENA
Benzena (C6H6 ) merupakan senyawa aromatik tersederhana dan senyawa
yang telah tersering kali dijumpai. Benzena merupakan suatu zat cair yang
membiaskan cahaya bersifat nonpolar, tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik, seperti : dietil eter, karbon tetraklorida (CCl4), dan heksana. Untuk
benzena itu sendiri dapat dibuat dari batu bara dan eter, tidak bisa dioksidasi
dengan permanganat. Hal itu disebabkan karena benzena adalah senyawa aromatis
sempurna.
Molekul benzena berstruktur datar dan keenam atom C membentuk
heksagonal (segi enam beraturan) masing-masing atom C baru menggunakan 3
elektron valensi untuk mengadakan ikatan. Benzene agak bersifat karsinogenik atau
menyebabkan kanker oleh karena itu penggunaan dalam laboratorium hanya bila
diperlukan saja, dalam hal ini toluen dapat digunakan sebagai pengganti.

Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Benzena


 Rumus molekul C6H6
 Berwujud cairan tak berwarna
 Mudah menguap dan mudah terbakar
 Berat Molekul 78,1121 gr/mol
 Titik didih 80,1 oC (353,2 K)
 Titik lebur 5,5 oC (278,6 K)
 Densitas 0,8786 gr/ml, zat cair
 Kelarutan dalam air 1,79gr/L (25 oC)
 Berbau harum
 Larut dalam eter, etanol, dan pelarut organik lainnya
 Tahan terhadap oksidasi, pada oksidasi sempurna terbentuk CO2 dan H2O
 Berbahaya jika mengenai kulit mata

NITROBENZENE
Nitrobenzene (C6H5NO2) adalah suatu zat cair berwarna kuning muda, berbau
badam pahit. Senyawa ini beracun terutama dalam keadaan uap. Jenis reaksinya
adalah substitusi yang mudah dari hidrogen pada benzene dengan gugus nitro dari
reaksi antara asam sulfat dan asam nitrat.
Pada senyawa nitrobenzene terdapat bahan dasar benzene yang mana benzene
itu sendiri adalah senyawa siklik dengan atom karbion yang saling mengikat dan
ikatan rangkap terkonjugasi. Keistimewaannya adalah kemantapan yang tinggi dari
sistem siklik pada benzene dan turunannya. Salah satu turunan dari benzene adalah
nitrobenzene.
Nitrobenzene sendiri itu dapat disubstitusi. Pada proses ini substitusi
elektrofilik dari NO2 atau gugus nitro diperoleh dari penarikan air pada HNO3 pekat
oleh asam sulfat pekat. Pada pembuatan nitrobenzene ini suhu harus dijaga 55 oC.
Ada kemungkinan larutan yang terdiri dari campuran asam sulfat, asam nitrat pekat
dan benzene akan bereaksi sempurna pada suhu tersebut. Sebaliknya bila suhu tidak
dijaga 55 oC atau malah melebihi dari 55 oC maka kemungkinan akan terbentuk
dinitrobenzene campuran atau akan meledak serta jika suhunya dibawah 55 oC atau
terlalu kecil maka nitrobenzene tidak akan terbentuk. Dan kemungkinan larutan
terdiri dari H2SO4, HNO3 dan benzene tidak akan bereaksi sempurna.
Bisanya yang digunakan sebagai pelarut adalah benzena, disamping itu dalam
senyawa ini tidak ada atom nitrogen yang dapat diganti oleh logam seperti senyawa
nitriolifatik primer dan sekunder, karena disini gugus nitro terikat secara tersier.
Artinya, pada karbon yang mengikat gugus nitro ini tidak ada hydrogen. Senyawa
ini dapat disuling tanpa terjadinya penguraian, karena gugus nitro sangat kuat
ikatannya. Dengan adanya gugus NO2, meyebabkan cincin kurang reaktif, jika
dibandingkan dengan gugus metil dan hydrogen karena gugus nitro bersifat menarik
elektron.
Nirobenzene secara umum digunakan dalam pembuatan aniline dan zat aditif
pada karet sebagai anti-oksidant (mencegah oksidasi), anilin terutama dihasilkan
oleh industri dalam dua langkah dari benzena, pertama benzena adalah nitrasi
menggunakan campuran pekat dari asam nitrat dan asam sulfat pada 50 hingga 60
o
C yang menghasilkan nitrobenzene.
Pada langkah kedua, nitrobenzene adalah hidrogenasi, biasanya pada 200 –
300 oC dihadapan berbagai logam katalis : C6H5NH2 + 3H2 C6H5NH2 + 2H2O.
Awalnya penurunan itu dilakukan dengan campuran klorida besi dan logam besi
melalui reduksi Brchamp. Sebagai alternatif, anilin juga disiapkan dari fenol dan
amonia, fenol yang sedang berasal dari proses kumena. Dalam perdagangan, tiga
merek anilin dibedakan : minyak anilin untuk biru, yang anilin murni, minyak anilin
untuk merah, campuran dalam jumlah equimolecular dari anilin dan –orto dan para
Toluidina ; dan minyak aniline untuk safranine, yang berisi aniline dan diperoleh
dari distilat dan fuchsine fusi.

Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Nitrobenzene (C6H5NO2)


 Berwujud carian minyak, berbau dan beracun
 Berwarna kuning muda, tidak larut dalam air
 Berat Molekul 123,06 gr/mol
 Titik leleh 5,7 oC
 Berat jenis 1,203 gr/ml
 Indeks bias 1,353
 Batasan ledakan : 1, - 40 % (v)
 Mudah meledak dalam keadaan uap
 Bersifat karsinogen terutama dalam keadaan uap
 Jika diresuksi membentuk anilin
 Mudah menguap dan terbakar

Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Bahan


1. Asam Nitrat (HNO3)
 Penampilan : cairan bening tak berwarna
 Massa molar : 63,012 gr/mol
 Densitas : 1,51 gr/cm3
 Titik didih : 83 oC (356 K)
 Titik lebur : -42 oC (231 K)
 Kelarutan dalam air : tercampurkan
 Cairan korosif, asam beracun yang dapat meyebabkan luka bakar
2. Asam Sulfat (H2SO4)
 Penampilan : cairan higroskopis, berminyak, tak berwarna, tak berbau
 Mama molar : 98,08 gr/mol
 Densitas : 1,84 gr/cm3
 Titik didih : 337 oC (610 K)
 Titik lebur : 10 oC (283 K)
 Kelarutan dalam air : tercampur penuh

KEGUNAAN NITROBENZENA :
1. Untuk membuat aniline
2. Untuk membuat parfum
3. Untuk membuat semir sepatu
4. Untuk campuran pyroclin yang memiliki sifat yang berguna untuk membentuk
azeotrop.

IV. LANGKAH KERJA


1. Menambahkan 37,5 ml asam nitrat pekat dalam 40 ml asam sulfat pekat di labu
bundar 500 ml yang diletakkan di wadah berisi es secara perlahan dilemari asam.
Suhu di jaga ≤ 45 oC.
2. Menambahkan 30 ml benzene menggunakan pipet tetes sambil diaduk, suhu
dijaga ≤ 30 oC.
3. Memasukkan batu didih dan melakukan refluks dengan pemanas minyak pada
suhu 50 oC selama 40 menit sambil sekali – kali labu di guncang.
4. Memasukkan campuran yang telah direfluks ke dalam gelas kimia yang berisi
250 ml air dingin sambil diaduk, mendinginkannya hingga suhu rungan.
Campuran akan terlihat terpisah.
5. Memindahkan campuran kedalam corong pisah, memisahkan bagian asamnya
(tes dengan kertas lakmus), menyisihkannya.
6. Menambahkan 25 ml air ke dalam nitrobenzene ke dalam 5 gram CaCl 2.2H2O,
mengocok dengan baik, memisahkannya dan memanaskan larutan hingga terlihat
bening, memasukkan ke gelas kimia kecil dan mendinginkannya dengan batuan
es+garam.
7. Melakukan penyaringan dengan corong kaca, mengeringkan pada suhu ruang di
atas lembaran kertas saring, menimbang hasilnya.
V. DATA PENGAMATAN
No. Pengamatan Perlakuan Keterangan
1. Pencampuran Suhu meningkat dari 15
o
HNO3 dengan C ke 25 oC dan terdapat
H2SO4 setetes demi asap yang keluar
setetes

2. Penambahan Suhu konstan ±15 oC,


benzena dalam terbentuk dua lapisan,
larutan HNO3 + bau menyengat, lapisan
H2SO4 atas sedikit berminyak

3. Merefluks pada Larutan berwarna


suhu 55 oC selama kuning bening seperti
30 menit minyak dan muncul gas
warna kuning
kecoklatan
4. Pendinginan suhu Larutan mulai terpisah
ruang menjadi 2 lapisan

5. Pemisahan dengan Terdapat 2 lapisan,


corong pisah lapisan atas berwarna
kuning keruh dan
lapisan bawah hijau
bening

6. Pengecekan pH Lapisan bawah


memiliki pH asam,
sedangkan lapisan atas
memiliki pH 5 – 6.
Penambahan 25 ml Lapisan atas berwarna
air putih keruh dan lapisan
bawah bening kehijauan
7. Produk Nitrobenzene berwarna
hijau bening dan agak
keruh di bagian atas

VI. PERHITUNGAN
6.1. Menghitung Mol Reaktan
1. Asam Sulfat
𝜌 𝑥 1000 𝑥 % 1,84 𝑥 1000 𝑥 0,98
M= 𝐵𝑀 = 98 = 18,4 M
𝐿
- mol = M . V = 18,4 M . 40 mL . 10−3 = 0,736 mol
𝑚𝐿
2. Asam Nitrat
𝜌 𝑥 1000 𝑥 % 1,41 𝑥 1000 𝑥 0,65
M= 𝐵𝑀 = 63 = 14,55 M
𝐿
- mol = M . V = 14,55 M . 37,5 mL . 10−3 = 0,546 mol
𝑚𝐿
3. Benzena
𝜌 𝑥 1000 𝑥 % 0,876 𝑥 1000 𝑥 0,995
M= 𝐵𝑀 = 78 = 11,74 M
𝐿
- mol = M . V = 11,74 M . 30 mL . 10−3 = 0,3522 mol
𝑚𝐿
6.2. Secara Teoritis
1. Mekanisme Reaksi
 Produksi Ion Nitronium (NO2) oleh Asam Sulfat
HNO3 + H2SO4 NO2 + HSO4- + H2O
M : 0,546 0,736
B : 0,546 0,546 0,546 0,546 0,546
S: - 0,190 0,546 0,546 0,546
 Pembentukan Nitrobenzena
-
C6H6 + NO2 + HSO4 C6H5NO2 + HSO4-
M : 0,352 0,546 0,546
B : 0,352 0,352 0,352 0,352 0,352
S: - 0,194 0,194 0,352 0,352

 Pembentukan Kembali Asam Nitrat dan Asam Sulfat


NO2 + HSO4- + H2O HNO3 + HSO4-
M : 0,194 0,194 0,546
B : 0,194 0,194 0,194 0,194 0,194
S: - - 0,352 0,194 0,194

2. Neraca Massa
Input Output
Komponen
mol BM gr mol BM gr
HNO3 0,546 63 34,398 0,194 63 12,222
H2SO4 0,736 98 72,128 0,736 98 72,128
C6H6 0,352 78 27,456 - - -
C6H5NO2 - - - 0,352 123 43,296
H2O - - - 0,352 18 6,336
Jumlah 133,982 133,982
 % konversi
0.352 𝑚𝑜𝑙
6 6 𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 x 100 % = x 100 % = 100 %
- C H = 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎 0,352 𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 0,352 𝑚𝑜𝑙
- HNO3 = x 100 % = x 100 % = 64,47 %
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎 0,546 𝑚𝑜𝑙

 Volume Nitrobenzene
𝑔𝑟 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑜𝑏𝑒𝑛𝑧𝑒𝑛𝑒 43,296 𝑔𝑟
- V= = 𝑔𝑟
= 36,08 ml
𝜌 𝑛𝑖𝑡𝑟𝑜𝑏𝑒𝑛𝑧𝑒𝑛𝑒 1,2
𝑚𝑙
6.3. Secara Praktek
1. Mol Produk
 Volume nitrobenzene = 20,5 ml
 𝜌 nitrobenzene = 1,2 gr/ml
 BM nitrobenzene = 123 gr/mol
𝑔𝑟
𝜌𝑥𝑣 1,2 𝑥 20,5 𝑚𝑙
 Mol nitrobenzene = 𝑚𝑙
𝑔𝑟 = 0,2 mol
𝐵𝑀 123
= 𝑚𝑜𝑙

2. Mekanisme Reaksi
 Pembentukan Ion Nitronium (NO2) oleh Asam Sulfat
HNO3 + H2SO4 NO2 + HSO4- + H2O
M : 0,546 0,736
B : 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
S : 0,346 0,536 0,2 0,2 0,2

 Pembentukan Nitrobenzena
-
C6H6 + NO2 + HSO4 C6H5NO2 + HSO4-
M : 0,352 0,2 0,2
B : 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
S : 0,152 - - 0,2 0,2

3. Neraca Massa
Input Output
Komponen
mol BM gr mol BM gr
HNO3 0,546 63 34,398 0,346 63 12,222
H2SO4 0,736 98 72,128 0,736 98 72,128
C6H6 0,352 78 27,456 0,152 78 11,856
C6H5NO2 - - - 0,2 123 24,6
H2O - - - 0,2 18 6,336
Jumlah 133,982 133,982
𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
 % konversi
6 6 𝑚𝑜𝑙 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
- C H = 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎
0.152 𝑚𝑜𝑙
x 100 % = x 100 % = 43,18 %
0,352 𝑚𝑜𝑙
0,2 𝑚𝑜𝑙
- HNO3 = x 100 % = x 100 % = 36,63 %
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎 0,546 𝑚𝑜𝑙

6.4. Persentase Yield dan Persentase Kesalahan


 𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 20,5 𝑚𝑙
x 100 % = 56,26 %
% Yield = x 100 % =
𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 36,08 𝑚𝑙
𝑇−𝑃 0,352−0,2
 % Kesalahan = | |x 100 % = | | x 100 % = 43,18 %
𝑇 0,352

VII. ANALISA PERCOBAAN


Pada percobaan praktikum nitrasi pembuatan nitrobenzene yang telah
dilakukan, dapat dianalisa bahwa praktikum ini bertujuan untuk dapat membuat
atau mensintesis senyawa Nitrobenzene sebagai contoh dari proses reaksi nitrasi.
Bahan utama pembuatan nitrobenzene adalah Benzena (C6H6) dan bahan lain yang
digunakan adalah asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) pekat. Praktikum
kali ini juga bertujuan untuk dapat mengetahui mekanisme reaksi yang terjadi dan
dapat menghitung persentase yield produk.
Mekanisme reaksi proses nitrasi yang terjadi adalah substitusi elektrofilik
aromatik gugus hidrogen pada benzena dengan gugus nitro (NO2) dimana gugus
NO2 berasal dari asam nitrat, dan asam sulfat berfungsi sebagai pemecah rantai
benzena agar dapat terjadi reaksi nitrasi. Pada praktikum kali ini, hal yang harus
diperhatikan adalah temperatur dikarenakan temperatur dapat mempengaruhi proses
yang terjadi. Pada percobaan pencampuran HNO3 dan H2SO4, suhu dijaga ≤ 45 °C,
agar tidak terbentuknya NO2 dalam bentuk gas melainkan melalui reaksi HNO 3 dan
H2SO4 dapat menghasilkan ion nitronium (NO2) untuk kemudian direaksikan
dengan benzena. Pada percobaan kedua yaitu pencampuran benzena dengan larutan
HNO3+H2SO4, suhu dijaga pada ≤ 30 °C dengan tujuan agar mengurangi kecepatan
reaksi antara benzena dan ion nitronium.
Pada percobaan merefluks campuran tersebut, disertakan batu didih agar
panas yang dihasilkan merata. Percobaan ini dilakukan pada suhu ± 55 °C sehingga
dari hasil pengamatan terbentuk gas NO2 berwarna kuning kecoklatan saat
dilakukan
refluks. Temperatur dijaga pada ± 55 °C dikarenakan pada temperatur tersebut,
reaksi yang terjadi antara benzena dan HNO3+H2SO4 akan bereaksi secara
sempurna membentuk nitrobenzene. Dan jika temperatur terlalu tinggi atau
melebihi 60 °C dimungkinkan akan meledak, sedangkan jika temperatur terlalu
rendah atau dibawah 55 °C dimungkinkan reaksi tidak akan berlangsung. Percobaan
ini dilakukan selama 30 menit, zat yang dihasilkan terdiri dari 2 lapisan campuran
yang dipisahkan menggunakan corong pisah. Lapisan bawah memiliki warna
bening kehijauan dengan pH = 5 – 6 dan lapisan atas berwarna kuning keruh
dengan pH = 1. Bau yang dihasilkan sangat menyengat dan beracun, sehingga
dalam percobaan ini harus dilakukan di lemari asam.
Pada percobaan penambahan air pada produk yang dihasilkan menghasilkan 2
lapisan kembali dimana lapisan atas berwarna putih keruh dan lapisan bawah
bening kehijauan. Penambahan air berfungsi untuk melarutkan asam yang
tercampur diproduk. Cairan lapisan bawah atau cairan nitrobenzene diperoleh
dimana masih terdapat molekul air dalam jumlah sedikit, sehingga larutan agak
keruh pada bagian atas. Proses penambahan CaCl2.2H2O yang awalnya bertujuan
untuk menghilangkan molekul air yang tercampur tidak bisa dilakukan karena
terjadi listrik padam, sehingga produk cairan nitrobenzene yang dihasilkan
sebanyak 20,5 ml.
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa praktikum proses nitrasi
pembuatan nitribenzene menggunakan asam nitrat ; asam sulfat ; dan benzena
sangat berbahaya, dikarenakan uap yang dihasilkan beracun dan terjadi proses
secara eksoterm yang tinggi sehingga temperatur sangat perlu dijaga agar
menghasilkan produk yang diinginkan. Berdasarkan perhitungan, diperoleh
persentase yield secara praktek yaitu 56,26 % dan persentase kesalahan sebesar
43,18 %. Hal itu dikarenakan terdapat kemungkinan kurangnya teliti saat mempipet
larutan dan sulitnya menjaga temperatur agar konstan demi berlangsungnya proses
yang sempurna.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
 Proses nitrasi merupakan proses reaksi substitusi elektrofilik aromatik gugus
hidrogen pada rantai benzena oleh ion Nitronium (NO 2) yang berasal dari asam
nitrat dan asam sulfat sebagai pemecah rantai benzena.
 Mekanisme reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
 Produk nitrobenzene yang dihasilkan berupa zat cair dengan warna hijau
bening dengan :
- volume sebanyak 20,5 ml
- % yield sebesar 56,26 %
- % kesalahan sebesar 48,18 %
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2019. “Penuntun Praktikum Satuan Proses 1”. Palembang : Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
https://id.scribd.com/document/326002869/Laporan-Praktikum-SP-Nitrasi-
Pembuatan-Nitrobenzene-Fix.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sifat-fisik-dan-kimia-Benzena
https://id.m.wikipedia.org/wiki/sifat-fisik-dan-kimia-asam-nitrat
GAMBAR ALAT

Seperangkat alat Refluks


Corong Pisah Labu Bundar Leher Dua
+ water batch + termometer

Gelas Kimia + Pengaduk Gelas Ukur

Pipet Ukur + Bola Karet

Spatula + Kaca Arloji

Anda mungkin juga menyukai